Anda di halaman 1dari 2

 Kasus Terkait Lembaga Peradilan Indonesia yang bobrok

Hakim Pesta Narkoba dan Bobroknya Sistem Pengawasan MA

 Pembahasan
Muka hakim Pengadilan Negeri (PN Bekasi) Puji Wijayanto tenang. Padahal Puji
baru saja digelandang anggota BNN beserta 4 perempuan pemandu karoke karena
kedapatan pesta sabu-sabu dan ekstasi di tempat hiburan di bilangan Hayam Wuruk,
Jakarta Pusat.

\\\"Saya minta maaf kepada pimpinan MA,\\\" kata Puji dengan nada kacau di bawah
pengaruh ekstasi kepada wartawan, Rabu (17\/10\/2012) dini hari.
Tertangkapnya Puji seakan membuka bobroknya sistem karier dan pembinaan hakim
Mahkamah Agung (MA). Sebab berdasarkan catatan Komisi Yudisial (KY), Puji telah
diperiksa lima kali terkait aduan pelanggaran kode etik. Namun PW lolos dari hukuman
karena tidak ada bukti terkait pelanggaran tersebut.
Kasus ini seakan mencoreng arang di muka sendiri. Sebab Hatta Ali dalam pidato usai
terpilih menjadi Ketua MA pada akhir Maret 2012 lalu berjanji akan memberantas hakim
nakal. Hatta juga mengatakan dalam seratus hari masa kepemimpinannya di MA, dia
berjanji akan meningkatkan kualitas pengawasan para hakim di seluruh Indonesia
sehingga tidak ada lagi hakim-hakim nakal yang bisa memainkan kasus yang sedang
ditanganinya.
Saat itu dia sesumbar, sebagai mantan Ketua MA Bidang Pengawasan, Hatta
sudah hapal permainan para hakim sehingga MA bisa semakin bersih di bawah
kepemimpinannya. Tapi apa lacur, lagi-lagi anak buahnya tidak terkontrol, sistem yang
dibangun tidak bisa menjadi benteng bagi hakim-hakim bermasalah.
Sayangnya, di saat MA diterpa \\\'badai tsunami\\\' ini, Hatta Ali bergeming. Pria
kelahiran Sulawesi Selatan ini memilih menghindar, diam seribu bahasa. Wartawan yang
menunggu Hatta berjam-jam untuk mengkonfirmasi hal ini di beberapa kesempatan
dibiarkan bak angin lalu. Kebiasaan yang tidak pernah dilakukan dua Ketua MA
sebelumnya, Bagir Manan dan Harifin Tumpa.
Selaku penanggungjawab tertinggi peradilan Indonesia, dia melempar badan kepada juru
bicaranya, Djoko Sarwoko untuk menepis semua isu miring tentang institusi warisan
kolonial Belanda ini

A. Modus Korupsi

Sebab berdasarkan catatan Komisi Yudisial (KY), Puji telah diperiksa lima kali
terkait aduan pelanggaran kode etik. Namun PW lolos dari hukuman karena tidak ada
bukti terkait pelanggaran tersebut.

\\\"Laporan pertama kali tahun 2010, dua kali dilaporkan pada tahun 2011 dan 2 kali
dilaporkan pada tahun 2012. Secara garis besar kesimpulan akhir laporan tidak lengkap
dan tidak ada pelanggaran kode etik untuk laporan tahun 2010 dan 2011. Sedangkan
untuk yang tahun 2012 masih dalam proses investigasi dan pemeriksaan,\\\" kata Wakil
Ketua Komisi Yudisial (KY), Imam Anshari Saleh.

Puji Wijayanto tenang. Padahal Puji baru saja digelandang anggota BNN beserta
4 perempuan pemandu karoke karena kedapatan pesta sabu-sabu dan ekstasi di tempat
hiburan di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.

B. Putusan Pengadilan
1). Putusan Mahkama Agung
Meski mendapati banyak aduan, MA malah mempromosikan Puji menjadi hakim
pengadilan kelas IA. Mengantongi kategori kelas pengadilan ini, maka PN Bekasi
masuk dalam kelas pengadilan khusus sebab banyak perkara besar yang ditangani.
Sehingga harusnya hakim berkualitas kelas wahid yang duduk di PN ini.
Tetapi bukannya membuang ke pengadilan \\\'miskin\\\' perkara, MA malah
menjadikan Puji hakim di pengadilan bergelimang kasus besar ini.

Anda mungkin juga menyukai