Anda di halaman 1dari 10

Komponen Larutan Penyangga

Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa.
o Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa
konjugasinya (A–). Contoh:
CH3COOH + NaCH3COO (komponen buffer: CH3COOH dan CH3COO–)
o Larutan penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam
konjugasinya (BH+). Contoh:
NH3 + NH4Cl (komponen bufer: NH3 dan NH4+)

Komponen Larutan Penyangga


Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga
basa.
o Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa
konjugasinya (A–). Contoh:
CH3COOH + NaCH3COO (komponen buffer: CH3COOH dan CH3COO–)
o Larutan penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam
konjugasinya (BH+).

Menghitung pH Larutan Penyangga

1. Larutan Penyangga Asam


Marilah kita tinjau larutan yang mengandung campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya, misalnya CH3COOH dengan CH3COO–. Kita ketahui bahwa hampir
semua ion CH3COO– dalam larutan berasal dari garam sebab CH 3COOH hanya
sedikit sekali yang terionisasi (James E. Brady, 1990).

Karena dalam satu larutan mengandung CH 3COOH dan CH3COO–, maka rumus di
atas dapat ditulis:
dengan:
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

2. Larutan Penyangga Basa

Sekarang marilah kita tinjau larutan yang mengandung basa lemah dengan asam
konjugasinya. Misalnya, NH3 dan NH4+ yang berasal dari garam (James E. Brady,
1990).

Karena dalam satu larutan mengandung NH3 dan NH4+, maka rumus di atas dapat
ditulis:

dengan:
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

C. Kegunaan Larutan Penyangga


Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat
berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan
larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung.
Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 –
7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari
zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan
membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH
sedikit saja menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu tubuh kita mempunyai hal-hal
berikut.

1. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal


2. Sistem pernapasan

Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3–. Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik,
berarti pH-nya turun.

Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita
bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO 2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.
Sedangkan bila konsentrasi OH– naik.

Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka buffer H2CO3 dan HCO3– paling
baik untuk tubuh.

3. Ginjal
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H 3O+ dalam darah agar
tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine,
sehingga pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup.
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak
menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus
berlangsung pada suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng
perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak
mudah dirusak oleh bakteri.

6.6 LARUTAN PENYANGGA


Suatu larutan yang menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion
hydrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan,maka
disebut larutan penyangga

6.6a Perilaku LarutanPenyangga

Secara umum, larutan penyangga mengandung pasangan asam – basa


konjugat seperti HOAc – Oac atau NH 3 – NH4+. Komponen – komponen ini
bereaksi dengan ion hydrogen atau hidroksida apa saja yang memasuki larutan.
Semua ion hydrogen yang memasuki larutan dipakai oleh reaksi dengan ion asetat.

6.6b keefektifan penyangga

Keefektifan suatu larutan penyangga dalammenahan perubahan pH


persatuan asam atau basa kuat yang ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya
ketika raio asam penyangga terhadap garam aadalah satu. Bahwa pada permulaan
titrasi, saat basa ditambahkan. Ini menjelaskan peningkatan awal yang cepat dalam
kurva titrasi asam lemah.

6.6c Kapasitas penyangga

Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam


menahan perubhan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar
konsentrasi asm dan basa konjugatnya, semakin besar kapaitas penyangganya.

Dalam menyiapkan suatu penyangga dengan pH yang di iginkan, analis


harus memilih suatu system asam - garam atau basa – garam dimana pK a asam
tersebut sedekat mungkin ke pH yang di inginkan.

6.6d Penyangga da Larutan Asam dan Basa Kuat


Larutan asam dan basa kat pekat menahan perubahan pH yang besae. Dan
kurva titrasinya datar pada tentang pH yang lebar.larutan tersebut dapat digunakan
untuk menjaga pH yang tetap pada nilai yang agak rendah atau tinggi.

Larytan asam dan basa kuat juga mengalami perubahan pH yang cukup
besar saat pengenceran. Jika 100 mL air ditambahkan ke 100 mL HCI 0,100 M,
[H3O+] MENJADI 0,050 DAN Ph berubah dari 1,00 ke 1,30. Perubahan pH yang
cukup besar saat pengenceran akan terjadi jika konsentrasi komponen penyangga
berada di bawah sekitar 10-4 M.

6.6e Persiapan larutan penyangga

System asam – basa yang umumnya dipakai untuk menyiapkan penyangga


dalam laboratorium antara lain :

1. Asam ftalat – kalium hydrogen ftalat, kalium hydrogen fosfat –


dikalium hydrogen fosfat, dan asam borat – natrium borat pH 2
sampai 10, yang dikenal sebagai penyangga Clark dan Lubs
2. Asam sitrat dinatrium hydrogen fosfat, pH 2 sampai 8 yang dikenal
sebagai penyangga Mcllvaine
3. Natrium karbonat – natrium bikabonat pH 9,6 sampai 11
4. Petunjuk untuk menyiapkan penyangga – penyangga ini dapat
ditemukan di buku pegangan kimia

6.6f penyangga fisiologis

Ahli fisiologi Claude Bernand adalah orang yang pertama menegaskan


bahwa fluida tubuh menyediakan suatu “lingkungan – dalam” di mana sel – sel
tubuh hidup dan melakukan berbagai fungsi – fungsi mereka dan terlindungi dari
lingkungan – luar yang berubah – ubah

Aspek yang sangat penting dari pengaturan ini adalah pemeliharaan pH yang
mendekati konstan dalam darah dan fuida – fluida lain dalam tubuh. Zat – zat yang
karakternya bersifat asam atau alkali terkandung dalam makanan dan terbentuk
terus – menerus oelh reaksi metabolisme, tetpi pH darah tetap konstan dalam 0,1
satuan pH (7,35 sampai 7,45).

Dua jalan utama utuk penghilangan asam dari tubuh adalah paru – paru dam
ginjal. Akseptor proton yang terdapat dalam jarinfan, seperti otot,dapat menangani
lima kali lebih banyaknya aaasam dalam penyangga darah. Penyangga –
penyangga utama dalam darah adalah protein. Bikarbonat, fosfat, hemoglobin
(HHb), dan oksihemoglobin (HHbO2). Karbon dioksida dibentuk secar metabolis
dalam jaringan dan dibawa oleh darah terutama sebagai ion bikarbonat.

6.7 PENERAPAN TITRASI ASAM – BASA

6.7a reagen – reagen Asam – Basa

Dalam praktik laboratorium, orang lazim menyiapkan dan menstandarisasi


satu larutan dari asam dan satu larutan dari basa. Kedua larutan ini selanjutnya
dapat digunakan untuk menganalisis sampel – sampel asam dan basa yang tidak
diketahui.

ASAM

Dalam memilih suatu asam untuk digunkan hendaknya memperhatikan


factor – factor berikut :

1. Asam harus kuat, yakni, sangat terdisosiasi


2. Asam tersebut tidak mudah menguap
3. Larutan asam harus stabil
4. Garam dari asam tersebut harus mudah larut
5. Asam tersebut bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk
menghancurkan senyawa – senyawa organik yang digunakan sebagai
indicator

Asam klorida dan sulfat paling banyak diguanakan untuk larutan standar,
walaupun tidak satu pun dari keduanya yang memenuhi semua syarat
tersebut.asam nitrat jarang digunakan, karena memiliki sifat pengoksidasi
yang kuat, dna larutannya terdekomposisi bila dipanaskna atau terpapar pada
sinar. Perklorar adalah asam kuat, tdak mudah menguap dan stabil menuju
reduksi dalam larutan berair. Asam asetat merupakan asam yang lebih kuat
daripada asam klorida dan lebih kuat terdisosiasi dalam pelarutan
asam,seperti asam asetat glacial.

BASA DAN GALAT KARBONAT

Natrium hidroksida merupakan basa yang palng lazim digunakan. Kalium


hidroksda tidak menawarkan kelebihana atas natrium hidroksida dan lebih mahal,
natrium hidroksidaselalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor, diantaranya
adalah natrium karbonat.

Jika fenolftalein digunakan sebagai indicator, perubahan terjadi bila reaksi

1. Sempurna, yakni, ion karbonat telah bereaksi hanya dengan satu ion
H3O4, ini mengakibatkan galat, karena dua ion OH - digunakan dalam
pembentukan CO32-. Jika metil oranye digunakan sebagai indikator,
perubhan warna terjadi bila reaksi
2. Sempurna dan tidak tejadi galat, karena CO32- bergabung dengan dua ion
H3O+. Namun demikian, dalam titrasi asam lemah, fenolftalein adalah
indikator yang tepat digunakan, dan jika CO 2 telah diserap oleh titran,
maka galat akan terjadi.

Metode yang paling lazim digunkana untuk mencegah galat karbonat adalah
menyiapkan natrium hidroksida yang bebas karbonat dan kemudian
melindungi larutan ini.

6.7b standar utama

Dalam praktik laboratorium, biasa untuk membuat larutan dari asam dan
basa dengan konsentrasi yang di inginkan da kemudian menstandarisasi larutan
terhadap standar utama.

Syarat – syarat bahan standar utama :


1. Harus langsung tersedia dalam bentuk murni atau daam keadaan yang
diketahui kemurniannya. Jumlah total pengotor tidak melebihi 0,01 sampai
0,02 %
2. Zat tersebut harus mudah mengering dan tidak boleh higroskopis karena hal
itu dapat mengakibatkan air terikut dalam penimbangan.
3. Standar utama itu diinginkan memiliki bert ekivalen yang tinggi untuk
meminimalkan akibat – akibat dari kesalahan saat penimbangan
4. Asam atau basa tersebut lebih disukai yang kuta, yakni, sangat terdisosiasi.

Contoh – contoh bahan standar utama

Senyawa kalium hidrogen flatat, KHC 8H4O4 (disingkat KHP), adalah


standar utama yang bagus sekali untuk larutan basa. Senyawa tersebut
langsung tersedia dalam kemurnian 99,95% atau lebih baik dari Biro Standar
Nasional.

Asam silfamat,HSO3NH2 , merupakan asam kuat monoprotik, dan baik


indikator fenoltalein maupun metil merah dapat digunakan dalam titrasi dengan
basa kuat. Senyawa kalium hidrogen yodat, KH(IO 3)2, suatu asam kuat
monoprotik, juga merupakan standar utama yang bagus sekaliuntuk larutan
basa.

Natrium karbonat Na2CO3, digunakan secara luas sebagai standar utama


untuk larutan asam kuat. Natrium karbonat itu agak higrokopis, tetpi dapat
ditimbang tanpa kesulitan. Karbonat tersebut dapat dititrasi menjadi natrium
bikarbonat, dengan menggunakan inddikator fenoltalein, dan berat ekivalennya
adalah berat molekulnya 106,0

6.7c analisis menggunakan titrasi asam – basa

Nitrogen

Penentuan nitrgen olrh titrasi amonia dengan asam kuat merupakan


penerapan yang oenting dari titrasi asam – basa
Jika nirogen berkaitan dengan karbon, seperti dalam banyak senyawa
organik (protein, dan lain – lain), amonia tidak langsung dibentuk bila
senyawanya dipanaskan dengan basa kuat.

Kjeldahl, pada tahun 1883, mengusulkan perlakuan awal senyawa


nitrogen dengan asam sulfat pekat panas. Bahan organik tersebut
didehidrasi, karbonnya dioksida menjadi CO2, dan nitrogen diubah menjadi
amonium sulfat. Penambahan alkali kuat kemudian membebaskan amonia
yang dapat diserap dan dititrasi. Meskipun metode ini sudah lama, metodde
ini masih digunakan secara luas dalam biokimia, imu gizi, dan pertanian.

Belerang

Unsur ini dapat ditemukan dalam zat organik dengan sumber


membakar sampel dalam aliran oksigen, mengubah belerang menjadi SO 2
dan SO3

Boron

Unsur ini dapat ditemukan dalam senyawa organik dengan pem-


bakaran dalam bom nikel untuk mengubah boron menjadi asam borat. Asam
borat terllu lemah untuk ditatrisi dengan layak, tetapi penambahan manitol
membentuk suatu asam kuat yang bisa dititrasi dengan NaOH/

Campuran Karbonat

Telah disebukan bahwa ion karbonat dititrasi dalam dua tahap :

1. Fenolftalein
2. Metil oranye

Fenolftalein berperan sebagai indikator untuk tahap pertama dalam


titrasi, dan metil oranye untuk tahap kedua. Titrasi NaOH selesainya
pada titik khir fenoltalein dan hanya diperlukan satu atau dua tetes
penambahan titiran untuk mencapai titik akhir metil oranye.

Gugus fungsi organik

Sejumlah gugus fungsi organik dapat ditentukan dengan titrasi asam –


basa, asam karboksilat, R-COOH, umumnya mempunyai nilai pK a sekitar 4 sampai
6 dan siap dititrasi. Asam sulfonat, R-SO 3H, umumnya kuat dan langsung larut
dalam air.

Sumber :

https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/larutan-penyangga/

buku analisis kimia kuantittatif R.A. DAY, JR. & A.L. UNDERWOOD edisi
keenam

Anda mungkin juga menyukai