Anda di halaman 1dari 37

9th Grade

Antipsikotik
By:
Virda Ayu Kirana (4305021013)
Klemen Ika Tasiripoula (4305021014)
Windy Silvia Murti (4305021015)

Here is where your presentation begins


Apakah gangguan psikotik itu?
Gangguan psikotik adalah gangguan jiwa yang memengaruhi cara orang berpikir, merasa
dan berperilaku. Para penderita gangguan psikotik mungkin memiliki kesulitan mengenali
apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sebenarnya tidak terjadi. Gejala gangguan
psikotik dialami oleh penderita gangguan bipolar, depresi, psikosis yang berkaitan dengan
penggunaan narkoba dan skizofrenia.
DIAGNOSIS PSIKOTIK
 Anamnesis, pemeriksaan status mental
 Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes darah, untuk mengetahui apakah gejala pada pasien disebabkan oleh kecanduan alkohol atau
penggunaan obat-obatan terlarang
2. Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk melihat kemungkinan adanya
penyakit di otak .
Gejala Psikosis
 Halusinasi
 Delusi atau waham
 Rasa cemas yang berlebihan
 Penuh dengan rasa curiga
 Sulit berkonsentrasi
 Mengalami gangguan mood
 Cenderung menjadi murung, menarik diri dari lingkungan keluarga atau teman
 Depresi dan gangguan dalam berbicara seperti tidak fokus, dan sering tidak nyambung
Tanda dan Gejala
a. Gejala positif skizofrenia
1) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk
akal).
2) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa rangsangan (stimulus).
3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya.
4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan, yang ditunjukkan dengan perilaku
kekerasan.
5) Merasa dirinya “orang besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan
sejenisnya.
6) Pikiran penuh dengan ketakutan sampai kecuringaan atau seakan-akan ada
ancaman terhadap dirinya.
7) Menyimpan rasa permusuhan.
b. Gejala negatif skizofrenia

1) Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini
dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
2) Isolasi sosial atau mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau bergaul atau
kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
3) Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
4) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5) Sulit dalam berpikir abstrak.
6) Pola pikir stereotip.
c. Gejala kognitif

Mengacu pada kesulitan pasien untuk menyimpan memori dan berkonsentrasi, meliputi:
a) Disorentasi pikiran
b) Lambat berpikir
c) Kesulitan dalam pemahaman bahasa
d) Sukar berkonsentrasi
e) Pikun
f) Kesulitan dalam mengungkapkan pikiran
g) Kesulitan dalam mengintegrasikan pikiran dan perasaan dalam perilakunya
Faktor yang kemungkinan besar menjadi pemicu terjadinya
skizofrenia pada seseorang
1) Faktor Biologi. Klien skizofrenia kronis cenderung memiliki ventrikel otak yang lebih besar,
dan volume jaringan otak yang lebih sedikit dari pada orang normal. Klien skizofrenia juga
menunjukkan adanya aktivitas yang sangat rendah pada lobus frontalis otak.
2) Faktor Biokimia. Riset terakhir menunjukkan bahwa pada penderita skizofrenia, terjadi
ketidakseimbangan kimiawi dan memperlihatkan adanya kelebihan reseptor dopaminergik
pada susunan syaraf pusat (SSP) (Shives, 2012)
3) Faktor Keluarga. Keluarga sebagai lingkup terdekat pasien, dimana mereka memiliki peran
penting dalam mengurangi kekambuhan pada pasien skizofrenia. Peran keluarga dalam
munculnya skizofrenia adalah keluarga yang sangat mengekspresikan emosi (High expressed
emotion)
Fase Pengobatan
Fase akut:
● Gejala psikotik yang merupakan episode pertama atau lebih umum merupakan relaps.
● Pengobatan berfokus untuk mengurangi gejala psikotik yangberat.
● 4-8minggu.
Fase stabilisasi:
● Risiko relaps jika terapi tidak tuntas atau pasien terpicu stres.
● Pengobatan berfokus untuk menggabungkan keuntungan terapi yang sama digunakan pada fase
akut.
● 6bulan.
Fase pemeliharaan:
● Tahap remisi atau stabil secara simtom.
● Tujuannya mencegah relaps atau eksaserbasi psikotik dan membantu pasien meningkatkan taraf
fungsi kehidupan.
Fase Akut
● Tujuan: mencegah pasien melukai diri/orang lain, mengendalikan perilaku merusak, mengurangi
beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya (agitasi, agresi, gaduh gelisah)
● Langkah pertama: berbicara dan memberi ketenangan
● Mulai pemberian obat oral
● Pengikatan atau penempatan diruang isolasi (seklusi) mungkin dilakukan
● Pilihan oba toral, injeksi, trankuilisasi
● Tidak selalu perlu hospitalisasi
● Perlu pemeriksaan laboratorium
●  Jika mungkin diskusikan risiko dan manfaat obat
● Usaha membangun kerja sama, aliansi terapeutik dengan keluarga atau caregiver lebih berhasil.
Fase Stabilisasi
● Tujuan: mengurangi stres pasien, memberi dukungan untuk mengurangi kekambuhan,
meningkatkan adaptasi terhadap kehidupan sosial, memfasilitasi pengurangan gejala dan
konsolidasi remisi, meningkatkan proses penyembuhan.
● Antipsikotik mengurangi risiko kekambuhan hingga30% /tahun, tanpa terapi 60-70% kambuh
dalam setahun, 90% kambuh dalam 2 tahun.
● Usahakan dosis dengan ES minimal tapi masih dalam kisaran dosis efektif
● Edukasi pada pasien dan keluarga.
Obat Antipsikotik???
Antipsikotika (major transquilizer) adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis
tertentu tanpa mempengaruhi fungsi umum
seperti berpikir dan berkelakuan normal. Obat ini dapat meredakan emosi dan agresidan apat
pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa seperti impian
dan pikiran khayal (halusinasi) serta menormalkan perilaku yang tidak normal. Oleh karena
itu antipsikotika terutama digunakan psikosis, penyakit jiwa hebat tanpa keinsafan sakit oleh
pasien, misalnya penyakit schizofrenia dan psikosi maniadepresif.
Terbagi atas dua golongan besar
Antipsikotik tipikal/klasik

Antipsikotika klasik, terutama efektif mengatasi simtom positif. padaumunya dibagi lagi
dalam sejumlah kelompok kimiawi sebagai berikut:
a. Derivat-fenotiazin: klopromazin, levomepromazin dantriflupromazin, thioridazine, dan
periciazin, perfenazin danflufenazin, perazin, trifluoperazin, proklorperazin,
danthietilperazin.
b. Derivat-thioxanthen : klorprotixen, dan zuklopentixol.
c. Derivat-butirofenon : haloperidol, bromperidol, pimpaperon dandroperidol.
d. Derivat-butilpiperidin : pimozida, fluspirilen, penfluridol.
Antipsikotika Atipikal

(sulpirida, klozapin, respiridon, olanzapin, danquetiapin) bekerja efektif


melawan simtom negatif, yang praktis kebalterhadap obat klasik. Efek
sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan extrapiramidal dan dyskinesia
tarda.
Mekanisme Kerja Antipsikotik
Tipikal/klasik

Sistem Limbik
Memblokade Dopamin

Sistem ekstrapiramidal

Mengurangi produksi dopamine yang


berlebihan dengan cara menghambat
ataumencegah dopamine endogen untuk
mengaktivasi reseptor
Mekanisme Kerja Antipsikotik Atipikal

Mengikat reseptor dopamine


secara bervariasi

Menghambat reseptor
serotonin
Antipsikotik Tipikal/klasik

Klorpromazine

Indikasi
Skizofrenia dengan gejala agitasi, ansietas, tegang, bingung,insomnia, waham,
halusinasi;
•Psikosis manik-depresif;
•Gangguan kepribadian
•Psikosis involusional
•Psikosis pada anak
•Dalam dosis rendah dapat digunakan untuk mual, muntah maupuncegukan atau
gangguan non psikosis dengan gejala agitasi tegang,gelisah, cemas dan insomnia.
Kontraindikasi:
Efeksamping:
Dosis: •Lesu dan ngantuk.
Koma Dosis permulaan 25-100mg/hari •Hipotensi ortostatik.
Hipersensitif • Dosis ditingkatkan sampai •Mulut kering,hidung
300mg/hari tersumbat, konstipasi dan
•Bila gejala belum hilang dosis amenore pada wanita.
dapatditingkatkan perlahan-
lahanhingga 600-900mg/hari.
Untuk efek cepat dapat diberikan
perinjeksi (im) dengan penderita
dalam posisi berbaring.

Kategori pada ibu hamil : Kategori


C
Perfenazine

Efek samping:
indikasi:
Sering timbul
Gejala gangguan ekstrapiramid Dosis:
positif Skizofrenia. alis. 3 x 4 - 8 mg / hari
Dalam dosis rendah -Gangguan endokrin,
digunakan untuk seperti: laktasi Kategori ibu hamil : C
nausea, vomitus dan meningkat, gnekomasti,
cegukan. menstruasi
terganggu, sukar
ejakulasi.
Efek samping :
-ngantuk, pusinglemas.
-Gangguan ekstrapiramidalis.
-Occulogyric crisis.
-Hiperefleksi.
-Kejang-kejang grandmal.

Indikasi:
-Skizofrenia.
Psikosisparanoid
(gangguan Waham Dosis :
menetap). Trifluoperazine
-dosis awal2
-Psikosis manik –3 x 2,5 mg.-dosis
-depresif. Pemeliharaan 3 x 5 –10mg.
Gangguan tingkah laku
pada Retardasi Mental Kategori C pada ibu hamil.
Flupenazine

Efeksamping :
•Terseringgangguan estrapiramidalis. Untuk kasus-kasus akut diberikan dalam
•Tardivediskinesiapersistent. bentuk tablet dan injeksi. Dosis :
•Ngantuk. •2,5–10 mg / hari dengan dosis terbagi.
•Mimpi2 aneh. •Bila diperlukandosis dapat dinaikkansp
20 mg / hari

Untuk kasus-kasus kronis diberikan


sebagai
long acting anti psychotic
(berefek panjang) Kategori ibu hamil: C
Mode cate injeksi(25 mg / amp).Dosis:
•awal: 12,5 mg / 2 minggu.
•bila efek samping ringan /tidak ada,
ditingkatkan 25 mg / 3–6 minggu.
Indikasi :
-Gejala positif Skizofrenia.
-Depresi dengan agitasi,ansietas dan afek
hipotim.

Dosis :
-Awal (initial) : 3 x 50 –100 mg/ hari.
Thioridazine -Pemeliharaan (maintenance) :200 – 800 mg /
hari
Penggunaan trifluoperazine pada kehamilan
dikategorikan oleh FDA dan TGA menjadi
kategori C. Pada ibu menyusui, terdapat bukti
bahwa trifluoperazine diekskresikan melalui ASI.

Efek samping :
-sedasi, mulut kering, gangguan akomodasi,
vertigo, hipotensi ortostatik.
-Jarang timbul ganguan ekstra piramidalis.
Haloperidol

Dosis :
- dewasa1– 6 mg /hari
Indikasi : dengan dosis terbagi. Efek samping
-Gangguan Kategori C pada ibu -Mengantuk.
psikotik. hamil. Haloperidol dapat -gangguan ekstra
- Gangguan terserap ke dalam ASI, piramidalis(sering
perilaku pada jika sedang menyusui, terjadi)
anak. jangan menggunakan
obat ini tanpa
berkonsultasi lebih
dahulu dengan dokter.
Indikasi:
-Gangguan skizofrenia kronik
untuk memperbaiki sosialisasi.

Pimozide Dosis:
2–8 mg /hari.
Pada ibu hamil Kategori C. Belum diketahui apakah
pimozide bisa terserap ke dalam ASI atau tidak.
Bila sedang menyusui, jangan menggunakan obat
ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Kontraindikasi:
-koma
-Hipersensitif
-Depresiendogen.
-Penyakitparkinson.
Obat-obat antipsikotik atipikal

Clozapine

Dosis :
-Hari1 : 1–2 x 12,5 mg.
-Berikutnyaditingkatkan25–50
Indikasi : Efeksamping : mg / hari sp 300–450 mg / hari
-Skizofrenia yang tidak -granulositopeni, agranulositosis, dengan pemberian terbagi.
responsif / intoleran trombositopeni, -Dosis maksimal 600 mg / hari.
dengan antipsikotik eosinofilia,leukositosis, leukemia.
klasik. -Ngantuk, lesu, lemah, Penggunaan clozapine pada
-Mengurangi tidur, sakitkepala, kehamilan dikategorikan oleh FDA
resiko terhadap perilaku bingung, gelisah,agitasi, delirium. ke dalam kategori B. Clozapine
bunuh diri berulang. -Mulut kering atau pada ibu menyusui diekskresikan
hipersalivasi, penglihatan kabur, takika ke dalam ASI sehingga sebaiknya
rdi, postural hipotensi, hipertensi. tidak diberikan pada ibu
menyusui.
Risperidone

Indikasi:
Efek Samping
-Skizofrenia
Dosis •EPS
akut dan
•Hari1 : 1 mg, hari2 : 2mg, hari3 : •Peningkatan prolaktin
kronik dengan
3 mg. •Sindrom aneuroleptik malignan
gejala positif
•Dosis optimal -4 mg / hari •Peningkatan berat badan
dan negatif.
dengan2 x pemberian. •Sedasi
-Gejala afektif
•Dosis anjuran 25-50 mg (inj) •Pusing
pada
setiap2 minggu •Konstipasi
skizofrenia(skiz
•Sediaannya tab 1-2-3 mg, vial •Takikardi Risperidone
oafektif).
25,50 mgcc FDA memasukkan risperidone
•Umumnya perbaikan mulai terlihat dalam Kategori C. Pada ibu hamil.
dalam 8minggu dari pengobatan
awal, jika belum terlihat respon
perlu penilaian ulang.
•Kadar puncak plasma dicapai
dalam waktu1-2 jam setelah
pemberian oral.
OLANZAPINE

Dosis :
Dosis anjuran10-20mg/ Efek Samping:-Penigkatan
Indikasi- Sizofrenia hari.Sediantablet 5- berat badan-Somnolen-
ataupsikosis lain dengan 10mgUntukskizofrenia mulai Hipotensi ortostatik -berkaitan
gejalapositive dannegatif.- dengandosis 10mg 1 x dengan blokade reseptor α 
Episode manik moderat sehari.Untukepisode manik 1
dansevere.- Pencegahan mulai dengandosis15 mg 1 x -EPS dan kejang rendah-
kekambuhangangguan bipolar. sehari.Untukpecegahan Insiden
kekambuhangangguan bipolar tardive dyskinesia
10 mg / hari.  rendah
ARIPIPRAZOLE

Indikasi Dosis-dosis anjuran 10- Efek Samping


•Skizofrenia 15mg/hari dan sediaan Sakit kepala.
tablet (5mg, 10mg Mual, muntah.
dan15mg).- Konstipasi. 
Pemberiannya dapat 10 Ansietas, insomnia,
atau15 mg 1 x sehari. somnolens. 
Akhatisia
Quetiapine

Indikasi: Dosis/pemberian:
-Skizofrenia. -Hari1 : 50 mg, Pada ibu hamil kategori
hari2 : 100mg,  C. Quetiapine dapat
hari3 : 200 mg,  terserap ke dalam ASI.
.
hari4 :300 mg.- Bila Anda sedang
Selanjutnya300–450 menyusui, jangan
mg /hari dengan menggunakan obat ini
pemberian 2 x sehari. tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.
Berdasarkan Cara Pemberian
Obat antipsikotik juga terdapat dalam sediaan injeksi jangka panjang (long acting).
Pemberian obat dalam sediaan ini membantu untuk memastikan bahwa kepatuhan
untuk berobat lebih dapat diawasi dibanding dengan sediaan oral. Saat ini tersedia
dari golongan pertama (fluphenazin dan haloperidol) dan golongan kedua (risperidone
dan paliperidone).
Faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetik
Antopsikotik
1. Umur
  ↓clearance pada pasien lanjut usia
2. Kondisi Medis
● Penyakit hepar akan ↓clearance
3. Enzyme Inducer
4. Clearance inhibitor
5. Perubahan pada ikatan protein
● Malnutrisi hipoalbuminemis
Interaksi Obat

•Antipsikosis + Antipsikosis lain = potensi efek samping obat dan


tidak ada bukti lebih efektif Misalnya, Chlorpromazine +
Reserpine =potensiasi efek hipotensif.

•Antipsikosis + Antidepresan trisiklik = efek samping


antikolinergik meningkat

•Antipsikosis + anti-anxietas = efek sedasi meningkat,


bermanfaat untuk kasus dengan gejala dan gaduh gelisah
yang sangat hebat (acute adjunctive therapy)
.
 Antipsikosis+ antikonvulsan = ambang konvulsi menurun,
kemungkinan serangan kejang meningkat, oleh karena itu dosis
antikonvulsan harus lebih besar (dose-related). Yang paling
minimal menurunkan ambang kejang adalah obat anti-psikosis
Haloperidol.

Antipsikosis + Antasida = efektivitas obat antu-psikosis menurun


disebabkan gangguan absorpsi.
Pemilihan Obat

•Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala


psikosis yang dominan dan efek samping obat.
•Apabila obat anti-psikosis tidak memberikan dapat diganti dengan
obat anti-psikosis lain.
•Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti-psikosissebelumnya,
sudah terbukti efektif dapat dipilih kembali untuk pemakaian
sekarang.
•Apabila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pada pasien
Skizofrenia, pilihan obat antipsikosis–atipikal perlu
dipertimbangkan.
Lama Pemberian

• Pada umumnya pemberian obat anti-psikosis sebaiknya


dipertahankan selama 3 bulan sampai1 tahun setelah semua gejala
psikosis mereda sama sekali.

• Untuk pasien dengan serangan Sindrom Psikosis


  yang “multi episode”, terapi pemeliharaan (maintenance)
diberikan paling sedikit selama 5 tahun.

• Pemberian yang cukup lama ini dapat menurunkan derajat


kekambuhan 2,5–5kali.
Daftar Pustaka

• Ganiswara Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Toksikologi. Fakultas Kedokteran


UI. Jakarta.
• Katzung G. Bertram. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 2. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
• Mutschler Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bagian Farmakologi dan Toksikologi.
Penerbit ITB. Bandung.
• Fahrul, Alwiyah.M., and Ingrid F., 2014, Rasionalitas Penggunaan Antipsikotik
• Fina A. and Oelan S., 2016, Gambaran Pola Penggunaan Antipsikotik P

Anda mungkin juga menyukai