Anda di halaman 1dari 34

CEFTRIAXONE

FARMAKOKINETIK
Ceftriaxone diabsorpsi lengkap setelah pemberian IM dengan kadar plasma maksimum rata-rata antara 2-3 jam
setelah pemberian. Dosis multipel IV atau IM dengan interval waktu 12-24 jam, dengan dosis 0,5-2g menghasilkan
akumulasi sebesar 15-36 % diatas nilai dosis tunggal.
Sebanyak 33-67 % ceftriaxone yang diberikan, akan diekskresikan dalam uring dalam bentuk yang tidak diubah dan
sisanya diekskresikan dalam empedu dan sebagian kecil dalam feses sebagai bentuk inaktif. Setelah pemberian
dosis 1g IV, kadar rata-rata ceftriaxone 1-3 jam setelah pemberian adalah : 501 mg/ml dalam kandung empedu, 100
mg
/ml dalam saluran empedu, 098 mg dalam duktus sistikus, 78,2 mg/ml dalam dinding kandung empedu dan 62,1 mg/ml
dalam plasma.
Setelah pemberian dosis 0,15-3g, maka waktu paruh eliminasinya berkisar antara 5-8 jam, volume distribusinya
sebesar 5,70-13,5 L, klirens plasma 0,50-1,45 L/jam dan klirens ginjal 0,32-0,73 L/jam.
Ikatan protein ceftriaxone bersifat reversibel dan besarnya adalah 85-95 %. Ceftriaxone menembus selaput otak
yang mengalami peradangan pada bayi dan anak-anak dan kadarnya dalam cairan otak setelah pemberian dosis 50
mg
/kg dan 75 mg/kg IV, berkisar antara 1,3-18,5 ug/ml dan 1,3-44 ug/ml
Dibanding pada orang dewasa sehat, farmakokinetik ceftriaxone hanya sedikit sekali terganggu pada usia lanjut dan
juga pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal/hati, karena itu tidak diperlukan penyesuaian dosis.
FARMAKODINAMIK
Efek bakterisida ceftriaxone dihasilkan akibat penghambatan sintesis dinding kuman. Ceftriaxone mempunyai
stabilitas yang tinggi terhadap beta-laktanase, baik terhadap penisilinase maupun sefalosporinase yang dihasilkan
oleh kuman gram-negatif, gram-positif.
INDIKASI DAN CARA PENGGUNAAN
Ceftriaxone diindikasikan untuk pengobatan pada infeksi-infeksi dibawah ini yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang sensitif seperti :
Infeksi saluran napas bawah
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Goneore tanpa komplikasi
Penyakit radang rongga panggul
Septikemia bakterial
Infeksi tulang dan sendi
Infeksi intra-abdominal
Meningitis
Profilaksis operasi yaitu 1g dosis tunggal ceftriaxone dapat mengurangi angka kejadian infeksi pasca operasi pada
pasien yang dioperasi dan dianggap terkontaminasi atau secara potensial terkontaminasi, misalnya : histerektoni
vaginal atau abdominal dan pada pasien yang dioperasi dimana infeksi pada operasi tersebut menyebabkan risiko
yang serius ( misal : selama operasi lintas arteri koroner ).
KONTRAINDIKASI
Ceftriaxone dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi terhadap golongan cephalosporin.
EFEK SAMPING
Secara umum ceftriaxone dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat ditemukan adalah :
Reaksi lokal : Sakit, indurasi atau nyeri tekan pada tempat suntikan dan phlebitis setelah pemberian intravena.
Hipersensitivitas : Ruam kulit dan kadang-kadang pruritus, demam atau menggigil
Hematologik : Eosinofilia, trombositosis, lekopenia dan kadang-kadang anemia, anemia hemolitik, netropenia,
limfopenia, trombositopenia dan pemanjangan waktu protrombia.
Saluran cerna : Diare dan kadang-kadang mual, muntah, disgeusia.
Hati : Peningkatan SGOT atau SGPT dan kadang-kadang peningkatan fosfatase alkali dan bilirubin.
Ginjal : Peningkatan BUN dan kadang-kadang peningkatan kreatinin serta ditemukan silinder dalam urin.
Susunan saraf pusat : Kadang-kadang timbul sakit kepala atau pusing.
Saluran kemih dan genital : Kadang-kadang dilaporkan timbulnya monitiasis atau vaginitis
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Ceftriaxone dapat diberikan secara intravena atau intramuskular
Dewasa : Dosis lazim harian untuk orang dewasa adalah 1-2g sekali sehari (atau dibagi dalam 2 dosis) tergantung
dari jenis dan beratnya infeksi. Dosis total harian tidak boleh melebihi 4g. Untuk pengobatan infeksi gonokokal tanpa
komplikasi, dosis yang dianjurkan adalah 250 mg intramuskular sebagai dosis tunggal, untuk profilaksis opersai,
dosis yang dianjurkan adalah 1g sebagai dosis tunggal dan diberikan 0,5-2 jam sebelum operasi.
Anak-anak : Untuk pengobatan infeksi kulit dan jaringan lunak, dosis total harian yang dianjurkan adalah 50-75 mg/kg
sekali sehari (atau dibagi 2 dosis), dosis total harian tidak boleh melebihi 2g. Untuk pengobatan meningitis dosis
harian adalah 100 mg/kg dan tidak boleh melebihi 4g, dosis diberikan dengan atau tanpa dosis muat 75mg/kg
Keterangan Umum Dosis : Secara umum terapi dengan ceftriaxone harus dilanjutkan paling tidak 2 hari setelah
tanda dan gejala infeksi menghilang. Lama pengobatan terapi umumnya adalah 4-14 hari, dimana pada infeksi yang
disertai dengan komplikasi terapi yang diperlukan akan lebih lama.
DIURETIK
I.Pendahuluan

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap
ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tidak langsung tidak
termasuk dalam defenisi ini, misalnya, zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin),memperbesar
volume darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon anti diuretik ADH (Tjay, T.H., K. Rahardja, 2002).
Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut Diuretik. Obat-obat ini
merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorbsi Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine
dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif
untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus menjadi menjadi
meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih banyak didalam tubulus ginjal. Dan
produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretic meningkatkan volume urine dan sering mengubah
PH-nya serta komposisi ion didalam urine dan darah (Halimudin, 2007).
Ada beberapa jenis Diuretik, yang sudah dikenal dan sering digunakan dalam pengobatan klien dengan masalah
gangguan cairan dan elektrolit. Jenis-jenis tersebut adalah Penghambat Karbonik Anhidrase, Diuretik Kuat (loop
Diuretik), Diuretik Tiazid, Diuretik Hemat Kalium, Antagonis ADH dan Diuretik Osmotik (Halimudin, 2007).
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik ini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang
bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
diure-tik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak. Kedua, status fisiologi dari organ. Misalnya
dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda
terhadap diuretik. Ketiga, interaksi antara obat dengan reseptor. Sebagaimana umumnya diketahui, diuretik
digunakan untuk merangsang terjadinya diuresis. Penggunaan diuretik sudah demikian luas (Siregar, P., W.P., R.
Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).

II. Tujuan Percobaan

- Untuk mengetahui efek dari obat diuretik pada hewan percobaan


- Untuk mengetahui volume urine yang dihasilkan oleh hewan akibat pemberian obat diuretik
- Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat diuretik

III. Prinsip Percobaan

Berdasarkan mekanisme kerja furosemid sebagai obat diuretik kuat yaitu menghambat reabsorpsi elektrolit Na+
/K+ / Cl- di ansa henle asendens sehingga meningkatkan kecepatan pembentukan urin

IV. Tinjauan Pustaka


Berdasarkan cara bekerja, ada beberapa jenis diuretik yang diketahui pada saat ini. Antara lain :

1. Diuretik osmotik dan Aquaretics. Manitol, glukosa, urea, demeklosiklin, atrial natriuretic peptide.
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal.
Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila memenuhi 4 syarat: (1) difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus. (2) tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal. (3) secara farmakologis merupakan zat
yang inert, dan (4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka
diueretik osmotic dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolalitas
plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli. Diuretik Osmotik (manitol) adalah Diuretik yang digunakan dan
mempuyai efek meningkatkan produksi urin, dengan cara meningkatkan tekanan osmotic di Filtrasi Glomerulus
dan tubulus. Mencegah tubulus mereabsorbsi air. Tubulus proksimal dan ansa henle desenden sangat
permeable terhadap reabsobsi air. Diuretik osmotik yang tidak ditransportasi menyebabkan air dipertahankan
disegmen ini, yang dapat menimbulkan diuresis air. Contoh lain dari Golongan obat anti DIuretik osmotic
adalah: uera, gliserin, isosorbit (Halimudin, 2007).

2. Penghambat karbonik anhidrase ginjal. Acetazolamide.

3. Diuretik tiasid.

4. Diuretik loop. Furosemide, Bumetanide, asam etakrinik.

5. Diuretik distal ('Potassium Sparing Diuretic ). Spironolakton, Amiloride, Triamterene.

6. Diuretik urikosurik. Tikrinafen , Indakrinon, asam etakrinik (Siregar, P., W.P., R. Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).

Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan
sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretik. Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu : (1) diuretik osmotik ; (2) penghambat mekanisme transpor elektrolit di dalam tubuli ginjal.
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.
Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apaila memenuhi 4 syarat : (1) difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus; (2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal; (3) secara farmakologis merupakan zat yang
inert; dan (4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik
osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolaritas plasma, filtrat
glomerulus, dan cairan tubuli (Sunaryo, 1987).

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium dan air, sehingga pengeluarannya lewat
kemih diperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli. Tetapi juga di tempat lain, yakni di:

1. Tubuli Proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi secara aktif
untuk lebih kurang 705, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi
berlangsung secara proporsionalk, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma.
Diuretika osmotis (manitol, sorbitol) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi air dan juga natrium.

2. Lengkungan Henle. Di bagian menaik lengkungan Henle ini, sekitar 25% dari semua ion Cl yang telah
difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi tanpa air,
hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan, seperti furosemid, bumetanida, dan etakrinat
bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor Cldan demikian reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ dan
air juga diperbanyak.

3. Tubuli distal. Di bagian pertama segmen ini, Na+.direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat
menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan
memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan
dengan ion K+ atau NH4+(Tjay, T.H., dan Kirana Rahardja, 2002).

Diuretik kuat(High-ceiling diuretics) mencakup sekelompok diuretik yang efeknya sangat kuat dibandingkan dengan
diuretik lain. Tempat kerja utamanya di bagian epitel tebal ansa Henle bagian asenden, karena itu kelompok obat ini
disebut juga sebagai loop diuretics. Termasuk dalam kelompok ini adalah asam etakrinat, furosemid, dan bumetanid
(Sunaryo, 1987).
Secara umum dapat dikatakan bahwa diuretik kuat mempunyai mulai kerja yang lebih pendek dari tiazid. Hal ini
sebagian besar ditentukan oleh faktor farmakokinetik dan adanya mekanisme kompensasi. Diureti kuat terutama
bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa Henle asendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya
di permukaan sel epitel bagian luminal(yang menghadap ke lumen tubuli). Obat ini, terutama pada pemberian
secara IV, cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan
hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta
meningkatnya efek awal diuresis (Sunaryo, 1987).
Peningkatan aliran darah ginjal ini relatif hanya berlangsung sebentar. Dengan berkurangnya cairan ekstrasel akibat
diuresis, maka aliran darah ginjal cenderung menurun, dan hal ini mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi cairan
dan elektrolit di tubuli proksimal. Hal yang terakhir ini agaknya merupakan suatu mekanisme kompensasi yang
membatasi jumlah zat terlarut yang mencapai bagian epitel tebal ansa Henle asendens, dengan demikian akan
mengurangi diuresis (Sunaryo, 1987).
Furosemid dan bumetanid mempunyai daya menghambat enzim karbonik anhidrase karena keduanya merupakan
derivat sufonamid, seperti juga tiazid dan asetozolamid, tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk menyebabkan
diuresis di tubuli proksimal. Asam etakrinat tidak menghambat enzim karbonik anhidrase. Efek diuretik kuat terhadap
segmen yang lebih distal dari ansa Henle asendens epitel tebal, belum dapat dipastikan, tetapi dari besarnya
diuresis yang terjadi, diduga obat ini bekerja juga di segmen tubuli lain (Sunaryo, 1987).
Ketiga obat ini juga menyebabkan meningkatnya ekskresi K+ dan kadar asam urat plasma, mekanismenya
kemungkinan besar sama dengan tiazid. Ekskresi Ca++ dan Mg++ juga ditingkatkan sebanding dengan peninggian
ekskresi Na.Berbeda dengan tiazid,Golongan ini tidak meningkatkan reabsorpsi Ca++ di tubuli distal. Berdasarkan
atas efek kalsiuria ini, golongan diuretik kuat digunakan untuk pengobatan simtomatik hiperkalsemia (Sunaryo,
1987).
Diuretik kuat meningkatkan ekskresi asam yang dapat dititrasi(titrable acid) dan amonia. Fenomena yang diduga
terjadi karena efeknya di nefron distal ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya alkalosis metabolik.Bila
mobilisasi cairan udem terlalu cepat, alkalosis metabolik oleh diuretik kuat ini terutama terjadi akibat penyusutan
volume cairan ekstrasel. Sebaliknya pada penggunaan yang kronik, faktor utama penyebab alkalosis ialah besarnya
asupan garam dan ekskresi hidrogen dan kalium.Alkalosis ini seringkali disertai dengan hiponatremia, tetapi masing-
masing disebabkan oleh mekanisme yang berbeda (Sunaryo, 1987).
Furosemid lebih banyak digunakan daripada asam etakrinat, antara lain karena gangguan saluran cerna yang lebih
ringan. Diuretik kuat efektif untuk pengobatan udem akibat gangguan jantung, hati atau ginjal. Sebaiknya diberikan
secara oral, kecuali bila diperlukan diuresis yang segera, maka dapat diberikan secara IV atau IM. Pemberian
parenteral ini diperlukan untuk mengatasi udem paru akut. Pada keadaan ini perbaikan klinik dicapai karena terjadi
perubahan hemodinamik dan penurunan volume cairan ekstrasel dengan cepat sehingga alir balik vena(venous
return) dan output ventrikel kanan berkurang. Untuk mengatasi udem kronik, diuretik kuat biasanya diberikan
bersama diuretik alin, terutama diureik hemat kalium (Sunaryo, 1987).
Bila ada nefrosis atau gagal ginjal kronik maka diperlukan dosis furosemid jauh lebih besar daripada dosis biasa.
Diduga hal ini disebabkan oleh banyaknya protein dalam cairan tubuli yang akan mengikat furosemid sehingga
menghambat diuresis.pada penderita dengan uremia, sekresi furosemid melalui tubuli menurun. Diuretik kuat juga
digunakan pada penderita gagal ginjal akut, namun hasilnya tidak menentu. Diuretik kuat dapat menurunkan kadar
kalsium plasma pada penderita hiperkalsemia simtomatik dengan cara meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin
(Sunaryo, 1987).
Secara umum dapat dikatakan bahwa diuretik kuat mempunyai mulai kerja yang lebih pendek dari tiazid. Hal ini
sebagian besar ditentukan oleh faktor farmakokinetik dan adanya mekanisme kompensasi. Diuretik kuat terutama
bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa Henle asendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya
di permukaan sel epitel bagian luminal(yang menghadap ke lumen tubuli). Obat ini, terutama pada pemberian
secara IV, cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan
hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta
meningkatnya efek awal diuresis (Sunaryo, 1987).
Obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urin disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan
penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya,
Na+ dan ion lain seperti Cl memasuki urin dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan bila keadaan normal
bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Jadi, diuretik
meningkatkan volume urin dan meningkatkan pH-nya serta komposisi ion di dalam urin dan darah. Efektivitas
berbagai kelas diuretik yang berbeda, sangat bervariasi dengan peningkatan sekresi Na+ bervariasi dari kurang 2%
untuk diuretik hemat kalium yang lemah, sampai lebih dari 20% untuk loop diuretics yang poten. Penggunaan klinis
utamanya adalah dalam menangani kelainan yang melibatkan retensi cairan (edema) atau dalam mengobati
hipertensi dengan efek diuretiknya menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi penurunan tekanan
darah (Mycek, 2001).
PENGOBATAN DIURETIK DALAM BIDANG NEFROLOGI
Diuretik Pada Hipertensi
Penggunaan diuretik untuk hipertensi pada mulanya dila-kukan sebagai pengobatan langkah pertama dengan cara
stepped-care. Dapat digunakan segagai obat tunggal atau di-kombinasi dengan anti hipertensi lain. Penambahan
diuretik pada obat lain diharapkan dapat menghasilkan efek yang optimal. Kaplan NM, menggambarkan skema
perubahan hemodi-namik akibat efek antihipertensi dari diuretik sebagai berikut. Akibat hambatan reabsorbsi
natrium dan kkirida, volume plasma dan cairan ekstrasel akan berkurang. Akibatnya curah jantung akan menurun.
Pada pemakaian jangka lama, volume plasma akan kembali menuju normal dan bersamaan dengan ini resistensi
perifer akan turun. Penurunan resistensi ini dikatakan oleh karena turunnya kadar natrium dan berkurangnya air dari
dinding pembuluh darah dan juga disebabkan oleh berkurangnya kalsium intrasel.
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan simpanan natrium tubuh. Awalnya,
diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer.
Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan penurunan volume
plasma dan stroke volume yang akan menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah. Obat-
obat diuretik yang digunakan dalam terapi hipertensi yaitu :Diuretik golongan tiazid Diuretik kuat Diuretik hemat
kalium (Purwanto, W.E., 2008).
Diuretik Pada Sindrom Nefrotik
Terjadinya edema pada sindrom nefrotik akibat adanya retensi natrium dan air serta adanya hipoalbuminemia.
Penggunaan diuretik pada sindrom nefrotik bukan sebagai terapi kausal. Diuretik baru diberikan bila dengan
pengurangan asupan garam dan air tidak mengurangi edema yang ada. Diuretik yang sering digunakan adalah jenis
diuretik loop. Tetapi dapat juga diberikan golongan penghambat reabsorbsi natrium di tubulus distal.
Diuretik Pada Gagal Ginjal
Gagal Ginjal Akut
Dalam percobaan binatang, dikatakan, diuretik dapat memperbaiki aliran urin, laju filtrasi glomeruler dan tekanan
hidrostatik kapiler glomerulus. Keadaan ini disebabkan oleh efek vasodilatasi dari manitol, furosemid dan asam
etakrinik. Efek vasodilatasi ini dikatakan melalui peningkatan produksi prostaglandin. dalam ginjal. Disamping itu,
manitol dapat mengurangi pembengkakan sel tubulus ginjal. Aliran urin yang lebih cepat akibat pemberian diuretik
akan mengurangi obstruksi tubulus dari sel-sel yang rusak. Pada manusia, efek diuretik tidak dapat memberikan
hasil yang memuaskan. Masih banyak pertentangan pendapat akan efek diuretik ini. Ada yang mengatakan dapat
memperpendek masa oliguria, mengurangi kemungkinan untuk dialisis, namun angka kematian masih tetap tinggi.
Walaupun demikian, diuretik mempunyai tempat untuk dipakai pada pasien dengan gagal ginjal akut dengan tujuan
untuk meningkatkan diuresis. Kita harus membedakan apakah keadaan gagal ginjal akut di-sebabkan kekurangan
cairan (pre renal) atau tidak ada ke-kurangan cairan. Disamping itu, kita harus mempertimbangkan efek toksik dari
diuretik sendiri. Misalnya efek ototoksik dari furosemid. Dilain pihak, kita juga harus mengingat, diuretik dapat
sebagai penyebab dari gagal ginjal akut (nefritis tubulo-intersisiil akut). Bila tidak terdapat kekurangan cairan,
furosemid dapat diberikan secara bertahap 80 - 320 mg/i.v. atau manitol 12,5 - 25 gram i.v .
Gagal Ginjal Kronik
Pada keadaan ini efek diuresis akn berkurang bila laju filtrasi glomerulus berkurang (Tes Kliren Kreatinin kurang dari
20 ml/menit). Pemberian diuretik hanya berdasarkan indikasi yaitu hipertensi, kelebihan cairan (dekompensasi
jantung, edema yang berat), pencegahan berkurangnya fungsi ginjal setelah pemberian kontras radiografi, pada
saat anastomosis dilakukan dalam transplantasi ginjal (Siregar, P., W.P., R. Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).
MASALAH YANG TIMBUL PADA PEMBERIAN DIURETIK
Hipokalemia
50% kalium yang difiltrasi oleh glomerulus akan direab-sorbsi di tubulus proksimal dan sebagian besar dari sisanya
di-reabsorbsi di ascending limb loop dari Henle. Hanya 10% yang mencapai tubulus konvolutus distal. Kalium ada
yang disekresi di pars recta tubulus distal. Terjadinya hipokalemia pada pemberian diuretik disebabkan oleh:
- Peningkatan aliran urin dan natrium di tubulus distal, meningkatkan sekresi kalium di tubulus distal.
- Peningkatan kadar bikarbonat (muatan negatip meningkat) dalam tubulus distal akibat hambatan reabsorbsi di
tubulus proksimal oleh penghambat karbonik anhidrase akan me-ningkatkan sekresi kalium di tubulus distal.
- Diuretik osmotik akan menghambat reabsorbsi kalium di tubulus proksimal.
- Diuretik loop juga menghambat reabsorbsi kalium di thick ascending limb.
Hiperkalemia
Pemberian diuretik jenis potassium-sparing akan mening-katkan- kadar kalum darah.
Ada 3 jenis diuretik ini yaitu Spiro-nolakton,. Amiloride, Triamterene.Kerja Spironolakton ber-gantung pada tinggi
rendahnya kadar Aldosteron. Amiloride dan Triamterene tidak tergantung pada Aldosteron. Seluruhnya menghambat
sekresi kalium di tubulus distal. Kita harus berhati-hati atau sebaiknya diuretik jenis ini tidak diberikan pada keadaan
gagal ginjal, diabetes mellitus, dehidrasi berat atau diberikan bersama preparat yang me-ngandung kalium tinggi.
Hiponatremia
Tanda-tanda hiponatremia akibat diuretika ialah kadar natrium urin > 20 mq/L, kenaikan ringan ureum dan kreatinin,
hipokalemia dan terdapat alkalosis metabolik. Hiponatremia dapat memberikan gejala-gejala bahkan kematian.
Cepatnya penurunan kadar natrium (kurang dari 12 jam), kadar natrium < 110 meq/L, terdapat gejala susunan saraf
pusat, merupakan pertanda buruk akibat hponatremia. Keadaan ini harus di-tanggulangi secepatnya.
Deplesi Cairan
Pengurangan cairan ekstraseluler merupakan tujuan utama dalam pemakaian diuretik. Keadaan ini sangat
menguntungkan pada edema paru akibat payah jantung. Pada keadaan sindrom nefrotik, terutama dengan hipoal-
buminemi yang berat, pemberian diuretik dapat menimbulkan syok atau gangguan fungsi ginjal. Tidak dianjurkan
penurunan berat b.adan lebih dari 1 kg sehari.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Diuretik penghambat karbonik anhidrase dapat menyebabkan asidosis metabolik akibat dua proses di atas. Diuretik
potassiumsparing menghambat sekresi ionH se-hingga dapat menyebabkan asidosis metabolik. Asidosis
metabolik yang diakibatkan diuretik biasanya tidak disertai peninggian anion gap (Na (HCO3 + Cl) < 16 mcq/L).
Gangguan Metabolik

1. Hiperglikemi
Diuretik dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa (hiperglikemi). Hipokalemia akibat pemberian
diuretik di-buktikan sebagai penyebab gangguan toleransi ini (respon insulin terhadap glukosa pada fase I
dan fase II terganggu). Diuretik potassiumsparing tidak menyebabkan gangguan toleransi glukosa.

2. Hiperlipidemia Trigliserida, kolesterol, CholHDL, CholVLDL akan me-ningkat dan CholHDL akan
berkurang pada pemberian diuretik jangka lama (> 4 minggu).

3. Antagonis Aldosteron akan menghambat ACTH, meng-ganggu hormon androgen (anti androgen).
Mengakibatkan terjadinya ginekomastia atau gangguan menstruasi.

4. Hiperurikemia Penggunaan diuretik dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Karena terjadi
pengurangan volume plasma maka filtrasi melalui glomerulus berkurang dan absorbsi oleh tubulus
meningkat. Dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya hipo-natremi. Bila natrium dikoreksi, kliren asam urat
akan di-perbaiki.

5. Hiperkalsemia. Pemberian diuretik tiasid akan meninggikan kadar kalsium darah. Ekskresi kalsium melalui
urin akan berkurang. Pe-ninggian kalsium darah ini disebutkan juga mempunyai hu-bungan dengan
keadaan hiperparatiroid. Dari penelitian epidemiologi di Stockholm dilaporkan bahwa 70% dari orang yang
hiperkalsemi setelah mendapat diuretik, menderita adenoma paratiroid.

6. Hipokalsemia. Diuretik loop menyebabkan hipokalsemi akibat peningkatan ekskresi kalsium melalui urin
(Siregar, P., W.P., R. Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).

Toksisitas

1. Diuretik dapat menyebabkan nefritis intersiil akut melalui reaksi hipersensitifitas.


2. Dapat menginduksi terjadinya artritis goutdan pengeluaran batu asam urat pada penderita dengan riwayat
gout.

3. Hipokalemi kronik akibat penggunaan diuretik dapat me-nimbulkan nefropati hipokalemi.

4. Diuretik loop terutama furosemid dapat menyebabkan ototoksisiti. Lebih nyata lagi bila ada gagal ginjal.
Gabungan dengan aminoglikosida dapat menyebabkan ganggu-an menetap pada pendengaran
(Siregar,P., W.P., R. Oesman, R.P. Sidabutar , 2008).

Diuretik kuat bekerja dengan mengahambat reabsorpsi NaCl secara selektif di bagian tebal ansa Henle bagian
asendens. Karena kepastian reabsorpsi NaCl-nya besar di segmen ini dan fakta bahwa diuresis tidak dibatasi oleh
adanya asidosis seperti penghambat karbonik anhidrase, obat-obat ini merupakan diuretik yang tersedia paling
efektif (Katzung, B.G., 1998).
Obat-obat ini menghambat sistem transpor pasangan Na+/K+/2Cl-. Dengan menghambat pentraspor ini, diuretik
tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur
ulang K+. Diuretik kuat bekerja dengan menghilangkan potensial positif lumen, menyebabkan peningkatan ekskresi
Mg2+ dan Ca2+ (Katzung, B.G., 1998).

Pembahasan
Berdasarkan percobaan, kelinci pertama sebagai kelinci kontrol yang tidak diberi furosemid mengalami pengeluaran
urine seperti biasanya. Pada kelinci kedua peningkatan urin yang dikeluarkan menunjukkan bahwa furosemid telah
bekerja. Karena memberikan volume yang lebih besar dari kelinci kontrol. Sedangkan pada kelinci ketiga yaitu
kelinci dengan pemberian secara i.v. justru tidak memberikan efek diuresis (volume urin yang terbentuk jauh lebih
kecil daripada kelinci kontrol). Dan kelinci kedua dan ketiga hanya menunjukkan efek pada 1 jam pertama saja. Hal
ini sesuai dengan teori sebab furosemid mulai kerjanya pesat, oral dalam 0,5-1 jam dan bertahan 4-6 jam, intravena
dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya (Tjay, T.H, dan Kirana Rahardja, 2007).
Furosemid merupakan diuretik yang efek utamanya pada pars asendens ansa henle. Obat-obat yang bekerja di
salah satu bagian nefron ini memiliki efektivitas yang tertinggi dalam memobilisasi Na+ dan Cl- dari tubuh sehingga
merupakan diuretic yang paling efektif dalam meningkatkan volume urin. Hal ini disebabkan karena pars asendens
bertanggung jawab untuk reabsorpsi 25-30% NaCl yang disaring.
Seharusnya kelinci yang diberikan furosemid secara intravena memberikan efek yang diuresis yang lebih besar
daripada kelinci yang diberikan furosemid secara intramuskular. Obat yang diberikan secara intravena tidak
mengalami tahap absorpsi sehingga kadar obat dalam darah diperoleh dengan cepat dan tepat. Sedangkan pada
pemberian obat secara intramuskular, kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi
(Setiawati, A., A. Muchtar, 1987).
Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh tidak masuknya seluruh obat dan juga dapat disebabkan oleh
perbedaan dalam hal faktor fisiologi dari hewan percobaan yang digunakan. Untuk beberapa obat, perubahan dalam
faktor-faktor farmakodinamik merupakan sebab utama yang menimbulkan keragaman respons penderita. Variasi
dalam berbagai faktor farmakokinetik dan farmakodinamik ini berasal dari perbedaan individual dalam kondisi
fisiologik, kondisi patologik, faktor genetik, interaksi obat dan toleransi (Setiawati, A., A. Muchtar, 1987).

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
- Efek dari obat efek utamndiuretik ialah meningkatkan volume urin yang diproduksi serta meningkatkan jumlah
pengeluaran zat-zat terlarut dan air
- Volume urine yang dihasilkan oleh hewan akibat pemberian obat diuretik semakin bertambah.
- Mekanisme kerja obat diuretic yaitu menghambat reabsorpsi elektrolit Na+ pada bagian-baguan nefron yang
berbeda, akibatnya Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki urin dalam jumlah yang banyak dibandingkan bila dalam
keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik
sehingga meningkatkan volume urin.

Furosemide menghambat reabsorbsi air dan elektrolit, terutama karena aksinya terhadap bagian atas dari loop of
Henle. Furosemid juga mengurangi reabsorbsi natrium klorida dan meningkatkan eskskresi kalium pada tubulus
distal. Selain itu juga diduga memiliki efek langsung terhadap transport elektrolit pada tubulus proksimal. Mula kerja
setelah pemberian intravena (i.v) adalah 1 10 menit.
Furosemid adalah diuretik kuat (air pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Di ginjal,
garam (terdiri dari natrium dan klorida), air, dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah
dan masuk ke dalam tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni. Sebagian besar natrium, klorida
dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan
dihilangkan dari tubuh. Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan
yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis).
CIMETIDIN DAN RANITIDIN
Posted on March 20, 2009 | Leave a comment

CIMETIDIN DAN RANITIDIN

Yemima Hariyono (068114160)


Kaesariana Esti Limasari (068114166)

Cimetidin dan Ranitidin merupakan antihistamin paenghambat reseptor Histamin H2 yang berperan dalam efek
histamine terhadap sekresi cairan lambung. Berdasarkan dari mekanisme kerja kedua obat tersebut kita akan
melihat profil dari masing-masing obat tersebut.

FARMAKODINAMIK
Cimetidin dan ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Reseptor H2 akan merangsang
sekresi cairan lambung srhingga pada pemberian Cimetidin dan ranitidine sekresi cairan lambung dihambat.
Pengaruh fisiologi cimetidin dan ranitidine terhadap reseptor H2 lainnya, tidak begitu penting.walaupun tidak lengkap
cimetidin dan ranitidine dapat menghambat sekresi cairan lembung akibat rangsangan obat muskarinik atau gastrin.
Cimetidin dan ranitidine mengurangi volume dan kadar ion hydrogen cairan lambung. Penurunan sekresi asam
lambung mengakibatkan perubahan pepsinogen menjadi pepsin menurun.

FARMAKOKINETIKA
Cimetidin
Bioavailabilitas cimetidin sekitar 70 % sama dengan pemberian IV atau Im ikatan protein plasma hanya 20
%.Absorbsi simetidin diperlambat oleh makanan sehingga cimetidin diberikan bersama atau segera setelah makan
dengan maksud untuk memperpanjang efek pada periode paska makan. Absorpsi terutama terjadi pada menit ke 60
-90. Cimetidin masuk kedalam SSP dan kadarnya dalam cairan spinal 10-20% dari kadar serum. Sekitar 50-80%
dari dosis IV dan 40% dari dosis oral diekskresi dalam bentuk asal dalam urin. Masa paruh eliminasi sekitar 2 jam.
Ranitidine
Bioavailabilitas ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa
paruhnya kira-kira 1,7 -3 jam pada orang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pasien gagal ginjal. Pada
pasien penyakit hati masa paruh ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada ginjal.Pada ginjal normal,
volume distribusi 1,7 L/kg sedangkan klirens kreatinin 25-35 ml/menit. Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam
setelah penggunaan ranitidine 150 mg secara oral, dan terikat protein plasma hanya 15 %. Ranitidine mengalami
metabolism lintas pertama di hati dalam jumlah yang cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidine dan
matabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidine yang diberikan IV
dan 30 % yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal.

INTERAKSI OBAT

Cimetidin terikat ole sitokrom P-450 sehingga menurunkan aktivitas enzim mikrosom hati, sehingga obat lain akan
terakumulasi bila diberikan bersama Cimetidin. Contohnya: warfarin, fenitoin, kafein, fenitoin, teofilin, fenobarbital,
karbamazepin, diazepam, propanolol, metoprolol dan imipramin. Simetidin dapat menghambat alkhohol
dehidrogenase dalam mukosa lambung dan menyebabkan peningkatan alkohol serum. Obat ini tak tercampurkan
dengan barbiturat dalam larutan IV. Simetidin dapat menyebabkan berbagai gangguan SSP terutama pada pasien
lanjut atau dengan penyakit hati atau ginjal.

Ranitidin lebih jarang berinteraksi dengan obat lain dibandingkan dengan simetidin. Nifedin, warfarin, teofilin dan
metoprolol dilaporkan berinteraksi dengan ranitidin. Selain menghambat sitokrom P-450, Ranitidin dapat juga
menghambat absorbsi diazepam dan mengurangi kadar plasmanya sejumlah 25%. Sebaiknya obat yang dapat
berinteraksi dengan ranitidin diberi selang waktu minimal 1 jam. Ranitidin dapat menyebabkan gangguan SSP ringan
, karena lebih sukar melewati sawar darah otak dibanding simetidin.

INDIKASI
Keduanya digunakan untuk mengobati tukak lambung dan tukak duodenum. Akan tetapi manfaat terapi
pemeliharaan dalam pencegahan tukak lambung belum diketahui secara jelas.
Efek penghambatannya selama 24 jam, Cimetidin 1000 mg/hari menyebabkan penurunan kira-kira 50% dan
Ranitidin 300 mg/hari menyebabkan penurunan 70% sekresi asam lambung; sedangkan terhadap sekresi malam
hari, masing-masing menyebabkan penghambatan 70% dan 90%.

Daftar Pustaka

Ganiswarna,Sulistia G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Lacy, Charles F., 2006, Drug Information Handbook, 14th edition, Lexicomp, North American

NovoRapid

Bahan aktif: insulin aspart


Ketika ATH: A10AB05
CCF: Analog insulin manusia akting singkat
ICD-10 kode (kesaksian): E10, E11
Ketika CSF: 15.01.01.01
Pabrikan: NOVO Nordisk A / S (Denmark)

FARMASI UNTUK M, KOMPOSISI DAN KEMASAN


1 ml
insulin aspart 100 ED *

Eksipien: gliserin, fenol, kresol, seng klorida, digidrat fosfat dinatrium, natrium klorida, Natrium hidroksida, asam
hidroklorik, air d / dan.

* 1 ED cocok 35 g insulin aspart anhidrat.

3 ml pena dengan dispenser multidosis (5) bungkus kardus.

Aksi farmakologi

Agen hipoglikemik, analog insulin manusia short-acting, diproduksi oleh bioteknologi DNA rekombinan
menggunakan strain Saccharomyces cerevisiae, dimana asam amino prolin pada posisi B28 diganti dengan asam
aspartat.

Berinteraksi dengan membran sel luar sitoplasma reseptor khusus untuk membentuk kompleks reseptor insulin,
merangsang proses intraseluler, termasuk. Beberapa enzim kunci (geksokinaza, piruvat, glikogensintetaza).
Penurunan glukosa darah akibat peningkatan transportasi intraseluler, meningkatkan jaringan asimilasi, stimulasi
lipogenesis, glikogenogeneza, mengurangi tingkat produksi glukosa hepatik.

Pergantian asam amino prolin pada posisi B28 dengan asam aspartat dalam NovoRapid formulasi FlexPen
mengurangi kecenderungan molekul untuk membentuk heksamer, yang diamati dalam larutan insulin konvensional.
Oleh karena itu NovoRapid FlexPen jauh lebih cepat diserap dari lemak subkutan dan mulai bertindak lebih cepat,
dari insulin manusia larut. NovoRapid FlexPen sangat mengurangi tingkat glukosa darah pada pertama 4 h
postprandial, dari insulin manusia larut.

Durasi kerja obat NovoRapid FlexPen setelah s / pengenalan lebih pendek, dari insulin manusia larut.

Setelah p / pengenalan efek obat dimulai dalam 10-20 menit setelah pemberian. Efek maksimum diamati setelah 1-3
jam setelah injeksi. Durasi kerja dari obat ini 3-5 tidak.

Dalam studi klinis pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 terbukti mengurangi risiko hipoglikemia nokturnal bila
diberikan insulin aspart dibandingkan dengan insulin manusia larut. Risiko hipoglikemia siang tidak meningkat
secara signifikan.

Insulin aspart adalah equipotent untuk larut insulin manusia secara molar indikator.

Dalam studi klinis yang melibatkan Dewasa pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 menunjukkan, bahwa
pengenalan NovoRapid obat FlexPen ada kadar glukosa darah postprandial lebih rendah dibandingkan dengan
insulin manusia larut.

Dalam menerapkan NovoRapid obat FlexPen di Anak-anak dan Remaja menunjukkan hasil yang sama kontrol
glukosa berkepanjangan dibandingkan dengan insulin manusia larut. Sebuah uji klinis dengan insulin manusia larut
sebelum makan dan insulin aspart postprandial, Hal ini dilakukan pada anak-anak berusia 2 untuk 6 tahun (26
pasien); dan studi farmakokinetik / farmakodinamik dengan pemberian dosis tunggal dilakukan pada anak-anak 6-12
dan remaja 13-17 tahun. Profil farmakodinamik dari insulin aspart pada anak-anak adalah sama dengan yang pada
orang dewasa.

Studi klinis keamanan komparatif dan kemanjuran insulin aspart dan insulin manusia dalam pengobatan ibu hamil
dengan jenis diabetes mellitus 1 (322 diperiksa: 157 menerima insulin aspart, 165 insulin manusia menerima) Ini
tidak mengungkapkan efek samping dari insulin aspart pada kehamilan atau kesehatan janin / bayi baru lahir. Uji
klinis tambahan dari wanita dengan diabetes gestasional, diobati dengan insulin aspart (14 pasien) dan insulin
manusia (13 pasien) menunjukkan profil keamanan banding bersama dengan secara signifikan meningkatkan
kontrol glukosa darah setelah makan ketika diobati dengan insulin aspart.

Farmakokinetik

Penyerapan

Setelah insulin aspart s / c Tmax dalam plasma rata-rata 2 setengah, daripada setelah pemberian insulin manusia
larut. Cmax dalam plasma adalah rata-rata 492 256 pmol / l dan dicapai melalui 40 min setelah s / administrasi c
dengan dosis 0.15 U / kg berat badan pasien dengan diabetes mellitus tipe 1. Konsentrasi insulin kembali ke awal
setelah 4-6 jam setelah injeksi. Tingkat penyerapan sedikit lebih rendah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe
2, yang menghasilkan lebih rendah Cmax (352 240 pmol / l) dan kemudian Tmax (60 m). Meindividual'na
variabel'nost' oleh Tmax secara signifikan lebih rendah bila dibandingkan dengan insulin aspart insulin manusia larut,
sedangkan variasi mengatakan dalam nilai Cmax insulin aspart Lebih.

Farmakokinetik dalam situasi klinis khusus


Studi farmakokinetik belum dilakukan pada pasien usia lanjut dan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau
hati.

Pada anak-anak 6-12 tahun dan remaja 13-17 tahun dengan diabetes mellitus tipe 1 penyerapan insulin aspart
cepat pada kedua kelompok usia, T max, mirip dengan orang dewasa. Namun, ada perbedaan besarnya C max dalam
dua kelompok usia, menggarisbawahi pentingnya pemilihan individu dari rejimen dosis obat.

INDIKASI

- Diabetes.

DOSIS

NovoRapid FlexPen untuk p / dan / dalam pendahuluan. NovoRapid FlexPen Ini memiliki onset yang lebih cepat
dan durasi yang lebih singkat dari tindakan, dari insulin manusia larut. Karena onset cepat aksi NovoRapid
FlexPen harus diberikan, biasanya, segera sebelum makan (jika perlu, dapat diberikan segera setelah makan).

Dosis secara individual ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat glukosa dalam darah. NovoRapid FlexPen Hal
ini umumnya digunakan dalam kombinasi dengan persiapan insulin harapan atau long-acting, diberikan setidaknya 1
waktu / hari.

Biasanya, total kebutuhan insulin setiap hari mulai dari 0.5-1 U / kg berat badan. Dengan obat sebelum makan,
kebutuhan insulin dapat diberikan oleh obat NovoRapid FlexPen di 50-70%, Masih ada kebutuhan untuk insulin
disediakan insulin bertindak.

Suhu insulin harus sesuai dengan ruang.

NovoRapid FlexPen disuntikkan s / c ke dinding perut anterior, pinggul, bahu atau bokong. Situs injeksi dalam
bagian yang sama dari tubuh perlu diubah secara teratur.

Seperti halnya produk insulin lainnya durasi tindakan NovoRapid FlexPen tergantung dosis, situs penyisipan,
intensitas aliran darah, suhu dan tingkat aktivitas fisik.

P / pengenalan ke dalam dinding perut anterior menyediakan penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dengan
administrasi dengan lokasi lain. Namun, onset cepat tindakan dibandingkan dengan insulin manusia larut
dipertahankan terlepas dari lokasi tempat suntikan.

Jika perlu, NovoRapid FlexPen Ini mungkin diperkenalkan ke / dalam, tetapi hanya oleh tenaga kesehatan terlatih.

Untuk / di set infus digunakan dengan NovoRapid obat FlexPen 100 U / ml dengan konsentrasi 0.05 IU / ml untuk
1 IU aspart ml insulin / di 0.9% larutan natrium klorida; 5% atau 10% dekstrosa, mengandung 40 mmol / l kalium
klorida, dengan penggunaan tas polypropylene untuk infus. Solusi ini stabil pada suhu kamar selama 24 tidak.
Selama infus insulin yang diperlukan untuk terus memantau kadar glukosa darah.

NovoRapid FlexPen Hal ini juga dapat digunakan untuk panjang s / c infus insulin (CSII) di pompa insulin,
dikembangkan untuk infus insulin. CSII harus dibuat pada dinding perut. Situs infus harus diubah secara berkala.

Jika Anda menggunakan infus NovoRapid pompa insulin FlexPen tidak harus bingung dengan jenis lain dari
insulin.
Pasien, menggunakan CSII, Anda harus benar-benar dilatih untuk menggunakan pompa, waduk yang relevan dan
tubing untuk pompa. Infusion Set (dan tabung kateter) harus diubah sesuai dengan manual user, melekat pada set
infus.

Pasien, poluchaie NovoRapid FlexPen menggunakan CSII, Anda harus tersedia dalam hal kegagalan sistem
infus insulin tambahan.

NovoRapid FlexPen Ini adalah pra-diisi jarum suntik dengan tombol dispenser. Pen FleksPen dirancang untuk
digunakan dengan injeksi sistem pengiriman insulin untuk perusahaan dengan jarum cap singkat NovoFayn.
Packing jarum ditandai dengan simbol S. Pen FleksPen Ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan oleh
1 untuk 60 ED obat up 1 ED. Anda harus mengikuti instruksi yang tepat untuk bimbingan penggunaan, disertakan
dengan perangkat.

Pen FleksPen Hal ini dimaksudkan hanya untuk penggunaan pribadi dan tidak dapat diisi ulang.

EFEK SAMPING

Efek samping, terkait dengan efek pada metabolisme karbohidrat: gipoglikemi (desudation, kulit pucat, kegugupan
atau tremor, kegelisahan, kelelahan yang tidak biasa atau kelemahan, disorientasi, gangguan konsentrasi, pusing,
diucapkan kelaparan, penglihatan kabur sementara, sakit kepala, mual, takikardia). Hipoglikemia berat dapat
menyebabkan ketidaksadaran dan / atau kejang, gangguan sementara atau permanen dari otak dan kematian.

Menentukan frekuensi efek samping: kadang-kadang (>1/1000, <1/100), jarang (>1/10 000, <1/1000); jarang ( <1/10
000), termasuk kasus-kasus individual.

Reaksi alergi: kadang-kadang gatal-gatal, ruam kulit; jarang reaksi anafilaksis. Reaksi alergi umum mungkin
termasuk ruam kulit, kulit gatal, meningkat berkeringat, gangguan saluran cerna, angioedema, kesulitan bernapas,
taxikardiju, penurunan tekanan darah.

Reaksi lokal: Reaksi alergi lokal (kemerahan, keadaan bengkak, gatal di tempat suntikan), biasanya bersifat
sementara dan melewati sebagai pengobatan lebih lanjut; kadang-kadang lipodistrofi.

Lain: pada awal terapi jarang pembengkakan, kadang-kadang pelanggaran bias. Efek samping ini biasanya
bersifat sementara.

Reaksi yang merugikan, diamati pada pasien, poluchaih NovoRapid FlexPen, tergantung dosis dan terutama
karena efek farmakologi insulin.

KONTRAINDIKASI

- Gipoglikemi;

- Hipersensitivitas terhadap insulin aspart atau komponen lain dari obat.

Jangan menggunakan obat NovoRapid FlexPen anak di bawah usia 2 tahun, tk. uji klinis pada kelompok usia ini
belum dilakukan.
Kehamilan dan menyusui

NovoRapid (insulin aspart) dapat diberikan selama kehamilan. Dalam dua acak, uji klinis terkontrol (322+27 disurvei
hamil) Ini tidak mengungkapkan efek buruk dari insulin aspart pada kehamilan atau kesehatan janin / bayi baru lahir
jika dibandingkan dengan insulin manusia.

Selama kehamilan mungkin dan sepanjang hidupnya itu perlu untuk mengontrol tingkat glukosa dalam darah dan
mempertahankan pemantauan hati-hati dari pasien dengan diabetes (jenis 1, jenis 2 atau diabetes gestatsionny).
Kebutuhan insulin, biasanya, penurunan Saya trimester, dan secara bertahap meningkat di trimester II dan III
kehamilan. Tak lama setelah lahir, kebutuhan insulin dengan cepat kembali ke tingkat, yang sebelum kehamilan.

Selama periode laktasi (menyusui) NovoRapid FlexPen Hal ini dapat digunakan tanpa batasan. Insulin ibu
menyusui tidak menimbulkan risiko pada bayi. Namun, mungkin perlu untuk memperbaiki dosis.

Perhatian

Kurangnya dosis atau penghentian pengobatan, terutama diabetes tipe 1, Ini dapat menyebabkan hiperglikemia atau
ketoasidosis diabetes. Biasanya, gejala hiperglikemia muncul secara bertahap, selama beberapa jam atau hari.
Gejala hiperglikemia termasuk mual, muntah, kantuk, kemerahan dan kekeringan pada kulit, mulut kering,
peningkatan output urin, haus dan kehilangan nafsu makan, dan bau aseton di udara dihembuskan. Tanpa
perawatan yang tepat dari hiperglikemia dapat menyebabkan kematian. Setelah kompensasi metabolisme
karbohidrat, seperti terapi insulin intensif, pasien dapat mengubah gejala khas mereka hipoglikemia-prekursor, apa
yang pasien harus diberitahu.

Pada pasien dengan diabetes di bawah kontrol metabolik yang optimal komplikasi akhir diabetes mengembangkan
kemudian dan perlahan-lahan berkembang. Dalam hubungan ini, dianjurkan untuk melakukan tindakan, untuk
mengoptimalkan kontrol metabolik, termasuk pemantauan kadar glukosa darah.

Konsekuensi dari karakteristik farmakodinamik dari analog insulin short-acting adalah bahwa, bahwa perkembangan
hipoglikemia bila digunakan mulai awal, daripada dengan insulin manusia larut.

NovoRapid FlexPen Ini harus digunakan dalam hubungan langsung dengan makan. Catatan kecepatan timbulnya
efek obat dalam pengobatan pasien, dengan penyakit penyerta atau mengambil obat, memperlambat penyerapan
makanan. Di hadapan komorbiditas, alam terutama menular, kebutuhan insulin, biasanya, meningkat. Pelanggaran
fungsi ginjal atau hati dapat menyebabkan penurunan kebutuhan insulin.

Ketika mentransfer pasien dengan jenis lain dari insulin-pertanda gejala awal hipoglikemia dapat berubah atau
menjadi kurang jelas, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan tipe sebelumnya insulin.

Mentransfer pasien untuk jenis baru insulin atau insulin produk dari produsen lain harus dilakukan di bawah
pengawasan medis yang ketat. Jika Anda mengubah konsentrasi, jenis, produsen dan jenis (insulin manusia, Insulin
asal hewan, analog insulin manusia) insulin dan / atau metode pembuatan mungkin memerlukan perubahan dalam
dosis. Pasien, menyampaikan pengobatan dengan NovoRapid FlexPen, Ini mungkin perlu untuk meningkatkan
frekuensi injeksi atau dosis mengubah dibandingkan dengan dosis yang digunakan sebelumnya insulin. Jika perlu,
penyesuaian dosis, dapat dibuat sudah di pemerintahan pertama persiapan atau selama minggu pertama atau bulan
pengobatan.

Selain, perubahan dosis mungkin diperlukan ketika mengubah diet dan peningkatan aktivitas fisik. Latihan fisik,
dilakukan segera setelah makan, dapat meningkatkan risiko hipoglikemia. Melewatkan makan atau olahraga yang
tidak direncanakan dapat menyebabkan hipoglikemia.

Sebuah peningkatan yang signifikan dalam kompensasi metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan keadaan
neuropati menyakitkan akut, yang umumnya reversibel.
Jangka panjang ditingkatkan kontrol glikemik mengurangi risiko pengembangan diabetes retinopathy. Namun,
intensifikasi terapi insulin dengan peningkatan mendadak dalam kontrol glikemik dapat berhubungan dengan
sementara memburuknya retinopati diabetes.

NovoRapid FlexPen soderzhit kresol, yang dalam kasus yang jarang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Efek pada kemampuan mengemudi kendaraan dan mekanisme manajemen

Kemampuan pasien untuk berkonsentrasi dan laju reaksi dapat dilanggar pada saat hipoglikemia dan hiperglikemia,
yang mungkin merupakan bahaya dalam situasi, Ketika kemampuan ini terutama dibutuhkan (misalnya, saat
berkendara atau mesin dan mekanisme operasi). Pasien harus dianjurkan untuk mengambil langkah-langkah untuk
mencegah perkembangan hiperglikemia dan hipoglikemia saat mengemudi dan mesin beroperasi. Hal ini sangat
penting untuk pasien dengan tidak adanya atau pengurangan gejala, prekursor mengembangkan hipoglikemia atau
sering episode hipoglikemia penderita. Dalam kasus ini, harus mempertimbangkan pelaksanaan karya tersebut.

Overdosis

Gejala: gipoglikemi.

Pengobatan: pasien hipoglikemia ringan dapat memperbaiki diri, mengambil menjadi glukosa, makanan gula atau
kaya karbohidrat (Pasien harus selalu membawa gula, konpeksi, biskuit atau jus buah manis). Dalam kasus yang
parah,, kehilangan kesadaran pasien, I / O diperkenalkan 40% Dekstrosa (Glukosa); / M atau s / c glukagon (0.5-1
mg). Setelah mendapatkan kembali kesadaran pasien dianjurkan untuk mengambil makanan, kaya karbohidrat,
untuk mencegah terulangnya hipoglikemia.

Interaksi obat

Efek hipoglikemik insulin meningkatkan obat hipoglikemik oral, MAO inhibitor, ACE inhibitor, inhibitor anhydrase
karbonat, non-selektif beta-blocker, bromocriptine, Octreotide, sulfonamid, steroid anabolik, tetracikliny, clofibrate,
ketoconazole, meendazol, pyridoxine, teofilin, siklofosfamid, fenfluramin, persiapan lithium, persiapan, etanol
mengandung.

Efek hipoglikemik insulin terganggu kontrasepsi oral, GCS, hormon tiroid, diuretik thiazide, Heparin, antidepresan
trisiklik, simpatomimetik, danazol, klonidin, Calcium channel blockers, diazoksid, morfin, fenitoin, nikotin.

Di bawah pengaruh reserpin dan mungkin sebagai melemahnya salisilat, dan memperkuat obat.

Ketidakcocokan farmasi

Obat-obatan, mengandung thiol atau sulfit, menambahkan insulin menyebabkan kehancuran.

Kondisi pasokan apotek

Obat ini dirilis di bawah resep.


SYARAT DAN KETENTUAN PENYIMPANAN

Daftar B. Obat harus disimpan pada 2 sampai 8 C (di kulkas), tapi tidak di sebelah freezer kompartemen; Jangan
membekukan. Untuk melindungi dari toko cahaya NovoRapid FlexPen dengan tutup pelindung. Umur simpan 30
Bulan.

Setelah penggunaan pertama dari NovoRapid FlexPen Tidak harus disimpan di lemari es. Simpan pada suhu di
atas 30 C. 4 minggu dari awal penggunaan.

Levemir FlexPen

Bahan aktif: Insulin detemir


Ketika ATH: A10AE05
CCF: Analog insulin manusia long-acting
ICD-10 kode (kesaksian): E10, E11
Ketika CSF: 15.01.01.04
Pabrikan: NOVO Nordisk A / S (Denmark)

DOSIS FORM, KOMPOSISI DAN KEMASAN

Solusi untuk p / pendahuluan jelas, tanpa warna.

1 ml 1 pena jarum suntik


detemir insulin 100 ED * 300 ED *

Eksipien: manitol, fenol, kresol, Seng asetat, natrium klorida, dihidrat fosfat dinatrium, Natrium hidroksida, asam
hidroklorik, air d / dan.

* 1 ED mengandung 142 g bebas garam detemir insulin, sesuai 1 Kekuasaan. insulin manusia (ME).

3 ml pena dengan dispenser multidosis (5) bungkus kardus.

Aksi farmakologi

Agen hipoglikemik. Hal ini analog larut dari basal manusia long-acting insulin dengan profil datar dan diprediksi
aktivitas. Diproduksi oleh bioteknologi DNA rekombinan menggunakan strain Saccharomyces cerevisiae.

Profil dari Levemir obat FlexPen variabelen kurang signifikan dibandingkan dengan izofanom insulin dan insulin
glargine.

Efek jangka panjang dari obat Levemir FlexPen disebabkan diri asosiasi berat molekul detemir insulin di tempat
suntikan dan pengikatan molekul untuk persiapan albumin oleh kopling dari rantai sisi. Detemir insulin dibandingkan
dengan insulin izofanom ke jaringan target perifer berjalan perlahan. Mekanisme gabungan distribusi tertunda
memberikan profil penyerapan lebih direproduksi obat dan Levemir FlexPen dibandingkan dengan izofanom
insulin.

Berinteraksi dengan membran sel luar sitoplasma reseptor khusus untuk membentuk kompleks reseptor insulin,
merangsang proses intraseluler, termasuk. Beberapa enzim kunci (geksokinaza, piruvat, glikogensintetaza).
Penurunan glukosa darah akibat peningkatan transportasi intraseluler, meningkatkan jaringan asimilasi, stimulasi
lipogenesis, glikogenogeneza, mengurangi tingkat produksi glukosa hepatik.

Untuk dosis 0.2-0.4 U / kg 50% efek maksimal obat datang dalam kisaran 3-4 h untuk 14 jam setelah injeksi. Durasi
kerja terserah 24 jam tergantung pada dosis, yang memungkinkan administrasi 1 waktu / hari atau 2 kali / hari.

Setelah p / pengenalan respon farmakodinamik diamati, sebanding dengan dosis yang diberikan (efek maksimum,
lamanya, efek kumulatif).

Dalam studi jangka panjang (6 bulan) Angka glukosa plasma puasa pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 Itu
lebih baik daripada izofanom insulin, ditunjuk untuk dasar / terapi bolus. Kontrol glikemik (hemoglobin terglikasi
HbA1C) terapi latar belakang dengan Levemir FlexPen Itu sebanding dengan yang dalam pengobatan izofanom
insulin, dengan rendahnya risiko hipoglikemia nokturnal dan kurangnya berat badan selama pengobatan dengan
obat Levemir FlexPen.

Profil kontrol glukosa Malam lebih datar dan halus di Levemir obat FlexPen dibandingkan dengan izofanom insulin,
yang tercermin dalam resiko yang lebih rendah dari hipoglikemia nokturnal.

Farmakokinetik

Penyerapan

Ketika s / ke konsentrasi serum yang sebanding dengan dosis yang diberikan.

Cmax dicapai melalui 6-8 jam setelah injeksi. Dengan dua kali sehari administrasi rejimen C ss dicapai setelah 2-3
diperkenalkan.

Variabilitas antarindividu dalam penyerapan lebih rendah dalam Levemir obat FlexPen dibandingkan dengan obat
lain insulin basal.

Distribusi

Rata-rata Vd Insulin detemir (tentang 0.1 l / kg) menunjukkan, bahwa persentase yang tinggi dari detemir insulin
yang beredar dalam darah.

Metabolisme

Detemir insulin biotransformasi mirip dengan yang di persiapan insulin manusia; semua metabolit yang terbentuk
tidak aktif.

Deduksi

T1/2 setelah s / c injeksi ditentukan oleh tingkat penyerapan dari jaringan subkutan dan 5-7 jam
tergantung pada dosis.

Farmakokinetik dalam situasi klinis khusus

Tidak ada perbedaan gender yang signifikan secara klinis dalam farmakokinetik dari obat Levemir FlexPen Tidak
ada.
Sifat farmakokinetik dari obat Levemir FlexPen Mereka diselidiki pada anak-anak (6-12 tahun) dan remaja (13-17
tahun) dan dibandingkan. Perbedaan sifat farmakokinetik dibandingkan dengan pasien dewasa dengan diabetes
mellitus tipe 1 tidak ditemukan.

Tidak ada perbedaan yang signifikan secara klinis dalam farmakokinetik dari obat Levemir FlexPen antara pasien
usia lanjut dan muda, atau antara pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, dan pasien sehat, tidak
ditemukan.

INDIKASI

- Diabetes.

DOSIS

Levemir FlexPen untuk s / administrasi c.

Dosis ditentukan secara individual. The Levemir obat FlexPen harus ditunjuk 1 atau 2 kali / hari berdasarkan
kebutuhan pasien. Pasien, yang mengharuskan penggunaan obat 2 kali / hari untuk kontrol optimal kadar glukosa
darah, dosis malam dapat diberikan baik selama makan malam, atau sebelum tidur, atau melalui 12 jam setelah
dosis pagi.

Levemir FlexPen diperkenalkan ke wilayah femoral, dinding perut anterior atau bahu. Hal ini diperlukan untuk
mengubah tempat suntikan dalam wilayah anatomi, untuk mencegah perkembangan lipodistrofi.

Di pasien Usia, dan y pasien dengan insufisiensi ginjal atau hati harus lebih hati-hati mengontrol tingkat glukosa
dalam darah dan untuk melakukan koreksi dosis.

Penyesuaian dosis juga mungkin diperlukan dalam amplifikasi aktivitas fisik pasien, mengubah diet biasa atau
selama penyakit penyerta.

Di Diterjemahkan dari insulin insulin bertindak menengah-dan long-acting untuk Levemir insulin FlexPen Ini
mungkin memerlukan penyesuaian dosis dan waktu pemberian. Disarankan bahwa pemantauan cermat kadar
glukosa darah selama transfer dan di minggu pertama pengangkatan obat baru. Anda mungkin perlu koreksi terapi
hipoglikemik bersamaan (Dosis dan waktu pemberian insulin pendek atau lisan dosis obat hipoglikemik).

Cara menggunakan Levemir obat FlexPen

Levemir FlexPen jarum suntik pena dengan dispenser. Dosis yang diberikan insulin berkisar dari 1 untuk 60 Unit
dapat diubah dalam langkah 1 edncw. Jarum NovoFayn S sampai dengan 8 mm atau lebih pendek dirancang
untuk digunakan dengan Levemir FlexPen. Menandai S memiliki ujung jarum pendek. Untuk tindakan pencegahan
harus selalu membawa perangkat pengiriman insulin cadang dalam kasus kehilangan atau kerusakan FleksPen .

Sebelum menggunakan obat Levemir FlexPen Pastikan, bahwa jenis yang tepat dari insulin.

Mempersiapkan untuk injeksi: harus menghapus tutup; septum karet dibersihkan dengan kapas yang, dicelupkan ke
dalam alkohol; menghapus label pelindung dari jarum dengan topi singkat NovoFayn S; hati-hati sekrup jarum di
Levemir FlexPen; menghapus topi jarum luar dan dalam (jangan membuang tutup luar). Setiap injeksi harus selalu
menggunakan jarum baru.
Evakuasi udara awal dari cartridge. Dalam penggunaan normal, pena sebelum setiap jarum injeksi dan reservoir
dapat menumpuk udara. Untuk menghindari gelembung udara dan masukkan dosis ditugaskan mengikuti panduan
ini:

-panggil 2 Obat ED;

-mengatur Levemir FlexPen vertikal ke atas dan jarum beberapa kali dengan lembut tekan ujung reservoir jari
Anda, gelembung udara pindah ke atas cartridge;

-holding Levemir FlexPen jarum up, tekan tombol start sepanjang jalan; pemilih dosis kembali ke nol;

-pada akhir jarum harus melihat penurunan insulin; Jika hal ini tidak terjadi, kemudian ulangi prosedur, tetapi tidak
lebih 6 waktu. Jika insulin tidak dipasok dari jarum, yang menunjukkan, bahwa pena jarum suntik rusak dan tidak
tunduk pada penggunaan lebih lanjut.

Dosis instalasi. Periksa, bahwa pemilih dosis diatur ke 0. Dial jumlah unit, diperlukan untuk injeksi. Dosis dapat
disesuaikan dengan memutar selector dosis di kedua arah. Ketika berputar dosis pemilih searah jarum jam harus
berhati-hati, tidak sengaja menekan tombol start, menghindari pelepasan dosis insulin. Dosis Set, melebihi jumlah
unit, tersisa dalam cartridge, mustahil.

Pengenalan obat. Masukkan subkutan jarum. Untuk membuat suntikan, tekan tombol start sepanjang jalan. Dengan
diperkenalkannya obat seharusnya hanya menekan tombol start. Setelah injeksi, jarum harus dibiarkan di bawah
kulit pada 6 detik. Saat melepas jarum, tahan tombol pelepas sepenuhnya ditekan, Ini akan memastikan bahwa
pengenalan dosis penuh obat.

Menghapus jarum. Menutup tutup jarum luar dan membuka tutup dari pena. Buang jarum, mengamati tindakan
pencegahan. Setelah setiap injeksi, jarum harus dihapus. Sebaliknya, pada suhu diferensial dari cairan dapat bocor
pen.

Staf medis, kerabat dan orang lain yang merawat pasien harus mengikuti aturan umum dari hati-hati saat
melepaskan dan membuang jarum untuk menghindari risiko kecelakaan jarum suntik.

Digunakan Levemir FlexPen Buang jarum dengan terpisah.

Penyimpanan dan perawatan. Permukaan pena dapat dibersihkan dengan kapas, dicelupkan ke dalam alkohol.
Jangan merendam pena dalam alkohol, membersihkan dan melumasi itu tidak perlu. dapat merusak perangkat.
Menghindari kerusakan pada pena dengan dispenser Levemir FlexPen.

EFEK SAMPING

Reaksi yang merugikan, diamati pada pasien, menerapkan Levemir FlexPen, yang tergantung dosis dan terutama
karena untuk mengembangkan efek farmakologis dari insulin. Efek samping yang paling sering adalah hipoglikemia,
yang terjadi ketika dosis yang diberikan relatif terlalu tinggi untuk kebutuhan tubuh untuk insulin. Dari penyelidikan
klinis itu diketahui, bahwa hipoglikemia berat, didefinisikan sebagai kebutuhan untuk intervensi dari pihak ketiga,
mengembangkan sekitar 6% pasien, menerima Levemir FlexPen.

Proporsi pasien, menerima pengobatan dengan Levemir FlexPen, yang diharapkan untuk mengembangkan efek
samping, Diperkirakan sebagai 12%. Insiden efek samping, yang terkait dengan penilaian keseluruhan dari Levemir
obat FlexPen, selama uji klinis, diwakili bawah.

Reaksi yang merugikan, terkait dengan efek pada metabolisme karbohidrat: sering (>1%,<10%) gipoglikemi,
yang gejalanya, biasanya, berkembang tiba-tiba dan mungkin termasuk kulit pucat, keringat dingin, kelelahan,
kegugupan, gempa, kegelisahan, kelelahan yang tidak biasa atau kelemahan, disorientasi, gangguan konsentrasi,
kantuk, diucapkan kelaparan, penglihatan kabur, Sakit kepala, mual, denyut jantung. Hipoglikemia berat dapat
menyebabkan ketidaksadaran dan / atau kejang, penurunan sementara atau permanen dari fungsi otak atau
kematian.

Reaksi lokal: di 2% kasus Reaksi hipersensitivitas lokal (kemerahan, pembengkakan dan gatal di tempat suntikan),
biasanya, bersifat sementara, yaitu. menghilang dengan pengobatan lanjutan; jarang (>0.1%, <1%) lipodistrofi
(sebagai akibat dari ketidakpatuhan dengan aturan perubahan tempat suntikan dalam bidang yang sama).

Reaksi alergi: jarang (>0.1%, <1%) gatal-gatal, ruam kulit, serta reaksi umum gatal, meningkat berkeringat,
gangguan saluran cerna, angioedema, kesulitan bernapas, takikardia, penurunan tekanan darah.

Pada bagian dari organ penglihatan: jarang (>0.1%, <1%) pelanggaran bias (biasanya itu adalah sementara dan
terjadi pada awal pengobatan dengan insulin), diabeticheskaya retinopati (jangka panjang meningkatkan kontrol
glikemik mengurangi risiko perkembangan retinopati diabetes; Namun, intensifikasi terapi insulin dengan
peningkatan mendadak dalam kontrol metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan penurunan sementara
retinopati diabetik).

Dari sistem saraf: jarang (>0.01%, <0.1%) perifericheskaya neuropati, yang umumnya reversibel. Peningkatan
pesat dalam kontrol glikemik dapat berhubungan dengan perkembangan nyeri neuropatik akut, yang umumnya
reversibel.

Lain: jarang (>0.1%, <1%) pembengkakan (terjadi pada tahap awal terapi insulin dan biasanya sementara).

KONTRAINDIKASI

- Hipersensitivitas individu untuk obat.

Jangan menggunakan obat Levemir FlexPen di anak usia 6 tahun, tk. uji klinis pada pasien ini belum dilakukan.

Kehamilan dan menyusui

Saat ini, tidak ada data penggunaan klinis detemir insulin selama kehamilan dan menyusui.

Ketika merencanakan kehamilan dan selama kehamilan diperlukan untuk melakukan pemantauan menyeluruh
pasien dengan diabetes dan mengontrol tingkat glukosa dalam plasma darah. Kebutuhan insulin, biasanya,
penurunan Saya trimester, dan secara bertahap meningkat di trimester II dan III kehamilan. Tak lama setelah lahir,
kebutuhan insulin dengan cepat kembali ke tingkat, yang sebelum kehamilan.

Selama periode menyusui mungkin diperlukan untuk memperbaiki dosis dan diet.

IN penelitian eksperimental hewan tidak ditemukan perbedaan antara tindakan embriotoksik dan teratogenik detemir
insulin dan insulin manusia.

Perhatian

Reaksi alergi umum berpotensi mengancam nyawa.


Dalam perbedaan dari Lainnya insulin, terapi intensif dengan Levemir FlexPen tidak ada peningkatan berat badan.

Lebih sedikit dibandingkan dengan insulin lainnya risiko hipoglikemia nokturnal memungkinkan Anda untuk
melaksanakan pemilihan dosis yang lebih intensif dalam rangka mencapai sasaran glukosa darah.

Levemir FlexPen Ini memberikan kontrol glikemik yang lebih baik (berdasarkan pengukuran kadar glukosa darah
puasa) dibandingkan dengan penggunaan isophane insulin. Kurangnya dosis atau penghentian pengobatan,
terutama diabetes tipe 1, dapat menyebabkan hiperglikemia, atau ketoasidosis diabetikum. Biasanya, gejala
pertama dari hiperglikemia muncul secara bertahap, selama beberapa jam atau hari. Gejala-gejala ini termasuk
kehausan, sering buang air kecil, mual, muntah, kantuk, kemerahan dan kekeringan pada kulit, mulut kering,
kehilangan selera makan, bau aseton napas. Pada diabetes tipe 1 Tanpa pengobatan hiperglikemia menyebabkan
perkembangan ketoasidosis diabetes dan dapat menyebabkan kematian.

Hipoglikemia dapat mengembangkan, jika dosis insulin terlalu tinggi dalam kaitannya dengan kebutuhan insulin.

Melewatkan makan atau latihan intens yang tidak direncanakan dapat menyebabkan hipoglikemia.

Setelah kompensasi metabolisme karbohidrat, misalnya, ketika terapi insulin intensif, pasien dapat mengubah gejala
khas mereka hipoglikemia-prekursor, apa yang pasien harus diberitahu. Umum gejala-prekursor dapat hilang
dengan durasi lama diabetes.

Komorbiditas, terutama menular dan disertai dengan demam, biasanya meningkatkan kebutuhan tubuh akan insulin.

Mentransfer pasien untuk jenis baru obat atau produsen lain insulin harus di bawah pengawasan medis yang ketat.
Jika Anda mengubah konsentrasi, Pabrikan, jenis, jenis (hewan, manusia, analog insulin manusia) dan / atau
metode produksinya (rekayasa genetika insulin atau hewani) mungkin memerlukan penyesuaian dosis. Pasien, akan
lebih pengobatan dengan Levemir FlexPen, mungkin perlu mengubah dosis dibandingkan dengan dosis yang
digunakan sebelumnya insulin. Kebutuhan untuk penyesuaian dosis dapat terjadi setelah dosis pertama, atau
selama beberapa minggu pertama atau bulan.

Levemir FlexPen tidak boleh diberikan dalam /, t. untuk. dapat menyebabkan hipoglikemia berat.

Jika Levemir obat FlexPen dicampur dengan persiapan insulin lainnya, profil tindakan salah satu atau kedua
komponen perubahan. Pencampuran obat Levemir FlexPen dengan analog insulin cepat, seperti insulin aspart, Ini
menyebabkan profil aktivitas berkurang dan efek maksimum tertunda dibandingkan dengan administrasi yang
terpisah mereka.

Levemir FlexPen Hal ini tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam pompa insulin.

Efek pada kemampuan mengemudi kendaraan dan mekanisme manajemen

Kemampuan pasien untuk berkonsentrasi dan laju reaksi dapat dilanggar pada saat hipoglikemia dan hiperglikemia,
yang mungkin merupakan bahaya dalam situasi, Ketika kemampuan ini terutama dibutuhkan (misalnya, saat
berkendara atau mesin dan mekanisme operasi). Pasien harus dianjurkan untuk mengambil langkah-langkah untuk
mencegah perkembangan hiperglikemia dan hipoglikemia saat mengemudi dan mesin beroperasi. Hal ini sangat
penting untuk pasien dengan tidak adanya atau pengurangan gejala, prekursor mengembangkan hipoglikemia atau
sering episode hipoglikemia penderita. Dalam kasus ini, harus mempertimbangkan pelaksanaan karya tersebut.

Overdosis

Dosis tertentu, dibutuhkan untuk overdosis insulin tidak diinstal, Namun, hipoglikemia dapat berkembang secara
bertahap, jika diperkenalkan dosis terlalu tinggi untuk pasien tertentu.
Pengobatan: hipoglikemia ringan pasien dapat menyelesaikan sendiri, mengambil menjadi glukosa, makanan gula
atau kaya karbohidrat. Oleh karena itu, pasien dengan diabetes harus selalu membawa gula, konpeksi, biskuit atau
jus buah manis.

Dalam kasus hipoglikemia berat, ketika pasien tidak sadar, masuk dari 0.5 untuk 1 glukagon mg / m atau s / c (dapat
diberikan oleh orang yang terlatih), atau dalam larutan / dekstrosa (Glukosa) (dapat memasukkan hanya tenaga
medis). Hal ini juga diperlukan dalam / dekstrosa bila diberikan, jika di 10-15 menit setelah pemberian pasien
glukagon tidak sadar. Setelah mendapatkan kembali kesadaran pasien dianjurkan untuk mengambil makanan yang
kaya karbohidrat untuk mencegah terulangnya hipoglikemia.

Interaksi obat

Efek hipoglikemik insulin meningkatkan obat hipoglikemik oral, MAO inhibitor, ACE inhibitor, inhibitor anhydrase
karbonat, non-selektif beta-blocker, bromocriptine, sulfonamid, steroid anabolik, tetracikliny, clofibrate, ketoconazole,
meendazol, pyridoxine, teofilin, siklofosfamid, fenfluramin, persiapan lithium, persiapan, etanol mengandung.

Efek hipoglikemik insulin terganggu kontrasepsi oral, GCS, hormon tiroid, diuretik thiazide, Heparin, antidepresan
trisiklik, simpatomimetik, danazol, klonidin, blocker saluran kalsium lambat, diazoksid, morfin, fenitoin, nikotin.

Di bawah pengaruh reserpin dan mungkin sebagai melemahnya salisilat, dan memperkuat obat.

Octreotide, lanreotide baik dapat meningkat, dan mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin.

Beta-blockers mungkin menutupi gejala hipoglikemia dan menunda pemulihan dari hipoglikemia.

Etanol dapat meningkatkan dan memperpanjang efek hipoglikemik insulin.

Hasil studi dari protein yang mengikat secara in vitro dan in vivo menunjukkan interaksi tidak signifikan secara klinis
antara insulin detemir dan asam lemak atau agen lainnya, mengikat protein.

Interaksi farmasi

Beberapa obat-obatan, misalnya, mengandung thiol atau sulfit, ketika ditambahkan ke Levemir obat FlexPen,
dapat menyebabkan kehancuran detemir insulin. Levemir FlexPen tidak harus ditambahkan ke larutan infus.

Kondisi pasokan apotek

Obat ini dirilis di bawah resep.

SYARAT DAN KETENTUAN PENYIMPANAN

Daftar B. Obat harus disimpan dalam lemari es pada 2 sampai 8 C (jauh dari ruang pembekuan); Jangan
membekukan. Umur simpan 2 tahun.

Untuk melindungi dari sinar pena jarum suntik harus disimpan saat mengenakan topi.
Setelah pertama penggunaan Levemir FlexPen tidak harus disimpan di lemari es. Digunakan atau dibawa sebagai
pena jarum suntik cadang dengan Levemir obat FlexPen Ini harus disimpan pada suhu tidak lebih tinggi dari 30
C sampai 6 minggu.

Obat harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak.

Asam Traneksamat (Tranexamic Acid)

OBAT GENERIK ASAM TRANEKSAMAT

Antifibrinolitik hemostatic digunakan pada pendarahan serius.

KELAS TERAPI ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Obat yang mempengaruhi darah

Agen Antifibrinolitik

NAMA KIMIA / IUPAC ASAM TRANEKSAMAT :


Trans-4-(aminomethyl)cyclohexanecarboxylic acid.

FORMULA KIMIA ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


C7H15NO2

FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI


ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIX ACID) :
Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin ;
inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat tertentu.

Asam traneksamat secara kompetitif menghambat aktivasi plasminogen (melalui mengikat domain
kringle), sehingga mengurangi konversi plasminogen menjadi plasmin (fibrinolisin), enzim yang
mendegradasi pembekuan fibrin, fibrinogen, dan protein plasma lainnya, termasuk faktor-faktor
prokoagulan V dan VIII. Asam traneksamat juga langsung menghambat aktivitas plasmin, tetapi dosis
yang lebih tinggi diperlukan daripada yang dibutuhkan untuk mengurangi pembentukan plasmin.

FARMAKODINAMIC ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Asam traneksamat merupakan antifibrinolytic yang kompetitif menghambat aktivasi plasminogen
menjadi plasmin. Asam traneksamat merupakan inhibitor kompetitif aktivasi plasminogen, dan pada
banyak konsentrasi yang lebih tinggi, inhibitor nonkompetitif plasmin, yaitu tindakan yang mirip
dengan asam aminokaproat. Asam traneksamat adalah sekitar 10 kali lebih kuat daripada in vitro
aminokaproat. Asam traneksamat mengikat lebih kuat daripada asam aminokaproat untuk kedua
reseptor yang kuat dan lemah dari molekul plasminogen dalam rasio yang sesuai dengan perbedaan
potensi antara senyawa. Asam traneksamat dalam konsentrasi 1 mg per ml tidak agregat trombosit in
vitro. Pada pasien dengan angioedema herediter, penghambatan pembentukan dan aktivitas plasmin
oleh asam traneksamat dapat mencegah serangan angioedema dengan mengurangi aktivasi plasmin
diinduksi protein komplemen pertama (C1).

SIFAT FISIKA KIMIA ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


PEMERIAN ASAM TRANEKSAMAT :
Serbuk kristal berwarna putih. Larut baik dalam air dan dalam asam asetat glasial.
Keterangan lain
Larutan 5% dalam air mempunyai pH : 7.0 - 8.0

BOBOT MOLEKUL ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Rata rata: 157.2102
Monoisotopic: 157.110278729
TITIK LEBUR / MELTING POINT ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :
>300 C

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Baca dan download Material safety data sheet (MSDS) ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID)
dengan klik MSDS ASAM TRANEKSAMAT

SMILES ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID):


NC[C@H]1CC[C@@H](CC1)C(O)=O

BENTUK SEDIAAN ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Kapsul 250 mg,
Tablet 500 mg,
Injeksi 50 mg/ml

NAMA GENERIK:
Asam Traneksamat

SINONIM ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


NAMA GENERIK:
Asam Traneksamat
PENGGUNAAN /INDIKASI ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) (KOTRIMOKSAZOL)
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam
traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolysis
yang berlebihan dan angiodema hereditas.

Untuk digunakan pada pasien dengan hemofilia untuk penggunaan jangka pendek (2-8 hari) untuk
mengurangi atau mencegah perdarahan dan mengurangi kebutuhan untuk terapi penggantian selama
dan setelah pencabutan gigi. Hal ini juga dapat digunakan untuk perdarahan yang berlebihan dalam
kasus menstruasi, operasi, atau trauma.

DOSIS DAN ADMINISTRASI ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :

ADMINISTRASI

Administrasi secara oral, injeksi IV atau IV infusion.

DOSIS
Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.

Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.

Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.

Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau 3 kali sehari.

PERHATIAN

KONTRAINDIKASI

Pasien tromboembolik

PERINGATAN / PENCEGAHAN

Peringatan
Kurangi dosis pada gangguan ginjal pada pengobatan jangka panjang secara teratur lakukan
pemeriksaan mata regular dan uji fungsi hati.

TOKSISITAS ASAM TRANEKSAMAT

LD50 oral pada tikus adalah > 10 gm / kg. Gejala overdosis mungkin mual, muntah, gejala ortostatik
dan / atau hipotensi.

EFEK SAMPING UMUM ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


Mual, muntah, diare, pusing dan rash.

POPULASI KHUSUS pada penggunaan ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID):

KEHAMILAN
Kategori B.

LAKTASI

Tidak diketahui

INTERAKSI ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :

Obat Khusus dan Tes Laboratorium

Obat yang berfungsi untuk menjaga hemostasis tidak diberikan bersamaan dengan obat
antifibrinolitik. Pembentukan thrombus akan meningkat dengan adanya oestrogen, atau mekanisme
antifibrinolitk diantagonis oleh senyawa trombolisis.

FARMAKOKINETIK ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :


ABSORPSI
Penyerapan asam traneksamat setelah pemberian oral pada manusia mewakili sekitar 30 sampai 50%
dari dosis yang tertelan dan bioavailabilitas tidak terpengaruh oleh asupan makanan.

DISTRIBUSI

Kecepatan

9 to 12 Liter

Ikatan Protein Plasma

Protein plasma mengikat asam traneksamat adalah sekitar 3% pada tingkat plasma terapi dan
tampaknya sepenuhnya dijelaskan oleh apa yang mengikat plasminogen (tidak mengikat albumin
serum).

METABOLISME

Hanya sebagian kecil dari obat dimetabolisme (kurang dari 5%)

ELIMINASI
Rute Eliminasi

Ekskresi melalui Urin merupakan rute utama eliminasi filtrasi glomerulus

Waktu Paruh (Half life)

Waktu paruh biological pada cairan sendi sekitar 3 jam.

Populasi Khusus

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal: Half-life baik sulfametoksazol dan trimetoprim mungkin
diperpanjang.

Klirens
110 116 mL/min

STABILITAS ASAM TRANEKSAMAT (TRANEXAMIC ACID) :

PENYIMPANAN

Oral
Tablet dan Kapsul

Disimpan ditempat yang sejuk

Parenteral

Disimpan ditempat yang sejuk

ANTRAIN - INTERBAT

Antrain adalah obat untuk meringankan rasa sakit /kolik dan rasa nyeri setelah operasi yang diproduksi oleh Interbat. Ada 2
(dua ) jenis yakni Antrain tablet dan Antrain injeksi.
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Metamizole Na -------------- 500mg
Tiap ml injeksi mengandung Metamizole Na --------- 500mg

Cara Kerja :
Metamezole Na adalah devirat metansulfanot dari aminoprin yang mempunyai khasiat analgesik. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat transmisi rasa sakit ke susunan saraf pusat dan perifer. Metamizole Na bekerja sebagai analgesik, diabsorpsi dari
saluran pencernaan mempunyai waktu paruh 1 - 4 jam.

Indikasi :
Antrain dapat meringankan rasa sakit, terutama nyeri kolik dan sakit setelah operasi.

Kontraindikasi :
Penderita hipersensitif terhadap Metamizole Na.
Wanita hamil dan menyusui.
Penderita dengan tekanan darah sistolik < 100mmHg.
Bayi dibawah 3 bulan atau dengan berat badan kurang dari 5kg.
Efek Samping :
Reaksi hipersensitivitas : reaksi pada kulit misal kemerahan.
Agranulositosis
Peringatan / Perhatian :
Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati rematik, lumbago, sakit
punggung, bursitis, sindroma bahu lengan.
Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya tidak digunakan dalam jangka
panjang.
Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah / kelainan darah, gangguan fungsi
hati & ginjal. Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan darah pada penggunaan yang lebih lama dari
penggunaan untuk mengatasi rasa sakit akut.
Pada pemakaian jangka lama dapat menimbulkan sindrom neuropathy yang akan berangsur hilang bila penggunaan
dihentikan.
Interaksi Obat :
Bila Metamizole Na diberikan bersamaan dengan Chlorpramazine dapat mengakibatkan hipotermia.

Aturan Pakai :
Dewasa : 1 tablet jika sakit timbul, berikutnya 1 tablet tiap 6-8 jam, maksimum 4 tablet sehari.
Dewasa : 500mg injeksi jika sakit timbul, berikutnya 500mg tiap 6-8 jam, maksimul 3 kali sehari, diberikan secara injeksi I.M
atai I.V.

Kemasan :
Antrain Tablet : Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet
Antrain Injeksi : Kotak berisi 5 ampul @ 2ml
SANTAGESIK
FARMASI-ID.COM > Sistem Saraf Pusat > Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) > SANTAGESIK
Produsen Sanbe
Komposisi Metamizole Na.
Nyeri akut atau kronik berat seperti sakit kepala, sakit gigi, tumor, nyeri pasca op &
nyeri pasca cedera; nyeri berat yang berhubungan dengan spasme otot polos (akut
Indikasi
atau kronik) misalnya spasme otot atau kolik yang mempengaruni GIT, pasase bilier,
ginjal, atau saluran kemih bagian bawah.
Tab 1 tablet sebagai dosis tunggal. Maks: 4 x 1 tab. Inj 2-5 mL IM/IV sebagai dosis
Dosis
tunggal. Dosis hingga 10 mL/hari sebagai dosis harian.
Pemberian
Sebaiknya diberikan bersama makanan: Berikan sesudah makan.
Obat
Insidens agranulositosis yang dipicu oleh metamizole dengan suatu penyebab
Perhatian
imunoalergi yang berlangsung selama sekurang-kurangnya 1 minggu.
Efek Samping
Reaksi anafilaksis/anafilaktoid, dispnea, urtikaria, angioedema berat atau
yang Mungkin
bronkospasme; aritmia kordis, hipotensi & syok sirkulasi.
Timbul
Interaksi Obat Siklosporin & alkohol.
Bentuk Sediaan Kemasan/Harga
Santagesik injeksi (amp) 500
2 mL x 5 1s (Rp39,925/boks)
mg/mL
Santagesik syrup 250 mg/5 mL 60 mL x 1s (Rp29,000/botol)
Santagesik tablet 500 mg 10 10s (Rp53,000/boks)

Metronidazol : Indikasi Obat, Dosis, Efek Samping Obat Metronidazol adalah salah satu antibiotika
yang paling banyak diresepkan oleh dokter di Indonesia. Metronidazol merupakan antibiotik yang
cukup bagus untuk mematikan bakteri anaerob, yaitu bakteri yang hidup dalam suasana tanpa
oksigen seperti di dalam luka tertutup contohnya luka pada kaki penderita kencing manis (diabetes)
atau di dalam organ contohnya pada infeksi pada perut bagian dalam. Daftar Isi: Pengertian Indikasi
Kontraindikasi Dosis Efek samping keamanan metronidazol Mengenal Metronidazol Obat Metronidazol
merupakan obat anti bakteri dan anti protozoa sintetik. Metronidaloldibuat dari turunan nitroimidazoi
yang memiliki tiga sifat yaitu bakterisid (mematikan bakteri), amebisid (mematikan amoeba) dan
trikomonosid (mematikan trikomonas). obar Metronidazol di dalam sel atau di dalam mikroorganisme
akan mengalami proses reduksi menjadi produk polar. Produk polar hasil reduksi inilah yang
mempunyai aktivitas antibakteri dengan cara kerja penghambatan pada pembentukan asam nukleat
sel kuman. Indikasi Metronidazol Sebagai obat anti bakteri dan anti protozoa fungsi obat metroidazol
adalah untuk : mengatasi penyakit Infeksi menular seksual mengatasi penyakit Infeksi yang
disebabkan bakteri anaerob mengatasi penyakit Infeksi bakterial vaginosis pada vagina mengatasi
penyakit Infeksi parasit amoeba seperti pada diare mengatasi penyakit Infeksi parasit trichomonas
Kontraindikasi metronidazol tidak dianjurkan untuk dipakai oleh pasien yang diketahui : memiliki
riwayat alergi Metronidazol atau komponen metronidazol sedang memiliki usia kehamilan trimester
pertama yaitu 0 3 bulan Dosis Metronidazol Obat Metronidazol di apotik tersedia dalam bentuk
kapsul, tablet, dan botol infus. Dosis metronidazol kapsul tersedia dalam komposisi 375 mg,
Metronidazol tablet tersedia dalam komposisi 250 mg dan 500 mg, sedangkan untuk metronidazol
botol infus tersedia dalam komposisi 500 mg/100ml. Adapun dosis obat metronidazol yang dianjurkan
adalah sebagai berikut : Pada penderita yang mengalami penyakit Infeksi yang disebabkan bakteri
anaerob dosis metronidazol yang dianjurkan adalah 500 mg yang diminum sebanyak 3 sampai 4 kali
sehari selama 7 sampai 10 hari Pada penderita yang mengalami penyakit infeksi parasit trikomonas,
pasangan suami istri harus melakukan pengobatan pada saat yang bersamaan dengan dosis
metronidazol yang dianjurkan adalah 500 mg yang dimium sebanyak 2 sampai 3 kali sehari selama 5
sampai 10 hari Pada penderita yang mengatasi penyakit Infeksi parasit amoeba seperti pada diare,
dosis metronidazol yang dianjurkan adalah 750 mg yang diminum sebanyak 3 kali sehari selama 10
hari Pada anak anak, dosis metronidazole yang dianjurkan adalah 15 mg/Kg berat badan per hari
yang terbagi menjadi tiga kali pemberian, sedangkan untuk pengobatan diare pada anak anak dosis
metronidazol yang dianjurkan adalah 35 sampai 50 mg/Kg berat badan per hari yang tebagi menjadi
tiga kali pemberian Pada bayi yang usianya kurang dari 7 hari dosis metronidazol yang dianjurkan
adalah 7,5 mg/Kg berat badan per hari. Efek Samping Metronidazol Obat metronidazol pernah
dilaporkan mempunyai efek samping di antaranya : Alergi seperti biduran dan kulit kemerahan
Perasaan mual dan muntah Penurunan nafsu makan Merasakan pusing pada kepala Mengalami infeksi
infeksi jamur oportunis Mengalami diare akibat antibiotik Urin yang bewarna lebih gelap Efek samping
yang berat dapat menimbulkan kejang Informasi Keamanan Obat Metronidazol dapat menghambat
metabolisme obat warfarin dan antikoagulan lainnya sehingga dosis obat antikoagulan kumarin yang
lain harus dikurangi. Obat Metrinidazol tidak boleh digunakan bersama alkohol karena dapat
menimbulkan beberapa gejalaserupa disulfiram yaitu sakit kepala, mual, muntah dan sakit perut. Bila
dikombinasikan dengan obat yang menghambat aktivitas enzim mikrosom hati seperti obat simetidin
akan mengalami perpanjangana waktu paruh. Hati hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal
dan penyakit hati. Obat Metronidazole tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita dengan
gangguan saraf pusat. Obat Metronidazol tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita dalam
masa kehamilan trimester II, III dan menyusui.
Bersumber dari: Metronidazol : Indikasi Obat, Dosis, Efek Samping | Mediskus

OMEPRAZOLE

Des 8

Posted by dr.Rozi Abdullah

Obat Generik :

Omeprazole

Obat Bermerek :

Contral, Dudencer, Inhipump, Lokev, Loklor, Losec, Meisec, Norsec, Omevell, OMZ, Onic, Opm, Oprezol, Ozid, Prilos,
Prohibit, Promezol, Protop, Pumpitor, Redusec, Regasec, Rocer, Socid, Stomacer, Ulzol, Zepral, Zollocid.

KOMPOSISI

Omeprazole 20 mg : Tiap kapsul mengandung Omeprazole 20 mg.

Omeprazole 10 mg : Tiap kapsul mengandung Omeprazole 10 mg.


FARMAKOLOGI

Omeprazole bekerja menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H+K+ATPase (pompa proton) dan
mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan ion hydrogen dalam lumen sel. Omeprazole berikatan pada enzim
ini secara irreversibel, tetapi reseptor-H2 tidak dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek farmakodinamik yang berarti selain
efek obat ini terhadap sekresi asam. Pemberian melalui oral dari obat ini menghambat sekresi asam lambung dan stimulasi
pentagastrik.

CARA KERJA :

Omeprazol menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H + K + ATPase dan mengaktifkannya
sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan ion hydrogen dalam lumen sel. Omeprazole berikatan pada enzim ini secara
irreversibel, tetapi reseptor-H2 tidak dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek farmakodinamik yang berarti selain efek obat
ini terhadap sekresi asam. Pemberian melalui oral dari obat ini menghambat basal dan sekresi asam yang distimulasi oleh
pentagastrin.IndikasiOmeprazol diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung, tukak duodenum dan refluks
esofagitis; pengobatan sindroma Zollinger-Ellison.

INDIKASI
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap obat-obat
antagonis reseptor H2.
Pengobatan jangka pendek tukak lambung.
Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulseratif yang telah didiagnosa melalui endoskopi.
Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.
KONTRAINDIKASI

Omeprazole sebaiknya tidak diberikan pada penderita hipersensitif terhadap omeprazole.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari.

Penderita dengan gejala tukak duodenal : lama pengobatan memerlukan waktu 2 minggu,
dan dapat diperpanjang sampai 2 minggu lagi.
Penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis erosif/ulseratif : lama
pengobatan memerlukan waktu 4 mimggu, dan dapat diperpanjang sampai 4 minggu lagi.
Penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan 40 mg sekali sehari.
Penderita sindroma Zollinger Ellison dosis awal 20-160 mg sekali sehari, dosis ini harus
disesuaikan untuk masing-masing penderita. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, dosis harus
dibagi 2 kali sehari.
Kapsul harus ditelan utuh dengan air (kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau dihancurkan).
Sebaiknya diminum sebelum makan.
DOSIS :
Dewasa:
Tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi AINS), 20 mg satu kali
sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8 minggu pada tukak lambung; pada
kasus yang berat atau kambuh tingkatkan menjadi 40 mg sehari;
Pemeliharaan untuk tukak duodenum yang kambuh, 20 mg sehari; pencegahan kambuh
tukak duodenum, 10 mg sehari dan tingkatkan sampai 20 mg sehari bila gejala muncul
kembali.
Tukak lambung atau tukak duodenum karena AINS dan erosi gastroduodenum, 20 mg sehari
selama 4 minggu, diikuti 4 minggu berikutnya bila tidak sepenuhnya sembuh;
Profilaksis pada pasien dengan riwayat tukak lambung atau tukak duodenum, lesi
gastroduodenum, atau gejala dispepsia karena AINS yang memerlukan pengobatan AINS
yang berkesinambungan, 20 mg sehari.
Tukak duodenum karena H. Pylori menggunakan regimen eradikasi.
Sindrom Zollinger Ellison, dosis awal 60 mg sekali sehari; kisaran lazim 20-120 mg sehari (di
atas 80 mg dalam 2 dosis terbagi).
Pengurangan asam lambung selama anestesi umum (profilaksis aspirasi asam), 40 mg pada
sore hari, satu hari sebelum operasi kemudian 40 mg 2-6 jam sebelum operasi.
Penyakit refluks gastroesofagal, 20 mg sehari selama 4 minggu diikuti 4-8 minggu berikutnya
jika tidak sepenuhnya sembuh; 40 mg sekali sehari telah diberikan selama 8 minggu pada
penyakit refluks gastroesofagal yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi lain; dosis
pemeliharaan 20 mg sekalis sehari.
Penyakit refluks asam (Penatalaksanaan jangka panjang), 10 mg sehari meningkat sampai
20 mg sehari jika gejala muncul kembali.
Dispepsia karena asam lambung, 10-20 mg sehari selama 2-4 minggu sesuai respons.
Esofagitis refluks yang menyebabkan kondisi tukak yang parah (obati selama 4-12 minggu)
ANAK di atas 1 tahun, berat badan 10-20 kg, 10 mg sekali sehari, jika perlu ditingkatkan
menjadi 20 mg sekali sehari; Berat badan di atas 20 kg, 20 mg sekali sehari jika perlu
ditingkatkan menjadi 40 mg sehari; Pemberian harus diawali oleh dokter anak di rumah sakit.
ANAK:
Neonatus 700 mcg/kg bb satu kali sehari, ditingkatkan jika perlu setelah 7-14 hari menjadi
1,4 mg/kg bb, beberapa neonatus memerlukan hingga 2,8 mg/kg bb satu kali sehari;
Usia 1 bulan 2 tahun: 700 mcg/kg bb satu kali sehari, ditingkatkan jika perlu menjadi 3
mg/kg bb (maks. 20 mg) satu kali sehari;
Berat badan 10-20 kg, 10 mg satu kali sehari ditingkatkan jika perlu menjadi 20 mg satu kali
sehari (pada kasus refluks esofagitis ulseratif yang parah, maks. 12 minggu dengan dosis
lebih tinggi);
Berat badan > 20 kg, 20 mg satu kali sehari ditingkatkan jika perlu menjadi 40 mg satu kali
sehari (pada kasus refluks esofagitis ulseratif, maks. 12 minggu dengan dosis lebih tinggi)
Eradikasi H.pylori pada anak (dalam kombinasi dengan antibakteri:
Usia 1-12 tahun, 1-2 mg/kg bb (maks. 40 mg) satu kali sehari;
Usia 12-18 tahun: 40 mg satu kali sehari.
Injeksi intravena diberikan selama 5 menit atau melalui infus intravena; profilaksis aspirasi
asam, 40 mg harus telah diberikan seluruhnya, 1 jam sebelum operasi.
Refluks gastroesofagal, tukak duodenum dan tukak lambung, 40 mg sekali sehari hingga
pemberian oral dimungkinkan.
ANAK. Injeksi intravena selama 5 menit atau dengan infus intravena: Usia 1 bulan12 tahun:
dosis awal 500 mikrogram/kg bb (maks. 20 mg) satu kali sehari, ditingkatkan menjadi 2
mg/kg bb (maks. 40 mg) jika diperlukan.; Usia 12-18 tahun, 40 mg satu kali sehari.
Saran: Telan seluruh kapsul, larutkan tablet dalam air atau campur isi kapsul dengan sari
buah atau yoghurt.
Pemberian pada anak: Oral, sama dengan dewasa.
Enteral: Buka kapsul omeprazol, larutkan omeprazol dalam sejumlah air secukupnya atau
dalam 10 mL Natrium bikarbonat 8,4% (1mmol Na+/mL). Biarkan selama 10 menit sebelum
diberikan). Infus intermiten intravena, encerkan larutan rekonstitusi pada kadar 400
mikrogram/mL dengan glukosa 5% atau natrium klorida 0,9%, berikan selama 20-30 menit.
EFEK SAMPING
Diare, mual, sakit kepala, sembelit dan perut kembung pernah dilaporkan tetapi jarang. Pada
sejumlah pasien, ruam kulit mungkin terjadi. Efek samping yang terjadi biasanya ringan.
Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat menstimulasi
pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang
berlebihan di saluran pencernaan.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Kemungkinan malignansi sebaiknya dihindarkan sebelum penggunaan Omeprazole pada
pasien tukak lambung karena dapat menutupi gejala-gejalanya dan menghambat diagnosis.
Belum ada pengalaman penggunaan Omeprazol untuk anak-anak.
Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan dan menyusui kecuali memang
dianggap penting.

INTERAKSI OBAT

Omeprazol menghambat metabolisme obat-obat yang dimetabolisme oleh sistem enzim


sitokrom P450 hati dan memperpanjang waktu paruh diazepam, warfarin dan fenitoin.
Pada wanita hamil, wanita menyusui dan anakanak sebaiknya dihindari bila penggunaannya
dianggap tidak cukup penting.
KEMASAN
Omeprazole 20 mg, box, 3 strip x 10 kapsul.
Omeprazole 10 mg.

Tramadol HCl

Tablet

Komposisi:

Tiap tablet mengandung:

Tramadol HCl 50 mg

Cara kerja obat:

Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.

Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga mengeblok sensasi nyeri dan
respon terhadap nyeri.

Di samping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang,
akibatnya impuls nyeri terhambat.

Indikasi:

Efektif untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca pembedahan.

Posologi:

Dewasa dan anak di atas 16 tahun:

Dosis umum:

Dosis tunggal 50 mg. Dosis tersebut biasanya cukup untuk meredakan nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat
ditambahkan 50 mg setelah selang waktu 30-60 menit.

Dosis maksimum:

400 mg sehari. Dosis sangat tergantung pada intensitas rasa nyeri yang diderita.

Penderita gangguan hati dan ginjal dengan "creatinine clearances" <30 ml/menit:
50-100 mg setiap 12 jam, maksimum 200 mg sehari.

Peringatan dan perhatian:

Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi ketergantungan, sehingga dokter harus menentukan lama
pengobatan.

Tramadol tidak boleh diberikan pada penderita ketergantungan obat.

Hati-hati penggunaan pada penderita trauma kepala, meningkatnya tekanan intrakranial, gangguan fungsi
ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus, karena dapat mengakibatkan meningkatnya resiko
kejang atau syok.

Penggunaan bersama dengan obat-obat penekanan SSP lain atau penggunaan dengan dosis berlebihan
dapat menyebabkan menurunnya fungsi paru.

Penggunaan selama kehamilan harus mempertimbangkan manfaat dan resikonya baik terhadap janin
maupun ibu.

Hati-hati penggunaan pada ibu menyusui, karena tramadol diekskresikan melalui ASI.

Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan mengemudikan kendaraan
ataupun mengoperasikan mesin.

Depresi pernapasan akibat dosis yang berlebihan dapat dinetralisir dengan nalokson, sedangkan kejang
dapat diatasi dengan pemberian benzodiazepin.

Meskipun termasuk antagonis opiat, tramadol tidak dapat menekan gejala "withdrawal" akibat pemberian
morfin.

Efek samping:

Efek samping yang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan,
mulut kering, mual, muntah. Dispepsia dan obstipasi.

Efek samping yang berupa ketergantungan sangat jarang terjadi.

Kontraindikasi:

Penderita yang hipersensitif terhadap Tramadol atau Opiat dan penderita yang mendapatkan pengobatan dengan
penghambat MAO, intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotika, analgetik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP
lainnya.
Interaksi obat:

Efek analgesik dan sedasi tramadol ditingkatkan pada penggunaan bersama dengan obat-obat yang bekerja pada
SSP seperti tranquiliser, hipnotik.

SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN KERING.

Kemasan dan No. Reg.:

TRAMADOL HCl 50 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet, No. Reg. GKL9805025410A1

Farmakokinetika dari Levofloxacin


Disusun oleh :
Febrina Henny Anggraeni (068114125)
Maria Fransisca Shinta (068114139)

Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh, yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasinya.

Absorpsi adalah perpindahan obat dari tempat pemberian menuju ke sirkulasi darah dan
target aksinya.
Distribusi adalah ikatan suatu obat dengan suatu bagian tidak aktif, seperti albumin (pada
darah), otot, tulang, lemak, atau liver.
Metabolisme adalah suatu proses kimia di mana suatu obat diubah menjadi suatu
metabolitnya.
kemudian obat akan dieliminasi dari dalam tubuh dalam bentuk metabolitnya atau bentuk
tidak berubah.

Levofloksasin adalah bentuk (S)-enansiomer yang murni dari campuran rasemat ofloksasin.
Levofloksasin memiliki spektrum antibakteri yang luas. Levofloksasin aktif terhadap bakteri gram
positif dan negatif, termasuk bakteri anaerob. Selain itu, levofloksasin juga memperlihatkan aktivitas
antibakteri terhadap Chlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia. Levofloksasin seringkali
bersifat bakterisidal pada kadar yang sama dengan atau sedikit lebih tinggi dari kadar hambat
minimal. Mekanisme kerja levofloksasin yang utama adalah melalui penghambatan DNA gyrase
bakteri (DNA topoisomerase II), sehingga terjadi penghambatan replikasi dan transkripsi DNA.

Profil konsentrasi plasma dan AUC levofloksasin setelah pemberian IV dan oral adalah serupa, sehingga pemberian parenteral
dapat dipertimbangkan untuk menggantikan pemberian secara oral, begitu pula sebaliknya.

Setelah pemberian dosis 500 mg sekali sehari secara multipel, konsentrasi plasma maksimum dan minimum levofloksasin
berturut-turut 6,4 g/mL dan 0,6 g/mL. Levofloksasin terikat pada protein serum kira-kira 24-38%. Levofloksasin
didistribusikan secara cepat dan luas dalam blister fluid. Levofloksasin juga mempunyai penetrasi yang baik ke dalam jaringan
paru. Kadar levofloksasin di dalam jaringan paru pada umumnya 2 sampai 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kadar dalam
plasma. Levofloksasin dimetabolisme dalam jumlah kecil dan sebagian besar diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan
sisanya melalui feses. Rata-rata waktu paruh eliminasi plasma setelah pemberian levofloksasin dosis multipel adalah 6-8 jam.

Mekanisme kerja dari Levofloxacin adalah melalui penghambatan topoisomerase type II DNA gyrase,
yang menghasilkan penghambatan replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Levofloxacin didistribusikan ke seluruh tubuh dalam konsentrasi yang tinggi dan berpenetrasi ke
dalam jaringan paru-paru dengan baik. Konsentrasi dalam jaringan paru-paru biasanya lebih tinggi 2-5
kali dari konsentrasi dalam plasma, dan berkisar antara 2,4 sampai 11,3 g/g selama 24 jam setelah
pemberian tunggal dosis oral 500 mg.

Dafpus
Anonim, 2009, Prolevox Tablet, http://www.meprofarm.com/products/product%20prolevox.html,
diakses pada tanggal 19 Januari 2009.
Anonim, 2009, Volequin Infus, http://www.dexa-
medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=25&idc=7, diakses pada tanggal 19
Januari 2009.

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk
menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit.
Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang
menderita suatu penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang
disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan
pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa
segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar
maksimal 2 jam.

Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru
paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi
yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur,
walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia
diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi
dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan
perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.

Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang
dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita
berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga
peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll,
sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan
akut, leukemia, gagal ginjal, dll

Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan
menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar)
dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah
disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura
(ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)


Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut /
pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK
(penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah
bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel
darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah
eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya
hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata
(KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang
lebih tepat adalah gr/dl)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit

Nilai normal = 32-37 %

Laju Endap Darah


Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah
yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat
selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode
Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 15 mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jam

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang
masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit,
monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi
dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan
hasilnya dinyatakan dalam sel/l.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Platelet Disribution Width (PDW)


PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease
dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang
kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat
mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi
asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit
yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai