Antipsikotik
By:
Virda Ayu Kirana (4305021013)
Klemen Ika Tasiripoula (4305021014)
Windy Silvia Murti (4305021015)
1) Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini
dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
2) Isolasi sosial atau mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau bergaul atau
kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
3) Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
4) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5) Sulit dalam berpikir abstrak.
6) Pola pikir stereotip.
c. Gejala kognitif
Mengacu pada kesulitan pasien untuk menyimpan memori dan berkonsentrasi, meliputi:
a) Disorentasi pikiran
b) Lambat berpikir
c) Kesulitan dalam pemahaman bahasa
d) Sukar berkonsentrasi
e) Pikun
f) Kesulitan dalam mengungkapkan pikiran
g) Kesulitan dalam mengintegrasikan pikiran dan perasaan dalam perilakunya
Faktor yang kemungkinan besar menjadi pemicu terjadinya
skizofrenia pada seseorang
1) Faktor Biologi. Klien skizofrenia kronis cenderung memiliki ventrikel otak yang lebih besar,
dan volume jaringan otak yang lebih sedikit dari pada orang normal. Klien skizofrenia juga
menunjukkan adanya aktivitas yang sangat rendah pada lobus frontalis otak.
2) Faktor Biokimia. Riset terakhir menunjukkan bahwa pada penderita skizofrenia, terjadi
ketidakseimbangan kimiawi dan memperlihatkan adanya kelebihan reseptor dopaminergik
pada susunan syaraf pusat (SSP) (Shives, 2012)
3) Faktor Keluarga. Keluarga sebagai lingkup terdekat pasien, dimana mereka memiliki peran
penting dalam mengurangi kekambuhan pada pasien skizofrenia. Peran keluarga dalam
munculnya skizofrenia adalah keluarga yang sangat mengekspresikan emosi (High expressed
emotion)
Fase Pengobatan
Fase akut:
● Gejala psikotik yang merupakan episode pertama atau lebih umum merupakan relaps.
● Pengobatan berfokus untuk mengurangi gejala psikotik yangberat.
● 4-8minggu.
Fase stabilisasi:
● Risiko relaps jika terapi tidak tuntas atau pasien terpicu stres.
● Pengobatan berfokus untuk menggabungkan keuntungan terapi yang sama digunakan pada fase
akut.
● 6bulan.
Fase pemeliharaan:
● Tahap remisi atau stabil secara simtom.
● Tujuannya mencegah relaps atau eksaserbasi psikotik dan membantu pasien meningkatkan taraf
fungsi kehidupan.
Fase Akut
● Tujuan: mencegah pasien melukai diri/orang lain, mengendalikan perilaku merusak, mengurangi
beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya (agitasi, agresi, gaduh gelisah)
● Langkah pertama: berbicara dan memberi ketenangan
● Mulai pemberian obat oral
● Pengikatan atau penempatan diruang isolasi (seklusi) mungkin dilakukan
● Pilihan oba toral, injeksi, trankuilisasi
● Tidak selalu perlu hospitalisasi
● Perlu pemeriksaan laboratorium
● Jika mungkin diskusikan risiko dan manfaat obat
● Usaha membangun kerja sama, aliansi terapeutik dengan keluarga atau caregiver lebih berhasil.
Fase Stabilisasi
● Tujuan: mengurangi stres pasien, memberi dukungan untuk mengurangi kekambuhan,
meningkatkan adaptasi terhadap kehidupan sosial, memfasilitasi pengurangan gejala dan
konsolidasi remisi, meningkatkan proses penyembuhan.
● Antipsikotik mengurangi risiko kekambuhan hingga30% /tahun, tanpa terapi 60-70% kambuh
dalam setahun, 90% kambuh dalam 2 tahun.
● Usahakan dosis dengan ES minimal tapi masih dalam kisaran dosis efektif
● Edukasi pada pasien dan keluarga.
Obat Antipsikotik???
Antipsikotika (major transquilizer) adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis
tertentu tanpa mempengaruhi fungsi umum
seperti berpikir dan berkelakuan normal. Obat ini dapat meredakan emosi dan agresidan apat
pula menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa seperti impian
dan pikiran khayal (halusinasi) serta menormalkan perilaku yang tidak normal. Oleh karena
itu antipsikotika terutama digunakan psikosis, penyakit jiwa hebat tanpa keinsafan sakit oleh
pasien, misalnya penyakit schizofrenia dan psikosi maniadepresif.
Terbagi atas dua golongan besar
Antipsikotik tipikal/klasik
Antipsikotika klasik, terutama efektif mengatasi simtom positif. padaumunya dibagi lagi
dalam sejumlah kelompok kimiawi sebagai berikut:
a. Derivat-fenotiazin: klopromazin, levomepromazin dantriflupromazin, thioridazine, dan
periciazin, perfenazin danflufenazin, perazin, trifluoperazin, proklorperazin,
danthietilperazin.
b. Derivat-thioxanthen : klorprotixen, dan zuklopentixol.
c. Derivat-butirofenon : haloperidol, bromperidol, pimpaperon dandroperidol.
d. Derivat-butilpiperidin : pimozida, fluspirilen, penfluridol.
Antipsikotika Atipikal
Sistem Limbik
Memblokade Dopamin
Sistem ekstrapiramidal
Menghambat reseptor
serotonin
Antipsikotik Tipikal/klasik
Klorpromazine
Indikasi
Skizofrenia dengan gejala agitasi, ansietas, tegang, bingung,insomnia, waham,
halusinasi;
•Psikosis manik-depresif;
•Gangguan kepribadian
•Psikosis involusional
•Psikosis pada anak
•Dalam dosis rendah dapat digunakan untuk mual, muntah maupuncegukan atau
gangguan non psikosis dengan gejala agitasi tegang,gelisah, cemas dan insomnia.
Kontraindikasi:
Efeksamping:
Dosis: •Lesu dan ngantuk.
Koma Dosis permulaan 25-100mg/hari •Hipotensi ortostatik.
Hipersensitif • Dosis ditingkatkan sampai •Mulut kering,hidung
300mg/hari tersumbat, konstipasi dan
•Bila gejala belum hilang dosis amenore pada wanita.
dapatditingkatkan perlahan-
lahanhingga 600-900mg/hari.
Untuk efek cepat dapat diberikan
perinjeksi (im) dengan penderita
dalam posisi berbaring.
Efek samping:
indikasi:
Sering timbul
Gejala gangguan ekstrapiramid Dosis:
positif Skizofrenia. alis. 3 x 4 - 8 mg / hari
Dalam dosis rendah -Gangguan endokrin,
digunakan untuk seperti: laktasi Kategori ibu hamil : C
nausea, vomitus dan meningkat, gnekomasti,
cegukan. menstruasi
terganggu, sukar
ejakulasi.
Efek samping :
-ngantuk, pusinglemas.
-Gangguan ekstrapiramidalis.
-Occulogyric crisis.
-Hiperefleksi.
-Kejang-kejang grandmal.
Indikasi:
-Skizofrenia.
Psikosisparanoid
(gangguan Waham Dosis :
menetap). Trifluoperazine
-dosis awal2
-Psikosis manik –3 x 2,5 mg.-dosis
-depresif. Pemeliharaan 3 x 5 –10mg.
Gangguan tingkah laku
pada Retardasi Mental Kategori C pada ibu hamil.
Flupenazine
Efeksamping :
•Terseringgangguan estrapiramidalis. Untuk kasus-kasus akut diberikan dalam
•Tardivediskinesiapersistent. bentuk tablet dan injeksi. Dosis :
•Ngantuk. •2,5–10 mg / hari dengan dosis terbagi.
•Mimpi2 aneh. •Bila diperlukandosis dapat dinaikkansp
20 mg / hari
Dosis :
-Awal (initial) : 3 x 50 –100 mg/ hari.
Thioridazine -Pemeliharaan (maintenance) :200 – 800 mg /
hari
Penggunaan trifluoperazine pada kehamilan
dikategorikan oleh FDA dan TGA menjadi
kategori C. Pada ibu menyusui, terdapat bukti
bahwa trifluoperazine diekskresikan melalui ASI.
Efek samping :
-sedasi, mulut kering, gangguan akomodasi,
vertigo, hipotensi ortostatik.
-Jarang timbul ganguan ekstra piramidalis.
Haloperidol
Dosis :
- dewasa1– 6 mg /hari
Indikasi : dengan dosis terbagi. Efek samping
-Gangguan Kategori C pada ibu -Mengantuk.
psikotik. hamil. Haloperidol dapat -gangguan ekstra
- Gangguan terserap ke dalam ASI, piramidalis(sering
perilaku pada jika sedang menyusui, terjadi)
anak. jangan menggunakan
obat ini tanpa
berkonsultasi lebih
dahulu dengan dokter.
Indikasi:
-Gangguan skizofrenia kronik
untuk memperbaiki sosialisasi.
Pimozide Dosis:
2–8 mg /hari.
Pada ibu hamil Kategori C. Belum diketahui apakah
pimozide bisa terserap ke dalam ASI atau tidak.
Bila sedang menyusui, jangan menggunakan obat
ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Kontraindikasi:
-koma
-Hipersensitif
-Depresiendogen.
-Penyakitparkinson.
Obat-obat antipsikotik atipikal
Clozapine
Dosis :
-Hari1 : 1–2 x 12,5 mg.
-Berikutnyaditingkatkan25–50
Indikasi : Efeksamping : mg / hari sp 300–450 mg / hari
-Skizofrenia yang tidak -granulositopeni, agranulositosis, dengan pemberian terbagi.
responsif / intoleran trombositopeni, -Dosis maksimal 600 mg / hari.
dengan antipsikotik eosinofilia,leukositosis, leukemia.
klasik. -Ngantuk, lesu, lemah, Penggunaan clozapine pada
-Mengurangi tidur, sakitkepala, kehamilan dikategorikan oleh FDA
resiko terhadap perilaku bingung, gelisah,agitasi, delirium. ke dalam kategori B. Clozapine
bunuh diri berulang. -Mulut kering atau pada ibu menyusui diekskresikan
hipersalivasi, penglihatan kabur, takika ke dalam ASI sehingga sebaiknya
rdi, postural hipotensi, hipertensi. tidak diberikan pada ibu
menyusui.
Risperidone
Indikasi:
Efek Samping
-Skizofrenia
Dosis •EPS
akut dan
•Hari1 : 1 mg, hari2 : 2mg, hari3 : •Peningkatan prolaktin
kronik dengan
3 mg. •Sindrom aneuroleptik malignan
gejala positif
•Dosis optimal -4 mg / hari •Peningkatan berat badan
dan negatif.
dengan2 x pemberian. •Sedasi
-Gejala afektif
•Dosis anjuran 25-50 mg (inj) •Pusing
pada
setiap2 minggu •Konstipasi
skizofrenia(skiz
•Sediaannya tab 1-2-3 mg, vial •Takikardi Risperidone
oafektif).
25,50 mgcc FDA memasukkan risperidone
•Umumnya perbaikan mulai terlihat dalam Kategori C. Pada ibu hamil.
dalam 8minggu dari pengobatan
awal, jika belum terlihat respon
perlu penilaian ulang.
•Kadar puncak plasma dicapai
dalam waktu1-2 jam setelah
pemberian oral.
OLANZAPINE
Dosis :
Dosis anjuran10-20mg/ Efek Samping:-Penigkatan
Indikasi- Sizofrenia hari.Sediantablet 5- berat badan-Somnolen-
ataupsikosis lain dengan 10mgUntukskizofrenia mulai Hipotensi ortostatik -berkaitan
gejalapositive dannegatif.- dengandosis 10mg 1 x dengan blokade reseptor α
Episode manik moderat sehari.Untukepisode manik 1
dansevere.- Pencegahan mulai dengandosis15 mg 1 x -EPS dan kejang rendah-
kekambuhangangguan bipolar. sehari.Untukpecegahan Insiden
kekambuhangangguan bipolar tardive dyskinesia
10 mg / hari. rendah
ARIPIPRAZOLE
Indikasi: Dosis/pemberian:
-Skizofrenia. -Hari1 : 50 mg, Pada ibu hamil kategori
hari2 : 100mg, C. Quetiapine dapat
hari3 : 200 mg, terserap ke dalam ASI.
.
hari4 :300 mg.- Bila Anda sedang
Selanjutnya300–450 menyusui, jangan
mg /hari dengan menggunakan obat ini
pemberian 2 x sehari. tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.
Berdasarkan Cara Pemberian
Obat antipsikotik juga terdapat dalam sediaan injeksi jangka panjang (long acting).
Pemberian obat dalam sediaan ini membantu untuk memastikan bahwa kepatuhan
untuk berobat lebih dapat diawasi dibanding dengan sediaan oral. Saat ini tersedia
dari golongan pertama (fluphenazin dan haloperidol) dan golongan kedua (risperidone
dan paliperidone).
Faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetik
Antopsikotik
1. Umur
↓clearance pada pasien lanjut usia
2. Kondisi Medis
● Penyakit hepar akan ↓clearance
3. Enzyme Inducer
4. Clearance inhibitor
5. Perubahan pada ikatan protein
● Malnutrisi hipoalbuminemis
Interaksi Obat