DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
A. Pengertian
1. Halusinasi
1
2. Macam – Macam Halusinasi
a. Pendengaran
2
3. Penyebab
a. Faktor Presipitasi
b. Faktor Predisposisi
3
1. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan
otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi
pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan
dengan perilaku psikotik.
2. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
b.) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu
sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien.
c.) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
4
masih mampu mengotrol kesadarnnya dan mengenal pikirannya,
namun intensitas persepsi meningkat. Klien : tersenyum atau tertawa
yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa bersuara, pergerakan
mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase Kedua / comdemming
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada
halusinasi. Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara
dan sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien
takut apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu
mengontrolnya. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi
dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang
lain.Perilaku klien : meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom
seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik
dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan dengan realitas.
c. Fase Ketiga / controlling
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien
menjadi terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Termasuk
dalam gangguan psikotik.Karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi
semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi
terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.Perilaku klien :
kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa
menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor
dan tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase Keempat / conquering/ panik
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari
kontrol halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan
berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak
dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan
halusinasinya klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam
5
waktu singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini menjadi
kronik jika tidak dilakukan intervensi.Perilaku klien : perilaku teror
akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik
diri atau katatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah
kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
5. Pengertian TAK
6. Aktivitas TAK
6
d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : Mencegah halusinasi
dengan bercakap – cakap.
e. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
C. Karakteristik Klien
a. Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Hobi :
Riwayat Halusinasi :
b. Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Hobi :
Riwayat Halusinasi :
c. Nama :
Jenis Kelamin :
7
Umur :
Alamat :
Hobi :
Riwayat Halusinasi :
d. Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Hobi :
Riwayat Halusinasi :
e. Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Hobi :
Riwayat Halusinasi :
D. Masalah Keperawatan
E. Kreteria Evaluasi
1. Evaluasi
8
terjadinya, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi
halusinasi dan masukkan ke dalam formulir evaluasi pada tabel.
2. Dokumentasi
FORMULIR EVALUASI
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
3. Jika klien mampu beri tanda √
4. Jika klien tidak mampu beri tanda X
1. Terapis
9
a. Leader :
b. Co Leader :
c. Fasilitator :
1)
2)
3)
2. Peran Fungsi
a. Tugas Leader :
1. Mendampingi leader
2. Mengambil posisi leader jika pasif
3. Mengarahkan kembali posisi peminpin kepada leader
4. Menjadi motivator
c. Tugas Fasilitator :
10
3. Seleksi Klien
a.
b.
c.
5. Waktu
6. Tempat
L CL
K
K
F
F
K K
F
K F
11
Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co Leader
: Klien/ Pasien
K
F : Fasilitator
7. Alat – alat :
a. Spidol
b. Papan tulis/whiteboard/flipchart
c. Papan nama
d. Balon
e. Peniti
f. Musik Box / Speaker
g. Kabel Pc
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1.) Leader memberikan salam kepada semua klien
2.) Leader memperkenalkan diri dan anggota kelompoknya seperti
co leader, fasilitator dan observer serta menyebutkan nama
panggilan leader dan anggotanya (pakai papan nama)
3.) Menanyakan nama dan nama panggilan semua klien (beri papan
nama).
b. Evaluasi/validasi
1.) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
12
1.) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu mengenal pengalaman halusinasi.
2.) Leader menjelaskan aturan main, sebagai berikut:
a. Lamanya kegiatan 45menit
b. Leader membacakan tata tertib
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
2. Fase Kerja
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1.) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2.) Leader memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
13
b. Tindak Lanjut
1.) Leader meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1.) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
2.) Menyepakati waktu dan tempat.
H. Antisipasi Masalah
a. Tata Tertib
1.) Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
2.) Peserta berpakaian rapi dan bersih
3.) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum, merokok selama
mengikuti terapi aktivitas kelompok
4.) Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
5.) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas
kelompok berlangsung
6.) Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
7.) Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok
8.) Anggota harus bersikap terbuka
9.) Waktu sesuai dengan yang sudah disepakati
I. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
“ Selamat pagi semuanya ?”
“ Perkenalkan kami mahasiswa akper serulingmas cilacap, nama
saya Rizka Nurmala Sari saya paling suka di panggil Rizka, dari
ujung kanan ada Ani Safitri dia paling suka di panggil Ani, di
14
sebelahnya ada Nurul Laela Itiqomah paling suka di panggil Nurul,
di sebelah Nurul ada Halima Tusadiah dia paling suka di panggil
Halimah, terakhir disebelah saya ada Noti Mardiana Majid, dia
paling suka di panggil Noti ( Memakai Papan Nama )“
“Saya ingin tahu siapa nama kalian semua, dari ujung kanan siapa
namanya? Dan paling suka di panggil siapa ? ( diberi nama )”
b. Evaluasi atau Validasi
“ Bagus semuanya, ngomong – ngomong bagaimana perasaan kalian
semuanya pagi ini ?”
“Apakah kalian masih ingat dengan kami dan janji kita kemarin,
yaitu tentang kegiatan terapi kelompok ?”
c. Kontrak
“Bagus kalian masih mengingatnya, baiklah pada Terapi Aktivitas
Kelompok kali ini kita akan mengenal pengalaman halusinasi”
“Baiklah semuanya saya akan membacakan peratutan aktivitas hari
ini
1. Peserta bersedia mengikuti terapi aktifitas kelompok
2. Peserta berpakaian rapi dan bersih
3. Peserta tidak diperbolehkan makan, minum, merokok selama
mengikuti terapi aktivitas kelompok
4. Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
5. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas
kelompok berlangsung
6. Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu
dan berbicara setelah dipersilahkan leader
7. Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok
8. Anggota harus bersikap terbuka
9. Waktu sesuai dengan yang sudah di sepakati yaitu 45 menit
15
2. Fase Kerja
16
pengalaman halusinasi kalian muncul lagi lakukan menghardik seperti
yang kami ajarkan.”
3. Fase Terminasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :
Dirjen Yanmed
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Jawa Barat. 2011. Kumpulan materi keperawatan
jiwa. RSJ Jawa Barat
Stuart & Sunden. 1998. Ilmu Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Hartono,Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : Salemba Medika
Isaacs, Ann.2004. Panduan Belajar : keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik.
Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna.2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Purwaningsih, wahyu dan Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Jogjakarta :NUHA MEDIKA
Riyadi, Sujono.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu
18