Anda di halaman 1dari 12

RESUME BUKU

“BUDAYA ORGANISASI - KONSEP, TEORI, DAN IMPLEMENTASI"

Mata Kuliah: Teori Organisasi


Dosen Pengampu: Abang Zainudin, S.Sos., M.Si.

Disusun oleh:
Nama: Nurhayati
NIM: 180100682011
Kelas: 4B (Non Reguler)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
2020
RESUME BUKU
Judul : Budaya Organisasi – Konsep, Teori, dan Implementasi
Pengarang : Dr. Ismail Nurdin, M.Si.
Penerbit : Universitas Brawijaya Press (UB Press)
Tahun : 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Urgensi Kajian Budaya Organisasi

Teori organisasi merupakan teori yang mebahas tentang sekelompok individu

yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kajian teori organisasi terdapat

kajian yang membahas tentang budaya organisasi. Budaya organisasi sendiri

merupakan sebuah dimensi dinamis dari organisasi sebagai aspek perilaku manusia atau

organisasi. Di Indonesia kajian budaya organisasi mulai dikenal pada tahun 80-90an.

Kajian terkait budaya organisasi menjadi penting karena ketika lingkungan strategis

organisasi mengalami perubahan dan interaksi organisasi semakin rumit, sehingga

potensi benturan budaya dalam organisasi tidak dapa di elakkan. Dari berbagai kajian

budaya organisasi ditemukan bahwa budaya organisasi terbentuk, dikembangkan,

diperkuat, atau bahkan diubah ditujukan untuk terciptanya budaya organisasi yang

mendorong anggotanya untuk menjaga dan mempertahankan organisasi tetap unggul.

Budaya organisasi yang mapan adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap

perubahan lingkungan eksternal, seperti: belum dikembangkannya secara adaptif

rumusan visi misi, tujuan organisasi, strategi organisasi, sarana pra sarana,

pengembangan pengukuran kinerja, dan perbaikan kelembagaan. Pengembangan

1
budaya organisasi dilakukan melalui komunikasi budaya, sosialisasi budaya,

internalisasi budaya, dan pengawasan pelaksanaan budaya.

B. Penelitian Budaya Organisasi

Terdapat pengaruh budaya organisasi (birokasi) terhadap perilaku para anggota

organisasi, budaya organisasi (birokrasi) diyakini sebagai tapal batas untuk

membedakan dengan organisasi (birokrasi) lain; sebagai identitas organisasi dan

identitas kepribadian anggota organisasi, mendorong terbangunnya komitmen

organisasi daripada komitmen yang bersifat kepentingan individu, serta memantapkan

solidaritas antar anggota dalam organisasi.

Salah satu contoh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan budaya politik

dalam bentuk tinjauan masalah penelitian, fokus penelitian, metodologi dan temuan

budaya organisasi bisnis maupun organisasi publik yaitu, penelitian tentang “Model

Organisasi dan Pengukuran Jabatan Fungsional Satuan Polisi Pamong Praja” (Sadu

Wasistiono dkk, 2007). Penelitian ini mengambil Satuan Polisi Pamong Praja

(SATPOL-PP) Kota Bandung sebagai objek penelitian. Didalamnya, ditunjukkan

bahwa organisasi Satuan Poisi Pamong Praja (SATPOL-PP) yang ada saat ini belum

efektif dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) SATPOL-PP dalam

membina ketentraman dan menjaga ketertiban umum serta penegakkan peraturan

daerah yang disebabkan oleh struktur organisasi yang belum sesuai dengan karakter

organisasi dan fungsi organisasi. Jumlah anggota belum mencukupi, kemampuan

pelaksanaan anggota yang minim, serta minimnya sarana pra-sarana penunjang

pelaksanaan tugas.

2
BAB II

KONSEP BUDAYA ORGANISASI

A. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Schein (1997) kata budaya menekankan kepada pikiran tentang

sesuatu yang dimiliki dan dipegang secara bersama-sama dalam kelompok, ciri-cirinya

meliputi:

1. Keteraturan perilaku yang dapat diamati, seperti bahasa yang digunkanak,

adat dan tradisi yang berevolusi, ritual-ritual yang diterapkan secara luas

dalam viariasi situasi yang luas.

2. Norma kelompok berupa standar dan norma seperti dalam ungkapan “a fair

day’s work for a fair day’s pay”.

3. Nilai-nilai yang mengikuti, yakni asas-asas dan nilai-nilai terkait dan secara

umum diumumkan yang diyakini oleh kelompok untuk dicapai seperti

“produt quality” atau “price leadership”.

4. Filsafat formal: kebijakan dan prinsip-prinsip ideologis yang luas yang

memandu perbuatan kelompok terhadap pemegang saham, karyawan,

pelanggan, dan stakeholder lainnya.

5. Aturan main, yaitu aturan yang secara implisit harus dipelajari oleh

pendatang baru dalam organisasi “the way things around here”.

6. Situasi perasaan yang dinyatakan di dalam sebuah kelompok dalam bentuk

tata ruang fisik dan cara dalam mana anggota-anggota organisasi

berinteraksi satu sama lain, dengan para pelanggan atau dengan pihak lain

di luar organisasi.

3
7. Keterampilan yang mengakar: komponen khusus anggota yang ditunjukkan

dalam melaksanakan tugas tertentu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang melampaui satu generasi ke generasi lainnya diturunkan tanpa tertulis.

8. Kebiasaan berfikir model mental dan paradigma bahasa, bingkai pengenalan

bersama yang memandu persepsi, pemikiran,

B. Lapisan Budaya Organisasi

Hofstede (2001: 9) mengelompokkan manifestasi budaya dalam bentuk:

symbols, heroes, rituals dan values, symbol atau simbol digambarkan sebagai kata-kata,

bahasa, isyarat, gambar atau obyek yang membawa pesan khusus yang hanya dapat

dikenal oleh mereka yang mempunyai budaya yang sama. Schein (1992: 17)

melukiskan budaya dalam 3 level yaitu artefak, nilai budaya, dan asumsi dasar.

Artefak sebagai lapisan pertama dalam budaya organisasi membuat tahap ini

menjadi dimensi yang paling terlihat dalam budaya organisasi. Mudah untuk

mengobservasi artefak-artefak, misalnya dengan cara bagaimana status orang

ditunjukkan anggota organisasi, namun sukar memahami apa yang dimaksud dengan

artefak dan bagaiman pola palinh dalam dari budaya organisasi. Lapisan kedua yaitu

nilai budaya, di dalam lapisan ini semua pembelajaran organisasi merefleksikan nilai-

nilai anggota organisasi. Perasaan mereka mengenai apa yang seharusnya berebeda

dengan apa yang terjadi apa adanya. Kemudian lapisan terakhir yaitu asumsi dasar, jika

solusi yang dikemukakan seorang pemimpin dalam organisasi dapat berhasil berulang-

ulang, maka solusi dianggat sebagai sudah seharusnya (taken for guaranted). Schein

membagi asumsi dasar menjadi 5 kategori, yaitu: hakikat hubungan dengan lingkungan;

hakikat orientasi waktu; hakikat sifat manusia; hakikat aktivitas manusia; hakikat

hubungan manusia.

4
C. Peran Budaya dalam Organisasi

Budaya dalam organisasi setidaknya memainkan tiga peranan penting, yaitu

memberikan identitas bagi anggotanya, meningkatkan komitmen terhadap visi misi

organisasi, serta memperkuat standar perilaku. Untuk membangun budaya organisas

dibutuhkan alat. Alat utamanya adalah komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang

sifatnya segala arah, tidak hanya dari atas ke bawah saja, sehingga akan memperlancar

usaha pembangunan budaya organisasi yang baru.

Terdapat 5 langah pembentukan budaya organisasi, yaitu:

1. Misi dan strategi; adanya asumsi dan pemahaman akan misi itama, tugas

utama serta fungsi.

2. Tujuan; tujuan berdasarkan misi utama.

3. Cara-cara; cara mencapai tujuan melalui struktur organisasi, pembagian

tenaga kerja, sistem penghargaan dan sistem otoritas.

4. Pengukuran; pengembangan kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk

mengukur kinerja.

5. Koreksi; menciptakan strategi pembenahan yang tepat sebagai dasar

bertindak lebih lanjut untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi

mempunyai sejumlah fungsi. Untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi dalam

beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya budaya organisasi dapat memperkuat

pemahaman dan kemampuan anggota organisasi dalam berbahasa, berkomunikasi,

serta berhubungan dengan anggota yang lain.

5
BAB III

PERKEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI

A. Sumber Budaya Organisasi

Sumber budaya organisasi merupakan hal yang berkaitan tentang asal-usul

budaya suatu organisasi. Beberapa contoh sumber budaya organisasi diantaranya

pengaruh pemimpin yang dominan, sejarah dan tradisi perusahaan, tujuan, nilai-nilai

dan kepercayaan serta banyak hal lainnya. Selain itu, menurut David Drennan (1992)

sumber budaya organisasi antara lain, anggota organisasi, pendiri organisasi, pemimpin

organisasi, konsultan perusahaan, dan pemegang saham.

B. Budaya Masyarakat Etnik

Budaya nasional memiliki peranan penting dalam perubahan budaya organisasi

hal ini tampak jelas ketika Negara komunis seperti Rusia dan Cina. Banyak perubahan

yang tampak jelas dikedua Negara tersebut. Mengapa hal demikian terjadi ? Hal ini

dikarenakan beberapa factor, seperi nilai-nilai budaya nasional dan local, bahasa

nasional dan bahaya suku bangsa, system pendidikan, system politik serta pertahanan

dan keamanan, dan agama mayoritas bangsa. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di perusahaan IBM di seluruh negara, Geert Hofstede (Andre Brown, 1998)

bahwa para manajer IBM di berbagai negara yang berbeda memiliki kekuatan dan sikap

mengeni sejumlah isu budaya yang juga berbeda. Setiap budaya nasional diberbagai

negara berbeda dalam lima dimensi diantaranya jarak kekuasaan, individualisme dan

kolektivisme, maskulin dan feminim, pengindaran ketidakpastian, serta konfusianisme

dan dinamisme.

C. Budaya Organisasi Professional

Budaya organiasi menyajikan profesi tertentu artinya dalam mencapai tujuan

menggunakan profesi tertentu. Menurut Lynn suatu profesi menyajikan layanan khusus

6
berdasarkan ilmu pengetahuan yang hanya dimiliki oleh orag tertentu, yang secara

sistematik diformulasikan dan diterapkan untuk memenuhi kebutuhan seorang

klien.setiap profesi mengangggap dirinya sebagai lembaga yang menentukan sejumlah

aspek kehidupan masyarakat yang harus dipikirkan dan didefinisikan, bahkan kebijakan

public mengenai hal tersebut. Dalam pelaksanaan profesi, para profesional suatu

organisasi mengacu pada kode etik dan standar profesi yang ada diperusahaan mapun

asosiasi lainnya.

D. Budaya Organisasi Bisnis

Didalam budaya organisasi bisnis, sifat atau karakteristik bisnis mempunyai

pengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain Produk organisasi artinya suatu

organisasi didirikan untuk memproduksi barang dan jasa dan melayani anggota

masyarakat yang membutuhkannya. Jenis produk yang diproduksi organisasi

mempengaruhi cara memproduksi, teknologi yang digunakan, dan cara melayaninya,

tentu hal demikian mempengaruhi budaya organisasinya. Konsumen artinya kosumen

ini mempengaruhi budaya organisasi dalam hal melayani. Teknologi arinya kombinasi

baik alat mapun keterampilan serta system dalam memproses bahan mentah menjadi

barang dan jasa. Norma dan nilai-nilai dari menggunakan teknologi dengan yang

manual tersebut tentu berbeda budaya organisasinya. Pesaing artinya budaya organisasi

perusahaan yang memiliki pesaing ketat berbeda dengan perusahaan tanpa pesaing

tentunya. Strategi artinya visi, misi dan strategi organisasi mempengaruhi budaya

organisasi.

E. Fase Perkembangan Budaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki sejarah organisasi dimulai dari pendiri atau

pemimpin. Budaya organisasi berkembang sejalan dengan siklus perkembangan

organisasi. Siklus organisasi melalui lima fase seperti fase kelahiran dimana pendiri

7
organiasi meletakan fondasi budaya organisasi berupa visi, misi norma-norma maupun

yang lainnya, fase pertumbuhan yakni fase struktur organisasi tumbuh sejajar dengan

meningkatnya aktivitas organisasi, fase dewasa ialah fase organiasi sudah mapan dan

mempunyai budaya organisasi yang stabil menjadi pedoman perilaku dan aktivitas

anggota dalam mencapai tujuan organisasi , fase fluktuasi yaitu fase terjadi gejolak

dalam suatu organisasi contohnya terjadi persaigan ketat terhadap produk yang

diproduksi, dan fase kematian adalah fase organisasi yang berbudaya lemah tidak

mampu bertahan akibat fase fluktuasi dan akhirnya bangkrut.

F. Tipologi Budaya Organisasi

Budaya organisasi setiap perusahaan atau lembaga berbeda dengan budaya

organisasi perusahaan atau lembaga lainnya. Tipologi budaya organisasi antara lain :

1. Tipologi Trompenaars.

Tipologi ini terdapat 4 jenis budaya organisasi seperti budaya keluarga, budaya

menara Eiffel, budaya peluru kendali, budaya inkubator.

2. Budaya Harrison dan Handy

Tipologi ini mengelompokan budaya organisasi menjadi empat yakni budaya

kekuasaan, budaya peran, budaya tugas, dan budaya orang.

3. Tipologi Deal dan Kennedy

Dari tipologi ini terdapat emapt budaya organisasi yaitu budaya keras/maco,

budaya kerja/bermain keras, budaya pertaruhkan perusahaan anda, dan budaya

proses.

4. Tipologi Quainn dan McGrath

Tipologi ini mengelompokan menjadi empat jenis budaya organisasi yaitu

budaya organisasi pasar, budaya organisasi adokrasi, budaya organisasi klan, dan

budaya organisasi hierarki.

8
5. Tipologi Grid/Group Analysis

Klasifikasi budaya organisasi dalam tipologi ini mempunyai 2 dimensi yaitu

kelompok dan kisi-kisi. Kemudian dari kedua dimensi tersebut maka dapat

dikembangkan menjadi empat kuadrat budaya organisasi seperti Kuadrat A, Kuadrat

B, Kuadrat C dan Kuadrat D.

G. Fase hidup organisasi

Menurut Ernawan Erni R.(2011) terdapat empat tahapan prinsip dalam fase

hidup organisasi yaitu kelahiran (organizational birth), pertumbuhan (organizational

growth), penurunan (organizational decline), kematian (organizational death).

1. Kelahiran (organizational birth)

Organisasi lahir denga adanya individu yang bergabung dengan kemampuan

dan keahlia masing-masing untuk menciptkan suatu nilai tertentu. Tahapan ini

tahapan yang sangat berbahaya dari keseluruhan daur hidup organisasi.

2. Pertumbuhan (organizational growth)

Tahapan ini merupakan tahapan pengembangan nilai untuk dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan sumber daya organisasi.

3. Penurunan (organizational decline)

Setiap organisasi memiliki masalah yang berbeda-beda dalam fase pertumbuhan

organisasi. Penurunan organisasi akan terjadi apabila permasalahan yang dihadapi

tidak dapat dimenej dengan baik.

4. Kematian (organizational death)

Dalam fase kematian ini, dibagi menjadi lima tahapan yakni blinded, inaction,

faulty action, crisis, dissolution.

9
BAB IV

MANAJEMEN BUDAYA ORGANISASI

Dalam manajemen budaya organisasasi, terdapat beberapa kajian penting

diantaranya: Strategi dan Budaya Organisasi, Pelaksanaan Strategi, Perubahan Budaya

Organisasi, Model-Model Perubahan, Siklus Evolusi Budaya Dyer, Manajemen

Perubahan Budaya Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Mengelola Resistensi

Perubahan. Strategi adalah rencana komprehensif dan sistem manajemen untuk

mencapai tujuan organisasi, dalam strategi budaya organisasi terdapat ciri-ciri yang

pertama formal, kemudian jangka panjang, komprehensif, dan menentukan prilaku

organisasi. Setelah itu, strategi organisasi di implementasikan melalui 5 formulasi,

yaitu: 1) Saringan terhadap persepsi mengenai strategi yang disusun, 2) Mempengaruhi

interpretasi informasi, 3) Menentukan standar moral, 4) Menyediakan norma,

pertauran, prosedur untuk kegiatan, 5) Mengatur penggunaan kekuasaan untuk

pengambilan keputusan mengenai tindakan yang harus diambil. Budaya organisasi

merupakan suatu yang dinamis, perubahan budaya organisasi di definisikan sebagai

perubahan norma, nilai-nilai asumsi, an filsafat organisasi atau perubahan penafsiran

keempat esensi budaya tersebut yang kemudian diterapkan dalam perubahan pola pikir

dan perilaku anggota organisasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perlunya

dilakukan perubahan budaya organisasi, antara lain: berkembangnya teknologi yang

dipergunakan dalam produksi, manajemen, dalan pelayanan konsumen, perkembangan

sains dan teknologi, ditemukannya produk baru yang membuat produk lama

ketinggalan zaman, perubahan demografi yang mempengaruhi jenis produk dan teknik

layanan konsumen, kehidupan kerja baru atau kualitas kehidupan kerja, serta peraturan

bisnis dan ondustri baru. Walaupun demikian, sering pula terjadi bahwa perubahan

10
tidak dapat berjalan dengan mulus karena adanya resisteni terhadap perubahan budaya

organisasi.

11

Anda mungkin juga menyukai