Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IV

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikometri

disusun oleh:

Firna Fauziah

(190110140003)

Ismail Hasan Faqihuddin

(190110140035)

Gadis Rima Astari

(190110140049)

Febriani Syafitri

(190110140077)

Arina Al Haqq

(190110140083)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG
2016

A. Evidence Based on Test Content


Bukti validitas bisa diperoleh dari analisis mengenai hubungan antara
konten tes dengan konstruk yang hendak diukur. Konten tes merujuk pada
topik, kata-kata yang digunakan, dan format dari setiap item ataupun
pertanyaan, seperti halnya guidelines prosedur administrasi dan skoring. Bukti
berdasarkan konten tes ini mengandung analisis logis atau empiris; konten
dari tes tersebut merepresentasikan domain konten dan memiliki relevansi
antara domain konten dengan interpretasi skor tes.
Bukti ini juga bisa dapatkan dari expert judgement mengenai
hubungan antara bagian-bagian dari tes dengan konstruknya. Dalam hal ini,
orang yang ahli dapat menilai seberapa representatif kah item-item dipilih.
Kelayakan mengenai pemberian domain konten berhubungan dengan
simpulan yang dibuat mengenai skor tes. Oleh karena itu, ketika ingin
menggunakan sebuah tes dengan tujuan yang berbeda dengan tujuan awal
pada saat tes itu pertama kali dikembangkan, sangat penting untuk
mengevaluasi kelayakan dari konten yang original untuk tujuan yang baru.
Bukti berdasarkan konten tes dapat digunakan untuk memberikan
pertanyaan mengenai perbedaan dalam penginterpretasian skor antar subgrup
yang diuji.

B. Evidence based in response processes


Validitas bisa didapat dari proses kognitif (merespon) subjek, yaitu
apakah subjek menjawab pertanyaan dari tes berdasarkan pemahaman yang
sesuai dengan tes. Proses respon dapat dievaluasi dengan menggunakan
metode latent variable analyses, structural equation modeling (SEM),
hierarchical linear modeling (HLM), conjectural analysis, path analysis, dan

beberapa tipe dari meta-analyses. Selain itu, metode Taxonomy Bloom juga
dapat digunakan. Tetapi, dalam melakukan evaluasi menggunakan metode ini,
perlu hati-hati juga karena evaluasi proses respon peserta juga dapat menjadi
cara yang mudah dan tidak tepat.

Prosedur
o Interview
o Observasi
o Thinking aloud protocol

C. Evidence based on relation to other variable


Hubungan dengan Variabel Lain adalah bukti prediktif dan bukti
konkuren. Bukti prediktif adalah indikator yang diambil dari perbandingan
antara satu tes dengan kriteria-kriteria untuk administrasi posttest. Bukti
prediktif diuji dengan melihat apakah tes tersebut dapat memenuhi kriteria
yang diprediksikan untuk posttest (setelah tes diberikan) atau tidak.
Sedangkan bukti konkuren indikasinya adalah perbandingan antara satu tes
dengan kriteria-kriteria yang paralel dengan tes tersebut. Meskipun validitas
yang berhubungan dengan kriteria sudah menjadi sumber bukti untuk evaluasi
validitas, namun masih belum ada perbedaan dalam penggunaan bukti
prediktif dan konkuren, karena sampai sekarang tidak ada masalah ketika satu
validitas lebih kuat dari validitas lain.

Prosedur
o Korelasi dengan kriteria eksternal (concurrent [jika kriteria
yang dipergunakan ada pada saat ini], maupun predictive
[jika kriterianya ada pada di masa datang])

D. Evidence Based on Internal Structure


Analisis struktur internal tes dapat menunjukkan sejauh mana
hubungan antara item tes dan komponen tes sesuai dengan konstruk dan
interpretasi skor tes yang diusulkan. kerangka konseptual untuk tes mungkin

menyiratkan satu dimensi perilaku, atau mungkin beberapa komponen yang


masing-masing diharapkan homogen, tetapi juga berbeda satu sama lain.
Sejauh mana keterkaitan item menghasilkan praduga dari kerangka akan
relevan dengan validitas. Jenis spesifik dari analisis dan interpretasi mereka
tergantung pada bagaimana tes akan digunakan.
Beberapa studi tentang struktur internal dari tes yang dirancang untuk
menunjukkan apakah item tertentu dapat berfungsi secara berbeda untuk
subkelompok tertentu yang diidentifikasi dari peserta tes. Differential item
functioning terjadi ketika kelompok yang berbeda dari tes dengan kemampuan
keseluruhan yang sama, atau status yang sama pada kriteria yang sesuai,
memiliki rata-rata tanggapan sistematis berbeda untuk item tertentu. Namun,
Differential item functioning tidak selalu lemah. himpunan bagian dari item
yang memiliki karakteristik tertentu yang sama (misalnya, konten tertentu,
representasi tugas) dapat berfungsi secara berbeda untuk berbagai kelompok
yang memiliki persamaan skoring peserta tes. ini menunjukkan semacam
multidimensi yang mungkin tidak terduga atau mungkin sesuai dengan
kerangka tes.
E. Role of consequences of testing in Validity
Contoh konsekuensi negatif dari penggunaan skor tes terkait untuk
membangun under-representation yang ditawarkan oleh Shepard (1997).
Dalam mempersiapkan untuk MCAT, siswa pra-med biasanya terkonsentrasi
pada mengambil kursus ilmu. Dekan dan petugas admisi kemasukan khawatir
bahwa konsekuensi dari mengambil MCAT adalah bahwa siswa diterima di
sekolah medis terlalu sempit dalam pendidikannya. Oleh karena itu,
penafsiran skor MCAT sebagai tingkat persiapan untuk praktek medis dan
penggunaan skor mengakui siswa yang dapat kesekolah kedokteran dipandang
sebagai lemah dalam konseptualisasi.
Contoh konsekuensi negatif dari penggunaan skor tes terkait untuk
membangun varians yang tidak relevan adalah kecenderungan mungkin bagi

penilai untuk mencetak esai diketik lebih ketat daripada esai ditulis tangan.
Sejumlah kemungkinan bias mencetak dapat berkontribusi rater keketatan
termasuk kecenderungan untuk esai diketik muncul lebih pendek dari
tanggapan yang ditulis tangan identik dan lebih jelas kesalahan penulisan
karena kemudahan yang lebih besar dari membaca diketik tanggapan
dibandingkan tanggapan untuk tulis tangan.
Tapi masuknya konsekuensi dalam diskusi bukti validitas masih
kontroversial. Green (1998) dan Reckase (1998) berpendapat bahwa bukti
hubungan sebab-akibat tidak mungkin dapat mengumpulkan dalam kondisi
program pengujian operasional.
Berbeda dengan argumen bahwa bukti mengumpulkan penggunaan
konsekuensi nilai tes terlalu memberatkan, Mehrens (1997) berpendapat
bahwa analisis dampak penggunaan skor tes tidak harus dimasukkan sebagai
bukti validitas, dan bahwa masyarakat psikometri harus mempersempit
penggunaan validitas sebagai bukti dari ketepatan kesimpulan mengenai hasil
tes.
Dinding yang memisahkan konsekuensi dari menggunakan uji skor
dari bukti lain yang relevan dengan validitas penafsiran skor tes buatan.
Konsekuensi dari menggunakan uji skor adalah bukti yang relevan untuk
menguji interpretasi skor ketika konsekuensi dapat dihubungkan untuk
membangun under-representation atau membangun varians tidak relevan.
Konsekuensi ini dapat dikecualikan oleh fiat dari bukti yang relevan dengan
kesimpulan bahwa skor adalah indikator yang wajar dari jumlah konstruk
dimiliki.

ANALISIS METODE VALIDITAS

Judul

: Studi Deskriptif Mengenai Time Perspective Para Chippers

pada Mahasiswa di Universitas Padjadjaran


Penulis

: Tasya Gadis Gunawan

Tahun

: 2015

Metode Validitas

: Content Validity. Validitas ini digunakan untuk membuat

simpulan tentang domain pengetahuan yang lebih luas dan/atau kemampuan yang
direpresentasikan dalam item. Bentuk content validity yang dilakukan dalam
penelitian ini, berupa expert judgement.
Kritik

: Lebih baik menggunakan metode validitas yang modern atau

lebih baru yaitu Evidence Based on Test Content.

Judul

: Hubungan Self-Efficacy dengan Kecemasan Bertanding pada

Pemain Marching Band


Penulis

: Eurika Faramaisya

Tahun

: 2010

Metode Validitas

: Construct Validity. Untuk menguji konsistensi konstruk

validity dapat diketahui dengan mencari koefisien korelasi antara skor item dan skor
total setiap aspek dengan menggunakan korelasi Rank Spearman.

Kritik

: Rank Spearman tidak menghitung validitas, namun

menghitung reabilitas suatu alat tes. Seharusnya menggunakan source of validity


evidence yaitu Evidence Based on Internal Structure.

Judul

: Studi Dekriptif Mengenai Kemampuan Penyesuaian Diri

Tenaga Kerja Indonesia Penata Laksana Rumah Tangga (TKI PLRT) di PT X


Berdasarkan Indikator Demografi
Penulis

: Suci Purnama Sari

Tahun

: 2010

Metode Validitas

: Construct Validity. Untuk menguji konsistensi konstruk

validity dapat diketahui dengan mencari koefisien korelasi antara skor item dan skor
total setiap aspek dengan menggunakan korelasi Rank Spearman.
Kritik

: Rank Spearman tidak menghitung validitas, namun

menghitung reabilitas suatu alat tes. Seharusnya menggunakan source of validity


evidence yaitu Evidence Based on Internal Structure.

Judul

: Studi Deskriptif Mengenai Communication Apprehension dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya pada Mahasiswa


Penulis

: Indra Santosa Heriawan

Tahun

: 2010

Metode Validitas

: Content Validity. Validitas ini digunakan untuk membuat

simpulan tentang domain pengetahuan yang lebih luas dan/atau kemampuan yang
direpresentasikan dalam item. Bentuk content validity yang dilakukan dalam
penelitian ini, berupa expert judgement.

Kritik

: Menurut kami, seharusnya menggunakan metode validitas

terbaru, yaitu Evidence Based on Test Content.

Judul

: Studi Deskriptif Strategi Penanggulangan Stres pada Peserta

Ujian Nasional 2008/2009 Sekolah Menegah Atas Negeri 22 Bandung


Penulis

: Nuniya Dwiwastie

Tahun

: 2010

Metode Validitas

: Content Validity. Validitas ini digunakan untuk membuat

simpulan tentang domain pengetahuan yang lebih luas dan/atau kemampuan yang
direpresentasikan dalam item. Bentuk content validity yang dilakukan dalam
penelitian ini, berupa expert judgement.
Kritik

: Menurut kami, seharusnya menggunakan metode validitas

terbaru, yaitu Evidence Based on Test Content.`

Anda mungkin juga menyukai