Anda di halaman 1dari 4

1.

Tentukan dan berikan penjelasan mengenai metode estimasi validitas yang digunakan
dalam alat ukur tersebut!
Dalam penelitian Santosa dan Kusumawardani bahwa metode penelitian yang
digunakan berupa penelitian kuantitatif desktiptif. Penelitian ini menekankan pada
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang yang
menggunakan angka mulai dari pengupulan data, penafsiran dari data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya khususnya untuk menyusun alat ukur perilaku memelihara
hubungan perkawinan (Arikunto, 2013). Dalam menyusun alat ukur ini menggunakan
beberapa pengujian yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Salah satunya uji validitas yang
menjadi acuan dalam melihat keakuratan alat ukur jika di gunakan dalam tujuan yang akan
diteliti.
Uji validitas sendiri dilakukan berdasarkan konten (isi), konstruk, dan kriteria. Uji
validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Pada dasarnya suatu alat ukur dikatakan baik apabila alat ukur yang
dikembangkan dapat memberikan informasi yang sesungguhnya mengenai kompetensi
yang akan diteliti pada bidang tertentu (Rustam, et al., 2018). Untuk menyusun alat ukur
atau skala perilaku memelihara hubungan perkawinan peneliti menggunakan validitas
konten (isi) guna melihat sejauh mana alat tes dalam mengukur tingkat penguasaan
terhadap isi materi yang akan di teliti. Artinya alat ukur yang disusun dapat mencakup dan
mewakilkan secara menyeluruh butir-butir konten dari perilaku memelihara hubungan
perkawinan. Validitas konstruk dilakukan peneliti untuk proses penelaahan teori terhadap
suatu konsep yang akan di ukur, dimulai dari penulisan butir, penentuan dan pengakajian
butir, sampai kepada penjabaran dan penulisan item-item alat ukur perilaku memelihara
hubungan perkawinan. Namun sebelum validasi konstruk, peneliti melakukan analisis
terhadap butir-butir alat ukur secara menyeluruh dengan menggunakan korelasi, dimana
bertujuan untuk mengetahui hubungan antar butir tersebut khususnya pada butir yang
memiliki perbedaan. Selanjutnya menggunakan validitas kriteria yang mengarah pada
perbaikan alat ukur yang telah dikembangkan yang dilakukan setelah melalui uji coba
dilapangan. Hal ini dimana untuk menguji alat ukur validitas kriteria, peneliti di adaptasi
dari skala ENRICH Marital Satisfaction terkait tinggi rendahnya kepuasan dalam
pernikahan.
2. Tentukan dan berikan penjelasan mengenai analisis item yang dilakukan oleh peneliti
dalam menyusun alat ukur tersebut!
Pengukuran yang dilakukan dalam menyusun alat ukur perilaku memelihara
hubungan perkawinan dimana dalam setiap item nya dibagi berdasarkan tujuh dimensi
yang telah ditentukan. Tujuh dimensi ini memiliki sebanyak 34 butir pernyataan yang
dihasilkan dalam mencakup perilaku memelihara hubungan perkawinan. Untuk itu, dalam
menganalisis setiap butir/item pada alat ukur ini menggunakan validitas isi aiken V dalam
mengetahui konten yang akan digunakan. Selain itu, menggunakan analisis reabilitas dan
daya diskriminan. Selain itu, validitas konstruk menggunakan analisis faktor konfirmatori,
dan untuk validitas kriteria menggunakan metode analisis product moment.
Analisis isi/konten dengan menggunakan koefisien Aiken’s V yang bertujuan untuk
mengukur validitas konten yang dianggap memadai berdasarkan dari hasil penilaian
beberapa ahli dalam menilai dimensi yang diukur (Aiken, 1985). Menurut Aiken (dalam
(Anwar, 2012) bahwa rumus koefisien Aiken’s V yaitu:
V =∑ s /[n ( C−1 ) ]
S=r−Lo
Untuk nilai koefisien Aiken’s V memiliki kisaran antara 0-1, dan jika terdapat di antara
nilai tersebut maka validitas isi dapat dikategorikan memadai dan layak (Hendryadi,
2017). Dalam penelitian Santosa dan Kusumawardani untuk setiap dimensi perilaku
memelihata hubungan perkawinan (kepositipan, pemahaman, pengungkapan diri,
pembicaraan hubungan, jaminan, jejaringan sosial, dan berbagi tugas) diberi nilai oleh
penilai dengan menggunakan nilai S sebagai acuan nilainya. Lalu secara keseluruhan
dapat dilihat menggunakan koefisien Aiken’s V.
Analisis reabilitas dan daya diskriminan menggunakan Alpha Cronbach’s. Dalam
pengujian ini koefisien Alpha Cronbach’s diartikan sebagai nilai yang memiliki hubunagn
positif antara setiap butir pernyataan satu dengan yang lainnya (Sugiono, 2012). Dengan
kata lain, pada setiap dimensi yang saling berkaitan. Pengambilan keputusan dalam uji
reabilitas dilihat dari dimana nilai dimensi lebih besar dari koefisien reliabilitas Alpha
yang ditetapkan yaitu 0,70 maka dikatakan setiap dimensi reliabel. Reabilitas sendiir
dilakukan untuk melihat alat ukur dapat dipercaya atau tidak dalam setiap penggunaan
berulang (Rustam, et al., 2018). Selain itu, untuk daya diskriminan menggunakan analisis
korelasi dimana untuk mengetahui adanya perbedaan disetiap dimensi jika memiliki
perbedaan yang signifikan maka perlu dilakukan eliminasi atau dihilangkan.
Analisis validitas konstruk dengan menggunakan faktor konfirmatori memiliki tujuan
dimana untuk mengetahui pengukuran yang digunakan sesuai dengan yang diasumsikan
oleh peneliti (Effendi & Purnomo, 2012). Dalam penelitian ini analisis faktor konfirmatori
menggunakan program pengolah data structural equation modeling (SEM). SEM ini dapat
mudah digunakan apabila menggunakan alat bantu berupa software yang digunakan
seperti lisrel, amos, dan smart PLS. Analisis faktor konfirmatori yang digunakan sesuai
dengan variabel laten. Variabel laten sendiri merupakan variabel atau dimensi yang tidak
secara langsung dapat dibentuk dan dikembangkan (Effendi & Purnomo, 2012). Tentu
halnya penelitian ini dimana dimensi yang ditentukan membutuhkan indikator lain dalam
pengukuranya.
Analisis validitas kriteria dengan menggunakan korelasi product moment. Pada
dasarnya korelasi ini menekankan pada ada tidaknya hubungan setiap dimensi. Hal ini
disimpulkan dengan ada nya hubungan positif atau negatif pada setiap dimensi alat ukur
perilaku memelihara hubungan perkawinan. Menurut (Sugiono, 2012) bahwa dalam
menginterpretasikan koefisien korelasi product moment dimana sebagai berikut:
0,0 - 0,199 = Sangat rendah
0,2 - 0, 399 = Rendah
0,4 - 0,599 = Sedang
0,6 - 0,799 = Kuat
0,8 - 1,0 = Sangat kuat

3. Jika anda peneliti, norma apa yang hendak anda buat untuk alat ukur ini? Berikan alasan
penentuan norma tersebut!
Kode etik penelitian menjadi dasar norma yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu
menunjukan profesionalitas dalam kaidah keilmuan guna memajukan pengetahuan yang
tinggi, harus berlandasakan kejujuran, adil, dan dapat dopercaya tidak melakukan
plagiarisme, harus menjunjung tinggi manfaat serta kerugian selama penelitian dilakukan,
serta harus menjaga martabat dan kehoratan manusia selama penelitian dilakukan.
Dengan kata lain etika dan norma yang harus dipatuhi tersebut dapat memberikan
keuntungan, manfaat sekaligus dapat menghargai manusia lain agar tidak terjadinya
penyimpangan praktek selama penelitian berlangsung.

References
Aiken, L. R., 1985. Tree Confficiends For Analyzing the Reliability and Validity of Ratings.
Educational and Psychological Measurement , 45(1), pp. 131-142.
Anwar, S., 2012. Reliabilitas dan Validitas. 4 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Effendi, M. M. & Purnomo, J. D. T., 2012. Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui
Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur. Jurnal Sains
dan Seni ITS, 1(1), pp. 107-111.
Hendryadi, 2017. Validitas Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuisioner. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis , 2(2), pp. 169-178.
Rustam, A., Sari, E. D. & Yunita, L., 2018. Statistika Pengukuran Pendidikan Analisis
Menggunakan SPSS, Iteman dan Lisrel. Tangerang Selatan: PT. Ilham Sejahtera Persada.
Sugiono, 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: PT. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai