A. Tema Pembelajaran
Pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP).
B. Tujuan
a) Tujuan instruksional umum
1. Mampu melakukan prosedur pemeriksaan tumbuh kembang anak dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
2. Mampu menemukenali gangguan keterlambatan tumbuh kembang anak dengan KPSP
secara dini
b) Tujuan instruksional khusus
1. Mampu menentukan alat yang digunakan dalam pemeriksaan perkembangan anak
dengan KPSP.
2. Mampu menghitung usia anak untuk dilakukan pemeriksaan KPSP
3. Mampu melakukan prosedural pemeriksaan perkembangan anak KPSP dengan benar
c) Alat dan Bahan
Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
Alat Bantu pemeriksaan berupa :
Pensil.
Kertas
Bola sebesar bola tennis
Kerincingan
Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah
Kismis
Kacang tanah
Potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
d) Skenario
Bu Ani 25 tahun,datang dengan membawa anaknya yang berusia 36 bulan dengan
keluhan belum lancar berbicara. Dari anamnesa didapatkan bahwa anaknya selalu asyik
main sendiri, tidak pernah menoleh sewaktu dipanggil namanya, atau diperintah.
e) Dasar Teori
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining / pemeriksaan
KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72
bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil
dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yangdiberikan adalah KPSP 9
bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Interpretasi hasil KPSP :
Jawab YA jika anak menjawab 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau
isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil”, “pakai mantel”. Atau “masuk
kedalam rumah’.
Jika lapar jawaban yang benar adalah “ makan”.
Jika lelah jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “ tidur”, “berbaring”, “istirahat”, atau
“diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka ? Sosialisasi
dan
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak Gerak kasar
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih ?
4. Jangan mengoreksi / membantu anak. Jangan menyebut kata “lebih panjang”. Gerak halus
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan: “mana garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar Gerak halus
seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak
dapat menggambar seperti contoh ini ?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama, jangan memberi isyarat dengan telunjuk dan mata pada Bicara dan
saat memberi perintah berikut ini: “Letakkan kertas ini diatas lantai”. “Letakkan kertas ini bahasa
dibawah kursi”. “Letakkan kertas ini didepan mu”. “Letakkan kertas ini dibelakang mu”.
Jawab ya hanya jika anak mengerti arti “diatas, dibawah, di depan, dan dibelakang”
7. Apakah anaka bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut Sosialisasi
pada anda) pada saat anda meninggalkannya? dan
kemandirian
8. Jangan menunjuk, membantu, atau membetulkan, katakana pada anak : Bicara dan
“Tunjukkan segi empat merah”. bahasa
“Tunjukkan segi empat kuning”
“Tunjukkan segi empat biru”
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk empat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan Gerak kasar
dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Sosialisasi
Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? dan
kemandirian
E. DASAR TEORI
Periode 5 tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai “masa keemasan
(goldon period) atau jendela kesempatan (window opportunity) atau masa kritis (critical
period)” karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima
berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa 5 tahun pertama
merupakan masa yang ‘relatif pendek’ dan tidak akan terulang kembali dalam kehidupan
seorang anak, maka orang tua/pengash/pendidik/masyarakat dan tenaga kesehatan harus
memanfaatkan kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas
tingi mellaui kegiatan stimulas. Deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
Kegiatan SDIDTK meliputi :
1. Stimulasi diri yang menandai, yaitu merangsang otak bila balita agar perkembangan
kemampuan motoric (gerak kasar dan ahlus), berbicara, berbahasa, bersosialisasi dan
kemandirian anak meningkat secara optimal sesuai usia anak.
2. Deteksi dini, yaitu melakukan pemeriksaan/skrining atau mendeteksi sejak dini
terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
3. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi sejak dinidengan memanfaatkan plasisitas
otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembag, serta
mencegah supaya penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
4. Rujukan dini, yaitu merujuk.membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah
penyimpangan tumbuh kembang tidak dpat diatasi di tingkta rumah tangga meskipun
sudah dilakukan intervensi dini.
Pengertian
Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembang anak usia 0-6 tahun. Nama “Denver”
menunjukan bahwa uji skrining ini dibuat di university of Colorado medical center di Denver.
Selain DDST, sebenarnya ada sejulah pengkajian perilaku lainnya untuk bayi dan anak
usia dini, atarannya :
Neonatal Behavior Assessment Scale (NBAS), yang disusun oleh ahli pediatric harvad,
T.Berry Brazleton dan lebih dikenal sebagai “ the brazleton”.
Early language milestone (ELM) scale untuk anka usia 0-3 tahun.
Clinical adaptivie tets (CAT) Dan clinical linguistic and auditory milestone scale
(CLAMS) untuk anka usia 0-3 tahun.
Infat monitoring system untuk anak usia 4-36 bulan.
Early sceering inventory unutk usia 3-6 tahun; dan
Peabody picture vocabulary test (test Peabody) untuk anak usia 2,5 sampai 4 tahun.
Dalam perkembangnnya, DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah
Denver II yang merupakan hasil revisi dan standardisasi dari DDST dan DDSR-R terdahulu
terletak pada item-item test, bentuk, interpretasi, dan rujukan.
Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas Denver development
materials. Denver development mterials bermafaat bagi petugas kesehatan yang memberi
perawatan langsung pada anak. dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metode ini, dapat
digunakan oleh tenaga professional maupun para professional. Prosedur tersebut dirancang
untuk menilai perkembangan anak yang optimal sejak lahir hinggan usia 6 tahun melali
panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan materi pokok, yakni PDQ II,
apparent answered questionnaire, dan the Denver II, merupaka program surveilans
perkembangan yang tepat ntuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit.
Manfaat DDST
Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sult dideteksi
dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan utnuk membantu petugas kesehatan dalam
mendeteksi maslah anak perkembangan usia dini.
Menurut studi yang dilakukan oleh the public health agency of Canada, DDST adalah
metode tes yang paling banyka digunakan untuk skriing masalah perkembangan anak, tes ini
bermanfaat dalam mendeteksi maslah perkembangan yang berat. Akan tetapi, DDST telah
dikritik tidak reliable dalam memprediksikan maslah-maslah yang kurang berat dan spesifik.kritk
ini juga dilontarkan terhadap versi DDST yang telah direvis, yaitu Denver II. Terhadap kritik
tersebut frankenburg menjelaskna bahwa kebutuhan pokok dari DDSt bukan untuk menetapkan
diagnosis akhir, melainkan sebagai metode epat untik mengidentifikasi anak-anak yang
memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST bergantung pada usia
anak.