Anda di halaman 1dari 4

Gadis Rima Astari

XI IPA 6

ASMA
Asma adalah penyakit yang mempengaruhi organ paru-paru atau sistem pernapasan.
Kebanyakan orang yang menderita penyakit asma memiliki sistem pernapasan yang sensitif.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Setiap
hari jumlah penderita penyakit asma di dunia terus mengalami peningkatan, pemicu
utamanya adalah karena menurunnya sistem kekebalan tubuh. Terjadinya asma dikarenakan
oleh peradangan dan penyempitan di sepanjang saluran pernapasan. Akibat dari penyempitan
dan peradangan ini penderita asma sangat sulit untuk bernapas. Sel-sel tertentu yang berada
di saluran pernapasan, terutama mastosit diduga menjadi penyebab mengapa penyempitan
bisa terjadi. Akibat peradangan, maka sel mastosit akan melepaskan histamin dan leukotrien
yang dapat menyebabkan kontraksi pada otot polos, peningkatan pembentukan lendir, dan
perpindahan sel-sel darah putih ke daerah di sepanjang sistem pernapasan.
A. Penyebab Asma
1. Alergi
Beberapa alergi dapat memicu penyakit asma dengan cara menginfeksi sistem saluran
pernapasan, contohnya debu, bulu hewan, serbuk sari tumbuhan, dan sapura. Selain
itu, beberapa jenis makanan penyebab alergi juga dapat menimbulkan penyakit asma.
Diantaranya, kacang tanah, susu, telur, kedelai, gandum, polong-polongan, dan ayam
kalkun.
Keberadaan senyawa sulfur dan histamin pada makanan-makanan tersebut dapat
memperburuk kesehatan penderita asma. Namun, tidak semua penderita alergi memiliki
riwayat penyakit asma. Biasanya asma yang disebabkan oleh alergi merupakan pengidap
penyakit asma sejak kecil.
2. Infeksi virus
Dua jenis virus yang paling sering menyebabkan terjadinya asma
adalah rhinovirus (RSV) dan virus influenza A, keduanya merupakan virus penyebab
penyakit flu. Virus-virus tersebut bekerja dengan cara menginfeksi saluran pernapasan
sehingga mengakibatkan peradangan. Peradangan dan infeksi ini dapat mengganggu
aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru, sehingga penderita akan merasa sulit untuk
bernapas. Dalam suatu penelitian menyatakan bahwa sekitar 40% serangan asma yang
terjadi pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi virus.
3. Stres
Stres dapat terjadi apabila tuntutan atau pengaruh dari lingkungan melebihi
kemampuan dari adaptasi individu atau kemampuan untuk melawan. Para pakar percaya
bahwa terdapat hubungan antara stres, sistem saraf pusat, perubahan dalam fungsi imun
dan endokrin, yang dapat memicu gejala-gejala asma.
4. Asap rokok
Asap rokok merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan asma, baik itu pada
perokok sendiri maupun orang-orang yang terkena asap rokok. Dalam asap rokok
terkandung lebih dari 4500 jenis kontaminan yang berbahaya, diantaranya hidrokarbon
polisiklik, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrit oksida, nikotin, dan akrolein.
Pada anak-anak asap rokok akan memberikan efek lebih parah dibandingkan orang
dewasa. Hal ini karena lebar saluran pernapasan pada anak-anak masih kecil dan sempit,

Gadis Rima Astari


XI IPA 6

sehingga jumlah oksigen yang dihirup oleh anak-anak lebih cepat dari orang dewasa.
Dengan adanya pengaruh asap rokok, maka pernapasan akan menjadi lebih berat dan
akan berakibat memicu terjadinya asma.
5. Faktor Keturunan
Kalau kedua orang tua mempunyai riwayat asma maka hampir 50% dari anak-anak
mempunyai kecenderungan asma pula. Bila hanya satu orang tua maka kecenderungan
35%.

B. Gejala Asma Dini


Tanda-tanda peringatan dini adalah perubahan yang terjadi tepat sebelum atau pada
awal serangan asma. Tanda-tanda ini dapat dimulai sebelum terkenal gejala asma dan
merupakan tanda-tanda awal bahwa asma akan memburuk.
Secara umum, tanda-tanda ini tidak cukup parah untuk menghentikan aktifitas seharihari. Tapi dengan terjadinya tanda-tanda ini, kita dapat menghentikan serangan asma atau
mencegah salah satunya agar tidak semakin memburuk. Tanda-tanda peringatan dini
gejala asma meliputi:
1. Sering batuk, terutama pada malam hari
2. Kehilangan napas Anda dengan mudah atau sesak napas
3. Merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga
4. Mengi atau batuk setelah latihan
5. Merasa lelah, mudah marah, atau menggerutu
6. Penurunan atau perubahan fungsi paru-paru yang diukur pada puncak arus meter
7. Tanda-tanda pilek atau alergi (bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala)
8. Masalah tidur

C. Gejala Asma
1. Batuk. Batuk dari asma seringkali memburuk pada malam hari atau pagi hari,
sehingga sulit untuk tidur. Kadang-kadang batuk adalah gejala satu-satunya.
Kadang-kadang batuk berlendir atau berdahak.
2. Mengi. Mengi adalah suara melengking Anda bernapas.
3. Dada sesak. Hal ini terasa seperti ada sesuatu yang meremas atau duduk di atas
dada Anda.
4. Sesak napas. Beberapa orang mengatakan mereka tidak bisa menghirup nafas
mereka, atau mereka merasa sesak napas, atau kehabisan napas. Anda mungkin
merasa seperti Anda tidak bisa mendapatkan cukup udara ke paru-paru Anda.

D. Pengobatan Asma
1. Obat pereda
Merupakan obat yang digunakan untuk meredakan serangan asma. Contoh dari
obat jenis ini adalah salbutamol, terbutalin, bambuterol, fenoterol dan formeterol.
2. Obat pencegah
Digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan di saluran
pernapasan, sehingga dapat menurunkan gejala asma yang terjadi. Contoh dari obat
jenis ini adalah kortikosteroid, seperti beklometason, budesonid, dan flutikason.
3. Obat pengontrol

Gadis Rima Astari


XI IPA 6

Obat ini digunakan ketika penyakit asma sudah tidak dapat lagi ditangani dengan
pemakaian obat-obat pencegah. Contoh obat pengontrol adalah salmeterol dan
eformoterol. Fungsinya untuk menjaga agar saluran pernafasan tetap terbuka selama
12 jam, tapi jenis obat ini tidak mampu mengobati peradangan.
Penggunaan obat-obat tersebut harus mendapat pengawasan ketat dari dokter,
terutama kortikosteroid yang memiliki efek samping. Tapi sebelum lebih jauh Anda
menggunakan obat-obatan tersebut, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
sebelum asma muncul. Simak penjelasannya berikut ini:
1. Rencanakan perawatan medis Anda
Asma merupakan penyakit yang memerlukan perawatan intensif, dengan
mengatur dan merencanakan perawatan medis yang akan dilakukan membuat
asma akan lebih mudah untuk ditangani dan dikendalikan. Untuk itu, Anda
harus ke dokter dan ceritakan secara rinci mengenai keluhan-keluhan yang
terjadi terkait asma.
2. Identifikasi dan hindari penyebab asma
Ada banyak sekali faktor dari luar yang dapat mempengaruhi timbulnya asma,
diantaranya adalah alergi, infeksi virus, stres, asap rokok, dan lain-lain.
Selidiki dan temukan apa penyebab Anda mengalami asma dari beberapa
faktor tersebut. Setelah itu ambil upaya-upaya untuk menghindarinya.
3. Cermati sistem pernapasan
Cermati sistem pernapasan Anda, seperti apakah Anda sering batuk-batuk
ringan, atau napas yang terengah-engah dan pendek. Biasanya fungsi paruparu akan terlihat menurun saat datangnya serangan asma. Jika Anda teliti dan
cermat dalam menyikapi tanda-tanda tersebut, maka penanganan segera dapat
dilakukan. Sehingga Anda juga tidak membutuhkan banyak obat untuk
mengontrol gejala asma ini.
4. Jangan hentikan pengobatan
Ketika asma dirasa tidak menyerang kembali, sebaiknya Anda tidak
menghentikan program pengobatan yang sedang dilakukan. Sebaiknya selalu
konsultasikan masalah ini kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan lebih lanjut. Bawa serta obat-obat yang telah digunakan selama
terapi pengobatan, sehingga dokter dapat lebih tepat dalam mengambil
kesimpulan dari penyakit asma Anda. Meski penyakit asma tidak bisa
disembuhkan secara total, Anda tetap bisa merasa sehat jika bisa mencegah
asma itu muncul. Karenanya, pencegahan lebih baik daripada mengobati.

E. Pencegahan Asma
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit
asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi
juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi
baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita
dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain
seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga
dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan
menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan.

Gadis Rima Astari


XI IPA 6

Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini
disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang minum dan penguapan
cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya
serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah
sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu
mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barangbarang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lainlain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian
apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit
asmanya.
3. Menghindari Faktor Pencetus
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga
cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing,
burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak
diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya
penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga
dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim,
berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan
berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat
pencegah serangan penyakit asma.
Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin,
uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari.
Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah
tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat
pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan
penyakit asma.
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita
boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila
ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat,
sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula
dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian
dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan
kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat
pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain
untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan
obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai