Anda di halaman 1dari 49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2013:5) , metode penelitian diartikan sebagai berikut:

“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.”

Dari pernyataan di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa penelitian

merupakan cara ilmiah atau dapat diartikan sebagai suatu rangkaian pengamatan

atau teknik mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data baik primer

maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan

kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena atau

pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang

diperoleh.

Jenis penelitian berdasarkan tingkat kealamiahan tempat penelitian

menurut Sugiyono (2013:9) dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Penelitian eksperimen

2. Penelitian Survey

3. Penelitian Naturalistik

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tingkat

kealamiahannya menggunakan metode penelitian survey dimana Sugiyono

(2013:11) menyatakan:

79
77
78

“Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu


yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam
eksperimen).

Penelitian yang bersifat survey dilakukan untuk memperoleh data untuk

penelitian dari suatu tempat tertentu dengan cara misalnya menyebarkan

kuesioner, wawancara terstruktur, dan sebagainya untuk membuat generalisasi

dari sebuah pengamatan dan hasilnya akan lebih akurat jika menggunakan sampel

representatif (mewakili). Dalam pengujian hipotesis penulis melakukan penelitian

atas dasar kuesioner yang akan digunakan sebagai dasar dalam menarik

kesimpulan penelitian.

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan

e-Procurement dan e-Audit serta efektivitas pencegahan fraud pengadaan

barang/jasa pada Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan di 8 Dinas kota

Bandung, diantaranya yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas

Pelayanan Pajak, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas

Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan, dan Dinas Pemuda dan Olahraga.

Elektronik Procurement (e-Procurement) dilaksanakan agar proses

pengadaan barang/jasa berjalan sesuai dengan prinsip pengadaan barang/jasa dan

dapat meningkatkan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang dan jasa,

elektronik audit (e-Audit) dilaksanakan dengan tujuan untuk memeriksa kebenaran

data dan pengawasan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.


79

Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan barang/ jasa dapat dilakukan

dengan pengawasan tanggung jawab yang utama untuk menetapkan dan

mengembangkan pengawasan yang terletak pada manajemen.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah metode deskriptif

dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan akan

memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2013:59) adalah sebagai

berikut:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui


nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih. Dalam penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.”

Penggunaan metode deskriptif digunakan untuk dapat mengetahui nilai e-

Procurement, e-Audit , dan efektivitas pencegahan fraud pengadaan barang dan

jasa.

Metode penelitian verifikatif menurut Iqbal Hasan (2008: 11) adalah

sebagai berikut :

“Menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada

dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan

statistik”.
80

Metode verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih yaitu :

1. Untuk menjelaskan atau menganalisis pengaruh e-Procurement terhadap

Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.

2. Untuk menjelaskan atau menganalisis pengaruh e-Audit terhadap

pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.

3. Untuk menjelaskan atau menganalisis pengaruh e-Procurement dan e-

Audit terhadap efektivitas pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.

Dengan metode ini penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan

mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat

dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang

penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh tersebut kemudian diproses,

dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga

memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan

mengenai masalah yang diteliti.

3.1.3 Model Penelitian

Model penelitian merupakan abstraksi dari kenyataan-kenyataan yang

sedang diteliti. Dalam penelitian ini sesuai dengan judul yang diambil maka

model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


81

E-Procurement
Pencegahan fraud
pengadaan barang/jasa

E-Audit

Gambar 3.1

Model Penelitian

Keterangan :
= Pengaruh Secara Parsial
= Pengaruh Secara Simultan

Bila dijabarkan secara matematis, maka hubungan antara variabel tersebut

adalah :

Y = f (x1,x2)

Dimana:

x1= E-Procurement

x2= E-Audit

Y = Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa

f = Fungsi
82

3.1.4 Instrumen Peneltian

Definisi instumen penelitian menurut Sugiyono (2013:146) adalah:

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati, kemudian secara spesifik

semua fenomena disebut variabel penelitian.”

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpulan data, dan

instrument yang lazim digunakan dalam penelitian adalah beberapa daftar

pertanyaan serta kuesioner yang disampaikan dan diberikan kepada masing-

masing responden yang menjadi sampel dalam penelitian pada saat observasi dan

wawancara.

Dalam penelitian ini, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian dan dalam operasionalisasi

variabel menggunakan skala ordinal.

Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang dalam

Rizky (2014:53) adalah sebagai berikut:

“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan

kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Skala ordinal digunakan untuk memberikan informasi nilai pada jawaban.

Setiap variabel penelitian diukur dengan menggunakan instrumen pengukur dalam

bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe

Skala Likert’s.

Menurut Sugiyono (2013:132) definisi Skala Likert yaitu:

“Skala Likert merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sikap,


pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena
83

soaial. Dengan menggunakan skala likert veriabel yang akan diukur


dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.”
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.Instrumen untuk mengukur e-Procurement, e-Audit dan efektivitas

pencegahan fraud pengadaan barang/jasa adalah dengan menggunakan

observasi, wawancara dan kuesioner metode tertutup, dimana

kemungkinan pilihan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan

responden tidak diberikan alternatif jawaban lain.

b.Indikator-indikator untuk variabel-variabel tersebut kemudian dijabarkan

oleh penulis menjadi sejumlah pertanyaan-pertanyaan sehingga

diperoleh data kualitatif . Data ini akan dianalisis dengan pendekatan

kuantitatif menggunakan analisis statistik.

Tabel 3.1

Tabel Scoring Untuk Jawaban Kuesioner

Jawaban (Skor)
Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
5 1
Sangat Setuju/Selalu/Sangat Sesuai
Setuju/Sering/Sesuai 4 2

3 3
Ragu-ragu/Kadang-Kadang/Netral
Tidak setuju/Hampir tidak pernah/Tidak 2 4
sesuai
Sangat tidak setuju/Tidak pernah/Sangat
1 5
tidak sesuai
84

3.1.5 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer

Menurut Sugiyono (2013:403) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.”

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan

kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada instansi pemerintah

yang terdapat di Kota Bandung.

3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Variabel Penelitian

Definisi variabel menurut Sugiyono (2013:59) sebagai berikut:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel- variabel

yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)


85

(Sugiyono, 2013:59) yang menjadi variabel bebas (variabel independen)

(X) dalam penelitian ini adalah:

a. E-Procurement

E-Procurement adalah adalah proses pengadaan barang dan jasa secara

elektronik. E-Procurement merupakan penggunaan teknologi berbasis

web untuk mendukung proses procurement (pengadaan barang dan jasa),

termasuk permintaan, pencarian, kontrak, pemesanan, pembelian,

pengiriman, dan pembayaran Turban et al (2010: 290).

Menurut Sutedi (2012:254) e-Procurement merupakan sebuah website

sistem lelang dalam pengadaan barang/jasa oleh pemerintah dengan

menggunakan sarana teknologi, informasi dan komunikasi berbasis

internet. Dengan e-Procuremement proses lelang dapat berlangsung

secara efektif, efisien, terbuka, bersaing, transparan, adil/tidak

diskriminatif, dan akuntabel sehingga dapat mencerminkan

keterbukaan/transparansi dan juga meminimalisir “praktek curang/KKN”

dalam lelang pengadaan barang yang berakibat merugikan keuangan

Negara.

b. E-Audit

E-Audit adalah Pemeriksaan dengan menggunakan teknologi informasi

yang telah digunakan pada sektor privat di berbagai negara. Pada sektor

tersebut, istilah e-audit dikenal dengan Computer Assisted Audit

Techniques (CAATs). Dengan adanya pemanfaatan CAATs akan dapat


86

mengatasi risiko fraud dan dapat mendeteksi kegiatan yang berpotensi

fraud (Olasanmi 2013:77).”

E-Audit (Elektronik Audit) merupakan jenis teknologi audit yang

menggunakan bantuan software komputer. Audit ini termasuk dalam

jenis EDP (Electronic Data Processing) dalam audit Menurut Akmal

dan Marmah (2010:18) serta Faiz Zamzami (2014:129) terdapat

beberapa teknik audit yang terdiri atas:

1. Dalam pengujian pengendalian yang dilakukan terhadap unsur-unsur

pengendalian umum, pengendalian pemrosesan, pengendalian

aplikasi, baik yang kasat mata seperti adanya password, kunci akses

masuk ruangan, pengendalian atas jumlah batch, maupun pemisahan

fungsi.

2. Untuk menguji program komputer yang digunakan, pertama lakukan

dengan menggunakan data buatan (test data) milik auditor yang

hasilnya telah diketahui.

3. Teknik Integrated test facility (ITF). Pengujian yang dilakukan

dengan cara menumpangkan catatan fiktif pada proses normal yang

diberi tanda tertentu agar nantinya dipisahkan dari data normal.

4. Teknik embedded audit routine dilakukan dengan memasukkan

program ke dalam aplikasi yang dijalankan untuk mengambil data

secara berkala.
87

5. Teknik extended record. Teknik ini hampir miip dengan teknik no.4,

caranya dengan memodifikasi program dengan membuat data

tambahan yang diambil dari proses rutin.

6. Teknik snapshot . Hampir sama dengan teknik no.4 dan 5 yaitu

dengan memodifikasi program untuk direview dan di analisis

7. Teknik penelusuran. Teknik ini dilakukan dengan menelusuri

perintah-perintah tertentu yang dilaksanakan apakah sudah sesuai

dengan maksud perintah yang seharusnya.

8. Teknik review dan dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan

mereview dokumentasi kegiatan komputer termasuk sistem dan

aplikasi untuk pemrosesan data.

9. Teknik Control Flowcharting, menguji keberadaan pengendalian

dalam suatu program.

10. Teknik Mapping. Teknik dengan menggunakan software tertentu

untuk mengawasi program yang dioperasikan.

11. Untuk menguji database atau data tertentu dalam file komputer.

Untuk pengujian ini harus membuat program pemeriksaan dengan

bahasa pemrograman tertentu.

Dalam pelaksnaan e-Audit, auditor yang berkepentingan dapat melihat data

yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh entitas

melalui log tertentu dengan izin tertentu bila diperlukan dari Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE). Setelah auditor mendapatkan akses ke dalam sistem

pengadaan setiap auditor dapat membangdingkan copy data dari unit layanan
88

pegadaan, dengan laporan pengadaan yang diperoleh dari instansi pemerintah/

BUMN/ BUMD. Apabila diperlukan konfirmasi yang lebih lanjut maka auditor

dapat menghubungi instansi pemerintah/ BUMN/ BUMD yang bersangkutan.

Proses audit dilanjutkan dengan penggunaan software yang digunakan dalam

Teknik Audit Berbantuan Komputer seperti Excel, Access, IDEA, ACL dan

lainnya.

2. Variabel terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono (2013:59). Dalam

penelitian ini Efektivitas Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan Jasa

sebagai variabel terikat (Y).

Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa dari sudut

pandang auditee Pope (2007):

1. Memperkuat kerangka hukum

2. Prosedur transparan

3. Membuka dokumen tender

4. Evaluasi penawaran

5. Pelimpahan wewenang

6. Pemeriksaan dan audit independen


89

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi yang dipilih Pengaruh E-Procurement dan E-

Audit terhadap Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa, maka terdapat 3

(tiga) variabel penelitian, yaitu :

1. E-Procurement (X1)

2. E-Audit (X2)

3. Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan barang/jasa (Y)

Variabel yang telah diuraikan dalam sub bab sebelumnya, selanjutnya

diuraikan dalam variabel, sub-sub variabel, dimensi variabel, serta indikator-

indikator yang berkaitan dengan penelitian dan berdasarkan teori yang relevan

dengan penelitian. Agar lebih mudah untuk melihat mengenai variabel penelitian

yang digunakan maka penulis menjabarkannya ke dalam operasionalisasi

Tabel 3.2
Operasionalisasi Varibel
Variabel Independen (X1): E-Procurement
Variabel Dimensi Indikator Skala Nomor
E-Procurement 1. Proses e-
(Variabel X1) Procurement

 Pengguna Anggaran
a. Persiapan Ordinal 1
melalui Pokja ULP
Pengadaan menetapkan paket Ordinal
e-Procurement pekerjaan dalam SPSE 2
merupakan  Memasukkan paket
sebuah website pekerjaan ke dalam LPSE
sistem lelang
dalam pengadaan 3
barang/jasa oleh Ordinal
pemerintah b.Pengumuman  Paket pekerjaan akan
dengan pelelangan tercantum dalam website
menggunakan LPSE 4
Ordinal
sarana teknologi,  Masyarakat umum dapat
90

informasi dan melihat pengumuman


komunikasi pengadaan di website LPSE
berbasis internet.
Ordinal
 Penyedia barang/jasa yang 5
c.Pendaftaran sudah mendapat hak akses
peserta lelang dapat mendaftar sebagai Ordinal
peserta lelang
 Peserta lelang dapat 6
memilih paket pekerjaan
yang diminati Ordinal
 Penyedia barang/jasa
dianggap telah menyetujui 7
Ordinal
Pakta integritas
 Penyedia barang/jasa dapat
mengnduh (download)
dokumen 8
pengadaan/lelang
Ordinal

d.Penjelasan  Proses penjelasan


pelelangan pelelangan dilakukan secara
online 9
 Panitia pengadaan dapat
melaksanakan proses 10
penjelasan di
lapangan/lokasi pekerjaan

Ordinal
e.Penyampaian
 Dokumen (file)
penawaran 11
penawarannya dengan
terlebih dahulu melakukan
enkripsi/penyandian
terhadap file penawaran Ordinal
 Pengguna wajib mengetahui
dan melaksanakan
12
ketentuan penggunaan
APENDO

Ordinal

f. Proses  Pokja ULP dapat 13


mengunduh (download) dan
evaluasi
melakukan deskripsi file
penawaran Ordinal
91

 File penawaran yang tidak 14


dapat dibuka, wajib
disampaikan kepada LPSE
Ordinal
 Panitia Pengadaan/ Pokja
ULP dimungkinkan 15
melakukan pemunduran
jadwal pada paket pekerjaan Ordinal
 Proses evaluasi secara
manual (off line) diluar 16
SPSE Ordinal
 Meminta dan memeriksa
semua dokumen penawaran
asli calon pemenang lelang 17

g. Lelang gagal Ordinal


 Memasukkan alasan
dan penyebab pelelangan harus 18
pelelangan diulang Ordinal
ulang  Informasi tentang
pelelangan ulang ini secara
otomatis akan terkirim 19
melalui email

Ordinal
h.Pengumuman
 SPSE secara otomatis akan
calon 20
menampilkan informasi
pemenang pengumuman pemenang
lelang paket pekerjaan
Ordinal

i. Sanggah
 Peserta lelang hanya dapat
mengirimkan 1 (satu) kali
21
sanggahan kepada PPK
 SPSE memungkinkan PPK 22
untuk menjawab sanggahan
Ordinal

j. Pasca proses
pengadaan  Panitia pengadaan/Pokja
ULP mengirimkan
pengumuman pemenang Ordinal 23
lelang kepada peserta lelang
92

melalui SPSE
 SPSE secara otomatis akan
mengirim pemberitahuan 24
dan proses selanjutnya Ordinal
dilaksanakan di luar SPSE
 PPK wajib membuat dan
menyampaikan Surat 25
Penetapan Pemenang Ordinal
kepada pemenang lelang
secara tertulis
 Pemenang lelang
melakukan
penandatanganan kontrak Ordinal 26
disertai dengan dokumen
asli penawaran
 Pemenang lelang wajib
menyelesaikan proses 27
pengadaan di luar SPSE Ordinal
dengan pejabat terkait
 Masyarakat dapat
mengetahui pemenang 28
lelang paket pekerjaan
tertentu melalui website
LPSE terkait
93

2. Tujuan e-
Procurement

a.meningkatkan  Memudahkan masyarakat 29


Ordinal
transparansi dan stakeholder untuk
dan melakukan control
akuntabilitas  Kerahasiaan dokumen Ordinal 30
penawaran antar vendor
terjamin

b.meningkatkan  Memberi kesempatan pada


akses pasar Ordinal
semua pihak yang
dan 31
kompeten untuk
persaingan berpartisipasi
usaha yang  Menggunakan sumber daya
sehat yang tersedia secara Ordinal
optimal 32

c. Memperbaiki  Menghemat anggaran Ordinal


tingkat 33
efisiensi
proses
pengadaan

d. mendukung Ordinal
 Keamanan terhadap data
proses lebih terjamin 34
monitoring
dan audit

e. memenuhi
 Masyarakat bebas
kebutuhan mengakses informasi yang
akses diperlukan Ordinal 35
informasi
yang realtime

Sumber: Peraturan Presiden no.70 tahun 2012,www.lpse.go.id, Isdiantika (2013:42)


94

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X2) : E-Audit
Variabel Dimensi Indikator Skala Nomor
E-Audit 1. Proses e-
(Variabel X2) Audit

 Auditor menyerahkan
E-Audit adalah a. Persiapan Ordinal
surat tugas kepada
Pemeriksaan
auditee (panitia 36-37
dengan
pengadaan) dan
menggunakan
diteruskan kepada LPSE
teknologi
untuk mendapat akses ke
informasi yang
aplikasi SPSE
telah digunakan
 LPSE menerima, Ordinal
pada sektor
menyimpan, dan 38
privat di
menerbitkan kode akses
berbagai negara.
Pada sektor (User ID dan Password
tersebut, istilah auditor) pada nama-nama
yang tercantum dalam
e-audit dikenal
dengan surat tugas
Computer
Assisted Audit
Techniques  Proses audit dilaksanakan
b.Pelaksanaan melalui fasilitas yang Ordinal 39
(CAATs).
Dengan adanya disediakan SPSE
pemanfaatan  Auditor mengakses data Ordinal
dan informasi yang 40
CAATs akan
dapat mengatasi disampaikan oleh Unit
risiko fraud dan Layanan Pengadaan/
dapat Panitia Pengadaan yang
mendeteksi menjadi objek audit
kegiatan yang sesuai yang tercantum
berpotensi fraud dalam surat tugas
(Olasanmi
2013:77).”
95

Pengendalian Input
 Input Authorization 41
Ordinal
Control
 Input Validation Control Ordinal 42
 Pengendalian Transmisi Ordinal
Data 43
 Pengendalian Konversi Ordinal
44
Data

Pengendalian Proses
 Melakukan pengendalian
Ordinal 45
proses : memastikan
proses sistem aplikasi
telah sesuai dengan yang
direncanakan.
 Memeriksa kebenaran,
Ordinal 46
hasil penjumlahan logika,
file dan record yang
digunakan dalam proses
pengolahan
 Data pengadaan dapat
Ordinal 47
dilihat dan di akses sesuai
dengan data yang diinput
melalui e-Procurement

Pengendalian keluaran
 Memastikan hasil Ordinal
48
pengolahan atau proses
komputer telah akurat
 Memastikan bahwa
keluaran hasil Ordinal
49
cetak/komputer hanya
diakses oleh pihak yang
berhak
 Hasil keluaran komputer Ordinal
diberikan kepada orang 50
yang tepat dan diwaktu
96

yang tepat

2. Tujuan  Setiap transaksi telah Ordinal


Pengendalian diproses dengan lengkap 51
aplikasi dan hanya satu kali.
 Setiap data transaksi Ordinal
berisi informasi yang 52
lengkap dan akurat.
 Setiap pemrosesan
transaksi dilakukan Ordinal 53
dengan benar dan tepat
(andal)
 Hasil-hasil pemrosesan
digunakan sesuai dengan Ordinal 54
maksudnya (efektifitas)
 Aplikasi-aplikasi yang
Ordinal 55
ada dapat berfungsi terus
menerus

Sumber : warta e-Procurement BPK edisi VI Desember 2012, Basalamah (2011), Faiz
Zamzami (2014:128)
97

Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dependen (Y) : Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan
barang dan jasa
Variabel Dimensi Indikator Skala Nomor
Pencegahan 1.Upaya--upaya
Fraud pencegahan
Pengadaan fraud
barang/jasa pengadaan
(Y) barang/jasa
a. Memperkuat  Menguraikan terhadap Ordinal
kerangka prinsip-prinsip dasar 56
hukum pengadaan barang dan
jasa
Berbagai  Adanya peraturan
tindakan pengadaan barang dan Ordinal 57
yang jasa yang jelas
dilakukan
untuk
memperkecil  Menguraikan dengan
kemungkinan jelas dan tanpa memihak Ordinal 58
terjadinya b. Prosedur apa yang akan dibeli
kecurangan, transparan  Mengumumkan
membatasi kesempatan untuk Ordinal 59
atau menawarkan barang
memperkecil
kerugian
yang
mungkin
timbul bila  Dilakukan pada waktu
terjadi Ordinal 60
dan tempat yang telah
kecurangan. c. Membuka ditetapkan
Mekanisme dokumen  Dilakukan dihadapan
utama tender Ordinal 61
semua tender
pencegahan
kecurangan
adalah
 Dilakukan secara benar Ordinal
pengawasan 62
dan adil
tanggung
 Memberikan alasan Ordinal
jawab yang d. Evaluasi 63
yang jelas apabila ada
utama untuk penawaran
penolakan penawaran
menetapkan
dan
 Pelimpahan wewenang Ordinal
mengembang 64
98

kan e. Melimpahkan harus dengan alasan


pengawasan wewenang yang jelas
yang terletak
pada
manajemen  Memeriksa secara Ordinal
Tugiman menyeluruh kegiatan 65
(2006:34) f. Pemeriksaan pengadaan barang dan
dan audit jasa
independen  Dibutuhkan waktu yang
lama dalam melakukan Ordinal 66
pemeriksaan

2. Tujuan
pencegahan fraud

a. Prevention  Pencegahan fraud secara Ordinal 67


nyata
 Pencegahan fraud Ordinal
dilakukan pada semua 68
lini organisasi

 Menangkal pelaku yang


b. Deterence berpotensi melakukan Ordinal 69
fraud
 Mencegah tindakan
yang bersifat coba-coba Ordinal 70

 Mempersulit gerak 71
c. Discruption Ordinal
langkah pelaku fraud

 Mengidentifikasikan
d. Identification Ordinal 72
kegiatan yang beresiko
tinggi
 Kelemahan Ordinal 73
pengendalian terhadap
resiko
99

e. civil action  Melakukan tuntutan 74


prosecution pada pelaku fraud Ordinal
 Menjatuhkan sanksi 75
pada pelaku perbuatan
fraud

Sumber : Tugiman (2006:34), Pope (2007:48)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:115) populasi dapat didefinisikan sebagai

berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian populasi diatas, populasi dalam penelitian ini

adalah Pokja ULP (kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan) pada 8 Instansi

Pemerintah khususnya dinas yang berada di kota Bandung yang berjumlah 24

orang. Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis memilih 8 instansi pemerintah

tersebut dengan kriteria yaitu instansi pemerintah tersebut terdaftar dalam Sistem

Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa LPSE kota Bandung dan memenuhi

klasifikasi dalam jumlah total pagu anggaran tahun 2015 yang terdiri dari Rp. 0 –

20 Miliar, Rp. 21 – 40 Miliar, Rp. 41 - 60 Miliar, dan di atas Rp. 60 Miliar serta

Pokja ULP yang memiliki masa kerja di atas 7 tahun dan telah berpengalaman di

bidang pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah. Selain itu instansi
100

pemerintah tersebut secara terbuka menerima survey untuk kebutuhan penelitian,

tenaga, dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap populasi (menyangkut banyak

sedikitnya data). Berikut ini rincian populasi penelitian :

Tabel. 3.5

Populasi Penelitian

Total Pagu dalam Jumlah


No Nama Instansi Pemerintah SIRUP Tahun 2015 Pokja ULP
(satuan jutaan rupiah)
1 Dinas Koperasi, UKM, Rp. 12.093.421.750 3 Orang
Perindustrian dan Perdagangan
2 Dinas Pertanian dan Ketahan Rp. 17.207.140.000 3 Orang
Pangan
3 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Rp. 30.868.542.000 3 Orang
Aset Daerah
4 Dinas Pelayanan Pajak Rp. 21.596.551.366 3 Orang
5 Dinas Sosial Rp. 45.632.431.443 3 Orang
6 Dinas Kesehatan Rp. 54.082.971.443 3 Orang
7 Dinas Perhubungan Rp. 94.025.144.085 3 Orang
8 Dinas Pemuda dan Olahraga Rp. 154.327.107.500 3 Orang
Jumlah 24 Orang
Sumber: http://lpse kotabandung.go.id/eproc
101

Tabel 3.6

Klasifikasi Instansi Pemerintah berdasarkan total Pagu anggaran

Total Pagu dalam SIRUP tahun 2015


No Nama Instansi Pemerintah
Rp. 0 - 20 M Rp. 21 - 40 M Rp. 41 - 60 M diatas Rp. 60 M
1 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan √ − − −
2 Dinas Pertanian dan ketahanan pangan √ − − −
3 Dinas Pelayanan Pajak − √ − −
4 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah − √ − −
5 Dinas Sosial − − √ −
6 Dinas Kesehatan − − √ −
7 Dinas Perhubungan − − − √
8 Dinas Pemuda dan Olahraga − − − √

3.3.2 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2013:81) teknik sampling adalah “Teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian”.

Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak

menyeluruh, yaitu tidak mencakup seluruh objek penelitian (populasi) akan tetapi

sebagian saja dari populasi. Teknik sampling merupakan salah satu teknik dalam

menentukan jenis sampel atau responden yang akan diteliti.

Teknik sampling pada dasarnya terdiri dari Probability Sampling dan

Nonprobability Sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

Nonprobability Sampling, dengan menggunakan teknik Sampling Jenuh (Jenuh).

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:186) definisi Nonprobability

Sampling adalah sebagai berikut :

“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak


memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel..”
102

Menurut Sugiyono (2013:118) sampling Jenuh yaitu “Teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dan hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, atau kurang dari 30 orang.”

Dalam penelitian ini, penulis memilih metode sampling jenuh alasannya

karena jumlah populasi relative kecil yaitu sebanyak 24 orang.

3.3.3 Sampel Penelitian

Sugiyono (2013:116) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)”.

Karena jumlah populasi 24 orang, maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pokja ULP pada dinas di kota Bandung yaitu sebanyak 24

orang. Penulis akan melakukan penelitian mengenai e-Procurement dan e-Audit

terhadap pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa, khususnya pokja ULP

pada 8 Dinas di Kota Bandung.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh data dari dua sumber

yaitu :
103

1. Data Primer

Data ini langsung diperoleh dari penelitian lapangan melalui pengamatan

langsung pada objek yang akan diteliti melalui teknik pengumpulan data berupa

wawancara, kuesioner dan observasi.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh oleh peneliti dari studi kepustakaan dengan cara

mempelajari literatur-literatur serta sumber lain yang berhubungan dan relevan

dengan masalah dan topik yang sedang diteliti.

Untuk mendukung keperluan penganalisisan data penelitian ini, penulis

memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun luar

instansi. Adapun cara-cara untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian

ini, peneliti melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai

keterangan melalui :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan merupakan cara untuk memperoleh data primer yang

secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian. Metode penelitian lapangan yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Wawancara

Proses mendapatkan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan subyek

dengan memakai panduan wawancara. Dalam wawancara ini peneliti

akan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang


104

berkaitan dengan instansi pemerintah khususnya dinas yang berada di

Kota Bandung.

b. Observasi

Merupakan teknik penelitian dengan mengadakan penelitian langsung

terhadap objek penelitian untuk meperoleh data primer secara langsung

dari responden yang dijadikan sampel penelitian. Data yang didapat

dari hasil observasi selanjutnya di analisis.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan tujuan untuk memperoleh informasi-

informasi yang relevan mengenai variabel-variabel penelitian yang

akan diukur dalam penelitian ini. Kuesioner ini akan dibagikan kepada

responden yaitu tim pengadaan barang dan jasa yang dijadikan sampel

dalam penelitian dan hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik.

3.4 Metode Analisis Data yang digunakan

3.4.1 Analisis Data

Data yang dianalisis merupakan data hasil penelitian lapangan dan

penelitian kepustakaan, kemudian peneliti melakukan analisis untuk menarik

kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


105

1. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling, di mana

yang diselidiki adalah sampel yang merupakan populasi yang menjadi

perhatian dan penelitian.

2. Setelah metode pengumpulan data ditentukan, kemudian ditentukan

instrumen untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan

diselidiki. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan atau kuesioner untuk menentukan nilai dari kuesioner

tersebut, penulis menggunakan skala likert.

3. Daftar kuesioner kemudian disebar ke bagian-bagian yang telah

ditetapkan. Setiap item dari kuesioner ini memiliki 5 jawaban dengan

masing-masing nilai/ skor yang berbeda untuk setiap pernyataan positif

atau negatif seperti yang tertera pada tabel 3.1 .

4. Ketika data tersebut terkumpul, kemudian dilakukan pengolahana data,

disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai variabel X dan

variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata (mean)

dari masing- masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan

menjumlahkan keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi

dalam jumlah responden.

3.4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas adalah suatu alat pengumpul data yang

dilakukan untuk mengetahui kesahihan (valid) dan kehandalan (reliabel)


106

kuesioner sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Uji validitas

menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data

dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Sedangkan uji reliabilitas

menyatakan bahwa apabila instrumen digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama pula.

3.4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah suatu data yang dapat dipercaya kebenarannya sesuai

dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa :

“Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa


yang seharusnya diukur. Data yang diperoleh dari penelitian itu adalah
data empriris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang
valid.Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan
oleh peneliti.”

Untuk mencari nilai validitas di sebuah item kita mengkorelasikan skor

item dengan total item-item tersebut. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,

maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut

Sugiyono (2010:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Jika r ≥ 0,30 maka item-item tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r ≤ 0,30 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid

Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus

korelasi berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :

Rumus 3.1
𝑛Σ𝑋𝑌 Σ𝑋Σ𝑌
𝑟=
𝑛ΣX 2 − ΣX 2 𝑛ΣY 2 − ΣY 2
107

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = Banyaknya sampel

Σ X = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X

Σ Y = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y

3.4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data

menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi

dalam mengungkapkan gejala tertentu (Sugiyono, 2010:172). Instrumen dikatakan

realibel jika alat ukur tersebut menunjukan hasil yang konsisten, sehingga

instrumen ini dapat digunakan dengan aman karena dapat bekerja sama dengan

baik pada waktu dan kondisi yang berbeda.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Alpha

Cronbcah(α) yang penulis kutip dari Eti Rochaety (2007:54) dengan rumus

sebagai berikut :

Rumus 3.2

𝑁 𝑆 2 1−ΣS𝑖 2
R=𝛼=𝑅= 𝑁−1 𝑆2

Keterangan:

α = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach


108

= Varians skor keseluruhan

S 2 = Varians masing-masing item

Adapun kriteria untuk menilai reliabilitas instrumen penelitian ini yang

merujuk kepada pendapat (Nunnally, 1997 dalam Ghozali 2007:42).

“Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cornbach Alpha >0,60.”

3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Rancangan Analisis

Dalam menganalisis dan melakukan uji hipotesis, perlu adanya suatu

rancangan dalam pengolahan data dari instrumen yang digunakan. Berikut

merupakan uraian dari langkah-langkah dalam rancangan analisis dan uji

hipotesis.

3.5.2 Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Pengertian deskriptif (kualitatif) menurut Sugiyono (2010: 29) adalah

sebagai berikut:

”Merupakan metode análisis yang berlandaskan pada filsafat


postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi

untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk

dalam beberapa kategori. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakanan alisis

kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan informasi-informasi


109

yang diperoleh dari data perusahaan serta wawancara yang bersifat untuk

memperjelas masalah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Untuk menilai

variabel X dan variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata

(mean) dari masing- masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan

menjumlahkan dan keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dalam

jumlah responden.

Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut:

Untuk variabel X Untuk Variabel Y

ΣX𝑖 ΣY
Me : Me :
𝑛 𝑛
Rumus 3.3
Rata-rata (mean)
Keterangan:

Me = Mean (rata-rata)

Σ = Jumlah (sigma)

Xi (X1 dan X2 ) = Nilai X ke i sampai ke n

Y = Nilai Y ke i sampai ke n

n = Jumlah Responden

Setelah rata-rata dari masing-masing variabel didapat, kemudian

dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai

terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan tertinggi

tersebut peneliti ambil banyaknya pernyataan dalam kuesioner dikalikan


110

dengan skor terendah (1) dan skor tertinggi (5) dengan menggunakan skala

likert. Teknik skala likert, dipergunakan untuk mengukur jawaban. Untuk

menentukan kelas interval, penulis dalam penelitian ini menggunakan rumus

K = 1 + 3,3 log n. Kemudian rentang data dihitung dengan cara nilai tertinggi

dikurangi dengan nilai terendah. Sedangkan menghitung panjang kelas

dengan cara rentang data dibagi dengan jumlah kelas.

 Variabel X1 e-Procurement

Untuk variabel X1 nilai terendah adalah 1 x 35 =35, nilai ini

diperoleh dari skor terendah yaitu (1) dikalikan dengan banyaknya

pertanyaan dalam kuesioner untuk variabel X1 (e-Procurement) yaitu

sebanyak 35 pertanyaan. Demikian pula untuk nilai tertingginya adalah 5 x

35 = 175, diperoleh dari skor nilai tertinggi yaitu (5) dikalikan dengan

banyak pertanyaan yaitu 35 pertanyaan. Sedangkan panjang kelas

intervalnya yaitu 175-35 = 140 jadi 140 : 5 = 28

Tabel 3.7

Kriteria variabel E-Procurement

Nilai Kriteria

35 - 63 Penerapan E-Procurement pada instansi pemerintah

tidak memadai

64 - 91 Penerapan E-Procurement pada instansi pemerintah

kurang memadai

92 - 119 Penerapan E-Procurement pada instansi pemerintah

cukup memadai
111

120 - 147 Penerapan E-Procurement pada instansi pemerintah memadai

148 - 175 Penerapan E-Procurement pada instansi pemerintah sangat

memadai

Di dalam penelitian ini variabel e-Procurement diturunkan ke dalam 2

dimensi. Berikut kriteria dari masing-masing dimensi.

● Dimensi pertama adalah proses e-Procurement, diperoleh masing-

masing nilai tertingginya adalah (5x28) = 140 nilai terendahnya (1x28) =

28, kelas interval sebesar (140-28)/ 5 = 22,4 maka kriteria dimensi sebagai

berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Dimensi Proses E-Procurement

Nilai Kriteria
28 – 50,4 Proses e-Procurement tidak memadai
51,4 – 72,8 Proses e-Procurement kurang memadai
73,8 – 95,2 Proses e-Procurement cukup memadai
96,2 – 117,6 Proses e-Procurement memadai
118,6 – 140 Proses e-Procurement sangat memadai

● Dimensi kedua adalah tujuan e-procurement, diperoleh masing-masing

nilai tertingginya adalah (5x7) = 35 nilai terendahnya (1x7) = 7, kelas

interval sebesar (35-7)/ 5 = 5,6 maka kriteria dimensi sebagai berikut :


112

Tabel 3.9
Kriteria Dimensi Tujuan E-Procurement

Nilai Kriteria
7 – 12,6 Tujuan e-Procurement tidak efektif
13,6 – 18,2 Tujuan e-Procurement kurang efektif
19,2 – 23,8 Tujuan e-Procurement cukup efektif
24,8 – 29,4 Tujuan e-Procurement efektif
30,4 – 35 Tujuan e-Procurement sangat efektif

● Untuk variabel e-Audit (X2) diperoleh masing-masing nilai tertingginya

adalah (5x20) = 100 dan skor terendahnya (1x20) = 20, lalu interval

sebesar (100-20)/5 = 16 maka diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Variabel E-Audit


Nilai Kriteria
20 – 36 Penerapan e-Audit pada perusahaan tidak memadai
37 – 52 Penerapan e-Audit pada perusahaan kurang memadai
53 – 68 Penerapan e-Audit pada perusahaan cukup memadai
69 – 84 Penerapan e-Audit pada perusahaan memadai
85 – 100 Penerapan e-Audit pada perusahaan sangat memadai

Di dalam penelitian ini variabel e-Audit diturunkan ke dalam 2

dimensi. Berikut kriteria dari masing-masing dimensi:

● Untuk dimensi pertama adalah proses e-Audit diperoleh masing-masing

nilai tertingginya adalah (5x15) = 75 nilai terendahnya (1x15) = 15,

kelas interval sebesar (75-15)/ 5 = 12 maka kriteria dimensi sebagai

berikut :
113

Tabel 3.11
Kriteria Dimensi Proses E-Audit
Nilai Kriteria
15 – 27 Penerapan e-Audit tidak memadai
28 –39 Penerapan e-Audit kurang memadai
40 – 51 Penerapan e-Audit cukup memadai
52 – 63 Penerapan e-Audit memadai
64 – 75 Penerapan e-Audit sangat memadai

● Untuk dimensi kedua adalah tujuan e-Audit diperoleh masing-masing

nilai tertingginya adalah (5x5) = 25 nilai terendahnya (1x5) = 5, kelas

interval sebesar (25-5)/ 5 = 4 maka kriteria dimensi sebagai berikut :

Tabel 3.12

Kriteria Dimensi Tujuan E-Audit


Nilai Kriteria
5–9 Tujuan e-Audit tidak efektif
10 – 13 Tujuan e-Audit kurang efektif
14 – 17 Tujuan e-Audit cukup efektif
18 – 21 Tujuan e-Audit efektif
22 – 25 Tujuan e-Audit sangat efektif

● Untuk variabel Pencegahan Fraud (Y) diperoleh masing-masing nilai

tertingginya adalah (5x20) = 100 dan nilai tertingginya (1x20) = 20, lalu

kelas intervalnya (100-20)/5 = 16. Maka kriteria untuk melihat kualitas

audit adalah:
114

Tabel 3.13
Kriteria Variabel Efektivitas Pencegahan Fraud Pengadaan Barang
dan Jasa
Nilai Kriteria
20 – 36 Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa tidak efektif
37 – 52 Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa kurang efektif
53 – 68 Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa cukup efektif
69 – 84 Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa efektif
85 – 100 Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa sangat efektif

Di dalam penelitian ini variabel pencegahan fraud pengadaan barang

dan jasa diturunkan ke dalam 2 dimensi. Berikut kriteria dari masing-

masing dimensi.

● Untuk dimensi pertama adalah upaya pencegahan fraud pengadaan

barang dan jasa diperoleh masing-masing nilai tertingginya adalah

(5x11) = 55 nilai terendahnya (1x11) = 11, kelas interval sebesar (55-

11)/ 5 = 8,8 maka kriteria dimensi sebagai berikut :

Tabel 3.14
Kriteria Upaya Pencegahan Fraud Pengadaan Barang dan jasa
Nilai Kriteria
11 – 19,8 Upaya pencegahan fraud pengadaan barang tidak memadai
20,8 – 28,6 Upaya pencegahan fraud pengadaan barang kurang memadai
29,6 – 37,4 Upaya pencegahan fraud pengadaan barang cukup memadai
38,4 – 46,2 Upaya pencegahan fraud pengadaan barang memadai
47,2 – 55 Upaya pencegahan fraud pengadaan barang sangat memadai

● Untuk dimensi kedua adalah tujuan pencegahan fraud pengadaan

barang dan jasa diperoleh masing-masing nilai tertingginya adalah


115

(5x9) = 45 nilai terendahnya (1x9) = 9, kelas interval sebesar (45-9)/ 5

= 7,2 maka kriteria dimensi sebagai berikut :

Tabel 3.15
Kriteria Dimensi Tujuan Pencegahan Fraud
Pengadaan Barang dan jasa
Nilai Kriteria
9 – 16,2 Tujuan Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa tidak efektif
17,2 – 23,4 Tujuan Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa kurang
efektif
24,4 – 30,6 Tujuan Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa cukup efektif
31,6 – 37,8 Tujuan Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa efektif
38,8 – 45 Tujuan Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa sangat
efektif

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual

berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng (bell-

shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.

Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam data

yang diambil.

Cara mendeteksi yaitu dengan menggunakan histogram

regression residual yang sudah distandarkan serta menggunakan

analisis kai kuadrat (X2) dan kolmogorov smirnov. Kurva nilai residual
116

terstandarisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai

kolmogorov-smirnov Z≤ Z tabel; atau nilai asymp. Sig. (2-failed)>α.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada

model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar

variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah

multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu

tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar

variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas dapat dilihat dari

hal–hal sebagai berikut:

a.Nilai tolerance dan lawannya

b.Variance Inflation Factor

Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai variance

inflation factor lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data

tersebut tidak terdapat multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedasitas

Adanya heteroskedasitas berarti adanya varian variabel dalam

model yang tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas, ada atau tidaknya pola yang terjadi pada nilai residu

pada model, metode yang dapat digunakan seperti metode grafik park

gleyser, barlet, scatter plot dan rank spearman. Pada kasus disini

digunakan metode scatter plot, dengan kriteria hasil sebagai berikut :


117

1. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada/tidaknya pengaruh variabel bebas yang perlu diuji kebenarannya

dalam suatu penelitian.

Sugiyono (2013:93) dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis

menyatakan bahwa:

“Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya
disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi

dari kedua variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian

hipotesis ini dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis

alternatif (Ha), pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik dan penetapan

tingkat signifikan.

Adapun penjelasan dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:
118

1. Penetapan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

 Secara Parsial

Ho1 : β1 = 0 “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari e-

procurement terhadap pencegahan fraud pengadaan

barang dan jasa.”

Ha1 : β1 > 0 "Terdapat pengaruh yang signifikan dari e-procurement

terhadap pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.

Ho2 : β2 = 0 “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari e-Audit

terhadap pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.”

Ha2 : β2 > 0 “Terdapat pengaruh yang signifikan dari e- Audit

terhadap pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa.”

 Secara Simultan

Ho3 : β3 = 0 “E-procurement dan e-Audit tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan

barang dan jasa.”

Ha3 : β3 > 0 “E-procurement dan e-Audit mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang dan

jasa.”
119

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

2. Pemilihan Test Statistik dan Perhitungan Nilai Test Statistik

Teknik statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis adalah

statistik parametris karena penulis akan menguji parameter populasi

melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Test

statistik yang penulis gunakan adalah :

a. Regresi Linear Berganda

Menurut Riduan dan Sunarto (2013:108) adalah sebagai berikut:

“Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kasual
antara dua variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3),...,(Xn) dengan satu
variabel terikat.”

Pada penelitan ini digunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui

adanya peran antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis regresi yang

digunakan adalah analisis regresi berganda yang meramalkan nilai variabel terikat

(Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih.


120

Untuk melihat bagaimana pengaruh e-Procurement dan e-Audit terhadap

efektivitas pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah

di Kota Bandung, dapat dilihat dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda sebagai berikut:

Rumus 3.4

Y= a + 𝛽1X1 + 𝛽2X2

Dimana:

Y= Efektivitas Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa


a = konstanta
𝛽 1, 𝛽2 = koefisien regresi
X1 = e-Procurement
X2 = e-Audit

b. Uji Korelasi
Untuk menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi

antara variabel X dengan variabel Y, dilakukan dengan cara

menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi product moment

method atau dikenal dengan rumus pearson yaitu:

n (∑XiYi) – (∑Xi) (∑Y)


r=
𝑛 ∑𝑋𝑖 2 − ∑𝑋𝑖 2 − 𝑛 ∑𝑌𝑖 2 − ∑𝑌𝑖 2

(Sumber : Sugiyono, 2013:248)

Keterangan:

r : Nilai korelasi pearson


121

n : Jumlah responden

∑Xi : Jumlah hasil pengamatan variabel X

∑Yi : Jumlah hasil pengamatan variabel Y

∑XiYi : Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y

∑X² : Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah dikuadratkan

∑y² : Jumlah dari hasil pengamatan variabel Y yang telah dikuadratkan

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi

yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat disimpulkan pada

ketentuanketentuan untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

diantaranya yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.16
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi

Intrerval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

3. Penentuan Taraf Signifikan

Sebelum pengujian dilakukan maka terlebih dahulu harus

ditentukan taraf signifikansinya. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu

rencana pengujian agar diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan

antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Taraf signifikan
122

yang dipilih dan ditetapkan dalam penelitian ini adalah 0,05. (α = 0,05)

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Angka ini dipilih karena dapat

mewakili hubungan variabel yang diteliti dan merupakan suatu taraf

signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian di bidang ilmu sosial.

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t)

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan uji signifikansi

nonparameter (uji statistik t) untuk mengetahui peranan variabel

independen terhadap variabel dependen secara individual (parsial).

Peranan variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

uji-t satu, taraf kepercayaan 95 %, kriteria pengambilan keputusan

untuk melakukan penerimaan atau penolakan setiap hipotesis adalah

dengan cara melihat signifikansi harga t hitung setiap variabel independen

atau membandingkan nilai t hitung dengan nilai yang ada pada t tabel ,

maka Ha diterima dan sebaiknya t hitung tidak signifikan dan berada

dibawah ttabel, maka Ha ditolak.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji statistik t adalah

sebagai berikut :

1. Menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik uji t,

denganmelihat asumsi sebagai berikut :

- Interval keyakinan α = 0,05

- Derajat kebebasan = n-k-1

- Kaidah keputusan : Tolak Ho (terima Ha), jika t hitung> t tabel

Terima Ho (tolak Ha), jika t hitung< t tabel


123

Apabila Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

suatu pengaruh atau hubungan yang tidak signifikan, sedangkan apabila

Ho ditolak maka pengaruh variabel independen terhadap dependen adalah

signifikan.

2. Menemukan thitung dengan menggunakan statistik uji t, dengan rumus

statistik :

𝑟 𝑛−2
t=
1−𝑟 2 Rumus 3.5

Keterangan :

r = koefisien korelasi

t = nilai koefisien korelasi dengan derajat bebas (dk) = n-k-1

n = jumlah sampel

c. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan

data, serta agar pengukuran data yang dihasilkan lebih akurat maka peneliti

menggunakan bantuan program SPSS for Statistic Version 20.0.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Dengan menggunakan software SPSS, diperoleh hasil analisis

regresi Pengujian hipotesis menurut Sugiyono (2013:190) dapat digunakan

rumus uji signifikansi korelasi ganda sebagai berikut:

Rumus 3.6

𝒏 𝚺𝐗𝐘 − 𝚺𝐗 . 𝚺𝐘
rxy =
𝒏.𝚺𝐗𝟐 − 𝚺𝐗 𝟐 . 𝒏𝚺𝐘 𝟐− 𝚺𝐘 𝟐
124

Dimana :

Rxy = koefisien korelasi ganda


n = jumlah responden
ΣXY = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
ΣX = jumlah skor x
ΣY = jumlah skor y
(ΣX)2 = kuadrat jumlah skor x
(ΣY)2 = kuadrat jumlah skor y

● dk = (n-k-1) derajat kebebasandengan kaidah keputusan :

- Tolak Ho (terima Ha), jika FHitung> FTabel

- Terima Ho (tolak Ha), jika FHitung < FTabel

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Andi Supangat dalam Rizky (2014:85) menyatakan koefisien

determinasi merupakan ukuran (besaran) untuk menyatakan tingkat

kekuatan hubungan dalam bentuk persen (%). Dalam hal ini Uji koefisien

determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel

independen (E-Procurement dan E-Audit) menjelaskan variabel dependen

(Pencegahan fraud pengadaan barang dan jasa) yang dilihat melalui

Adjusted R Square, karena variabel independennya terdiri dari 2 variabel.

Proses pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

bantuan Statistic Progran for Social Science (SPSS) ver. 21.0

3.6 Proses Penelitian

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus, terencana dan sistematis dengan maksud untuk mendapatkan


125

pemecahan masalah. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil dalam

penelitian haruslah tepat dan saling mendukung antara komponen yang satu

dengan yang lain.

Adapun proses penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Penetapan Topik

b. Latar Belakang Penelitian

c. Identifikasi Masalah

d. Tinjauan Pustaka

e. Metode Penelitian

f. Hasil dan Pembahasan

g. Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai