PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
1
www. definisi rasionalisme.artikel, diakses tgl 7 Desember 2010
2
Surojiyo, Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hal :
66.
Jika dikaji secara mendalam perjalanan rasionalisme mulai Plato sampai
Libniz akan terlihat bahwa rasionalisme jatuh kepada Dogmatisme rasional
serta serial imajinasi, dan semangat pengetahuannya belum praksis
emansipatoris. Para tokoh rasionalisme tidak hanya terjebak kepada pilihan
paradigmanya akan rasio murni tetapi lebih dari itu mereka bagaikan
segerombolan orang yang mengadakan gerakan ajaran kebenaran rasio
(dogmatisme rasional) dengan tidak membuka peluang kritik terhadap
pandangan lain misalnya rasio praksis (empirisme), tetapi sebaliknya mereka
mempertentangkannya.
Misalnya, dalam hal ini adalah kebijakan tentang UN, apakah persoalan
hidup yang mereka hadapi hanya mampu dipecahkan dengan berbekal
kemahiran mereka dalam menjawab soal-soal normatif diatas kertas. Peserta
didik pada akhirnya miskin pengalaman atau belum banyak teruji di lapangan
dan cendrung normatif serta tidak kreatif menghadapi persoalan hidup dan
3
www. RASIONALISME DAN EMPIRISME DALAM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN ISLAM, Ditulis oleh Mohammad Karim, diakses tgl 10 Desember
2010
menyelesaikannya. Peserta didik kemudian berkembang tidak dengan seluruh
potensi yang mereka miliki tetapi hanya berbekal logika tersebut, sebuah
perkembangan yang timpang dan tidak utuh, hal ini tentu saja dilarang agama
Islam yang melarang cara-cara seperti ini karena terlalu menyederhanakan
ciptaanNYA yang mulia dan penuh potensi yang bernama manusia.
Perjalanan negara kita, yang merdeka pada 17 Agustus 1945, telah banyak
mengalami pasang surut, begitu juga keadaan pendidikan kita. Sistem
pendidikan yang dialami sekarang merupakan hasil perkembangan pendidikan
yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa di masa lalu. Pendidikan tidak
berdiri sendiri, tapi selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi, dan kebudayaan.
Bukan rahasia lagi jika pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis
mengikuti ideologi bangsa yang dianut. Karenanya, system pendidikan
nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan memcerminkan identitas Pancasila.
Sementara cita dan karsa bangsa kita, tujuan nasional dan hasrat luhur bangsa
Indonesia, tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa
dan nilai Pancasila. Cita dan karsa ini dilembagakan dalam system pendidikan
nasional yang bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, dan pandangan
hidup Pancasila. Inilah alasan mengapa filsafat pendidikan Pancasila
merupakan tuntutan nasional, sedangkan filsafat pendidikan Pancasila adalah
subsistem dari system negara Pancasila. Dengan kata lain , system Negara
Pancasila wajar tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem
kehidupan bangsa dan masyarakat5.
Kesimpulan
Rasionalisme merupakan aliran pemikiran yang berpendapat bahwa
sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio
(akal). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi
syarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang
dipakai untuk semua pengetahuan ilmiah.
Di susun oleh :
ZAINUL ICHWAN
CHOIRUL ANWAR
MUHAJIR
NASIR AMRULLOH
Dosen Pembimbing :
FATHURRAHMAN, M.PdI.
Kami menyadari sepenuhnya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, makalah
ini tidak akan terwujud, maka kami ucapkan terima kasih kepada :
Kami berharap makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi yang membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA