Anda di halaman 1dari 18

DIABETES INSIPIDUS

GRACIA DAIMBOA
PENDAHULUAN
Diabetes Insipidus (DI): merupakan sindroma klinik
yang ditandai dengan ekskresi urine yang
berlebihan
Pada orang dewasa dengan DI didapatkan volume
urine per 24 jam antara 3-20 liter (>45 ml/kg ),
dengan osmolaritas plasma kurang dari 300
mOsm/kg, serta berat jenis urine < 1,006.
Keadaan ini diasosiasikan dengan peningkatan
rasa haus dan polidipsi
Patofisiologi
Ada 4 mekanisme:
1. Hipotalamik (sentral atau neurohipofiseal)
2. Nefrogenik
3. Transient (kehamilan)
4. Polidipsi primer
1. DI Hipotalamik (sentral atau neurohipofiseal)
FAMILIAL
- Autosomal Dominan
- Sindroma DIDMOAD ( DI, Diabetes Melitus, atrofi
optik, nerve deafnes)
ACQUIRED
- 50% idiopatik
- Trauma (Trauma kepala, pembedahan di daerah
hipotalamus-hipofisis
ACQUIRED yang jarang
- tumor (makroadenoma hipofisis,
craniopharyngoma, metastatic carcinoma)
- infundibular neurohipofisitis
- infeksi (piogenik atau tuberculosis basal
meningitis, encefalitis)
- vaskular (aneurisma)
-radiasi eksternal
Etiologi
• Penyebab tersering
1. DI Sentral: tumor, lesi infiltrat, malformasi
dan prosedur bedah saraf
2. DI akibat kelainan genetik diperkirakan 3
kasus per 100.000 populasi (0,003%). Dengan
rasio laki dan perempuan 60 :40
3. Indonesia belum ada laporan DI
2. DI Nefrogenik
FAMILIAL
- X linked resesif (kelainan gen reseptor V2)
- Autosomal resesif (kelainan gen aquaporin 2)
ACQUIRED
- Penyakit ginjal kronik
- Penyakit metabolik (hipokalemia, hipercalemia)
- Obat-obatan (lithium, demeclocycline)
- Diuresis osmotik
3. DI Transient
- Pada kehamilan, disebabkan oleh karena
peningkatan proses katabolisme vasopresin
oleh enzim oxytocinase atau vasopressina oleh
placenta .Enzim ini menghancurkan vasopresin
- Sering terjadi pada masa kehamilan trimester
terakhir dan masa puerpurium
4. Polidipsia primer
- Disebabkan lesi primer organik di hipotalamus
- menyebabkan kekeringan mulut dan
meningkatkan renin dan atau angiotensin
Diagnosis
Ditegakkan bila:
1. Poliuria 3 -20 liter/hari
2. Kadar osmolaritas darah > 300 mOsm/kg
3. Berat Jenis urine < 1, 006
4. Telah disingkirkan penyebab poliuria lain
seperti: DM, penyakit ginjal, hipercalcemia,
hipokalemia, obat - obatan (diuretik) atau
masa penyembuhan dari edema
Pemeriksaan
1. Water Depriviation Test
adalah tes paling dasar ( untuk membedakan penyebab
poliuria
Persiapan Pasien:
-Intake cairan dianjurkanpada malam hari sebelum dilakukan
tes
- sarapan pagi ringan, tidak boleh minum teh, kopi, alkohol
maupun merokok sejak 12 jam sebelum tes
- DDAVP (Desmopresin acetat)harus dihentikan 24 jam
sebelum tes dilakukan bila sebelumnya pasien menggunakan
obat ini
2. Tes Dehidrasi (selama 8)
- Tidak boleh minum air selama 8 jam, hanya boleh
makan makanan ringan dan kering
- Sampel urine diambil untuk mengetahui
osmolalitas, setelah tes dilakukan (urine I: 0-1 jam,
urineII: 3-4 jam, urine III: 6-7jam, urine IV: 7-8 jam).
- Sampel darah 5 cc diambil diantara waktu
pengambilan sampel urine
- Pasien harus dibawah pengawasan dokter
-Interpretasi:
Normal: bila osmolalitas urine > 600 mosml/kg
BB dan osmolalitas serum < 300 mosml/kg
Diabetes Insipidus bila :
- Osmolalitas serum > 300 mosmol/kg,
- Osmolalitas urine < 200 mosmol/kg
Tes Pitresin (respon terhadap vasopresin eksogen)
- Bila Water Depriviation Test menunjukkan hasil
yang normal , tidak perlu dilakukan tes pitresin
- Setelah melalui tes dehidrasi, diberikan
desmopresin 1 µg intramuscularatau
desmopresin intranasal 20 µg pada masing-
masing lubang hidung
- Pasien diperbolehkan makan dan minum, namun
tidak boleh minum berlebihan
- Sampel urine tiap jam selama 4 jam setelah
pemberian desmopresin untuk menghitung
jumlah urine dan asmolalitas
- Daerah vena diambil setelah pemberian
desmopresin untuk mengetahui osmolalitas
- Pasien harus berada pengawasan dokter
Hasil Interpretasi Tes Pitresin
Plasma Urine Diagnosis
280-295 >750 Normal
>295 < 300 DI Sentral (berat)
290-300 300-750 DI Sentral (parsial)
>295 <300 DI Nefrogenik
< 295 500-900 Primer Polidipsi
Tatalaksana
1. Terapi Hormonal
Desmopressin (DDAVP) adalah sintesis analog
dari ADH hipofisis 1-(3 mercaptopropionic acd)—
D- arginin vasopresinmoacetat trihidrate)
Dosis: injeksi 1-2µg (2x/hari)
nasal spray 10-20 µg (2-3 x/hari)
per oral 100 -400 µg (2-3x/hari)
Efek samping obat: sakit kepala yang berhenti setelah
dosis diturunkan atau dihentikan
Lypressin (lysine 8-vasopressin)
- suatu agen sintetik, diberikan dalam bentuk
spray nasal dengan interval 8 jam atau bisa
dengan injeksi secara intramuskular dengan
dosis 0,3-1 ml.

Anda mungkin juga menyukai