2016 Filsafat pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang oleh bangsa indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa indonesia. Filsafat Pancasila mengukur adanya kebenaran yang bermacam-macam dan bertingkat-tingkat sebagai berikut : 1.Kebenaran indra (pengetahuan biasa) 2.Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan) 3.Kebenaran filosofis (filsafat) 4.Kebenaran religius (religi) Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia didasarkan atas prinsip Konstitusionalisme (pembatasan wewenang). Agar menjamin tegaknya Konstitusionalisme pada proses demokrasi maka bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu: 1.Kesepakatan tentang tujuan dan cita-cita bersama 2.Kesepakatan tentang aturan hukum sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan pemerintahan (Dasar Pemerintahan) 3.Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan (bentuk negara dan prosedur). ( Andrews, 1968:12). Secara mendasar landasan filsafat Pancasila menyiratkan bahwa sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin pembangunan kehidupan yang berharkat dan bermartabat, sebagai makhluk yang mampu menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak mulia. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna: 1.Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila. 2.Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila. 3.Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila. Tujuan mempelajari filsafat Pancasila
1.Untuk membentuk kepribadian yang seimbang yaitu
keseimbangan antara unsur-unsur kerohanian (ke-Tuhanan dan kemanusiaan) dengan unsur-unsur keahlian intelektual. 2.Untuk membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila sejati yang taat dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung keadilan, memiliki kejujuran serta bertanggung jawab. 3.Untuk menumbuhkan wawasan berpikir integralistik menjunjung tinggi nilai folosofis dari Pancasila serta mampu menerapkan metode ilmiah dalam mempelajari norma-norma/kaidah dan nilai- nilai yang digali dari Pancasila. Manfaat mempelajari filsafat Pancasila
1. Filsafat pancasila sangat membantu dalam melengkapi,
menyempurnakan, memperdalam pengetahuan dan pengertian kita terhadap Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara, sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia yang telah menjadi ideologi Negara. Manfaat mempelajari filsafat Pancasila
2. Filasafat Pancasila bermanfaat bagi pentuan sikap, sebagai
filter terhadap system dan aliran-aliran filasafat yang ada.
3. Pancasila sebagai pendidikan nilai adalah suatu yang bersifat
abstrak, karena itu secara relatif sulit memahaminya
4. Bagi pengembangan akademik di perguruan tinggi yang kelak
menghasilkan sarjana, filsafat Pancasila sangat bermanfaat karena dengan cara berpikir secara filosofis (abstrak), maka akan mudah memperoleh pengertian yang terdalam tentang Pancasila. Manfaat mempelajari filsafat Pancasila
5. Dengan mengetahui filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara, maka akan sangat membantu dalam membentuk manusia Indonesia yang berkesadaran berbangsa dan bernegara yang tinggi, berwawasan nasional serta membangkitkan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa, tanah air dan Negara serta membina semangat demokrasi Pancasila yang menghargai hak-hak asasi sesame warga Negara. Manfaat mempelajari filsafat Pancasila
6. Dengan mengetahui filsafat Pancasila, akan sangat membantu
pengertian kita terhadap wawasan Pancasila sebagai pendekatan dalam memahami hakikat hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pancasila menjadi sumber nilai untuk mengarahkan proses pendidikan yang menyangkut secara jelas output pendidikannya agar mampu menghasilkan masyarakat Indonesia yang diidealkan sebagaimana yang dikehendaki, yakni masyarakat yang mampu mengenali seluruh potensi diri yang dimiliki sehingga mampu menjalankan kehidupan dengan penuh tanggung jawab dalam semua aspek atau dimensi kehidupan. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan sila pertama maka proses pendidikan diharapkan dapat menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang juga merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Menunjang pencapaian tujuan sila pertama dalam filsafat pancasila dalam pendidikan dengan dikembangkan mata pelajaran di sekolah yaitu Agama serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, diharapkan siswa dapat mempunyai sikap percaya kepada Tuhan dan menghormati antar pemeluk agama. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Semua manusia yang ada di bumi ini mempunyai harkat dan
martabat yang sama sehingga harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu pendidikan tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan usia, agama, dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Sila ketiga Pancasila ini tidak membatasi golongan tertentu untuk
memperoleh pendidikan. Semua golongan harus dapat menerima pendidikan dengan baik, hingga setinggi-tingginya sampai dengan batasan kemampuan berfikir yang dimilikinya sebagaimana terjamin dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Dalam aspek pendidikan, demokrasi sangat relevan untuk terus
dikembangkan dan mencerminkan prinsip –prinsip dalam pendidikan yang mengajarkan tentang penghargaan atas pendapat dan pikiran orang lain. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sistem pendidikan nasional yang dimaksud adil adalah
pembentukan ketakwaan dan kebijakan yang memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat memperoleh pendidikan. Aspek Epstemologis Filsafat Pendidikan Pancasila
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan
manusia diperoleh melalui akal atau panca indera dan dari ide atau Tuhan.
2. Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Pancasila adalah ilmu yang diperoleh melalui perjuangan. Dengan
memiliki ilmu moral , diharapkan tidak ada segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan manusia terhadap lainnya. Aspek Epstemologis Filsafat Pendidikan Pancasila
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari
kerja sama atau hasil dari hubungan dengan lingkungannya. Dalam hal ini, pendidikan secara jelas mencontohkan bagaimana interaksi sosial adalah bagian kodrati manusia. Hubungan atau interaksi inilah yang memerlukan pedoman yaitu salah satunya Pancasila. Aspek Epstemologis Filsafat Pendidikan Pancasila
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan memiliki peran
yang sangat besar tetapi harus diperlukan kesadaran yang lebih tinggi bahwa ada institusi-institusi diluar pendidikan formal yang juga berperan bagi keberhasilan sebuah pendidikan, yaitu keluarga dan masyarakat. Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila
5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Semua proses pendidikan dan tujuan pendidikan harus diarahkan
pada tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan menjadi rujukan yang penting untuk diwujudkan. Aspek Aksiologis Filsafat Pendidikan Pancasila
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Pendidikan harus mampu mendorong manusia untuk semakin
meningkatkan tingkat religiusnya dengan baik. Oleh karena itu pula kurikulum pendidikan harus memastikan bidang-bidang yang berkaitan dengan keagamaan masuk didalamnya. Aspek Aksiologis Filsafat Pendidikan Pancasila
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pendidikan dalam hal ini harus mampu mendorong semangat
kedamaian, kerukunan dan persaudaraan untuk dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, sebab hal ini merupakan nilai luhur yang dicita-citakan Aspek Aksiologis Filsafat Pendidikan Pancasila
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Kerukunan adalah dasar dari nilai persatuan sehingga pendidikan
dalam semua level atau tingkatan harus bisa dan mampu menumbuhkan jiwa kerukunan, sebab kerukunan adalah salah satu dari jiwa Pancasila. Aspek Aksiologis Filsafat Pendidikan Pancasila
4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Pendidikan harus mampu mewujudkan semangat demokrasi yang
egaliter sebagai sebuah prinsip yang penting dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aspek Aksiologis Filsafat Pendidikan Pancasila
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam segi pendidikan adil itu seimbang antara ilmu yang
berkaiatan dengan pembentukan ketakwaan manusia dengan ilmu yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.