Dipresentasikan Interna 79
PENDAHULUAN
ASAM
Senyawa dengan 1 atau lebih atom H+ yang mudah diganti oleh
atom elektro positif yang berfungsi sebagai donor proton.
BASA
Zat yang menerima proton dalam suatu larutan. Misalnya HCO3-,
ion fosfat (HPO4-), amoniak (NH3-) dan asam asetat (CH3COO-)
Ion Hidrogen
Konsentrasi ion hydrogen ditentukan oleh: CO₂ + H₂O ↔ H₂CO₃ ↔ HCO₃⁻ +
Konsentrasi HCO³⁻ → diregulasi oleh ginjal
H⁺
PCO2 → dikontrol oleh paru-paru
[H⁺] -- (PCO₂/[HCO₃⁻])
Sumber ion hydrogen
• Sekitar 20.000 mmol CO₂ diproduksi setiap hari melalui metabolisme karbohidrat dan lemak. CO2 dalam
jumlah besar ini dieliminasi oleh paru-paru. CO₂ bergabung dengan H₂O membentuk H₂C0₃⁻. Asam akan
terakumulasi dengan sangat cepat jika CO₂ tidak diekskresikan secara memadai oleh paru-paru (asidosis
respiratorik).
• Sebanyak 1 mEq/kg (50-100 mEq) asam nonvolatile diproduksi tiap hari oleh metabolisme protein. Ion
hidrogen ini disebut “fixed acid“ karena tidak dapat dieliminasi oleh paru-paru. Ion ini mengalami buffer
oleh HCO³⁻ dalam cairan ekstraseluler.
3 Sistem Pengatur Keseimbangan Asam
Basa
Koreksi pH
Sekresi H+ dan Reabsorpsi HCO3- oleh Tubulus
Ginjal
Mekanisme selular untuk (1) sekresi aktif H+ ke dalam tubulus ginjal; (Z)
Reabsorpsi bikarbonat di berbagai segmen tubulus ginjal. Persentase reabsorpsi HCO3 oleh tubulus melalui penggabungan dengan H+ guna
beban filtrasi HCO3 yang diabsorbsi oleh berbagal segmen tubulus membentuk asam karbonat, yang akan terurai menjadi karbon dioksida dan air;
diperlihatkan dan juga jumlah reabsorbsi dalam miliekuivalen per serta (3) reabsorpsi ion natrium sebagai pertukaran dengan H+ yang disekresi.
hari pada keadaan normal Pola sekresi ion hidrogen ini terjadi di tubulus proksimal, segmen tebal asenden
ansa Henle, dan bagian awal tubulus distal.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan atau Menurunkan
Sekresi H+ dan Reabsorpsi HCO3 oleh Tubulus Ginjal
Sistem Buffer Tubuh
• Sistem buffer tubuh → garis pertahanan pertama terhadap perubahan akut pada konsentrasi ion
hidrogen tubuh.
• Ion hidrogen disangga oleh buffer intraseluler dan buffer ekstraseluler. Buffer intraseluler → fosfat
dan protein sitosolik. Buffer ekstraseluler utama adalah sistem C0 ₂-HC0³ ⁻.
• Sistem buffer tubuh dinilai pada laboratorium klinis pemeriksaan gas darah arteri, yang mengukur
PO₂ (tekanan parsial oksigen dalam mm Hg), PCO₂ (tekanan parsial karbon dioksida dalam mm Hg),
dan pH.
• Pemeriksaan gas darah arteri umumnya juga untuk menilai konsentrasi HCO³ ⁻ (dalam rnEq/L), yang
dihitung menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch menggunakan pH terukur dan PCO2.
KOMPENSASI RESPIRASI
• Laju napas akan meningkat jika ion H+ meningkat dalam darah (pH asam): (ASIDOSIS
METABOLIK)
CO2 akan dikeluarkan HIPERVENTILASI
Sejumlah asam dalam darah menurun
• Laju napas akan menurun jika ion H+ menurun dalam darah (pH alkali) (ALKALOSIS
METABOLIK)
CO2 akan diretensi
Sejumlah asam dalam darah meningkat HIPOVENTILASI
KOMPENSASI GINJAL
HA = H⁺ + A⁻ Ka = pH = - log [H⁺]
Primary
Result of Metabolic Respiratory
and Respiratory Disorders Altered by Respiratory
Interplay Compensation for
Metabolic Disorders
Konsentrasi H+ dan pH Cairan Tubuh Normal
STATUS ASAM BASA HCO3- Kadar bikarbonat dalam sirkulasi, normal 22-26 mEq/L
Biasanya :
Jika AG rendah : Gangguan ginjal, muntah
Jika AG tinggi (>30) : Δ AG – Δ HCO3
• Ketoasidosis Jika hasilnya > 6 → Asidosis
Δ AG ___ = 1
Δ HCO3 Jika hasilnya < -6 → Alkalosis
• Lactoasidosis JADI contoh kesimpulan pembacaan BGA :
Δ AG____ = 1.5
Δ HCO3
“Asidosis Metabolik dengan Asidosis Respiratorik
• Intoksikasi → metanol, aspirin, ethylene glycol dengan Normo Anion Gap”
Jika 20 – 30 : Asidosis
Jika > 30 : Virtual (sungguh – sungguh)
Increased anion gap
Metabolic acidosis
• Ketoacidosis (diabetic)
• Uremia (renal failure)
• Salicylate intoxication
• Starvation
• Methanol intoxication
• Alcohol ketoacidosis
• Unmeasured osmoles (intoxication)
• Lactic acidosis
JIKA ALKALOSIS METABOLIK
Gunakan rumus :
PCO2 = 40 + (0,7 x (HCO3 BGA - HCO3 N))
Catt:
Seandainya didapatkan :
• pH → normal
• HCO3 → normal masukkan ke dua rumus lihat asidosis /
• PCO2 →normal alkalosis respiratorik
• PO2 →↓
JIKA ASIDOSIS RESPIRATORIK
Akut :
• Tiap ↑ 10 mmHg PCO2 ~ ↑ 1 HCO3
Kronik :
• Tiap ↑ 10 mmHg PCO2 ~ ↑ 3,5 HCO3
ALKALOSIS RESPIRATORIK
Contoh:
Akut : PCO2 = 35 HCO3 = 22
• Tiap ↓ 10 mmHg PCO2 ~ ↓ 2 HCO3 • PCO2 N - PCO2 BGA = 40 – 35 = 5
• Masukan ke tiap rumus
Kronik : • Akut : Tiap ↓ 10 mmHg PCO2 ~ ↓ 2 HCO3 → Jadi 5 mmHg PCO2 → HCO3
turun 1 poin
• Tiap ↓ 10 mmHg PCO2 ~ ↓ 5 HCO3 • Kronik: Tiap ↓ 10 mmHg PCO2 ~ ↓ 5 HCO3 → Jadi 5 mmHg PCO2 → HCO3
turun 2,5 poin
• HCO3 normal - HCO3 BGA = 24 – 22 = 2 → lebih dekat yang 2,5 → kronik
Jadi kesan : Alkalosis respiratorik kronik
Pegangan lain yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan status asam atau
basa
- pH
- HCO3
- Δ AG – Δ HCO3
- Base Excess < -2 → asidosis
- TCO2 → > 2 dari HCO3 → asidosis metabolik
- SBC
SBC
SBC
SBC
Gangguan metabolik : → ABC dan SBC sesuai
ABC SBC
↓ ↓
Murni Asidosis Metabolik
↑ ↑
Murni Alkalosis Metabolik
Gangguan respiratorik :
ABC > SBC → alkalosis respiratorik
ABC = SBC → tidak didapatkan gangguan respirasi
ABC < SBC → Asidosis respiratorik
OKSIGENASI
2. Menghitung A-aDO2
A-aDO2 = PAO2 – PaO2
PAO2 = ( FiO2 x ( Pbarometer – Pwater )) - ( PCO2 x 1,2 )
PaO2 = (Pbarometer-PN2O-Pwater) - PCO2
= 150-45 = 105
Keterangan:
Pbarometer = 760 mmHg
Pwater = 47 mmHg
Hasil : > 300 → normal PCO2 dan FiO2 = dari hasil BGA
200 – 300 → ALI Normal A-aDO2 = 2.5 + (0.5 x umur dalam tahun)
< 200 → ARDS Hasil A-aDO2 meningkat secara klinis > 100 mmHg
Keterangan :
Penentuan diagnosis ALI / ARDS sesuai dengan
dasar diagnosis untuk ALI dan ARDS
TIPE KOMPENSASI
TIDAK TERKOMPENSASI
TERKOMPENSASI SEBAGIAN
TERKOMPENSASI PENUH
Analisis
Gangguan Asam-Basa Sederhana