Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS


PENGERTIAN VALIDITAS

• Standard (1999: 9), Validitas atau kesahihan merujuk pada derajat bukti dan teori mendukung
penafsiran skor tes sebagai tujuan penggunaan tes.
• AERA, APA, and NCME, validitas merujuk pada derajat dari fakta dan teori yang mendukung
interpretasi skor tes dan merupakan pertimbangan paling penting dalam pengembangan tes.
• Messick (1989) bahwa validitas diartikan sebagai karakteristik interpretasi skor tes, bukan karakteristik
tes atau karakteristik skor tes.
• Cronbach (1971) menyatakan bahwa proses validasi sebenarnya tidak bertujuan untuk melakukan
validasi alat ukur tes akan tetapi melakukan validasi terhadap interpretasi data yang diperoleh oleh
prosedur tertentu.
• Definisi Konseptual: validitas adalah derajat bukti dan teori yang mendukung interpretasi skor, bukan
karakteristik tes atau karakteristik skor dari tes yang digunakan sebagai tujuan penggunaan tes.
• Berdasarkan tujuan dan pendekatan validasi secara tradisonal dalam pengukuran psikologi
digolongkan dalam tiga kategori yakni pendekatan vaidasi isi (content), pendekatan validasi
konstrak (construct), dan pendekatan validasi yang mengacu pada kriteria (criterion-related)
(nunnally, 1978, allen & yen, 1979, fernandes, 1984, woolfoks mccane, 1984, karlinger, 1986,
lawrence, 1994, dan azwar, 2016). Ketiga pendekatan tersebut berbeda dalam cara dan prosedur
namun bertujuan sama yaitu menyimpulkan akurasi fungsi ukur tes yang bersangkutan.
• Sumber fakta validitas dapat dikelompokkan menjadi isi tes, proses respons, struktur internal,
hubungan dengan variabel lain, dan konsekuensi dari pelaksanaan tes (AERA, APA, and
NCME, 1999; cizek, et. Al., 2008). Hal yang senada disampaikan oleh lissitz & samuelsen (2007)
bahwa keberadaan validitas dari suatu perangkat tes dapat diketahui melalui analisis tes dan analisis
empiris dari skor tes data respons butir. Mardapi (2012: 37) menyatakan lebih lanjut bahwa ada lima
sumber bukti validitas yang penting yaitu bukti berdasarkan isi tes, proses respons, struktur internal,
hubungan dengan variabel lain, konsekuensi pengujian. Pemenuhan bukti validitas berdasarkan
berbagai sumber dapat memberikan akurasi hasil tes.
Validitas berdasarkan
pendekatan validasi

Validitas
Validitas isi kriteria
Validitas
konstruk
Validitas
Validitas prediktif konkuren
Validitas logis
Validitas tampang
VALIDITAS ISIBUKTI BERDASARKAN ISI TES
• Nnunnally (1978) dan Fernandes (1984), Validitas isi merujuk pada sejuhmana aitem-aitem suatu
instrumen mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur
dan mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur.
• Lawrence (1994) bahwa validitas isi itu keterwakilan pertanyaan terhadap kemampuan khusus yang
diukur.
• Haynes et al. (1995) mengatakan bahwa makna validitas isi adalah sejauhmana elemen-elemen dalam
suatu instrumen ukur benar-benar relevan dan merupakan representasi dari konstrak yang sesuai dengan
tujuan pengukuran.
• Ley (2007) bahwa validitas isi adalah sejauhmana kelayakan suatu tes sebagai sampel dari domain aitem
yang hendak diukur.
• Azwar (2012: 42), Validitas isi diestimasi melalui pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes
melalui analisis rasional oleh panel yang kompeten atau expert judgment.
VALIDITAS KONSTRUKBUKTI BERDASARKAN PROSES RESPON

• Analisis teori dan empirik terhadap proses respon peserta tes dapat memberi bukti kesesuaian
antara konstruk dan respons peserta tes.
• Allen & Yen (1979) menyatakan bahwa validitas konstrak merujuk pada sejauhmana hasil tes
dapat mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya.
• Mardapi (2017), validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu tes mengukur konsep dari
suatu teori yang menjadi dasar penyusunan tes.
• Validitas konstrak juga dapat dilakukan melalu prosedur analisis faktor, terutama analisis faktor
konfirmatori (conformatory factor analysis) (Azwar, 2016). Validitas yang ditegakkan melalui
prosedur analisis faktor biasa disebut validitas faktorial (factorial validity).
• Analisis faktor dalam pengembangan tes dikenal dalam dua macam yaitu explanatory factor
analysis (EFA) dan confirmatory factor analysis (CFA).
• Prosedur EFA membantu pengembang tes dalam mengenali dan mengidentifikasi berbagai faktor
yang membentuk suatu konstrak dengan cara menemukan varians skor terbesar dengan jumlah
faktor paling sedikit yang dinyatakan dalam bentuk eigenvalue > 1,0.
• Prosedur CFA merupakan tindaklanjut hasil EFA dengan menyertakan dasar teori yang melandasi
bangunan tes yang bersangkutan agar lebih lanjut dapat menguji validitas konstraknya.
• Tes yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu dalam prosedur analisis faktor disebut sebagai
tes yang memiliki muatan faktor (factor loading) yang tinggi.
VALIDITAS KRITERIABUKTI BERDASARKAN HUBUNGAN DENGAN VARIABEL LAIN
• Prosedur validitas tes berdasar kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat
dijadikan dasar pengujian skor tes.
• Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan dipredeksikan oleh skor tes atau berupa suatu
ukuran lain yang relevan.
• Tes yang akan diestimasi validitas hasil ukurnya dalam prosedur validasi berdasar kriteria disebut
prediktor.
• Statistik yang digunakan dalam pendekatan validasi ini adalah statistik korelasi antara distribusi
skor tes sebagai prediktor dan distribusi skor suatu kriteria yang relevan.
• Estimasi indeks validitas kriteria dapat ditentukan melalui komputasi koefisien korelasi antara
skor tes dengan skor kriteria.
• Koefisien ini merupakan indeks validitas tes tersebut yaitu rxy, dimana x melambangkan skor tes
dan y sebagai skor kriteria.
• Salah satu program yang dapat digunakan untuk pembuktian validitas kriteria adalah program
excel.
• Prosedur validasi berdasarkan kriteria menghasilkan salah satu diantara dua macam validitas,
yaitu validitas predektif (predective validity) atau validitas konkuren (concurrent validity).
VALIDITAS PREDIKTIF

• Validitas predektif merujuk pada keberfungsian skor tes sebagai prediktor bagi performans di waktu yang akan
datang.
• Contoh situasi yang menghendaki adanya prediksi performans antara lain adalah seleksi calon mahasiswa baru,
dalam proses klasifikasi dan penempatan karyawan, dalam pembimbingan karier.
• Skor performans yang diprediksi dalam validasi prediktif dijadikan sebagai kriteria validasi.
• Contoh pada suatu tes yang digunakan untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi bertujuan untuk menjaring para
calon mahasiswa yang diprediksi akan memiliki performans belajar yang bagus bila diterima sebagai mahasiswa.
• Contoh tersebut yang hendak diprediksi adalah oleh skor tes adalah performans belajar, oleh karena itu ukuran
yang harus dijadikan kriteria validasi adalah performans belajar itu sendiri dlam bentuk kuantitatif (misalnya
IPK).
• Skor tes yang didapat sewaktu selekasi masuk ditempuh baru dapat diuji validitasnya setelah skor kriterianya
diperoleh mahasiswa.
VALIDITAS KONKUREN
• Suatu tes yang tidak difungsikan sebagai prediktor prformans, maka kriteria validasinya adalah ukuran
lain yang relevan dengan tujuan tes yang bersangkutan.
• Setiap hasil ukur yang relevan dengan tujuan ukur tes yang divalidasi dapat dijadikan sebagai kriteria
dalam prosedur ini.
• Korelasi antara skor tes yang divalidasi dengan ukuran kriteria tersebut merupakan koefisien validitas
konkuren.
• Contoh adalah penyusunan suatu skala intelegensi sebagai kriteria validasinya digunakan skor dari tes
intelegensi lain yang ada, misal skor pada skala wechsler.
• Koefisien korelasi antara skor skala intelegensi tersebut dengan skor skala wechsler sebagai kriterianya
adalah koefisien validitas konkuren.
• Estimasi validasi skor intelegensi tersebut dapat juga diperoleh melalui komputasi koefisien korelasinya
dengan skor variabel lain yang relevan, yaitu yang dapat dianggap sebagai indikator tingkat intelegensi.
PENGERTIAN RELIABILITAS

• Reliabilitas merupakan derajat keajegan (consistency) atau kestabilan di antara dua skor hasil
pengukuran pada objek yang sama, meskipun menggunakan alat pengukur yang berbeda dan
skala berbeda (Mehrens & Lehmann, 1973; Reynold, Livingstone, Wilson, 2010).
• Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang stabil (Lawrence, 1994).
• Estimasi reliabilitas tes dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu konsistensi eksternal,
konsistensi internal, reliabilitas komposit, reliabilitas konstrak, reliabilitas interreter, dan estimasi
reliabilitas dengan generalizability theory.
Estimasi Reliabilitas

Stabilitas/test- Inter-raters
Konsistensi Eksternal
retests

Paralel Klasik Konginerik Hoyt Observasi Generalizability

Tau-ekuivalen

Anda mungkin juga menyukai