PRAKTIKUM
JUDUL :
IDENTIFIKASI LARUTAN PENYANGGA
DISUSUN OLEH :
Kelompok :3
Kelas :A
Tanggal Praktikum : Rabu, 1 Maret 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Laporan Resmi Buffer
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa memahami prosedur pembuatan larutan penyangga
2. Mahasiswa memahami sifat-sifat larutan penyangga
3. Mahasiswa mampu menganalisis aplikasi sistem buffer yang ada di lingkungan dan
dalam tubuh
Sistem penyangga menjaga Ph darah, yaitu untuk pH darah arteri berada pada
kisaran 7.35-7.45 sedangkan untuk darah vena adalah 7.31- 7.41. Apabila mekanisme
pengaturan pH dalam tubuh gagal, sehingga Ph darah turun kebawah 7,0 atau naik ke
atas 7,8 maka dapat terjadi kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan
kematian. Faktorfaktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan Ph)
adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus, diare yang terus menerus,
atau makanan berkadar protein tinggi selama jangka waktu yang panjang. Sedangkan
Alkalosis (peningkatan Ph) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat atau
hiperventilasi.
Percobaan 1
1. Siapkan larutan NaOH 0,1 M dari larutan NaOH 1,0 M yang telah disediakan
2. Masukkan ke dalam labu takar larutan NaOH 1,0 sesuai dengan perhitungan (Catt:
dalam labu takar telah disiapkan akuades lebih banyak dari volume NaOH
yang dimasukkan)
3. Encerkan sampai batas volume, tutup labu lalu bolak-balik labu takar sampai
terbentuk larutan homogen
Percobaan 2
1. Siapkan larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 1,0 M yang telah disediakan
2. Masukkan ke dalam labu takar larutan HCl 1,0 sesuai dengan perhitungan (Catt:
dalam labu takar telah disiapkan akuades lebih banyak dari volume HCl yang
dimasukkan)
3. Encerkan sampai batas volume, tutup labu lalu bolak-balik labu takar sampai
terbentuk larutan homogen
Percobaan 2 :
Percobaan 3:
1. Siapkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 30 mL ke dalam gelas beker
2. Siapkan larutan HCl 0,1 M sebanyak 30 mL, campurkan dengan larutan
NaOH 0,1 M yang telah disiapkan sebelumnya
3. Aduk sampai terbentuk larutan homogen
4. Bagi larutan menjadi 3 bagian sama banyak dan beri label larutan 3.1, 3.2, dan
3.3
Percobaan 1 :
Percobaan 2 :
Percobaan 1 :
1. Ambil darah vena sebanyak 3 mL dan transfer ke dalam tabung sentrifuga
yang telah mengandung sejumlah EDTA. Homogenkan.
2. Ukur pH darah dengan cara mencelupkan kertas indikator pH tersebut ke
dalam tabung. Diamkan sesaat, keringkan dengan tisu kering jika perlu. Cek
nilai pH berdasarkan referensi. Catat dalam data
3. Tambahkan 300 μl minyak paraffin melalui dinding tabung, lalu lakukan
sentrifugasi. Catt : minyak paraffin posisinya berada di atas sampel darah.
4. Ambil plasma darah dengan mikropipet lalu pindahkan ke dalam tabung
eppendorf 1,5 mL. Ukur pH dengan strip indikator pH. Catat dalam data
5. Tambahkan 1 tetes HCl 25 mM ke dalam tabung eppendorf. Ukur pH dan
catat dalam data
6. Ulangi perlakuan nomor (4) sampai 2x. Masing-masing ukur pH dan catat
dalam data
Percobaan 2 :
1. Campurkan 5 mL larutan Na 2CO3 dengan 5 mL larutan HCl 1 M ke dalam
gelas beker terpisah. Ukur pH dan catat dalam data.
2. Pindahkan campuran ke dalam tabung eppendorf 1,5 mL (sesuaikan dengan
kapasitas tabung).
3. Tambahkan 1 tetes HCl 25 mM ke dalam tabung eppendorf. Ukur pH dan catat
dalam data
4. Ulangi perlakuan nomor (4) sampai 2x. Masing-masing ukur pH dan catat
dalam data.
V. Hasil Pengamatan
1. PENGENCERAN NaOH DAN HCl
a) Perhitungan NaOH :
V1 x N1 = V2 x N2
1 x V1 = 0,1 x 50
V1 = 5 mL V yang dimasukkan = V2 - v1
= 50 - 5
= 45 mL
b) Perhitungan HCl :
V1 x N1 = V2 x N2
1 x V1 = 0,1 x 50
V1 = 5 mL V yang dimasukkan = V2 - v1
= 50 - 5
= 45 mL
3. Larutan Nonbuffer
NO PERLAKUAN NILAI pH
1. Sampel A
Sampel A1 + 5 ml Aquades 5
Sampel B1 + 5 ml aquades 12
3. Sampel C
Sampel C1 + 5 ml aquades 6
NO PERLAKUAN NILAI pH
1. 1, 5 ml sampel darah 7
NO PERLAKUAN NILAI pH
1. Larutan 1, 5 ml 1
VI. Pembahasan
1. Pembuatan Larutan Buffer dan Non-Buffer
Penambahan 5 tetes basa kuat (NaOH 0,1M), larutan ini masih berada pada pH 4.
Hal ini dapat terjadi karena saat ditambahkan basa kuat, akan terjadi pergeseran
kesetimbangan dimana ion OH- akan bereaksi dengan CH3COOH.
Penambahan 5 tetes asam kuat (HCl 0,1M), larutan ini masih berada pada pH 4.
Hal ini dapat terjadi karena saat ditambahkan asam kuat, akan terjadi pergeseran
kesetimbangan dimana ion H+ akan bereaksi dengan CH3C00-.
Sehingga, didapatkan bahwa larutan buffer Asam dapat mempertahankan pH
sesuai dengan kondisi pH awal (mengurangi perubahan pH hingga sekecil mungkin).
Penambahan 5 tetes basa kuat (NaOH 0,1M), larutan ini masih berada pada pH
7-8. Hal ini dapat terjadi karena saat ditambahkan basa kuat, akan terjadi pergeseran
kesetimbangan dimana ion OH- akan bereaksi dengan NH4+.
Penambahan 5 tetes asam kuat (HCl 0,1M), larutan ini masih berada pada pH 7-8.
Hal ini dapat terjadi karena saat ditambahkan asam kuat, akan terjadi pergeseran
kesetimbangan dimana ion H+ akan bereaksi dengan NH3.
Sehingga, didapatkan bahwa larutan buffer basa dapat mempertahankan pH sesuai
dengan kondisi pH awal (mengurangi perubahan pH hingga sekecil mungkin).
Pada pengukuran awal pH plasma darah, terukur bahwa pH dari plasma darah
adalah pH 7 (netral). Kemudian, sampel plasma ditambahkan HCl 25mM sebanyak 1
tetes dan setelah dan diaduk dan diukur pH-nya, didapatkan nilai pH yang tidak
berubah tetap pada pH 7. Ketika di tambah lagi hingga 3 tetes pH tetap di angka 7. Ini
menandakan bahwa sistem buffer tubuh bekerja, yaitu buffer karbonat dan buffer
fosfat.
Dengan buffer fosfat, HCl diubah menjadi asam lemah NaH2PO4 dan garam
NaCl sehingga perubahan pH-nya menjadi minimal, sementara pada buffer karbonat:
Buffer karbonat yang bekerja pada penambahan HCl ini adalah sodium
bikarbonat. Sama seperti buffer fosfat, HCl yang ditambahkan akan berubah menjadi
asam lemah H2CO3 dan garam NaCl sehingga perubahan pH-nya minimal.
Kesimpulannya sistem buffer darah bekerja dengan baik karena tidak terjadi
perubahan pH.
Percobaan 2 :
Pada buffer sintetik ini telah dilakukan beberapa perlakuan pada larutan
buffer sintetis untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan perbedaan dari buffer
tubuh itu sendiri. Untuk langkah kerja sesuai dengan yang telah diberikan di atas
yaitu pertama - tama, menyiapkan larutan buffer sintetis ke dalam gelas beker dan
diukur pH segera menggunakan kertas indikator. Kemudian, tambahkan larutan HCl
0,1 M sebanyak 2 tetes, lalu diaduk beberapa saat dan diukur pH nya menggunakan
kertas indikator pH. Langkah yang terakhir yaitu menambahkan larutan HCl 0,1 M
sebanyak 3 tetes, lalu diaduk beberapa saat dan diukur pH nya. Hasil dari pH tersebut
akan terlihat setelah beberapa saat.
VII. Kesimpulan
1. Larutan buffer merupakan larutan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan
nilai pH agar tidak terjadi perubahan pH yang signifikan pada saat penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat dalam larutan.
2. Larutan buffer asam dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa
kuat sehingga tersisa asam lemah dan dan terbentuk garamnya.
3. Larutan buffer basa dapat dibuat dengan mencampurkan basa lemah yang berlebih
dengan asam kuat sehingga tersisa basa lemah dan garamnya.
4. Larutan buffer garam dapat dibuat dengan mencampurkan asam kuat dan basa kuat
sehingga terbentuk larutan garam netral, tidak ada sisa asam maupun basa.
VIII. Daftar Pustaka
1. Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2017). Principles of anatomy and physiology. John
Wiley & Sons.
2. Silverthorn, D. U. (2016). Human physiology: an integrated approach. Pearson
Education.
3. Ganong, W. F. (2016). Review of medical physiology. McGraw-Hill Education.
4. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2015). Textbook of medical physiology. Elsevier
Saunders.
5. Sherwood, L. (2016). Human physiology: from cells to systems. Cengage Learning.
6. Widmaier, E. P., Raff, H., & Strang, K. T. (2016). Vander's human physiology: the
mechanisms of body function. McGraw-Hill Education.
7. Lehninger, A. L., Nelson, D. L., & Cox, M. M. (2017). Principles of Biochemistry
(7th ed.). W.H. Freeman and Company.
8. Voet, D., Voet, J. G., & Pratt, C. W. (2016). Fundamentals of biochemistry: life at the
molecular level (5th ed.). John Wiley & Sons.
9. Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2015).
Molecular biology of the cell (6th ed.). Garland Science.
10. Berg, J. M., Tymoczko, J. L., & Stryer, L. (2018). Biochemistry (9th ed.). W.H.
Freeman and Company.
11. Campbell, M. K., Farrell, S. O., & McDougall, L. (2018). Biochemistry (8th ed.).
Cengage Learning.
IX. Lampiran
1. Pengenceran
NaOH
No. Gambar Keterangan
1. Masukkan 45 mL aquades
ke dalam gelas ukur lalu
masukkan ke dalam labu
takar
Masukkan NaOH 1 M
sebanyak 5 mL lalu
masukkan ke dalam labu
takar yang telat terisi
aqudest kemudian
homogenkan
HCl
2. Masukkan 45 mL aquades
ke dalam gelas ukur lalu
masukkan ke dalam labu
takar
Masukkan HCl 1 M
sebanyak 5 mL lalu
masukkan ke dalam labu
takar yang telat terisi
aqudest kemudian
homogenkan
Larutan 1.1 + 10 tetes Larutan 1.2 + 10 tetes Larutan 1.3 + 10 tetes HCl 0,1
aquadest = 4 NaOH 0,1 M = 4 M=4
Larutan 2.1 + 10 tetes Larutan 2.2 + 10 tetes Larutan 2.3 + 10 tetes NaOH
aquadest = 7-8 NaOH 0,1 M = 7-8 0,1 M = 7-8
Larutan 3.1 + 10 tetes Larutan 3.2 + 10 tetes Larutan 3.3 + 10 tetes HCl 0,1
aquadest = 7 NaOH 0,1 M = 8 M=6
3. Hasil Pengujian Larutan Buffer
No Gambar Keterangan
5 ml Na2CO3 25 mM + 5 ml HCl
1. 1 M → Larutan Natrium Karbonat
1, 5 ml sampel darah = pH 1
1, 5 ml sampel darah = pH 7