Anda di halaman 1dari 26

Pendidikan Kejuruan Dalam Perspektif

Filsafat Pancasila

Oleh :

Jaka Sukarni 16720251002


Ismail Thalib 16720251011
Nalurita Absari 16720251013
Siswi Dwi Ayuriyanti 16720251022
Alfian Ardhiansyah 16720251023

PPS PTEI UNY


2016
Filsafat pancasila adalah hasil
berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang oleh bangsa indonesia
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
indonesia.
Filsafat Pancasila mengukur adanya
kebenaran yang bermacam-macam dan
bertingkat-tingkat sebagai berikut :
1.Kebenaran indra (pengetahuan biasa)
2.Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan)
3.Kebenaran filosofis (filsafat)
4.Kebenaran religius (religi)
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Indonesia didasarkan atas prinsip Konstitusionalisme
(pembatasan wewenang). Agar menjamin tegaknya
Konstitusionalisme pada proses demokrasi maka bersandar
pada tiga elemen kesepakatan, yaitu:
1.Kesepakatan tentang tujuan dan cita-cita bersama
2.Kesepakatan tentang aturan hukum sebagai landasan
pemerintahan atau penyelenggaraan pemerintahan (Dasar
Pemerintahan)
3.Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan
prosedur ketatanegaraan (bentuk negara dan prosedur). (
Andrews, 1968:12).
Secara mendasar landasan filsafat Pancasila
menyiratkan bahwa sistem pendidikan nasional
menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan dengan segala fitrahnya dengan
tugas memimpin pembangunan kehidupan yang berharkat
dan bermartabat, sebagai makhluk yang mampu menjadi
manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak mulia.
Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan
mempunyai makna:
1.Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan
didasarkan pada Pancasila.
2.Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan
Pancasila.
3.Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui
pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang
dicita-citakan Pancasila.
Tujuan mempelajari filsafat Pancasila

1.Untuk membentuk kepribadian yang seimbang yaitu


keseimbangan antara unsur-unsur kerohanian (ke-Tuhanan dan
kemanusiaan) dengan unsur-unsur keahlian intelektual.
2.Untuk membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila sejati
yang taat dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
keadilan, memiliki kejujuran serta bertanggung jawab.
3.Untuk menumbuhkan wawasan berpikir integralistik menjunjung
tinggi nilai folosofis dari Pancasila serta mampu menerapkan
metode ilmiah dalam mempelajari norma-norma/kaidah dan nilai-
nilai yang digali dari Pancasila.
Manfaat mempelajari filsafat Pancasila

1. Filsafat pancasila sangat membantu dalam melengkapi,


menyempurnakan, memperdalam pengetahuan dan
pengertian kita terhadap Pancasila sebagai Dasar Filsafat
Negara, sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia yang
telah menjadi ideologi Negara.
Manfaat mempelajari filsafat Pancasila

2. Filasafat Pancasila bermanfaat bagi pentuan sikap, sebagai


filter terhadap system dan aliran-aliran filasafat yang ada.

3. Pancasila sebagai pendidikan nilai adalah suatu yang bersifat


abstrak, karena itu secara relatif sulit memahaminya

4. Bagi pengembangan akademik di perguruan tinggi yang kelak


menghasilkan sarjana, filsafat Pancasila sangat bermanfaat
karena dengan cara berpikir secara filosofis (abstrak), maka
akan mudah memperoleh pengertian yang terdalam tentang
Pancasila.
Manfaat mempelajari filsafat Pancasila

5. Dengan mengetahui filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat


Negara, maka akan sangat membantu dalam membentuk
manusia Indonesia yang berkesadaran berbangsa dan
bernegara yang tinggi, berwawasan nasional serta
membangkitkan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan
bangsa, tanah air dan Negara serta membina semangat
demokrasi Pancasila yang menghargai hak-hak asasi sesame
warga Negara.
Manfaat mempelajari filsafat Pancasila

6. Dengan mengetahui filsafat Pancasila, akan sangat membantu


pengertian kita terhadap wawasan Pancasila sebagai
pendekatan dalam memahami hakikat hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Pancasila menjadi sumber nilai untuk mengarahkan
proses pendidikan yang menyangkut secara jelas output
pendidikannya agar mampu menghasilkan masyarakat Indonesia
yang diidealkan sebagaimana yang dikehendaki, yakni masyarakat
yang mampu mengenali seluruh potensi diri yang dimiliki sehingga
mampu menjalankan kehidupan dengan penuh tanggung jawab
dalam semua aspek atau dimensi kehidupan.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Dengan sila pertama maka proses pendidikan diharapkan dapat menjadi


manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang juga
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Menunjang
pencapaian tujuan sila pertama dalam filsafat pancasila dalam
pendidikan dengan dikembangkan mata pelajaran di sekolah yaitu
Agama serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
diharapkan siswa dapat mempunyai sikap percaya kepada Tuhan
dan menghormati antar pemeluk agama.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Semua manusia yang ada di bumi ini mempunyai harkat dan


martabat yang sama sehingga harus diperlakukan sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu pendidikan tidak
boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan usia, agama,
dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia

Sila ketiga Pancasila ini tidak membatasi golongan tertentu untuk


memperoleh pendidikan. Semua golongan harus dapat
menerima pendidikan dengan baik, hingga setinggi-tingginya
sampai dengan batasan kemampuan berfikir yang dimilikinya
sebagaimana terjamin dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Dalam aspek pendidikan, demokrasi sangat relevan untuk terus


dikembangkan dan mencerminkan prinsip –prinsip dalam
pendidikan yang mengajarkan tentang penghargaan atas
pendapat dan pikiran orang lain.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam sistem pendidikan nasional yang dimaksud adil adalah


pembentukan ketakwaan dan kebijakan yang memberikan
kesempatan bagi seluruh masyarakat memperoleh pendidikan.
Aspek Epstemologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan


manusia diperoleh melalui akal atau panca indera dan dari ide
atau Tuhan.

2. Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Pancasila adalah ilmu yang diperoleh melalui perjuangan. Dengan


memiliki ilmu moral , diharapkan tidak ada segala bentuk
kekerasan dan kesewenang-wenangan manusia terhadap
lainnya.
Aspek Epstemologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia

Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari


kerja sama atau hasil dari hubungan dengan lingkungannya.
Dalam hal ini, pendidikan secara jelas mencontohkan
bagaimana interaksi sosial adalah bagian kodrati manusia.
Hubungan atau interaksi inilah yang memerlukan pedoman
yaitu salah satunya Pancasila.
Aspek Epstemologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan memiliki peran


yang sangat besar tetapi harus diperlukan kesadaran yang
lebih tinggi bahwa ada institusi-institusi diluar pendidikan
formal yang juga berperan bagi keberhasilan sebuah
pendidikan, yaitu keluarga dan masyarakat.
Aspek Ontologis Filsafat Pendidikan Pancasila

5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Semua proses pendidikan dan tujuan pendidikan harus diarahkan


pada tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan menjadi rujukan yang penting untuk diwujudkan.
Aspek Aksiologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Pendidikan harus mampu mendorong manusia untuk semakin


meningkatkan tingkat religiusnya dengan baik. Oleh karena itu
pula kurikulum pendidikan harus memastikan bidang-bidang
yang berkaitan dengan keagamaan masuk didalamnya.
Aspek Aksiologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

2. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Pendidikan dalam hal ini harus mampu mendorong semangat


kedamaian, kerukunan dan persaudaraan untuk dapat
mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
sebab hal ini merupakan nilai luhur yang dicita-citakan
Aspek Aksiologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia

Kerukunan adalah dasar dari nilai persatuan sehingga pendidikan


dalam semua level atau tingkatan harus bisa dan mampu
menumbuhkan jiwa kerukunan, sebab kerukunan adalah salah
satu dari jiwa Pancasila.
Aspek Aksiologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Pendidikan harus mampu mewujudkan semangat demokrasi yang


egaliter sebagai sebuah prinsip yang penting dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Aspek Aksiologis
Filsafat Pendidikan Pancasila

5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam segi pendidikan adil itu seimbang antara ilmu yang


berkaiatan dengan pembentukan ketakwaan manusia dengan
ilmu yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai