Anda di halaman 1dari 40

URTIKARIA

=Biduran, kaligata, gidu,


nettle rash, hives

Fanny Iskandar.
URTIKARIA
Definisi : reaksi vaskular pada
kulit, ditandai dgn adanya
Edema setempat yg cepat
timbul &
menghilang perlahan-lahan,
warna pucat atau kemerahan,
dikelilingi oleh halo kemerahan
(flare),
rasa gatal yg hebat ,
rasa tersengat atau tertusuk.
Urtikaria AKUT :
berlangsung kurang dari
6 minggu;

Urtikaria KRONIS : lebih


dari 6 minggu.
ETIOPATOGENESIS
Urtikaria terjadi krn :
Vasodilatasi , +
permeabilitas kapiler yg
meningkat akibat penglepasan
histamin dari sel mast &
basofil.
Sel mast : sel efektor utama
pada urtikaria.
Serotonin, leukotrien,
prostaglandin, protease , kinin.
Berbagai mekanisme dapat
menyebabkan aktivasi sel mast,
digolongkan menjadi :
1. faktor imunologik,yg t.a.:

 Hipersensitivitas tipe
cepat yg diperantarai IgE,
contohnya alergi obat.
 Aktivasi komplemen
jalur klasik maupun alternatif,
yg menyebabkan pelepasan
mediator sel mast.

2.faktor non-imunologik yg
mengakibatkan aktivasi
langsung sel mast oleh
penyebab.
Penyebab urtikaria sangat
beragam, diantaranya :
obat, makanan &
food additive, infeksi &
infestasi, proses inflamasi,
penyakit sistemik & keganasan,
proses autoimun & rangsangan
fisik.
Lebih dari 50% urtikaria
kronis  idiopatik.
OBAT :
penyebab tersering
Urtikaria akut ;  secara
imunologik, maupun
Non-imunologik.
Jenis yg sering : penisilin &
derivatnya,
Sulfonamid, analgesik,
aspirin, Anti inflamasi non-
steroid, ACE inhibitor,
narkotik (kodein & morfin),
alkohol.
Makanan :
coklat, makanan laut,
telur, susu, kacang2an,
tomat, stroberi, keju &
bawang.

Sebagian kecil ( <10%)


Urtikaria kronis disebabkan
oleh food additives
mis.ragi, salisilat, asam
sitrat, asam benzoat &
pewarna makanan.
URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut :
dapat timbul akibat
infeksi saluran napas
atas, terutama infeksi
streptokokus.
Infeksi tonsil, gigi,
sinus, kandung empedu,
prostat, ginjal, saluran
kemih dapat
menyebabkan Urtikaria
akut maupun kronis.
Urtikaria akut :
Infestasi cacing
sebagai penyebab
Urtikaria.
Tungau Debu
Rumah (TDR) : alergen
yg sering dijumpai &
sensitivitas terhadap
TDR telah terbukti
pada Urtikaria kronis.
GAMBARAN KLINIS
Rasa gatal yg hebat
hampir selalu merupakan
keluhan subyektif Urtikaria,
dapat juga timbul rasa
terbakar atau rasa tertusuk.
Secara klinis tampak lesi
urtika (eritema & edema
setempat yg berbatas
tegas) dgn berbagai bentuk
& ukuran.
GAMBARAN KLINIS
Kadang2 bgn tengah
lesi tampak lebih
pucat.
Bila terlihat urtika dgn
bentuk papular, patut
dicurigai adanya
gigitan serangga atau
sinar Ultra Violet
sebagai penyebab.
Urtikaria akibat tekanan mekanis dapat
dijumpai pada tempat-tempat yg
tertekan pakaian, mis. di sekitar
pinggang , bentuknya sesuai dgn
tekanan yg menjadi penyebab.
Pada pasien seperti ini, uji
dermografisme menimbulkan lesi urtika
yg linier pada kulit setelah digores dgn
benda tumpul.
Urtikaria kolinergik :
gambaran klinik
yg khas , yaitu urtika dgn
ukuran kecil 2-3 mm,
folikular, dan dipicu oleh
peningkatan suhu tubuh
akibat latihan fisik, suhu
lingkungan yg sangat panas
dan emosi. Urtikaria
kolinergik terutama dialami
oleh remaja dan dewasa
muda.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
terutama ditujukan utk
mencari penyebab atau pemicu
urtikaria.
1. Pemeriksaan darah, urin & feses
rutin utk menilai ada tidaknya
infeksi yg tersembunyi, infestasi.
2. Pemeriksaan kadar IgE total &
eosinofil utk mencari
kemungkinan kaitannya dgn
faktor atopi.
3. Uji tusuk kulit thd berbagai
makanan & inhalan.
4. Pemeriksaan gigi, THT utk
mencari fokus infeksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. Uji serum autolog dilakukan
pada pasien urtikaria kronis
utk membuktikan adanya
urtikaria autoimun.
6. Uji dermografisme dan uji
dgn es batu (ice cube test).
7.Pemeriksaan histopatologis
kulit perlu dilakukan , bila
terdapat kemungkinan
urtikaria sbg gejala vaskulitis
atau mastositosis.
DIAGNOSIS dan
DIAGNOSIS BANDING
- vaskulitis,
-mastositosis,
- pitiriasis rosea tipe
papular,
- Henoch-Schonlein
purpura.
TATALAKSANA
HaI terpenting :
IDENTIFIKASI
dan ELIMINASI
penyebab dan atau faktor
pencetus.

Pentingnya menghindari
konsumsi alkohol, kelelahan
fisik & mental, pakaian ketat,
suhu lingkungan yg sangat
panas  akan memperberat
gejala Urtikaria,
Asian consensus guidelines
oleh AADV 2011 untuk
pengelolaan
Urtikaria kronis dgn
antihistamin H1 non-sedasi :

 Antihistamin H1 non-sedasi
(AH1-ns), bila gejala
menetap setelah 2 minggu.

AH1-ns dgn dosis ditingkatkan


sampai 4 X , bila gejala menetap
setelah 1 - 4 minggu.
AH1 sedasi atau AH1-ns
golongan lain + antagonis
leukotrien, bila terjadi
eksaserbasi gejala, tambahkan
kortikosteroid
sistemik 3 – 7 hari.

Bila gejala menetap setelah 1 –


4 minggu, tambahkan siklosporin
A, AH2, Dapson.

Eksaserbasi di atasi dgn


kortikosteroid sistemik 3 – 7 hari.
Terapi lini pertama utk
Urtikaria :
Antihistamin H1 generasi
baru (non-sedasi) yg
dikonsumsi secara teratur,
bukan hanya digunakan
ketika lesi muncul.
Pemberian harus
mempertimbangkan usia,
status kehamilan, status
kesehatan & respons
individu.
Bila gejala menetap
setelah 2 minggu,
diberikan terapi lini
kedua, yi : dosis AH1-ns
dinaikkan, dapat
mencapai 4 kali dosis
biasa, dgn
mempertimbangkan
ukuran tubuh pasien.
Bila gejala menetap setelah 1-4
minggu, dianjurkan penggunaan
terapi lini ketiga, yi :
mengubah jenis antihistamin
menjadi AH1 sedasi atau AH1-ns
golongan lain, ditambah dgn
antagonis leuktrien mis.
zafirlukast atau montelukast.

Bila muncul eksaserbasi dalam


R/lini ketiga , diberi
kortikosteroid sistemik (dosis 10
– 30 mg prednison) selama 3 – 7
hari.
Bila gejala menetap
setelah 1 – 4 minggu, dianjurkan
pemberian R/ lini keempat, yi :
penambahan antihistamin H2 &
imunoterapi.

Imunoterapi : siklosporin A,
Imunoglobulin Intra Vena,
metotreksat, dapson.

Eksaserbasi lesi pada R/ lini


empat : kortikosteroid sistemik
(prednison 10 – 30
mg)
selama 3 – 7 hari.
 Terapi TOPIKAL
utk mengurangi gatal ,
diberi : bedak kocok atau
losio yg mengandung mentol 0,5
% - 1 % atau kalamin.

Dalam praktek sehari-hari, terapi


lini pertama dan lini kedua dapat
diberi oleh dokter umum; &
apabila tidak berhasil, sebaiknya
pasien dirujuk .
 Pada Urtikaria yg luas
atau disertai angioedema,
perlu dilakukan rawat
inap & selain pemberian
antihistamin, juga
diberikan kortikosteroid
sistemik (metil
prednisolon dosis 40 –
200 mg) utk waktu yg
singkat.
PROGNOSIS
Urtikaria akut  baik,
karena penyebabnya dapat diketahui
dgn mudah, utk selanjutnya dihindari.
Urtikaria kronis merupakan
tantangan bagi dokter maupun pasien,
karena membutuhkan penanganan yg
komprehensif utk mencari penyebab &
menentukan jenis pengobatannya.
ANGIOEDEMA
ANGIOEDEMA

reaksi yg menyerupai urtikaria, namun


terjadi pada lapisan kulit yg lebih dalam,
dan secara klinis ditandai dgn
pembengkakan jaringan.
Bila lesi melibatkan jaringan yg lebih
dalam sampai dermis & subkutis atau
submukosa, akan terlihat edema dgn batas
difus & disebut Angioedema
Rasa gatal umumnya tidak dijumpai
pada Angioedema, namun terdapat
rasa terbakar. Angioedema sering
dijumpai di kelopak mata & bibir.

Bila Angioedema terjadi di mukosa


saluran napas, dapat terjadi sesak
napas, suara serak.
Angioedema di saluran cerna
bermanifestasi sebagai rasa mual,
muntah, kolik abdomen, dan diare.
TERIMA KASIH

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Antihistamine

Antihistamines Lebih dari 30, 000


peer-reviewed artikel
mengenai histamine
and a-H1 telah
dipublikasikan
Generasi Pertama Generasi Kedua
(Klasik) (Non-sedasi) Lebih dari 40 a-H1
tersedia di seluruh
dunia

• Efek pada SSP Merupakan obat yang


• Efek pada SSP minimal paling banyak
• Efek antikolinergik • Tidak ada efek digunakan di dunia
antikolinergik

Simons FE. N Engl J Med 2004;351:2203-17.


• FARMAKODINAMIK & FARMAKOKINETIK dari
ANTIHISTAMIN H1 generasi kedua.

Anda mungkin juga menyukai