Disusun oleh:
Nama: Nurhayati
NIM: 180100682011
Kelas: 4B (Non Reguler)
BAB I
PENDAHULUAN
yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kajian teori organisasi terdapat
merupakan sebuah dimensi dinamis dari organisasi sebagai aspek perilaku manusia atau
organisasi. Di Indonesia kajian budaya organisasi mulai dikenal pada tahun 80-90an.
Kajian terkait budaya organisasi menjadi penting karena ketika lingkungan strategis
potensi benturan budaya dalam organisasi tidak dapa di elakkan. Dari berbagai kajian
diperkuat, atau bahkan diubah ditujukan untuk terciptanya budaya organisasi yang
rumusan visi misi, tujuan organisasi, strategi organisasi, sarana pra sarana,
1
budaya organisasi dilakukan melalui komunikasi budaya, sosialisasi budaya,
Salah satu contoh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan budaya politik
dalam bentuk tinjauan masalah penelitian, fokus penelitian, metodologi dan temuan
budaya organisasi bisnis maupun organisasi publik yaitu, penelitian tentang “Model
Organisasi dan Pengukuran Jabatan Fungsional Satuan Polisi Pamong Praja” (Sadu
Wasistiono dkk, 2007). Penelitian ini mengambil Satuan Polisi Pamong Praja
bahwa organisasi Satuan Poisi Pamong Praja (SATPOL-PP) yang ada saat ini belum
efektif dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) SATPOL-PP dalam
daerah yang disebabkan oleh struktur organisasi yang belum sesuai dengan karakter
pelaksanaan tugas.
2
BAB II
sesuatu yang dimiliki dan dipegang secara bersama-sama dalam kelompok, ciri-cirinya
meliputi:
adat dan tradisi yang berevolusi, ritual-ritual yang diterapkan secara luas
2. Norma kelompok berupa standar dan norma seperti dalam ungkapan “a fair
3. Nilai-nilai yang mengikuti, yakni asas-asas dan nilai-nilai terkait dan secara
5. Aturan main, yaitu aturan yang secara implisit harus dipelajari oleh
berinteraksi satu sama lain, dengan para pelanggan atau dengan pihak lain
di luar organisasi.
3
7. Keterampilan yang mengakar: komponen khusus anggota yang ditunjukkan
symbols, heroes, rituals dan values, symbol atau simbol digambarkan sebagai kata-kata,
bahasa, isyarat, gambar atau obyek yang membawa pesan khusus yang hanya dapat
dikenal oleh mereka yang mempunyai budaya yang sama. Schein (1992: 17)
melukiskan budaya dalam 3 level yaitu artefak, nilai budaya, dan asumsi dasar.
Artefak sebagai lapisan pertama dalam budaya organisasi membuat tahap ini
menjadi dimensi yang paling terlihat dalam budaya organisasi. Mudah untuk
ditunjukkan anggota organisasi, namun sukar memahami apa yang dimaksud dengan
artefak dan bagaiman pola palinh dalam dari budaya organisasi. Lapisan kedua yaitu
nilai budaya, di dalam lapisan ini semua pembelajaran organisasi merefleksikan nilai-
nilai anggota organisasi. Perasaan mereka mengenai apa yang seharusnya berebeda
dengan apa yang terjadi apa adanya. Kemudian lapisan terakhir yaitu asumsi dasar, jika
solusi yang dikemukakan seorang pemimpin dalam organisasi dapat berhasil berulang-
ulang, maka solusi dianggat sebagai sudah seharusnya (taken for guaranted). Schein
membagi asumsi dasar menjadi 5 kategori, yaitu: hakikat hubungan dengan lingkungan;
hakikat orientasi waktu; hakikat sifat manusia; hakikat aktivitas manusia; hakikat
hubungan manusia.
4
C. Peran Budaya dalam Organisasi
dibutuhkan alat. Alat utamanya adalah komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang
sifatnya segala arah, tidak hanya dari atas ke bawah saja, sehingga akan memperlancar
1. Misi dan strategi; adanya asumsi dan pemahaman akan misi itama, tugas
mengukur kinerja.
5
BAB III
pengaruh pemimpin yang dominan, sejarah dan tradisi perusahaan, tujuan, nilai-nilai
dan kepercayaan serta banyak hal lainnya. Selain itu, menurut David Drennan (1992)
sumber budaya organisasi antara lain, anggota organisasi, pendiri organisasi, pemimpin
hal ini tampak jelas ketika Negara komunis seperti Rusia dan Cina. Banyak perubahan
yang tampak jelas dikedua Negara tersebut. Mengapa hal demikian terjadi ? Hal ini
dikarenakan beberapa factor, seperi nilai-nilai budaya nasional dan local, bahasa
nasional dan bahaya suku bangsa, system pendidikan, system politik serta pertahanan
dan keamanan, dan agama mayoritas bangsa. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di perusahaan IBM di seluruh negara, Geert Hofstede (Andre Brown, 1998)
bahwa para manajer IBM di berbagai negara yang berbeda memiliki kekuatan dan sikap
mengeni sejumlah isu budaya yang juga berbeda. Setiap budaya nasional diberbagai
negara berbeda dalam lima dimensi diantaranya jarak kekuasaan, individualisme dan
dan dinamisme.
menggunakan profesi tertentu. Menurut Lynn suatu profesi menyajikan layanan khusus
6
berdasarkan ilmu pengetahuan yang hanya dimiliki oleh orag tertentu, yang secara
aspek kehidupan masyarakat yang harus dipikirkan dan didefinisikan, bahkan kebijakan
public mengenai hal tersebut. Dalam pelaksanaan profesi, para profesional suatu
organisasi mengacu pada kode etik dan standar profesi yang ada diperusahaan mapun
asosiasi lainnya.
pengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain Produk organisasi artinya suatu
organisasi didirikan untuk memproduksi barang dan jasa dan melayani anggota
ini mempengaruhi budaya organisasi dalam hal melayani. Teknologi arinya kombinasi
baik alat mapun keterampilan serta system dalam memproses bahan mentah menjadi
barang dan jasa. Norma dan nilai-nilai dari menggunakan teknologi dengan yang
manual tersebut tentu berbeda budaya organisasinya. Pesaing artinya budaya organisasi
perusahaan yang memiliki pesaing ketat berbeda dengan perusahaan tanpa pesaing
tentunya. Strategi artinya visi, misi dan strategi organisasi mempengaruhi budaya
organisasi.
organisasi. Siklus organisasi melalui lima fase seperti fase kelahiran dimana pendiri
7
organiasi meletakan fondasi budaya organisasi berupa visi, misi norma-norma maupun
yang lainnya, fase pertumbuhan yakni fase struktur organisasi tumbuh sejajar dengan
meningkatnya aktivitas organisasi, fase dewasa ialah fase organiasi sudah mapan dan
mempunyai budaya organisasi yang stabil menjadi pedoman perilaku dan aktivitas
anggota dalam mencapai tujuan organisasi , fase fluktuasi yaitu fase terjadi gejolak
dalam suatu organisasi contohnya terjadi persaigan ketat terhadap produk yang
diproduksi, dan fase kematian adalah fase organisasi yang berbudaya lemah tidak
organisasi perusahaan atau lembaga lainnya. Tipologi budaya organisasi antara lain :
1. Tipologi Trompenaars.
Tipologi ini terdapat 4 jenis budaya organisasi seperti budaya keluarga, budaya
Dari tipologi ini terdapat emapt budaya organisasi yaitu budaya keras/maco,
proses.
budaya organisasi pasar, budaya organisasi adokrasi, budaya organisasi klan, dan
8
5. Tipologi Grid/Group Analysis
kelompok dan kisi-kisi. Kemudian dari kedua dimensi tersebut maka dapat
Menurut Ernawan Erni R.(2011) terdapat empat tahapan prinsip dalam fase
dan keahlia masing-masing untuk menciptkan suatu nilai tertentu. Tahapan ini
Dalam fase kematian ini, dibagi menjadi lima tahapan yakni blinded, inaction,
9
BAB IV
mencapai tujuan organisasi, dalam strategi budaya organisasi terdapat ciri-ciri yang
keempat esensi budaya tersebut yang kemudian diterapkan dalam perubahan pola pikir
sains dan teknologi, ditemukannya produk baru yang membuat produk lama
ketinggalan zaman, perubahan demografi yang mempengaruhi jenis produk dan teknik
layanan konsumen, kehidupan kerja baru atau kualitas kehidupan kerja, serta peraturan
bisnis dan ondustri baru. Walaupun demikian, sering pula terjadi bahwa perubahan
10
tidak dapat berjalan dengan mulus karena adanya resisteni terhadap perubahan budaya
organisasi.
11