OLEH :
Kurniati Fajar Yanto
111 2016 2165
DEFENISI
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi atau disintegrasi kepribadian dan
gangguan kontak dengan kenyataan.
Jalur ini berasal dari batang otak dan berakhir pada area
limbik. Jalur dopamine mesolimbik terlibat dalam berbagai
perilaku, seperti sensasi menyenangkan, euphoria yang
terjadi karena penyalahgunaan zat, dan jika jalur ini
hiperaktif dapat menyebabkan delusi dan halusinasi. Jalur
ini terlibat dalam timbulnya gejala positif psikosis.
Jalur dopamin mesokortikal
Pemberian yang cukup lama ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5-5
kali.
INDIKASI PENGOBATAN
Hendaya berat dalam kemampuan menilai realitas, bermanifestasi dalam gejala kesadaran
diri yang terganggu (awarenes), daya nilai norma sosial terganggu (judgement), dan daya
Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bermanifestasi dalam gejala positif seperti
gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikiran yang tidak wajar (waham), gangguan
persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (kesesuaian mood dan afek), perilaku yang aneh
atau tidak terkendali (disorganized), dan gejala negatif seperti gangguan peraaan (afek
tumpul, respon emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis),
gangguan proses pikir (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada
Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala: tidak
obat.
Misalnya: Chlorpromazine dan Thioridazine yang efek samping sedatif kuat terutama digunakan
terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan (gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan
Sedangkan Trifluoperazine, Fluphenazine, dan Haloperidol yang efek samping sedatif lemah
digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan (apatis, menarik diri, perasaan tumpul,
kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif, waham, halusinasi, dll). Tetapi obat yang terakhir ini
paling mudah menyebabkan timbulnya gejala ekstrapiramidal pada pasien yang rentan terhadap efek
samping tersebut perlu digantikan dengan Thioridazine dimana efek samping ekstrapiramidalnya
sangat ringan.
Untuk pasien yang sampai timbul “tardive dyskinesia” obat antipsikotik yang tanpa efek samping
dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, dan gangguan irama
jantung).
rigiditas).
ATIPIKA •lebih efektif dan menjadi obat pilihan pertama terapi •dapat menimbulkan efek
L skizofrenia jika yang menonjol adalah gejala negatif simpang hematologis
namun bisa juga untuk gejala positive (agranulositosis) yang
•mempunyai risiko gejala EPS yang kecil memerlukan pemeriksaan
•yang menghilangkan kebutuhan penggunaaan darah mingguan, kecuali
antikolinergik dan efek sampingnya yang mengganggu Clozapin
•efektif untuk terapi gangguan mood dengan ciri •mahal
psikotik atau manik dan untuk gangguan perilaku yang
terkait dengan demensia.
TERIMA
KASIH
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)
OLEH :
Kurniati Fajar Yanto
111 2016 2165
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A S
No. RM : 014082
Umur :49 tahun
Alamat : Dusun Kasuso Desa Durabiah Kec. Bonto Bahari
Agama : Islam
Suku : Makassar
Status Perkawinan: Menikah
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh bangunan
Keluhan Utama:
Mengamuk
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki usia 49 tahun datang ke IGD Jiwa RSKD diantar oleh
keponakan dan ipar pasien untuk ketiga kalinya dengan keluhan
mengamuk kira-kira 2 minggu terakhir dan semakin berat tiga hari ini
(19-21 maret 2018), pasien selalu marah dan mengancam orang dengan
benda tajam seperti parang. Pasien juga ingin membunuh keluarganya.
Pasien juga pernah memasuki rumah orang, berjalan keluar-masuk, dan
mondar-mandir. Pasien juga pernah merusak barang-barang di masjid,
serta memukul-mukul anggota keluarga yang ada di rumahnya. Pasien
merasa tidak nyaman dengan TV yang bervolume besar sehingga sering
meminta ponakannya untuk mematikan TV tetangga. Kejadian atau
keluhan ini muncul kembali saat sepupu dua kali pasien datang ke
rumah ingin mengambil tanah pasien dan pasien marah, kesal dan
mengamuk. Sepupu dua kali pasien juga orang yang dianggap pernah
ingin memperkosa istrinya. Pasien sering tertawa dan bicara sendiri.
.
Asal mula perubahan perilaku saat kejadian istri pasien hampir
diperkosa oleh sepupu dua kalinya, kejadian dugaan
pemerkosaan ini juga ada saksinya. Setelah itu pasien menjadi
sering curiga, banyak pikiran, takut, dan marah-marah. Sehingga
istri pasien pun takut karena perubahan perilaku tersebut. Istri
pasien meninggalkan pasien serta sudah bercerai. Sementara itu
perilaku pasien semakin berat pada tahun 2002. Pasien terakhir
dirawat tahun 2013. Pasien juga merasa bahwa ia dilindungi
oleh arwah neneknya, tandanya setiap dalam kesusahan maka
ada sinar dari bulan sabit yang masuk ke matanya. Pasien
mengaku tiap malam jumat ia jalan-jalan ke kuburan dan tidur
di sana. Ia merasa lebih nyaman tidur di kuburan karena ada
bisikan yang ia dengar. Pasien juga mengaku pernah bermimpi
melihat tuyul yang berusaha mencekik dirinya. Ia juga merasa
mampu menyembuhkan penyakit dengan menggunakan jampi-
jampi yang ia dapatkan melalui mimpi.
Sebelum sakit pasien merupakan orang yang pendiam
dan jarang bergaul, lebih banyak berada di rumah.
Pendidikan terakhir pasien adalah tamat SD, ia tidak
melanjutkan pendidikan karena malas ke sekolah.
Pasien sudah menikah, punya 1 orang anak, namun
sekarang sudah bercerai dengan istrinya. Istri pasien
saat ini sudah menikah lagi dan tinggal di Malaysia
bersama dengan anaknya. Pasien selama ini tidak
bekerja hanya berada di rumah atau keluar mondar-
mandir
Hendaya Fungsi
Hendaya dalam bidang sosial : ada
Hendaya dalam aspek pekerjaan : ada
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang : ada
Faktor stressor psikososial :ada sepupu dua kali pasien yang
ingin mengambil tanah pasien dan sepupu dua kalinya ini juga
dianggap pernah ingin memperkosa istri pasien.
Pasien merupakan pribadi yang pendiam tidak banyak bergaul dan jarang ke
luar rumah, tetapi tetap bergaul sesekali dengan masyarakat lingkungan
rumah
Riwayat Kehidupan Keluarga
Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+)/(+). Fungsi motorik
dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, dan tidak
ditemukan reflex patologis.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Rabu, 21 Maret 2018)
Deskripsi umum
Penampilan : seorang pasien laki-laki, usia 49 Tahun wajah
sesuai umur, perawakan tubuh gemuk, kulit sao matang,
memakai baju kemeja warna hijau dan sarung kotak-kotak
warna hijau, memakai peci berwarna hitam, perawatan diri
cukup.
Kesadaran : GCS 15 (Compos Mentis)
Perilaku dan aktifitas psikomotor : tenang, kontak mata dengan
pasien cukup
Pembicaraan : spontan, lancar dan intonasi biasa
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Keadaan afektif
Mood : Sulit dinilai
Afek : inappropriate
Empati : tidak dapat dirabarasakan
Keserasian : tidak serasi
Fungsi Intelektual (Kognitif)
Taraf pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan
tingkat pendidikannya yakni tamat SD.
Orientasi
Waktu : Cukup
Tempat : Cukup
Orang : Cukup
Daya ingat
Jangka panjang : Cukup
Jangka pendek : Cukup
Jangka segera : Cukup
Konsentrasi dan Perhatian : cukup
Pikiran abstrak : cukup
Bakat Kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : cukup
Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri
Halusinasi :
auditorik : ada, pasien mendengar suara yang menyuruhnya pergi ke kuburan
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
Proses Berfikir
Produktivitas : cukup
Kontuinitas : cukup relevan
Hendaya berbahasa : cukup
Isi pikiran
Preokupasi : tidak ada
Gangguan isi pikir :
Waham kebesaran (pasien yakin dapat menyembhkan orang sakit dengan
membaca jampi-jampi yang didapat dari neneknya yang telah meniggal
melalui mimpi)
Waham Kejaran : Pasien yakin bahwa dirinya tidak pernah mau membunuh
orang melainkan pasien merasa ingin dibunuh oleh seepupunya serta sering
merasa digosipi
Pengendalian Impuls
Pengendalian Impuls : terganggu
Daya Nilai dan Tilikan
Norma Sosial : terganggu
Uji Daya Nilai : terganggu
Penilaian Realitas : terganggu
Tilikan : pasien merasa tidak sakit (tilikan 1)
Tidak ditemukan
Aksis IV
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya,
selain itu menilai efektifitas terapi dan kemungkinan efek sampingnya.
diskusi
Skizofrenia adalah gangguan psikotik dan paling sering ditemukan. Hampir 1% penduduk didunia
menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja
akhir atau dewasa muda. Gejala skizofrenia yang paling menonjol adalah waham dan halusinasi.
Skizofrenia terbagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan variabel kliniknya yaitu skizofrenia
paranoid, skizofrenia disorganisasi, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terinci, skizofrenia
residual, skizofrenia simpleks, depresi pasca skizofrenia, skizofrenia yang tak tergolongkan. 1,2
Berdasarkan DSM V, kriteria diagnosis skizofrenia:
Didapatkan dua gejala atau lebih di bawah ini, setiap gejala spesifik dialami selama kurang lebih 1
bulan. Di antaranya:
Waham
Halusinasi
Inkohorensia
Tingkah laku katatonik
Gejala-gejala negatif seperti emosi, dan lain-lain.
Untuk hasil yang lebih signifikan onset masalah tersebut, akan mengganggu fungsi level satu atau
dua lebih area seperti pekerjaan, hubungan dengan relasi atau diri sendiri.
Tanda yang berulang selama kira-kira 6 bulan
Gangguan skizoaktif dan depresi atau gangguan bipolar, tetapi tidak sering.
Masalah yang menyangkut penggunaan zat ataupun obat-obatan.
Skizofrenia ditandai adanya distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan
adanya afek yang tidak wajar atau tumpul. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) membagi simptom skizofrenia
dalam kelompok-kelompok penting, dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk
diagnosis. Cara diagnosis pasien skizofrenia menurut PPGDJ III antara lain; 3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): 3
Thought echo: isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras
Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya.
Waham dikendalikan (delusion of control). waham dipengaruhi (delusion of influence),
atau "passivity", yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota
gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensations) khusus; persepsi delusional;
Halusinasi suara (audiotorik) yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku
pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri. atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta
sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau pulitik, atau
kekuatan dan kemampuan "manusia super" (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas
dalam kurun waktu satu bulan atau lebih;
Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas. apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (over valued
ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidakrelevan, atau neologisme;
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), sikap tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme dan stupor;
Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodo (apatis), pembicaraan
yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self-absorbed attitude) dan
penarikan diri secara sosial.
Pada pasien ini gejala positif lebih menonjol sehingga digunakan obat anti-
psikosis tipikal yaitu Haloperidol merupakan obat golongan butyrophenon
yang menurunkan ambang rangsang konvulsi, memperlambat dan
menghambat jumlah gelombang teta dan sama-sama memiliki efek sedatif.
Haloperidol selain menghambat efek dopamine juga bisa meningkatkan
turn over ratenya, efek sampingnya dapat menimbulkan reaksi
ekstrapiramidal syndrome yang insidensnya cukup tinggi. Chlorpromzine
yang merupakan antipsikotik tipikal golongan Phenotizine (Rantai
Alphatic) memiliki efek samping sedatif yang tinggi sehingga digunakan
untuk menenangkan pasien.
Pasien ini masuk dengan keluhan mengamuk yang tidak diketahui
penyebabnya, pasien sering mendengar suara-suara yang mengganggunya
sehingga pemberian obat ini dapat menenangkan pasien agar suara-suara
yang di dengar berkurang atau hilang dan pasien dapat tenang beristirahat.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam, dinilai dari faktor
pendukung ke prognosis buruk yaitu onset kronik dan sering kambuh,
pasien usia tua, pasien yang merasa bahwa dirinya tidak sakit dan tidak
membutuhkan pengobatan sehingga pasien putus obat. Faktor pendukung
ke prognosis baik yaitu tidak ada kelainan organik.