Anda di halaman 1dari 5

PAPER TERSTRUKTUR

PEKAN III
“LANDASAN EPISTEMOLOGIS FILSAFAT PANCASILA”
(Kelompok 7)

Disusun oleh :
Sala Salsabila Parebba
E031231067

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


DEPARTEMEN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
A. SUMMARY

“Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila”

1. Tinjauan Historis tentang Landasan Epistemologis dalam Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila adalah pilar fundamental ideologi politik Indonesia yang


didirikan pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Istilah "Pancasila"
diterjemahkan menjadi "lima prinsip" dan mengacu pada nilai-nilai dan prinsip-
prinsip inti yang memandu masyarakat Indonesia. Meskipun asal-usul Pancasila dapat
ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, dasar-dasar epistemologinya telah berkembang
dari waktu ke waktu. Tinjauan historis sejarah dari dasar-dasar ini mengungkapkan
pengaruh berbagai gerakan filosofis dan ideologis, termasuk nasionalisme, sosialisme,
dan keyakinan agama. Evolusi ini mencerminkan sifat dinamis dan kompleks dari
Masyarakat dinamis dan kompleks dari masyarakat Indonesia, yang telah berusaha
untuk mencapai keseimbangan yang latar belakang agama dan budaya yang beragam.
Oleh karena itu, memahami dasar-dasar epistemologis filsafat Pancasila adalah sangat
penting untuk memahami konteks historis dan sosial di mana Pancasila dikembangkan
dan terus membentuk masyarakat Indonesia saat ini.

2. Peran Akal dan Persepsi dalam Epistemologi dalam Filsafat Pancasila

penting lain dari Epistemologi dalam filsafat Pancasila adalah peran akal dan
persepsi dalam perolehan pengetahuan. Menurut Pancasila, akal budi dipandang
sebagai alat fundamental dalam mengejar pengetahuan dan kebenaran. Melalui
penggunaan akal budi, individu dapat secara kritis menganalisis informasi dan
membedakan mana yang valid dan mana yang tidak. Persepsi, di sisi lain, memainkan
peran penting dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia. Pancasila mengakui
pentingnya persepsi sebagai sarana untuk mengalami dunia dan memperoleh
pengetahuan melalui indera kita.

Namun, Pancasila juga menekankan perlunya individu untuk mengembangkan


dan menyempurnakan kemampuan persepsi mereka dalam untuk menghindari potensi
distorsi dan bias. Dengan mengakui peran yang saling melengkapi antara akal dan
Dengan mengakui peran yang saling melengkapi antara akal dan persepsi, Pancasila
memberikan kerangka epistemologi yang dan memahami dunia di sekitar mereka.
4. Pertimbangan Etis dalam Epistemologi dan Penerapan Prinsip-Prinsip
Pancasila Dalam ranah epistemologi.

Pertimbangan etis memainkan peran penting dalam penerapan prinsip-prinsip


Pancasila. Epistemologi, studi tentang pengetahuan dan perolehannya, menimbulkan
pertanyaan penting tentang bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan yang
dapat diandalkan dan bagaimana kita harus menggunakannya secara bertanggung
jawab. Dalam konteks Pancasila, yang menjadi landasan filosofis negara Indonesia,
pertimbangan etis berfungsi sebagai prinsip-prinsip panduan dalam mengejar dan
menerapkan pengetahuan.

Prinsip-prinsip Pancasila, seperti kepercayaan kemanusiaan yang adil dan


beradab, menekankan pentingnya nilai-nilai moral dalam proses memperoleh
pengetahuan. Hal ini menuntut setiap individu untuk terlibat dalam praktik-praktik
etis, seperti kejujuran, integritas, dan rasa hormat kepada orang lain, untuk
memastikan keandalan dan keabsahan pengetahuan yang mereka peroleh. Selain itu,
penerapan prinsip-prinsip Pancasila tidak hanya terbatas pada perolehan pengetahuan,
tetapi juga pemanfaatannya untuk kemajuan masyarakat.

Pemanfaatannya untuk kemajuan masyarakat. Hal ini mendorong individu


untuk memanfaatkan pengetahuan mereka dengan cara yang etis dan bertanggung
jawab, berpegang pada prinsip-prinsip keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial.
Secara keseluruhan, etika pertimbangan etika dalam epistemologi dan penerapan
prinsip-prinsip Pancasila berfungsi sebagai kompas moral, memandu individu untuk
mengejar pengetahuan secara etis dan memanfaatkannya untuk kepentingan dan
keharmonisan masyarakat.

B. Intisari Video

Video 1
1. Pancasila sebagai Filsafat (1)
Sistem filsafat harus bersifat Koheren, menyeluruh, mendasar, spekulatif.
- Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan
- Hakikat sila kemanusiaan, adalah manusia monopluralis
- Hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaam, rasa kebangsaan
sendiri terwujud dalan bentuk cinta tanah air, yang terbagi menjadi 3. Tanah
air real, tanah air formal, dan tanah air mental.
- Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Yang berarti
keputusan yang di ambil lebih didasarkan pada semangat mufakat
musyawarah. Tidak mengambil keputusan berdasarkan mayoritas atau
minioritas.
- Hakikat sila keadilan terwujud dalam 3 aspek, yakni keadilan distributive,
legal, dan komutatif.

2. Video 2

Pancasila sebagai Filsafat (2)

Filsafat Pancasila sebagai refleksi filosofis. Yang mana filsafat tersebut bisa di
gunakan untuk pemulihan nama bangsa, dan perkembangan bangsa.

Filosofi Pancasila juga bisa dijadikan sebagai bentuk tanggungjawaban mengenai


sila sila Pancasila. Juga menjadi jalur untuk presfektif yang baru dalam kehidupan
bangsa dan bernegara.

3. Video 3

Pancasila sebagai Filsafat (3)

Pancasila disini sebagai filsafat menurut Philosifische Grondslag dan

Weltanshauung. Pancasila sebagai Philosifische Grondslag atau yang disebut juga


sebagai pandangan hidup yang mana Pancasila menjadi pedoman untuk menjalani
kehidupan di Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Dan menjadi kewajiban
utnuk segala tatanan negara dan Masyarakat yang berdasar pada sila sila
Pancasila.

4. Video 4

Pancasila sebagai Filsafat (4)

Filsafat yang meliputi aspek penyelidikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.


Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.

5. Video 5
Pancasila sebagai Filsafat (5)

Tantangan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, ada

- Kapitalisme yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal


mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan upaya
menyejahterakan Masyarakat. Salah satu bentuk tantangan kapitalisme terhadap
Pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual secara
berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti
monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain

- Komunisme . Adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas

perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.

Anda mungkin juga menyukai