Adanya mata kuliah Pancasila pada tingkat perguruan tinggi dilandasi dari
berbagai alasan yaitu menurut UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan
tinggi yang lebih detailnya terdapat pada pasal 35 ayat 3 di mana menetapkan
peraturan bahwa pada kurikulum di perguruan tinggi harus memuat 4 mata kuliah.
Nah,di antara keempatny mencakup mata kuliah Pancasila. Tak hanya itu
peraturan negara yang menguatkan adanya Pancasila pada perguruan tinggi
terdapat dalam surat edaran menteri riset teknologi, dan pendidikan tinggi nomor
03/M/SE/VIII/2017 yang isinya tentang penguatan Pendidikan Pancasila dan mata
kuliah wajib umum pada pendidikan tinggi
Sedangkan apabila kita lihat dari sisi afektif, adanya Pancasila di tingkat
perguruan tinggi itu sangat membantu proses lanjutan untuk pembentukan
karakter bagi mahasiswa guna untuk membangun generasi generasi bangsa yang
cerdas dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sehingga mampu untuk
berpartisipasi dalam mencegah dan menghentikan berbagai tindakan kekerasan
dengan cara cerdas dan damai, kenapa harus mahasiswa? Karena di era modern
saat ini para generasi mudalah yang cenderung terpengaruh oleh budaya-budaya,
sangat sensitif dan mudah diprovokasi. Oleh karena itu salah satu solusi dari
pemerintah sebagai rangka untuk menanggulangi keadaan tersebut Pancasila hadir
sebagai benteng untuk menjaga moralitas bangsa Indonesia.
Referensi:
Riyanti, D., & Prasetyo, D. (2020). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi. Citizenship Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, 7(2), 82-96.
Sebelum kita membahas tentang Pancasila sebagai dasar negara kita harus
mengetahui tentang pendekatan ontologis yaitu sebenarnya Pancasila
mengandung nilai-nilai dasar yang sistematis dan rasional baik itu sistem
pemikiran yang dijadikan dasar bagi manusia dalam merealisasikan alam semesta
tanya itu Pancasila juga bisa dijadikan sebagai pandangan hidup karena di
dalamnya mengandung sistem nilai, kebenaran yang terus diyakini dan berbagai
ajaran dalam bidang kehidupan mulai dari masyarakat bangsa atau negara.
Nah jika kita lihat dari landasan ontologis ini itu menjadi dasar atau kekuatan
hukum bagi kedudukan Pancasila sehingga dijadikan sebagai dasar negara
republik Indonesia yang diperkuat dalam pembukaan undang-undang dasar
republik Indonesia tahun 1945 pada alinea ke-4 yang telah ditetapkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945. Ketika Pancasila belum disahkan sebagai dasar
negara nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah ada dalam adat istiadat dan
kebudayaan sesuai dengan masyarakat bangsa Indonesia kita ambil contoh
misalnya dalam perwujudan sebagai pandangan hidup, falsafah hidup, jati diri,
corak watak sehingga dengan adanya keseluruhan hal tersebut maka nilai-nilai
Pancasila sudah terlebih dulu menyatu dengan kehidupan bangsa Indonesia.
Contoh praktik Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan bernegara yaitu
implementasi terhadap sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa kita
sebagai umat yang beragama harus menerapkan sifat toleransi antar umat
beragama dengan tidak mengganggu keyakinan masing-masing manusia.
implementasi Pancasila sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab
ya itu dengan cara senantiasa melakukan kegiatan kemanusiaan seperti
santunan anak yatim di panti asuhan menjenguk orang sakit menolong
korban bencana alam dan membantu setiap orang yang mengalami
kesulitan dalam hidup.
implementasi Pancasila sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia yaitu dengan cara selalu menjaga keseimbangan hak dan
kewajiban diri sendiri dan selalu menghargai hak dan kewajiban orang
lain.
Referensi:
Widisuseno, I. (2014). Azas Filosofis Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara. Humanika, 20(2), 62-66.
Referensi
https://youtu.be/3waziPLZ0HU
Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan filsafat Negara yang
lahir collective ideologie (cita-cita bersama) dari seluruh bangsa Indonesia.
Filsafat Pancasila yang selama ini lebih menekankan pada genetivus objectivus
yaitu, Pancasila sebagai objek materi sedangkan objek formalnya ada pada
cabang-cabang filsafat. Nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari
landasan filosofinya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang
berkembang di barat. Lalu ada pancasila sebagai genetivus subjektivus yang
artinya bahwa nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai
aliran filsafat yang sedang berkembang baik untuk menemukan hal-hal yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ada 4 hal pokok dari filsafat Pancasila jenis
ini, yaitu diperlukan landasan filosofis yang kuat yang menyangkut tempat
dimensi yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis, landasan aksiologis,
dan landasan antropologi Pancasila
Referensi:
SUBJECTIVUS, G. O. D. G. FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI.
https://youtu.be/m3ePSlSO-Sg
Dalam sila ini juga peran masyarakat sebagai makhluk sosial sangat
diperhatikan, yakni sebagai individu yang gemar menolong, individu yang
bermanfaat bagi sesama, serta individu yang bekerja keras. Hal tersebut
merupakan upaya untuk mewujudkan kemajuan bangsa dalam aspek
sosial.
Referensi:
Aini, N. Q., & Dewi, D. A. (2022). Sistem Etika Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 6(2), 11120-11125.