Anda di halaman 1dari 32

D i u r e t i k

D i u r e tik
zat zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urine
(diuresis) akibat pengaruh langsung thd ginjal
Diuresis
Pertama Kedua
menunjukkan adanya menunjukkan jumlah
penambahan volume urin pengeluaran zat-zat
yang diproduksi terlarut dan air.
Zat-zat lain yang dpt
menyebabkan diuresis
1. Obat yang memperkuat kontraksi jantung (Digitalis, Teofilin)
2. Zat pembesar volume darah (Plasma, Dextran)
3. Zat yang merintangi sekresi hormone antidiuretic (air, alcohol)
Fungsi Utama Ginjal
1. Memelihara kemurnian darah
2. Memelihara homeostatis
dengan jalan mengeluarkan
(keseimbangan dinamis
semua za tasing dan sisa
antara cairan intrasel dan
metabolisme
ekstrasel)
3. Memelihara volume total dan
susunan cairan ekstra sel

Proses diuresis
→ ultrafiltrate (air dan elektrolit) → kapsul
Dimulai dari filtrasi di glomerulus
Bowman → kandung kemih dengan melintasi saluran saluran
1. Tubulus proksimal
2. Lengkung Henle
3. Tubulus distal (depan dan belakang)
4. Saluran pengumpul (ductus colligens)
Pada setiap saluran yg dilewati terjadi reabsorpsi zat tertentu

e k a n i s m e K e r j a
M
secara langsung pada sel nefron secara tidak langsung
ginjal (diuretik loop, tiazid, diuretik melalui perubahan pada
hemat kalium, diuretik golongan
komposisi filtrat (diuretik
penghambat enzim karbonik
anhidrase) osmotik).

Indikasi
Mobilisasi Udema Terapi Antihipertensi
(Utama)
Bekerja dengan mengubah menghambat reabsorpsi Na+, maka

keseimbangan cairan sedemikian Na+ dan air banyak diekskresi,


sehingga volume dalam vaskular
rupa sehingga volume cairan
ekstra sel kembali menjadi
berkurang → resistensi perifer
berkurang
normal.
Indikasi
Terapi Congestive Heart Pencegahan Renal
Failure Failure
menurunkan resistensi perifer, diuretik Pada kondisi gagal sirkulasi (shock),
dapat meringankan kerja jantung dalam pembentukan urin di ginjal teganggu
meng-ejeksi-kan darah dari jantung (anuria), sementara diuretik menjaga
(menurunkan afterload). Diuretik juga
agar ginjal selalu mendapatkan
bermanfaat untuk pasien yang
aliran darah untuk membentuk urin
mengalami overload cairan akibat CHF
f e k S a m p i n g
E
terutama untuk dosis jangka pendek (mual, muntah, sakit kepala)
dan dosis jangka panjang (hipokalemia, hiperkalemia, hiponatremia,
deplesi cairan, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan
metabolik, dan toksisitas). Penggunaan diuretik ini sering digunakan
pada pasien dengan penyakit jantung seperti hipertensi dan penyakit
nefrotik seperti gagal ginjal. Untuk itu masyarakat diharapkan dapat
mengetahui kegunaan obat diuretik sesuai dengan fungsi dan cara
kerjanya.
g g o l o n g a n D i u r e
P e n t i k
More Details
D i u r e t i k L o o p
DIURETIK LOOP/HENLE’S LOOP/DIURETIK KUAT
· Mekanisme kerja: Penyerapan Kembali ke dalam tubuh sebanyak
20% ion Cl- dan Na+
· Bekerja kuat tetapi efeknya agak singkat (4-6 jam) biasanya
digumakan pada keadaan akut seperti udema otak dan paru paru
· Contoh obat: Furosemide, Bumetanida, Asam Etakrinat

f u r o s e m i d e
Indikasi : udem karena penyakit jantung, hati, dan ginjal.
Kontraindikasi : pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas
terhadap furosemide maupun komponen penyusun obat ini. Pasien
dengan alergi terhadap antibiotik sulfonamide, misalnya sulfadiazine
atau sulfamethoxazole, juga sebaiknya tidak menggunakan
furosemide, karena mungkin terjadi reaksi silang.
Mekanisme kerja : menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel
tubulus ginjal.

f u r o s e m i d e Dosis :
Bentuk: Suntik IV atau IM :
- Dewasa: 20–50 mg, diberikan secara perlahan. Dosis dapat ditingkatkan 20 mg setiap 2
jam jika diperlukan. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
- Anak-anak: 0,5–1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
Bentuk: Tablet
- Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg per hari. Jika kondisi menunjukkan perbaikan, dosis
dapat dikurangi menjadi 20 mg per hari atau 40 mg setiap 2 hari sekali. Pada kasus edema
berat, dosis bisa diberikan hingga 80 mg per hari.
- Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 40 mg per hari.

f u r o s e m i d e
Kategori pada ibu hamil : kategori C, artinya studi pada
binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil.
Efek samping : hipotensi ortostatik, dizziness, gangguan
keseimbangan elektrolit, seperti hiponatremia, hipokalemia,
atau hipokloremia, tinitus, dan fotosensitivitas

T i a z id
digunakan untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan
dengan dosis yang lebih rendah, untuk menurunkan tekanan darah.
· Mekanisme kerja: bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi
natrium pada bagian awal tubulus distal
· Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuresis tidak
mengganggu tidur pasien.
~ Memiliki efek lemah dan lambat tapi bertahan lama (6-48 jam)
· Contoh obat: Hidroklorotiazid, Klortalidon, Mefruzida, Klopamida,
Indapamida

r o c h l o r t i a z
H i d i d
Indikasi : hipertensi, gagal jantung, dan mengurangi edema akibat
berbagai penyakit seperti sirosis hepatis.
Kontraindikasi : kondisi anuria, gangguan fungsi ginjal berat, dan
tentunya kondisi hipersensitivitas.
Mekanisme kerja : menghambat reabsorbsi elektrolit berupa Na+
dan Cl dari tubulus distal di ginjal. Sehingga terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit, termasuk juga sodium, potasium dan
magnesium yang keluar dalam bentuk urin.

HCT Dosis :
- Dosis dewasa : 25-100 mg per hari dibagi dalam 1-2 dosis, atau dapat diminum
dalam hari yang berselang, 3-5 hari seminggu.
- Dosis anak-anak :
1. Umur < 6 bulan: 1-3 mg/kgBB per hari dibagi dalam 1-2 dosis. Maksimal 37,5 mg
per hari.
2. Umur 6 - 2 tahun: 1-2 mg/kgBB per hari dibagi dalam 1-2 dosis. Paling banyak
37,5 mg per hari.
3. Umur > 2-12 tahun: 1-2 mg/kgBB per hari dibagi dalam 1-2 dosis. Maksimal 100
mg per hari.
- Dosis lansia : 12,5-25 mg sekali sehari.

HCT

Kategori pada ibu hamil : kategori B. Memang dari studi


pada hewan tidak terbukti adanya efek samping
teratogenik pada fetus hewan, namun belum ada studi
pada wanita hamil untuk membuktikan keamanan obat
pada kehamilan.
Efek samping : hipotensi, sinkop, dan ketidakseimbangan
elektrolit.

DIURETIK HEMAT KALIUM


·Contoh obat: Spironolakton, Kanrenoat, Triamteren, Amilorida
·Mekanisme kerja:
◦ Triamteren dan Amilorida : Menghambat secara langsung reabsorbsi
Na+ dan menghambat eksresi K+
◦ Spironolactone : Hormon aldosteron yang disekresikan oleh korteks
adrenal dihambat ikatannya dengan reseptor oleh Spironolakton →
menghambat aldorteron masuk ke nukleus untuk menyebabkan mRNA
yang akan membentuk Pompa Na+/K+ ATP-ase → sehingga menghambat
reabsorbsi Na+ dan eksresi K+
SPIRONOLAKTON

·Indikasi : hiperaldosteronisme, hipertensi, gagal jantung, sirosis hepatis,


penyakit ginjal kronis dan acne vulgaris (off label).
Kontraindikasi : Anuria, gangguan ginjal dan hyperkalemia.
Mekanisme kerja : menghambat penyerapan garam (natrium) dan air
berlebih ke dalam tubuh serta menjaga agar kadar kalium darah tidak
terlalu rendah.
SPIRONOLAKTON
·
Dosis :
Dosis dewasa : pemberian awal, 100 mg perhari, dosis dapat
ditingkatkan hingga 400 mg perhari tergantung dari respon pasien.
Kategori pada ibu hamil : Kategori C , Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Efek samping : hiperkalemia dan timbul efek klinis antiandrogen.
DIURETIK HEMAT KALIUM

· Bekerja pada bagian akhir tubulus distal dan duktus


pengumpul
· Efeknya lemah, penggunaannya dikombinasi dengan
diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium
O NNIICC A
A N
N H
H IIDDRRAASSEE IINNHHIIBBI
A
CC ARRBB O ITTOORR
~ Mekanisme kerja: menghambat reabsorpsi natrium bicarbonat, menyebabkan
diuresis natium bicarbonat dan penurunan simpanan bikarbonat tubuh total
· merupakan diuretika yang lemah dan jarang digunakan untuk efek diuretikanya.
Asetazolamid dan tetes mata Dorzolamid menghambat pembentukan cairan bola
mata dan digunakan untuk glaucoma.
· Contoh obat: Asetazolamid
Pada anak anak, Asetazolamid juga digunakan untuk pengobatan epilepsi dan
meningkatkan tekanan intrakranial
A S E T A Z O L A M I D
Indikasi : glaukoma, epilepsi, atau altitude sickness.
Kontraindikasi : pasien dengan hipersensitivitas terhadap
sulfonamid.
Mekanisme kerja : menghambat pemecahan asam karbonat,
sehingga terjadi penumpukan asam karbonat yang
menyebabkan pH darah menjadi turun.

A S E T A Z O L A M I D Dosis :
Dewasa:
- Retensi cairan pada gagal jantung kongestif dan edema akibat obat: 250-375 mg
sekali sehari atau pada hari-hari yang diresepkan.
- Pembengkakan akibat penumpukan cairan yang berhubungan dengan menstruasi:
125-375 mg sebagai dosis harian tunggal.
Kategori pada ibu hamil : Kategori C, Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Efek samping :
parestesia, disgeusia, fatigue, nyeri perut, mual, muntah dan diare.

DIURETIC
DIURETIC OSMOSIS
OSMOSIS
·· Mekanisme kerja: obat akan bersifat sebagai solute yang
akan secara bebas difiltrasi oleh glomerulus dan masuk ke
tubulus →berikatan dengan air dan membatasi reabsorbsi
di tubulus dengan peningkatan osmolaritas →air tertahan
di lumen tubulus
· Bekerja di tubulus proksimal
· Contoh obat: Manitol, Urea, Gliserin, Sorbitol
MANITOL
MANITOL
·Indikasi : menurunkan tekanan intrakranial dan intraokular yang
tinggi, seperti pada kasus cedera otak traumatik dan glaukoma.
Kontraindikasi : kongesti paru dan perdarahan intrakranial aktif.
Mekanisme kerja : menurunkan tekanan intarakranial adalah dengan
cara meningkatkan osmolalitas plasma sehingga aliran cairan dari
jaringan menuju kedalam plasma meningkat, terjadi penurunan
viskositas darah.
MANITOL
MANITOL

Dosis :
- Dewasa : 50–200 gram, diberikan selama 24 jam. Kecepatan
infus akan disesuaikan dengan jumlah urine yang keluar per jam.
- Anak-anak : 0,25–2 gram/kgBB.
MANITOL
MANITOL
Kategori pada ibu hamil : Kategori C , studi pada binatang
percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin,
tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Efek samping : efek masking atau perburukan dehidrasi
karena obat ini merupakan diuretik.
Daftar pustaka
Khan TM, Patel R, Siddiqui AH. Furosemide. StatPearls Publishing. 2022
Herman, L.L. and K. Bashir. Hydrochlorothiazide. StatPearls [Internet]
2019
Larik FA, Saeed A, Shahzad D, et al. Synthetic approaches towards the
multi target drug spironolactone and its potent analogues/derivatives.
Steroids, 2017
Farzam K, Abdullah M. Acetazolamide. [Updated 2021 Dec 13]. In:
StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan.
Tenny S, Thorell W. Mannitol. StatPearls Publishing. 2018.

Sniglet
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai