Anda di halaman 1dari 10

Budaya Organisasi di Kantor Desa Sidamulih

Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran

Winda Widianingsih

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada pelaksanaannya yang belum sesuai dengan
budaya organisasi. Hal ini terlihat dari kurangnya integritas yang dimiliki pegawai Desa Sidamulih
dalam melaksanakan pekerjaan, masih kurangnya arahan yang diberikan oleh kepala desa kepada
pegawai desa, masih kurangnya pengawasan dan pengendalian oleh Kepala Desa dalam
melaksanakan program. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahnya
adalah: 1) Bagaimanakah budaya organisasi yang terjadi di kantor desa Sidamulih Kecamatan
Sidamulih Kabupaten Pangandaran?; 2) Apakah hambatan-hambatan yang dihadapi dalam budaya
organisasi di kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran?; 3)
Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi budaya organisasi di Kantor Desa
Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran?. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan jumlah informan sebanyak 12orang. Adapun
teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari
observasi, dan wawancara. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah secara univarit ( analisis
suatu variabel) yang dinterprestasikan secara kualitatif yang bersumber dari hasil observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Budaya Organisasi di Kantor
Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran telah berjalan dengan cukup baik.
Hal ini dibuktikan dengan para pegawai telah menjalankan budaya organisasi tersebut dengan baik,
walaupun masih terdapat adanya hambatan- hambatan. Terdapat beberapa aspek yang kurang
menunjang dan perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan Budaya Organisasi antara lain masih adanya
pegawai yang belum memiliki inisiatif sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, masih terdapat
pegawai yang dirasa kurang bertanggung jawab dalam setiap penyelesaian masalah, masih adanya
pegawai yang kurang dalam berkomitmen untuk merealisasikan tujuan organisasi, masih terdapat
beberapa program yang masih belum terealisasi, masih adanya pegawai yang belum mampu untuk
melakukan pengawasan dari diri sendiri dan selalu oleh kepala desa. Adapun upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yaitu dengan diberikannya kebebasan
dalam melaksanakan pekerjaan oleh kepala desa, dengan menyelesaikan permasalahan secara
bersama-sama, dengan memberikan pelatihan dan pembinaan oleh kepala desa, menyelesaikan
program yang memang belum terealisasi, meningkatkan dan mempertahankan apa yang telah
dilakukan seperti halnya pengawasan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Kata Kunci: Budaya Organisasi

I. PENDAHULUAN Setiap organisasi pasti mempunya


1.1 Latar Belakang Penelitian identitas diri. Artikulasi dari identitas tersebut
Organisasi sebagai bentuk persekutuan tercermin dalam etos, tujuan dan nilai-nilai
antara dua orang atau lebih yang bekerjasama organisasi. Identitas diri menunjukkan sense of
secara formal dan terikat dalam rangka individuality yang bisa membedakan dirinya
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan. dengan organisasi lain dalam lingkup
Didalamnya terdapat tugas, wewenang, persaingan. Jika dikelola dengan baik identitas
tanggung jawab, serta hierarki yaitu seseorang diri sebuah organisasi bisa menjadi andalan
atau beberapa orang yang disebut atasan dan untuk mengintegrasikan berbagai aktivitas
seseorang atau beberapa orang yang disebut penting yang esensial bagi kelangsungan
bawahan. Sebagaimana diketahui bahwa dalam organisasi. Dengan demikian maka sebuah
suatu organisasi terdapat sistem kegiatan dari organisasi seolah-olah layaknya sebuah
sekelompok orang untuk mencapai tujuan. keluarga besar dimana masing-masing anggota
Agar dapat mencapai tujuannya organisasi keluarga memiliki tanggung jawab yang sama
harus mampu mendayagunakan sumber- saling peduli di antara mereka, berbagi
sumbernya juga sumber daya manusia.

340
pengalaman saling mengingatkan jika ada yang Analisis, yaitu suatu teknik penelitian yang
salah. dilakukan dengan cara menggambarkan secara
Organisasi dikatakan berhubungan umum fakta–fakta yang ditemukan, kemudian
dengan aspek sosial, karena memang subjek dianalisis serta berdasarkan teori–teori yang
dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh dikemukakan oleh para ahli yang ada
nilai-nilai tertentu. Nilai adalah hakikat kaitannya dengan permasalahan yang akan
moralitas kehendak untuk memenuhi diteliti, dengan tujuan untuk mendapatkan
kewajiban manusia, baik dalam organisasi jawaban atas masalah yang sedang diteliti serta
formal ataupun organisasi nonformal. berdasarkan teori–teori yang dikemukakan
Untuk membentuk budaya organisasi, oleh para ahli yang ada kaitannya dengan
prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide permasalahan yang akan diteliti, dengan tujuan
dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang
pada tahap pembentukan ide organisasi sedang diteliti.
tersebut belum menjadi kenyataan atau ada Teknik pengumpulan data yang peneliti
wujudnya secara fisik, tahap ini menjadi dasar gunakan yaitu sebagai berikut:
terbentuknya budaya organisasi. Budaya (1). Teknik Studi Kepustakaan dan (2) Teknik
organisasi baru menjadi kenyataan ketika Studi Lapangan yang terdiri dari teknik
sebuah organisasi sudah benar-benar berdiri. observasi, wawancara. Penelitian dilaksanakan
Dapat dikatakan bahwa ketika organisasi di Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih
berdiri, pembentukan budaya organisasi pun Kabupaten Pangandaran.
ikut dimulai.
Kemudian timbul pertanyaan siapa yang III. LANDASAN TEORI
membangun budaya organisasi dan bagaimana 3.1 Budaya Organisasi
proses terjadinya budaya organisasi itu ? Mengenai pengertian budaya organisasi,
Terciptanya budaya organisasi melalui suatu banyak para ahli yang mendefinisikannya,
proses yang panjang dan secara bertahap dan sehingga definisi budaya organisasi tidak
berkelanjutan. pernah kekurangan definisi. Dalam suatu
Kondisi seperti ini cukup menarik organisasi selalu terdapat dua pihak yang
perhatian untuk dikaji kemungkinannya di saling berkepentingan dan ketergantungan satu
lapangan. Karena dalam kesehariannya sama lain, yaitu organisasi dan pegawai.
seringkali terjadi adanya perbedaan antara Beberapa ahli telah mengemukakan
harapan dan kenyataan yang dialami oleh definisi budaya organisasi, antara lain sebagai
pegawai organisasi tersebut. berikut:
Berdasarkan permasalahan tersebut, Davis dalam Sobirin (2004:7)
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut menyatakan bahwa “budaya organisasi adalah
penelitian dengan judul “Budaya Organisasi pola keyakinan dan nilai-nilai yang dipahami
Di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan serta dijiwai oleh anggota organisasi sehingga
Sidamulih Kabupaten Pangandaran”. pola tersebut memberikan makna tersendiri
Dari latar belakang masalah di atas, bagi organisasi bersangkutan dan menjadi
maka rumusan masalah dalam penelitian ini dasar aturan berperilaku di dalam organisasi”.
adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Menurut Robbins (2006:721), “budaya
budaya organisasi yang terjadi di kantor desa organisasi adalah suatu makna bersama yang
Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten dianut oleh semua anggotanya yang
Pangandaran?. 2. Apakah hambatan-hambatan membedakan organisasi itu dari organisasi-
yang dihadapi dalam budaya organisasi di organisasi lain” Sementara Susanto (2004:58)
kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih menyatakan:Budaya organisasi adalah sebagai
Kabupaten Pangandaran?. 3. Bagaimanakah nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya
upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi manusia untuk menghadapi permasalahan
budaya organisasi di Kantor Desa Sidamulih eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke
Kecamatan Sidamulih Kabupaten dalam perusahaan sehingga masing-masing
Pangandaran? anggota organisasi harus memahami nilai-nilai
yang ada dan bagaimana mereka harus
bertindak dan berperilaku.
Selanjutnya Wirawan (2007:10)
II. METODE PENELITIAN merangkai definisi budaya organisasi sebagai:
Adapun metode penelitian yang penulis Norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
gunakan adalah metode penelitian Deskriptif filsafat, kebiasaan organisasi, dan

341
sebagainya (isi budaya organisasi) yang sunda, atau orang dengan hobi yang
dikembangkan dalam waktu yang lama sama.
oleh pendiri, pemimpin dan organisasi 3. Sumber (sources), misalnya inspirasi.
yang disosialisasikan dan diajarkan 4. Sumber penggerak dan perilaku.
kepada anggota baru serta diterapkan
dalam aktivitas organisasi sehingga Dengan demikian, fungsi budaya
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan organisasi adalah sebagai identitas organisasi
perilaku anggota organisasi dalam yang menjadi perekat sosial dalam
memproduksi produk, melayani para mempersatukan anggota-anggota organisasi
konsumen dan mencapai tujuan dalam mencapai tujuan organisasi berupa
organisasi. ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus
dikatakan dan dilakukan oleh para pegawai
Sedangkan definisi budaya organisasi sehingga berfungsi sebagai kontrol dan
menurut Schein dalam Moenir (2007:23), menjaga stabilitas dalam organisasi. Jelaslah
menyatakan bahwa: bahwa berfungsinya budaya organisasi akan
Budaya organisasi adalah pola dari suatu mempunyai dampak positif terhadap perilaku
asumsi-asumsi dasar yang dipelajari para anggota organisasi.
oleh kelompok atau organisasi selama
proses pemecahan persolan dan IV. HASIL PENELITIAN DAN
pengambilan keputusan dalam rangka PEMBAHASAN
melakukan adaptasi dengan lingkungan 4.1 Budaya Organisasi di Kantor Desa
eksternal dan melakukan integrasi Sidamulih Kecamatan Sidamulih
internal, yang selama ini telah terbukti Kabupaten Pangandaran
efektif sehingga dirasa perlu untuk Budaya organisasi akan berjalan efektif
diajarkan kepada anggota baru sebagai bila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan daripada
cara pandang, berpikir, merasa, dan budaya organisasi tersebut dapat dipahami oleh
bertindak yang benar. individu-individu yang bertanggungjawab
dalam suatu organisasi. Dengan begitu, sangat
3.2 Fungsi Budaya Organisasi penting untuk memberi perhatian yang besar
Budaya organisasi sebagai pedoman kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan
untuk mengontrol perilaku anggota organisasi, tujuan-tujuan dari budaya organisasi.
pasti memiliki fungsi dan manfaat bagi 1. Inisiatif individual
organisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Setiap anggota dalam suatu organisasi
manajemen perlu memahami berbagai esensi haruslah memiliki inisiatif untuk melaksanakan
budaya organisasi. Menurut Luthans dalam setiap pekerjaannya. Pentingnya memiliki rasa
Riani (2011 : 8) budaya organisasi berfungsi: inisiatif yang tinggi merupakan salah satu
1. Memberi sence of identity kepada bentuk keberhasilan dari organisasi tersebut.
anggota organisasi untuk memahami
visi, misi, dan menjadi bagian integral Seperti yang dikemukakan oleh Fahmi
dari organisasi. (2013 : 32 ) bahwa :
2. Menghasilkan dan meningkatkan Budaya organisasi merupakan hasil dari
komitmen terhadap misi organisasi. proses pembentukan perilaku serta
3. memberikan arah dan memperkuat dipengaruhi oleh konsep dan struktural
standar perilaku untuk mengendalikan yang diterapkan. Para karyawan juga
pelaku organisasi agar melaksanakan dipengaruhi oleh sikap para
tugas dan tanggung jawab mereka pimpinannya, perilaku seorang
secara efektif dan efisien untuk pemimpin menjadi contoh bagi
mencapai tujuan dan sasaran organisasi bawahannya, terutama kemampuan
yang telah disepakati bersama. pemimpin dalam membangun serta
memperlihatkan sikap karakternya.
Menurut Chatab (2007 : 226) budaya
organisasi dapat berfungsi sebagai: Berdasarkan teori di atas, penulis
1. Identitas, yang merupakan ciri atau berpendapat bahwa budaya organisasi akan
karakter organisasi. terwujud apabila setiap pegawainya memiliki
2. Pengikat atau pemersatu (social tanggung jawab dan juga inisiatif yang tinggi
cohesion) seperti orang berbahasa dalam melaksanakan pekerjaan. Salah satu
sunda yang bergaul dengan orang contoh yang bisa dilakukan yaitu memberikan

342
kebebasan kepada para pegawai untuk Seperti yang dikemukakan oleh Faisal
melakukan pekerjaannya. Afiff (1994:40-41) mengemukakan bahwa:
Namun pada kenyataannya masih a. Orientasi, merupakan cara pengarahan
terdapat pegawai yang belum memiliki inisiatif dengan memberikan informasi yang
yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan. perlu supaya kegiatan dapat
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko dilangsungkan dengan baik.
Ketika sebuah organisasi memiliki b. Perintah, merupakan perintah dari
konflik, pastinya jauh-jauh hari sebelum pimpinan kepada orang yang berada
konflik itu muncul organisasi telah dibawahnya untuk melakukan atau
menyiapkan berbagai cara dan upaya agar mengulangi suatu kegiatan tertentu
konflik dapat diminimalisir. Salah satu caranya pada keadaan tertentu.
yaitu mentoleransi resiko yang muncul agar c. Delegasi, wewenang dalam
tidak menghambat aktivitas dari organisasi. pendelegasian wewenang ini pimpinan
Selain itu anggota organisasi juga harus melimpahkan sebagian dari wewenang
mampu menyelesaikan persolan yang muncul yang dimilikinya kepada bawahan.
dalam kegiatan organisasi sehari-hari.
Seperti yang dikemukakan oleh Robbins Berkaitan dengan teori di atas, penulis
dalam Rivai (2007:434) yang mengemukakan berpendapat bahwa dalam pelaksanaan
bahwa ada 7 karakteristik budaya organisasi pengarahan dalam organisasi adanya
yang beberapa diantaranya mengemukakan keterlibatan peran pimpinan dalam
mengenai indikasi dalam toleransi terhadap memberikan arahan yang jelas kepada setiap
tindakan beresiko: pegawainya agar semua pegawai memiliki
1. Inovasi pengambilan resiko yaitu pemahaman yang jelas terhadap tujuan yang
sejauh mana para karyawan didorong ingin dicapai oleh organisasi. Kerjasama yang
untuk inovatif dan mengambil resiko. dilakukan antar pegawai juga akan
2. Keagresifan, sejauh mana orang-orang mempengaruhi keberhasilan tujuan organisasi.
itu agresif (kreatif) dan kompetitif. Sebisa mungkin untuk tetap bekerjasama
dalam melaksanakan pekerjaan ataupun
Berkaitan dengan teori di atas penulis menyelesaikan suatu masalah.
berpendapat bahwa dalam toleransi terhadap Berdasarkan hasil observasi dilapangan
tindakan beresiko perlu adanya sikap agresif dimensi arah dalam budaya organisasi masih
atau kreatif yang ditanamkan dalam diri setiap kurang berjalan dengan baik terlihat dari masih
pegawai untuk meminimalisir segala bentuk adanya pegawai yang belum memiliki
permasalahan yang muncul, maupun dalam komitmen yang tinggi untuk merealisasikan
melaksanakan setiap pekerjaan dalam tujuan organisasi karena harus selalu
organisasi. diingatkan oleh Kepala Desa bukan atas dasar
Di samping hal itu, setelah penulis kesadaran sendiri.
melakukan penelitian melalui observasi terkait 4. Integrasi
dimensi toleransi terhadap tindakan beresiko Guna mencapai tujuan dari organisasi
kurang optimal, seperti masih adanya pegawai perlu adanya integritas yang tinggi dari
yang kurang memiliki sikap kreatif dalam pegawainya. Integritas dapat berupa kerjasama
melaksanakan pekerjaan, selain itu juga masih atau koordinasi yang baik antar unit kerja.
adanya pegawai yang mengharapkan imbalan Penyampaian saran dan kritik secara terbuka
dari Kepala Desa, serta masih perlunya juga merupakan salah satu cara untuk
dorongan dari Kepala Desa dan bukan atas meningkatkan integritas yang ada. Selain itu,
dasar kemauan sendiri. untuk meningkatkan integritas juga dapat
3. Arah dilihat dari keseriusan dalam bekerja.
Setiap organisasi tentunya memiliki Selain itu koordinasi yang dilakukan
tujuan yang ingin dicapai, dan untuk mencapai ketika melakukan pekerjaan juga sangat
tujuan dari organisasi haruslah didukung oleh penting untuk dilakukan. Seperti yang
setiap anggotanya. Walaupun demikian dikemukakan oleh Handoko (2003:195)
tentunya masih ada anggota organisasi yang mengemukakan bahwa:
belum memahami sepenuhnya tentang arah Koordinasi merupakan proses
dari organisasi tersebut. Maka dari itu, pengintegrasian tujuan-tujuan dan
pimpinan haruslah memberikan pemahaman kegiatan-kegiatan pada unit-unit yang
yang jelas terhadap tujuan yang ingin dicapai. terpisah (departemen atau bidang-

343
bidang fungsional) suatu organisasi informasi haruslah singkat, padat, dan jelas
untuk mencapai tujuan. agar mudah dipahami oleh pegawainya.
6. Kontrol
Berkaitan dengan teori di atas penulis Untuk menjadikan sebuah organisasi
berpendapat bahwa dalam mencapai tujuan yang baik maka pengontrolan dan pengawasan
dari organisasi selain faktor internal dan perlu dilakukan, agar tidak terjadi hal-hal yang
eksternal seperti halnya di perlukan dukungan tidak diinginkan. Pengawasan dan
yang diberikan oleh atasan akan sangat pengontrolan dapat dilakukan oleh Kepala
berpengaruh. Desa atau Badan Pengawasan Desa (BPD).
Disamping hal itu, setelah penulis Seperti yang dikemukakan oleh
melakukan penelitian melalui observasi terkait Handoko (2003:360) bahwa pengawasan dapat
dimensi integrasi masih ada indikasi yang didefinisikan sebagai proses untuk menjamin
memang belum tercapai. Ada beberapa faktor bahwa tujuan-tujuan organisasi tercapai.
yang mempengaruhi terkendalanya program Berdasarkan hal tersebut, maka untuk
yang belum selesai dilaksanakan. indikasi pengawasan dan pengendalian dari
5. Dukungan dari manajemen pimpinan dirasa sudah berjalan dengan baik,
Sama halnya dengan dimensi lainnya, tetapi untuk indikasi evaluasi masih dirasa
dukungan dari manajemen juga dapat kurang.
mempengaruhi kinerja seseorang. Sebagai 7. Identitas
seorang pimpinan, seharusnya dalam Setiap organisasi mempunyai ciri
memberikan dukungan tidaklah pilih-pilih ataupun identitasnya sendiri. Identitas sangat
karena semua anggota organisasi memerlukan berpengaruh dalam keberhasilan budaya
dukungan dari atasannya. organisasi. Identitas juga merupakan suatu
Seperti yang dikemukakan oleh pembeda antara organisasi yang satu dengan
Wahjono (2010:37-38) mengemukakan bahwa: organisasi yang lainnya. Selain itu identitas
Tindakan manajemen puncak juga juga sebagai perekat bagi anggota dalam
mempunyai dampak besar pada budaya organisasi.
organisasi. Lewat apa yang mereka Seperti yang dikemukakan oleh
katakana dan bagaimana mereka Wahjono (2010:39) bahwa yang
berperilaku, eksekutif senior mempengaruhi identitas suatu organisasi yaitu:
menegakkan norma-norma yang Hikmat terhadap sejarah organisasi,
mengalir ke bawah sepanjang organisasi. akan muncul dari ketaatan, rasa cinta,
Manajer sebaiknya mendistribusikan rasa memiliki organisasi dengan cara
kekuasaan menurut kemampuan masing- tidak mencederai nama baik para
masing anggota guna melakukan tugas pendiri, tidak berusaha merusak
tidak menurut dugaan sebelumnya atas organisasi baik dari dalam maupun dari
superioritas kultural. luar.

Berdasarkan teori di atas, penulis Berkaitan dengan teori di atas, penulis


berpendapat bahwa budaya organisasi akan berpendapat bahwa salah satu cirri dari
tercapai apabila dukungan dari manajemennya identitas organisasi yaitu dengan tetap menjaga
juga dapat terlaksana. nama baik organisasi dan merasa bagian dari
Berdasarkan hasil penelitian yang organisasi tersebut. Dengan mempunyai rasa
dilakukan mengenai dimensi dukungan dari memiliki tentunya anggota dari organisasi akan
manajemen, diperoleh informasi bahwa, tetap berusaha untuk menjaga organisasinya.
sebanyak 12 informan menjawab mengenai Disamping itu, setelah penulis
indikator pimpinan dalam menyampaikan melakukan observasi mengenai dimensi
setiap informasi dapat diterima dengan jelas, identitas semua pegawai merasa memiliki dan
pimpinan selalu menyemangati dan bagian dari organisasi. Tidak hanya itu semua
memperlengkapi kebutuhan kerja pegawainya. pegawai telah merasa puas terhadap tempat
Namun kenyataan dilapangan masih dan jabatan yang mereka tempati saat ini.
adanya indikasi yang dirasa masih kurang
berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan 8. Sistem imbalan
dengan adanya informan nomor 3, 8 dan 9 Pemberian imbalan yang sesuai akan
mengemukakan bahwa dalam penyampaian meningkatkan semangat kerja bagi para
informasi dari pimpinan dirasa masih kurang pegawai. Sistem imbalan seperti pemberian
jelas. Seharusnya dalam menyampaikan kenaikan gaji dan pemberian penghargaan bagi

344
pegawai yang berprestasi haruslah berdasarkan untuk mencapai tujuan suatu
pada kemampuan kerja pegawai. Sistem organisasi.
imbalan juga dapat memberikan peningkatan
dalam perilaku inovatif dan kerja yang Berkaitan dengan teori di atas penulis
maksimal sesuai dengan keahlian dan berpendapat bahwa dalam toleransi terhadap
kemampuan yang dimiliki. konflik perlu adanya keterbukaan dari setiap
Seperti yang diungkapkan oleh Handoko individu di dalam organisasi. Selain itu, kerja
(2003:102) bahwa dalam pemberian imbalan sama dalam menyelesaikan konflik juga akan
haruslah dilihat dari prestasi yang dicapai mempermudah konflik itu cepat selesai. Jangan
yaitu: membiarkan konflik maupun permasalahan
Pemberian salah satu bentuk yang terlalu lama karena akan menghambat
penghargaan kepada karyawan atas kegiatan dari organisasi. Sebisa mungkin untuk
sumbangannya kepada organisasi tetap menyelesaikan dengan kepala dingin.
terutama tercermin dari prestasi Disamping hal itu, setelah penulis
karyanya, imbalannya yaitu sejauh mana melakukan penelitian melalui observasi terkait
alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji, dimensi toleransi terhadap konflik kurang
promosi, dan sebagainya) didasarkan optimal, seperti kurangnya keterbukaan sesama
atas prestasi kerja pegawai, bukan anggota organisasi dalam menyelesaikan suatu
sebaliknya didasarkan senioritas, sikap masalah. Hal itu akan menghambat dalam
pilih kasih, dan sebagainya. memecahkan suatu masalah.
10. Pola-pola komunikasi
Berdasarkan teori di atas, penulis Persyaratan utama bagi komunikasi
berpendapat bahwa pemberian imbalan budaya organisasi yang efektif adalah para
memang seharusnya dilihat dari kinerja anggota organisasi dan harus mengetahui apa
pegawainya supaya tidak adanya kecemburuan yang harus mereka kerjakan. Komunikasi
sosial dari anggota organisasi. Pemberian dibatasi oleh hierarki kewenangan yang
insentif bagi pegawai yang berprestasi juga formal. Terkadang hierarki kewenangan dapat
sangat diperlukan agar semua pegawai menghambat terjadinya komunikasi antara
termotivasi untuk bekerja dengan lebih giat atasan dengan bawahan.
lagi. Seperti yang dikemukakan oleh
9. Toleransi terhadap konflik Handoko (2003:272) bahwa:
Dalam budaya organisasi perbedaan Komunikasi itu sendiri merupakan
pendapat yang memunculkan konflik sering proses pemindahan pengertian atau
terjadi dalam sebuah organisasi. Hal inilah informasi dari seseorang ke orang lain.
yang harus dilakukan sebagai kekuatan yang Komunikasi yang baik adalah
dilakukan untuk mengarahkan konflik yang komunikasi yang dapat memenuhi
terbangun untuk melakukan perbaikan serta kebutuhan sasarannya sehingga akhirnya
perubahan strategi untuk mencapai tujuan dapat memberikan hasil yang lebih
organisasi. Toleransi terhadap konflik harus efektif.
dimediasi oleh pimpinan atau anggota
organisasi sehingga tidak ada perpecahan Berkaitan dengan teori di atas, penulis
diantara anggota organisasi. berpendapat bahwa untuk mencapai
Seperti yang dikemukakan oleh keberhasilan dalam budaya organisasi hal yang
Robbin (Tika, 2006:10) terdapat sepuluh harus dilakukan yaitu dengan adanya
karakteristik penting yang dapat dipakai penyaluran komunikasi antara perangkat desa
sebagai acuan esensial dalam memahami dengan kepala desa harus menjaga komunikasi
serta mengukur keberadaan budaya agar tetap baik, begitu pula komunikasi dengan
organisasi salah satunya yaitu : masyarakat harus tetap dijaga.
Toleransi terhadap konflik, yaitu
sejauh mana para pegawai didorong 4.2 Hambatan-Hambatan Dalam
untuk mengemukakan konflik secara Pelaksanaan Budaya Organisasi di
terbuka. Perbedaan pendapat atau Kantor Desa Sidamulih Kecamatan
kritik merupakan fenomena yang Sidamulih Kabupaten Pangandaran
sering terjadi namun bisa dijadikan Berkaitan dengan budaya organisasi
sebagai media untuk melakukan adalah dengan mengambil dasar kepada faktor-
perbaikan atau perubahan strategi faktor yang mempengaruhi terhadap
keberhasilan budaya organisasi, dimana

345
didalam pelaksanaan budaya organisasi 11. Terdapat program yang memang
tersebut sudah barang tentu menemukan belum sesuai dengan tujuan organisasi
berbagai hambatan. 12. Pimpinan tidak selalu jelas dalam
Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno menyampaikan informasi tetapi terlalu
(2010:11) mengemukakan bahwa: bertele-tele tidak langsung ke inti dari
Budaya yang kuat meletakkan informasi yang ingin disampaikan.
kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku, 13. Pimpinan yang tidak selalu
dan cara melakukan sesuatu, tanpa perlu menyemangati dan melengkapi
dipertanyakan lagi. Oleh karena itu, kebutuhan kerja pegawai dikarenakan
berakar dalam tradisi, budaya kesibukan dari kepala desa.
mencerminkan apa yang dilakukan, 14. Masih terdapat pegawai yang belum
bukan apa yang akan berlaku. mampu melakukan pengawasan dan
pengendalian dari diri sendiri
Berdasarkan hasil observasi terhadap 15. Masih terdapat pegawai yang belum
hambatan-hambatan dalam Budaya Organisasi mampu melakukan evaluasi sendiri,
di Kantor Desa Sidamulih Kecamatan sehingga evaluasi dilakukan dalam
Sidamulih Kabupaten Pangandaran adalah kegiatan minggon saja secara bersama-
sebagai berikut: sama.
1. Masih adanya pegawai yang belum 16. Masih terdapat pegawai yang belum
memiliki inisiatif sendiri dalam memahami tugas pokok dan fungsi
melaksanakan pekerjaan. dari jabatan yang ditempatinya,
2. Masih terdapat pegawai yang belum 17. Masih terdapat pegawai yang memiliki
sepenuhnya bertanggung jawab kualitas kerja yang rendah.
terhadap pekerjaannya dan harus 18. Masih terdapat pegawai yang belum
diingatkan terlebih dahulu oleh kepala mengetahui mengenai dana tersebut
desa. yang diberikan dari pemerintah pusat
3. Apabila pegawai memiliki pekerjaan 19. Pemberian gaji yang sering mengalami
yang banyak makan secara otomatis keterlambatan, selain itu juga pegawai
pegawai tidak bisa memberikan idenya merasa gaji yang diterima kurang
dikarenakan berfokus kepada sesuai dengan beban pekerjaan yang
pekerjaan yang sedang dilaksanakan. ada, dapat dikatakan kurang sesuai
4. Masih terdapat pegawai yang harus dengan peraturan yang ada
didorong terlebih dahulu oleeh kepala 20. Masih terdapat pegawai yang
desa untuk bersikap agresif dalam memberikan saran maupun kritik tetapi
melakukan pekerjaan ataupun dibelakang
diberikan imbalan terlebih dahulu 21. Masih adanya pegawai yang belum
5. Masih terdapat pegawai yang dirasa terbuka dalam menyelesaikan
kurang bertanggung jawab dalam masalahnya dan masih dikerjakan
menyelesaikan masalah. secara individu.
6. Masih terdapat pegawai yang belum 22. Kepala desa yang sulit untuk
dapat menjaga komunikasi dengan dihubungi ketika tidak berada
baik yang dapat mengakibatkan ditempat, maupun alat komunikasi
komunikasi kurang stabil, yang tidak selalu aktif, selain itu
7. Masih terdapat pegawai yang tidak kepala desa terkadang tidak
mengikuti pembinaan yang diberikan memberitahu pegawai akan pergi
oleh kepala desa maupun dari kemana.
pemerintah pusat 23. Masih terdapat pegawai yang dinilai
8. Masih adanya pegawai yang kurang kurang ramah dalam melayani
berkomitmen untuk merealisasikan masyarakat yang berkepentingan
tujuan organisasi. datang ke kantor desa.
9. Penataan ruang kerja yang kurang
sesuai sehingga dalam melakukan 4.3 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk
koordinasi sedikit terhambat Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam
10. Masih terdapat pegawai yang harus Budaya Organisasi di Kantor Desa
didorong maupun diingatkan oleh Sidamulih Kecamatan Sidamulih
kepala desa dan Kabupaten Pangandaran

346
Berdasarkan hasil wawancara yang dan menjaga komunikasi agar tetap
dilakukan dengan informan, maka dapat terjalin dengan baik.
diketahui adanya upaya–upaya dalam 6. Dengan tetap menjaga komunikasi
mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi agar tetap baik, megakrabkan diri
dalam budaya organisasi di Kantor Desa dengan pegawai lain sehingga
Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten komunikasi tetap berjalan dengan.
Pangandaran. 7. Semua pegawai harus mengikuti
Seperti yang dikemukakan oleh Robbin pembinaan yang dilakukan dengan
dalam Sutrisno (2010:27) bahwa terdapat baik yang diberikan oleh kepala desa
beberapa manfaat budaya organisasi yaitu: maupun pemerintah pusat
1. Membatasi peran yang membedakan 8. Dengan diberikannya pembinaan dan
antara organisasi yang satu dengan pemahaman dari kepala desa mengenai
organisasi yang lain. Setiap organisasi betapa pentingnya setiap pegawai
mempunyai peran berbeda sehingga memiliki komitmen
perlu memiliki akar budaya yang kuat 9. Dengan membenahi penataan ruang
dalam sistem dan kegiatan yang ada kantor agar lebih nyaman dan
dalam organisasi. memudahkan pegawai untuk saling
2. Menimbulkan rasa memiliki identitas berkoordinasi dengan unit lain
bagi para anggota organisasi. Dengan 10. Dengan adanya pemberian
budaya organisasi yang kuat, anggota penghargaan bagi pegawai yang
organisasi akan merasa memiliki dianggap berkontribusi lebih bagi
identitas yang merupakan ciri khas organisasi.
organisasi. 11. Menyelesaikan program yang memang
3. Mementingkan tujuan bersama belum terealisasi
daripada mengutamakan kepentingan 12. Kepala Desa berusaha untuk tidak
individu. terlalu bertele-tele dan membuang
4. Menjaga stabilitas organisasi. waktu dalam menyampaikan informasi
Kesatuan komponen-komponen 13. Dimulai menyemangati dirinya sendiri
organisasi yang direkatkan oleh tanpa harus bergantung kepada kepala
pemahaman budaya yang sama akan desa atau orang lain
membuat kondisi organisasi relatif 14. Dengan meningkatkan dan
stabil. mempertahankan apa yang telah
dilakukan seperti halnya pengawasan
Berdasarkan hasil observasi terhadap yang dilakukan oleh BPD dan
upaya-upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan lagi kinerja pegawai.
mengatasi hambatan-hambatan dalam Budaya 15. Dengan melakukan evaluasi secara
Organisasi di Kantor Desa Sidamulih bersama-sama.
Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran 16. Dengan mempelajari dan memahami
adalah sebagai berikut : tugas apa yang harus dilakukan pada
1. Dengan diberikan kebebasan oleh posisi yang ditempati dengan melalui
kepala desa dalam melakukan pembinaan dan pengarahan yang
pekerjaan dilakukan oleh kepala desa.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab 17. Dengan meningkatkan kinerja pegawai
dari dalam diri pegawai serta selalu 18. Dengan melakukan sosialisasi atau
berkomitmen untuk mencapai tujuan pemberitahuan kepada seluruh
organisasi. pegawai bahwa terdapat dana bantuan
3. Dengan membiasakan untuk dari pemerintah pusat untuk pegawai
menyelesaikan permasalahan secara yang dianggap memberikan kontribusi
bersama-sama. lebih bagi organsasi.
4. Kepala Desa memberikan arahan 19. Pemerintah desa memberikan masukan
kepada pegawai mengenai pentingnya kepada pemerintah kabupaten agar
bersikap agresif dalam melaksanakan pencairan siltap tidak mengalami
pekerjaan agar tujuan dari organisasi keterlambatan.
dapat tercapai. 20. Dengan diadakannya kotak saran
5. Menyelesaikan setiap permasalahan khusus bagi pegawai untuk menampng
atau pekerjaan secara bersama-sama aspirasi dari pegawai.

347
21. Dengan saling mengakrabkan diri meminimalisir hambatan-hambatan yang
terhadap pegawai lain maupun kepala muncul dalam pelaksanaan budaya
desa. organisasi tersebut antara lain dengan
22. Pegawai untuk tidak sungkan lagi diberikannya kebebasan dalam
untuk berkomunikasi dengan kepala melaksanakan pekerjaan oleh kepala desa,
desa, selain itu kepala desa sebaiknya dengan menyelesaikan program yang
untuk memberitahu apabila sedang memang belum terealisasi, dengan
tidak berada ditempat. diberikannya pembinaan oleh kepala desa,
23. Pegawai desa lebih ramah lagi ketika sehingga kesalahan dalam pelaksanaan
melayani masyarakat dan pemerintah budaya organisasi dapat diminimalisir.
desa berusaha untuk menghadiri acara
atau kegiatan yang dilaksanakan oleh 5.2 Saran
masyarakat. Dalam rangka menunjang kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan Budaya
V. KESIMPULAN DAN SARAN Organisasi di Kantor Desa Sidamulih
5.1 Kesimpulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian dan Pangandaran, kiranya perlu dilakukan hal-hal
pembahasan mengenai Budaya Organisasi di sebagai berikut :
Kantor Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih 1. Untuk menghindari adanya kesalahan
Kabupaten Pangandaran, penulis menarik dalam pelaksanaan budaya organisasi
kesimpulan sebagai berikut : semua pegawai yang terlibat dalam
1. Secara umum Budaya Organisasi di Kantor organisasi tersebut sebaiknya mengetahui
Desa Sidamulih Kecamatan Sidamulih dan memahami pentingnya budaya
telah berjalan dengan cukup baik. organisasi. Diharapkan penerapan Budaya
Berdasarkan hasil wawancara Organisasi lebih ditingkatkan lagi agar
menunjukkan bahwa Budaya Organisasi di benar-benar semua pegawai memahami
Kantor Desa Sidamulih Kecamatan apa itu Budaya Organisasi.
Sidamulih Kabupaten Pangandaran sudah 2. Untuk menghindari dan meminimalisir
dilaksanakan namun belum maksimal. Hal munculnya hambatan atau kendala dalam
ini dapat terlihat dari pendapat informan Budaya Organisasi di Kantor Desa
yang menyatakan ada beberapa dari sub Sidamulih Kecamatan Sidamulih
indikator yang kurang berjalan dengan Kabupaten Pangandaran, perlu lebih
baik. Begitupula hasil observasi, mengoptimalkan upaya-upaya yang telah
menunjukkan bahwa masih terdapat dilakukan, antara lain memberikan
beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. kebebasan kepada setiap pegawai untuk
2. Dalam menjalankan Budaya Organisasi di melakukan pekerjaan tanpa menunggu
Kantor Desa Sidamulih Kecamatan perintah. Dengan demikian pemahaman
Sidamulih Kabupaten Pangandaran, pegawai mengembangkan gagasan ataupun
terdapat beberapa kendala yang ide kearah yang lebih baik menjadi
menghambat kelancaran dan keberhasilan kesempatan baik bagi pegawai, yang pada
dalam pelaksanaannya, antara lain pegawai akhirnya akan dapat menghindari atau
yang belum memiliki inisiatif dan harus meminimalisir munculnya hambatan-
selalu didorong oleh kepala desa, hambatan dalam pelaksanaan budaya
dikarenakan pegawai merasa kebingungan organisasi.
apabila mengerjakan pekerjaan yang Guna mengoptimalkan dan
belum diperintahkan oleh kepala desa, mempercepat upaya dalam mengatasi
masih terdapat beberapa program kerja hambatan atau kendala yang mempengaruhi
yang masih belum dilaksanakan, kelancaran dan keberhasilan budaya
dikarenakan beberapa faktor, masih adanya organisasi, perlu lebih meningkatkan
pegawai yang kurang dalam berkomitmen komunikasi dan koordinasi dengan setiap unit
untuk merealisasikan tujuan organisasi. kerja, sehingga upaya yang dilakukan dapat
3. Dalam rangka menunjang kelancaran dan berjalan dengan baik dan maksimal. Selain itu
keberhasilan pelaksanaan Budaya dengan koordinasi dan komunikasi yang baik
Organisasi di Kantor Desa Sidamuih segala sesuatu yang menghambat pelaksanaan
Kecamatan Sidamulih Kabupaten budaya organisasi akan dapat diketahui dan
Pangandaran, berbagai upaya yang telah ditangani lebih awal.
dilakukan guna mengatasi dan

348
DAFTAR PUSTAKA Sobirin, Ahmad. 2007. Budaya Organisasi:
Pengertian, Makna dan Aplikasinya
A. Buku-Buku Dalam Kehidupan Organisasi.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Kinerja.
Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2010. Teori, Bandung :Alfabeta.
Perilaku, dan Budaya Organisasi.
Bandung: Refika Aditama. B. Dokumen-Dokumen

Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2005. RPJMDes. 2011-2015 Desa Sidamulih


Perilaku dan Budaya Organisasi. Kecamatan Sidamulih Kabupaten
Bandung: Refika Aditama. Pangandaran

Ndaraha, Taliziduhu. 2003. Budaya


Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta. RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap WINDA
Riani, Asri Laksmi. 2011. Budaya Organisasi. WIDIANINGSIH lahir pada tanggal 9 April
Yogyakarta : Graha Ilmu 1994, berstatus mahasiswa aktif semester akhir
pada program studi Ilmu Administrasi Negara
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Produktivitas Kerja. Jakarta: Universitas Galuh.
Rineka Cipta

349

Anda mungkin juga menyukai