Anda di halaman 1dari 3

BIOKIMIA GINJAL (ASAM BASA)

KONSEP PH

pH, derajat keasaman, ditentukan berdasarkan kadar ion H+yang dinyatakan dengan nilaipH = -log
[H+] ; Dari sifat log bisa diedit dikit persamaannya jadi pH = log [1/H+] makanyasemakin rendah
konsentrasi H+ semakin tinggi pH-nya (BASA). pH ditentukan denganrentang 0-14, dengan pH < 7 itu
asam; pH > 7 itu basa, dan pH 7 itu netral tapi harus diingat bahwa untuk mendefinisikan
asam/basanya tubuh patokannya bukan 7 , tapi pH darah yakni 7,4yang dianggap normal. Bicara soal
kompartmen ECF (cairan ekstraseluler), ada 2 komponen penting yakni plasma dan interstisial, yang
mana keduanya dibatasi oleh dinding endotelyang nyaris permeabel untuk seluruh zat, palingan
protein plasma aja yang impermeabel. Olehkarena itu pH plasma akan sama dengan pH interstisial,
yakni 7,4, dengan rentang antara7,35- 7,45 masih normal. Keadaan pH < 7,35 disebut asidosis, atau
asidemia ; sementara pH> 7,45 disebut alkalosis, atau alkalemia.IMBANGAN ASAM-BASAKondisi
berimbang dalam hal ini artinya H+ yang dihasilkan selalu sama dengan H+yangdilepaskan. Untuk
menjadi normal, keseimbangan ini harus dijaga dengan benar karenaenzim peka terhadap
perubahan pH.

GINJAL DAN MEKANISMENYA

Ginjal berperan dalam mengatur sekresi dan reabsoprsi baik H+maupun HCO3-(ketika kita bicara
soal ion2 ini, mereka ada di dalam tubulus , jadi jika sekresi artinya dikeluarkan ketubulus dan
reabsoprsi dihilangin dalam cairan di tubulus). Dengan kata lain, ginjal memilikimengubah pH urin
yang dihasilin sama dirinya sebagai respons terhadap kondisi tubuh.Contoh, jika terjadi alkalosis
maka otomatis pH urine naik(lantaran banyak HCO3-dalamurine yang tidak semuanya tereabsoprsi);
sementara jika asidosis pH urin (banyak H+dalamurine yang dikeluarkan). Ginjal juga berperan dalam
menghasilkan amonia dan buffer fosfat.

Ginjal menghasilkan amonia dari deaminasi glutamin (as amino) yang dikatalisis oleh
enzimglutaminase. kondisi dimana H+tadi banyak terdapat di urine dikarenakan tubuh
mengalamiasidosis ? Nah H+ ini terikan dengan amonia di lumen tubulus distal ataupun saat masih
berada di dalam tubulus distal . Jadilah H+dikeluarin melalui urin dalam bentuk ionamonium (NH4+).

SISTEM BUFFER KIMIAWI

Sifatnya instans dan hanya melakukan neutralisasi Buffer: zatyang melepas H+atau menarik
H+dalam kondisi tertentu supaya pH stabil dan terjaga.Komponen buffer ada 2: asam lemah dan
basa konjugasinya.harus diingat buffer tidakmengeliminasi¸melainkan hanya menetralisasi. Dalam
tubuh kita ada 3 sistem buffer utama:yakni

(1) pasangan asam karbonat-ion bikarbonat (bekerja terutama di lingkunganekstraseluler);

(2) pasangan fosfat / HPO42-serta H2PO4-(bekerja terutama di lingkunganintraseluler yg


banyak mengandung fosfat maupun di urine); serta

(3) buffer protein (seperti buffer Hb / eritrosit, asam amino, dan protein plasma). Harus
diingat, bahwa kandungan zatdalam plasma dan interstisial sangat mirip, tapi berbeda
dengan kandungan zat intrasel. Di plasma banyak mengandung Na+, Cl--, dan HCO3-, serta
protein plasma. Di interstisialsama seperti plasma kecuali jika proteinnya sedikit, jika di
intrasel banyak K+, Mg2+,dan HPO42-, serta juga protein .Selain itu, juga ada bufer Hb yang
hanya bekerja di dalameritrosit, bufer asam amino, dan bufer protein plasma berupa protein
albumin dan globulin.

BUFFER ASAM KARBONAT

ION BIKARBONATFungsi utamanya untuk menghilangkan efek perubahan pH akibat pengaruh asam
fixedmaupun asam organik.

Mekanisme ginjal mengatur berapa HCO3-yang harus dibuang / direabsorpsi, ion bikarbonat yang
difiltrasi sama ginjal = GFR x kadar bikarbonat plasma/cairan ekstraseluler(yakni 180 L/hari x 24
mEq/L = 4320 mEq/hari). Jika dalam keadaan normal, semua dari bikarbonat ini harus direabsoprsi
terutama di tubulus proksimal.Tubulus ginjal di bagian luminal tidak memiliki transporter tertentu
untuk nyerep HCO3-. Untuk bisa diserep HCO3-harus direaksiin sama H+(H+ini dihasilin dari sekresi
melalui seltubular ). Hasilnya kan H2CO3 yang terurai jadi H2O dan CO2. Kedua-duanya dapat
bergerak bebas menuju ke dalam sel tubular, lalu bergabung lagi jadi H2CO3 yang terurai jadi H+dan
HCO3-. Dari sini HCO3-akan diserep ke kapiler peritubular melalui transpordi membran basolateral di
membran luminal. Dari penjelasan ini, bisa disimpulin bahwasetiap 1 H+yang dikeluarin akan ada 1
HCO3-yang balik lagi ke darah dan semuanya ini kata. Pada tubulus distal,di mana terjadi sekresi
H+untuk ditukar sama Na+).Sifat dari sel-sel didaerah ini adalah akan membentuk HCO3-dari H2O
dan CO2 untuk dimasukin ke darah,tidak seperti di tubulus proksimal yang menyerap HCO3-yang
sudah ada di darah tapi dikeluarkan karena filtrasi ginjal. Pembentukan HCO3-ini penting untuk
menggantikan HCO3-yang dipakai oleh asam yang non-volatil sebagai hasil metabolisme. Di tubulus
distal ini-lah tubuh bisa membuat urine asam (sampe maksimal sekitar 4,5) karena ditubulus
proksimal melalui mekanisme transpor aktif sekunder pH maksimal yang bisa dicapaisekitar 6,7.

BUFFER FOSFAT: Buffer ini bekerja dalam bentuk H2PO4-(suatu asam lemah) dan HPO42-di ICF
maupundi urin. Mekanismenya sederhana, di mana H+ yang tersisa akan mengubah Na2HPO4
menjadi NaH2PO4, sehingga pH urine menurun.

BUFFER PROTEIN: Di tubuh buffer ini terutama diperankan oleh asam amino, protein plasma, dan
hemolgobin. Buffer protein bisa ditemuin di cairan intraseluler maupun ekstraseluler. ASAM AMINO
memiliki sifat mem-buffer sebab asam amino punya 2 ujung bebas, yakni

(1) ujung karbonat (-COOH) yang bertindak sebagai asam lemah dengankemampuan
mendonor H+serta
(2) ujung amino (-NH2) yang bertindak sebagai basa lemah dengan kemampuan menerima
H+membentuk ion amino (-NH3+). Kemampuannya yang bisa bertindak sebagai asam
dan basa ini tentunya tergantung sama pH larutan sekitar dan titikisoelektrik asam
amino ini juga dalam kondisi tertentu bisa bertindak sebagai donor H+,yakni sistein
(gusus sulfhidril, yakni -SH) dan histidin (ada gusus NH+di rantai R-nya).

PROTEIN PLASMA mem-buffer dengan cara: jika pH cairan ekstrasel turun,H+dipompa keluar dari
ECF ke ICF, lalu H+di ICF akan di-buffer oleh protein ICF. Sebaliknya ph ECF yang meningkat membuat
H+dipompa dari ICF ke ECF. Setiap perpindahan H+akan digantikan oleh ion K+.HEMOGLOBIN diluar
kemampuannya untukmembawa oksigen juga berperan dalam keseimbangan as-ba tubuh. Sistem
buffer Hb iniakan menyerap kelebihan H+ apabila pH turun. Di jaringan H+ sebanyak 2 akan
diikatuntuk tiap 4 molekul O2 yang dilepaskan oleh Hb. Sebaliknya di dalam paru, Hb akanmengikat
O2 seger sambil ngelepasin H+. H+ini bisa ketemu sama HCO3-oleh enzim karbonatanhidrase untuk
terurai menjadi H2O serta CO2 yang dibuang melalui paru.

KELAINAN IMBANGAN ASAM BASATubuh perlu suatu proses yang namnaya kompensasi untuk
mengatasi ketidakimbanganasam-basa ini. Kompensasi dikatakan parsial jika pH setelah kompensasi
masih diluar rentangnormal, dan dikatakan sempurna jika setelah kompensasi pH berada di rentang
normal.Ditinjau dari siapa yang melakukan kompensasi, terbagi menjadi kompensasi
respiratorikapabila paru melakukan modifikasi aktivitasnya untuk mengubah laju nafas
misalnya(hiperventilasi, hipoventilasi).Penyebabnya berarti dari metabolic sementara itu jika
penyebebabnya itu respiratorik,kompensasinya adalah kompensasi metabolik yang dilakukan
terutama melalui ginjal. untuk buffer asam karbonat-bikarbonat persamaannya : pH = 6,10 + log
( [HCO3-] / 0,00301PCO2) (sedikit modifikasi di mana ada angka 0,0301 karena di pembilangnya
bukandinyatakan dengan konsentrasi CO2, tapi tekanan CO2). Kelainan disebut
denganasidosis/alkalosis respiratorik jika berubah adalah nilai CO2 nya .Sebaliknya kalo yang
berubah itu [HCO3-] itu berarti asidosis/alkalosis metabolik. dengan pH darah 7,4, didapetin bahwa
log ( [HCO3-] / [H2CO3] ) itu 1,3. Karena antilog 1,3 itu mendekati 20 jadinyakonsentrasi HCO3-20
kali lipat konsentrasi H2CO3, nilai 1,3 perbandingan log ini bisa berubah , jika berubah maka pH tidak
lagi 7,4. Jadi, jika nilai [HCO3-]/[H2CO3] berkurang dari 20 maka nilai log dari ini kurang dari 1,3
sehingga penjumlahan dengan 6,1 akankurang dari 7,4 asidosis. Sebaliknya, terjadi
alkalosis.Gangguan asidosis/alkalosis metabolik bisa terjadi karena: (1) produksi as. fixed/
organikyang tidak bener , misalnya asidosis laktat (hipoksia jaringan berkepanjangan metabolisme
anaerob laktat , misalnya pada pendaki gunung; ketoasidosis (badanketon meningkat karena
kelaparan / DM defisiensi insulin sehingga glukosa tidakdimanfaatkan dan badan menghasilkan
energi dari metabolisme lipid dan keton yang disebutketoasidosis); (2) gangguan ginjal misalnya ga
bisa sekresi H+akibat glomerulonefritis ; 3)kehilangan bikarbonat misalnya akibat diare kronik dan
berkepajangan. Inget pula bahwaHCO3-banyak dikeluarin ke lumen saluran cerna terutama oleh
pankreas dan empedu untuknetralisir efek H+asam lambung.Penyebab asidosis metabolik yakni
ketoasidosis diabetes, payah ginjal azotemia (azotemia azo = nitrogen, emia = darah) = tingginya
produk yang mengandung N di dalam darah, misal:urea, kreatinin ini akibat ginjalnya payah ga bisa
memfilter darah dengan bener),asidosis laktat, serta keracunan salisilat, metil alkohol (metanol),
paraldehid, etilen glikol.Keempat yang dikenal dengan kelainan asidosis akibat peningkatan anion
yang tidakterukur.

Anda mungkin juga menyukai