RELIABILITAS
Langkah-Langkah Pengembangan Instrumen
Langkah-langkah pengembangan instrumen penelitian
kinerja adalah :
3. Penelaahan pernyataan
4. Uji coba
5. Analisa
6. Revisi
Instrumen yang baik (baik tes maupun non tes) harus valid
dan reliabel.
Tolok ukur pada validitas pengukuran serentak ini adalah skor tes
yang tidak sejenis yang diasumsikan dapat mencerminkan aspek
perilaku yang sedang dikembangkan tesnya, tetapi diberikan
dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan.
Validitas Ramalan
(Predictive Validity)
Jenis validitas ini ditetapkan dengan cara mengkorelasikan skor
tes yang sedang disusun dengan kriteria yang menyangkut hasil
karya atau prestasinya di masa yang akan datang.
Misal, menyelidiki hubungan antara skor tes masuk perguruan
tinggi (SNMPTN) dengan indeks prestasi (IP) di perguruan tinggi
yang dicapai oleh seorang mahasiswa, ATAU korelasi antara skor
tes seleksi CPNS dgn kinerja pegawai tsb.
Validitas Konstruk
(Construct Validity)
Validitas konstruk disebut juga sebagai validitas konsep.
Validitas
Validitas Banding
Validitas
Kriterium Validitas Ramal
Validitas Teoritik
Merupakan validitas yang didasarkan pada pertimbangan para
ahli.
Validitas teoritik terdiri dari:
1. Validitas isi (validitas kurikuler),
merupakan ketepatan suatu tes ditinjau dari segi materi
yang diujikan.
2. Validitas muka (validitas bentuk soal),
merupakan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata
dalam soal, sehingga jelas pengertiannya atau tidak
menimbulkan tafsiran lain.
Validitas Kriterium
yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya dengan kriteria
tertentu.
Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes hasil ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan koefisien korelasi.
Validitas kriterium terdiri dari:
1. Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang ada sekarang)
yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien
korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya
dengan nilai-nilai hasil tes terstandar yang telah mencerminkan
kemampuan siswa.
Jika tes terstandar belum tersedia, maka kita dapat menggunakan nilai
rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar.
Validitas Kriterium
2. Validitas ramal,
yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu tes untuk dapat
meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada
sekarang.
x y i i
rxy i 1
n
2
n
2
x i yi
i 1 i 1
Koefisien Validitas
Ada tiga cara mencari koefisien validitas suatu tes, yaitu:
2. Korelasi produk momen menggunakan angka kasar
(korelasi produk momen Pearson)
n n n
n x i yi x i yi
rxy i 1 i 1 i 1
n 2 n 2 n 2 n 2
n x x n y y
i i i i
i 1 i 1 i 1
i 1
Koefisien Validitas
Ada tiga cara mencari koefisien validitas suatu tes, yaitu:
3. Korelasi Rank Spearman-Brown
n
6 d i
2
rxy 1 i 1
n(n 1)2
Kriteria Koefisien Validitas
Berdasarkan Guilford, 1956, h. 145 adalah sebagai berikut:
Teknik Belah
Tes
Dua
Tunggal
Teknik Non
Tes
Belah Dua
Reliabilitas Cara Ulang
Pengujian
Tes
Ekuivalen
Tes Uraian
Reliabititas tes tunggal
Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan
terhadap sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan,
sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu
kelompok data.
2r1 1
r11 22
1 r1 1
22
Reliabititas tes tunggal
Teknik non belah dua
Salah satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan
menggunakan teknik belah dua adalah :
(1) banyaknya butir soal harus genap,
(2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda
sehingga menghasilkan nilai yang berbeda pula
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik non belah dua.
Reliabititas tes tunggal
Teknik non belah dua
Untuk perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu:
2 n
s t pi q i
n
r11 i 1
n 1 st2
Reliabititas tes tunggal
Teknik non belah dua
Reliabititas tes tunggal
Teknik non belah dua
rumus Kuder-Richadson (KR-21), yaitu:
n x t (n x t )
r11 1
n 1 2
ns t
xt rata - rata skor total
Reliabititas tes ulang
Seperangkat tes diberikan terhadap sekelompok siswa
sebanyak dua kali. Reliabilitas tes dihitung dengan cara
menghitung koefisien korelasi antara hasil tes pertama dengan
hasil tes kedua untuk setiap siswa yang sama.
Reliabititas tes ekuivalen
Dua buah tes dengan soal-soal pada tes pertama ekuivalen
dengan soal-soal pada tes kedua. Kedua soal diujikan kepada
sekelompok siswa yang sama kemudian dihitung koefisien
korelasi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua.
Reliabititas tes uraian
Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha,
yaitu:
n
2
n si
r11 1 i 1 2
n 1 st
Reliabititas tes uraian
n adalah banyaknya butir soal.
si adalah standar deviasi skor soal ke-i.
st adalah standar deviasi skor total.
Kriteria Koefisien reliabilitas
Kriteria koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai
berikut:
Ba Bb
D
Ja Jb
Daya pembeda soal
D merupakan daya pembeda
Ba merupakan jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb merupakan jumlah kelompok bawah yang menjawab
benar
Ja merupakan jumlah kelompok atas
Jb merupakan jumlah kelompok bawah
Kriteria Daya pembeda soal
INDEKS DAYA BEDA KLASIFIKASI
0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali
Negatif Jelek Sekali
Sudijono (2006:372)
Indeks kesukaran
Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut
tergolong soal yang mudah, sedang atau sukar.
Menurut Sudijono (2006: 372) untuk menentukan indeks
kesukaran digunakan rumus:
B
P
JS
Indeks kesukaran
P menyatakan indeks kesukaran
B menyatakan jumlah siswa yang menjawab pertanyaan betul
JS menyatakan jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran
Ik (Indeks Kesukaran) Kualifikasi
P < 30 % terlalu sukar
30 % ≤ P ≤ 70 % sedang
P > 70 % terlalu mudah