Anda di halaman 1dari 34

KONSEP ASAM BASA DAN BUFFER

dr. Joko Murdiyanto, Sp.An, MPH


DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai


agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan
Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku kefahaman”
PESAN HIKMAH HARI INI
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat”
(Al-Mujadalah : 11)
Setelah mempelajari materi konsep asam basa dan
buffer, maka mahasiswa mampu :

1.Memahami definisi keseimbangan asam basa.


2.Memahami system penyangga asam dan basa.
3.Memahami dan menganalisis kelainan keseimbangan
asam basa.
Definisi Keseimbangan Asam Basa

Asam adalah setiap senyawa kimia yang melepas ion


hidrogen kesuatu larutan atau kesenyawa biasa.
Contoh asam klorida (HCl), hidrogen (H+) dan ion
klorida (Cl-). asam karbonat (H2CO3) , H+ dan ion
bikarbonat (HCO3-)
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion
hidrogen. Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah
suatu basa karena dapat menerima ion H+ untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3).
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan
derajat keasaman adalah pH.
Klasifikasi pH :
• pH 7,0 adalah netral
• pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
• pH dibawah 7,0 adalah asam
pH dalam darah
pH Larutan Penyangga
 Larutan Penyangga atau dikenal larutan buffer
dibagi dua yaitu larutan penyangga asam dan
larutan penyangga basa.
 Larutan penyangga asam yang berperan
dalam mempertahankan pH larutan adalah
sistem kesetimbangan asam lemah.
 Larutan penyangga basa yang berperan
dalam mempertahankan pH larutan adalah
sistem kesetimbangan basa lemah.
1. Sistem Penyangga Asam dan Basa
Konjugasinya
Disebut buffer asam
 Buffer asam asam lemah + basa konjugasinya
 Harga pH lebih kecil dari 7 (pH <7 )
 Tergantung dari harga Ka asam lemah dan perbandingan
mol asam lemah (nA) dan mol basa konjugasinya (nG)

 [H+] = Ka x nA ata pH = pKa - log


u
n G
n A
Contoh
:
Tentukan pH larutan campuran dibuat
dengan mereaksikan 200 ml larutan
CH3COOH 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5) dan 50
ml larutan Ca(OH)2 0,1 M
2. Sistem Penyangga Basa dan
Asam Konjugasinya
Disebut buffer basa
 Buffer basa basa lemah + asam konjugasinya
 Harga pH lebih besar dari 7 (pH 7)
 Tergantung dari harga Kb basa lemah dan perbandingan
mol basa lemah (nB) dan mol asam konjugasinya (nG)

 [OH⁻] = Kb x n B ata pOH = pKb – log


u
nG
n B
Contoh
: Sebanyak 100 ml larutan penyangga mengandung
NH3 dan NH4Cl yang masing-masing konsentrasinya
0,2 mol ! (Kb NH4OH = 10-5)
a. Tentukan pH larutan tersebut
b. Apabila ke dalam larutan ditambahkan 1 ml HCl
0,1 M, tentukan pH larutan sekarang
Fungsi Larutan Penyangga Dalam
Kehidupan Sehari-hari
 Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan.
Seperti dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat
warna, fotografi, dan industri kulit. Bidang biokimia, kultur
jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat
sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh
manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45. Bila pH
darah manusia di atas 7,8 dapat merusak organ tubuh,
sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan
penyangga.
1. Darah Sebagai Larutan
Penyangga
 Faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah :
penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan
penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam
karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat
(HCO3)
 Reaksi :
(aq)
H2CO3(aq) → HCO 3(aq) +

H+
Penyangga karbonat berperan penting mengontrol
pH darah. Pelari dapat mengalami kondisi asidosis,
yaitu penurunan pH darah disebabkan metabolisme
yang tinggi yang meningkatkan produksi ion
bikarbonat.
Kondisi asidosis ini mengakibatkan penyakit jantung,
ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare.
Pendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat
menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.
 Kadar oksigen sedikit di gunung membuat pendaki
bernafas lebih cepat dan gas karbondioksida dilepas
terlalu banyak, padahal CO2 dapat larut dalam air
menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH
darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat
mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan
histeris
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang mengikat
oksigen untuk dibawa ke seluruh sel tubuh.
 Reaksi :
HHb + O2(g) → HbO
-
+2
+H

 Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin Adanya


oksigen reaksi di atas memengaruhi konsentrasi ion
H + dan pH darah. O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang
telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan
membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H +
yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan
asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam
air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
 Cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat
penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini
berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H2PO4- )
dengan monohidrogen fosfat (HPO32- ).
H2PO4-(aq) + H+(aq) → H2PO4(aq)

H2PO4-(aq) + OH-(aq)→ HPO42-(aq) ) + H2O(aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah


7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit
jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.
d. Air Ludah sebagai Larutan
Penyangga
 Gigi dapat larut jika dimasukkan di larutan asam yang
kuat. Email gigi yang rusak menyebabkan kuman
masuk ke dalam gigi. Air ludah mempertahankan pH
pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan
penyangga fosfat yang menetralisir asam yang
terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
e.Larutan Penyangga pada Obat-
Obatan
 Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama
dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa
nyeri. Adanya asam di aspirin menyebabkan
perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
mengakibatan pembentukan hormon, untuk
merangsang penggumpalan darah, terhambat;
sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan.
Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO
yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Contoh :
 Di dalam 1 liter larutan penyangga yang
mengandung larutan
CH3COOH 0,1 M dan CH3COO- 0,1 M
ditambahkan 10 mL larutan
HCl 0,1 M (Ka CH3COOH = 10-5). Tentukan
pH
larutan penyangga:
a.Sebelum ditambah HCl
b.Setelah ditambah HCl
Cara menilai AGD
1. Ketahuilah nilai normal AGD
2. Tentukan pH berada dalam kondisi Asidosis
atau Alkalosis
Selanjutnya adalah menentukan posisi pH. Nilai
normal pH manusia yang sehat berkisar antara 7.35 –
7.45. Dan harus diingat bahwa dalam keadaan
normal, pH tubuh selalu dalam keadaan seimbang.

Jika pH dibawah 7.35, berarti asidosis


Jika pH diatas 7.45, berarti alkalosis
3. Tentukan apakah kondisi tersebut
Respiratorik atau Metabolik
Jika kondisi pH sudah ditentukan, selanjutnya adalah
menentukan apakah kondisi tersebut termasuk
kedalam kondisi Respiratorik atau Metabolik.

paCO2 mengindikasikan kondisi Respiratorik


HCO3 mengindikasikan kondisi Metabolik
4. Ingatlah aturan ROME
Aturan ROME adalah ;

Respiratorik Opposite (paCO2)


Ketika pH naik, paCO2 turun = Alkalosis
Ketika pH turun, paCO2 naik = Asidosis

Metabolik Equal (HCO3)


Ketika pH naik, HCO3 naik = Alkalosis
Ketika pH turun, HCO3 turun = Asidosis
5. Metode tic tac toe
Contoh
pH: 7.26, paCO2: 32, HCO3: 18
Dengan menggunakan nilai normal AGD yang sudah
dibahas diatas, maka kita bisa menentukan bahwa 

pH 7.26 kurang dari normal = Asidosis. Maka simpan pH


dibawah kolom Asidosis
paCO2 32 kurang dari normal = Alkalosis. Maka simpan
paCO2 dibawah kolom Alkalosis
HCO3 18 kurang dari normal = Asidosis. Maka simpan
HCO3 dibawah kolom Asidosis.
Sehingga, tabel diatas menjadi seperti dibawah ini :
Ambil kesimpulan dari data diatas

Dalam poin ini, harus melihat nilai yang mana (diantara


paCO2 dan HCO3) yang berada dalam 1 kolom vertikal
dengan nilai pH.
Dalam contoh diatas terlihat bahwa HCO3 berada dalam
1 kolom vertikal dengan pH, dan keduanya berada dalam
keadaan Asidosis.

Lihat gambar setelah slide ini :


Ingat, bahwa HCO3 mengindikasikan keadaan Metabolik (Lihat poin no. 3),
maka bisa kita simpulkan bahwa hasil analisa gas darah tersebut merujuk
pada keadaan Asidosis Metabolik.
Menentukan tingkat kompensasi
Langkah terakhir dalam cara membaca hasil analisa gas darah adalah
menentukan tingkat kompensasi yang dikenal ada 3 tingkatan, yaitu 

Terkompensasi Penuh – Terkompensasi Sebagian – Tidak Terkompensasi

Berikut aturannya 

• Jika pH NORMAL, paCO2 dan HCO3 ABNORMAL =


Terkompensasi Penuh

• Jika pH ABNORMAL, paCO2 dan HCO3 ABNORMAL =


Terkompensasi Sebagian

• Jika pH ABNORMAL, paCO2 atau HCO3 ABNORMAL =


Tidak Terkompensasi
Jadi, hasil analisa diatas bisa kita simpulkan sebagai
Asidosis Metabolik, Terkompensasi Sebagian
TERIMA KASIH PERHATIANNYA
WASSALAMUALIKUM WRWB

Anda mungkin juga menyukai