Anda di halaman 1dari 8

Tugas Nilai Keterampilan KD 3.

12 Larutan Penyangga

PERANAN LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN

(Makalah)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Pelajaran Kimia

Kelas 11 Semester Genap TP 2020 – 2021

Guru Pengampu : Dra. Eki Widiyati

Oleh :

Nama : Haidar Ghazy Faiz A.F.

Kelas : XI-3

No.Absen : 14

SMA NEGERI 1 SLAWI


TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan
yang dapat mempertahankan nilai pH apabila larutan tersebut ditambahkan sejumlah
asam atau basa maupun diencerkan dengan menambah sejumlah volume air.
Jadi apabila suatu larutan penyangga ditambahkan asam atau basa ataupun
diencerkan maka nilai pH larutan penyangga tersebut akan tetap. Andaikan kita
memiliki larutan penyangga ber-pH 6.5 kemudian kedalam larutan penyangga itu
kita tetesi sejumlah asam (misalnya HCl) lalu pH larutan tersebut kita ukur pH nya
maka pH larutan tersebut akan tetap 6.5. Hal yang sama juga terjadi bila larutan
penyangga itu kita tetesi basa (misalnya KOH) ataupun kita tambahkan air sehingga
volumenya menjadi 3 kali volume semula, pHnya akan tetap menunjukan 6.5.
Berapa banyak asam atau basa yang bisa kita tambahkan ke dalam larutan
penyangga sehingga nilai pH larutan penyangga tersebut akan tetap?
Jumlah asam atau basa yang dapat kita tambahkan ke dalam suatu larutan
penyangga adalah terbatas dan hal ini tergantung dari konsentrasi komponen
penyususn larutan penyangga itu sendiri.
Jadi setiap larutan penyangga memiliki batasan sampai berapa banyak dia
mampu menampung asam atau basa yang ditambahkan kepadanya sehingga larutan
penyangga tersebut mampu mempertahankan nilai pH seperti semula. Hal inilah
yang kita kenal dengan istilah “Kapasitas Larutan Penyangga”.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit
dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam terbuat dari “asam lemah dan garam dari basa
konjugasinya” sedangakan larutan penyangga basa dibuat dari “basa lemah dengan
garam dari asam konjugasinya”.
Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa
konjugasi. Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
1. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan
suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan
dalam jumlah berlebih.
Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari
asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti
natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
2. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang
garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan
suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan
berlebih.
Larutan penyangga merupakan penopang perubahan pada pH. Contoh yang
paling dekat adalah tubuh kita sendiri. Di dalam tubuh kita, tepatnya di dalam darah
dan cairan dalam sel, ada senyawa penyangga. Senyawa ini berfungsi untuk
mempertahankan pH darah dari makanan/minuman yang mengandung asam atau
basa.
Salah satu pokok bahasan kimia yaitu konsep larutan penyangga. Konsep larutan
penyangga merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari sehingga dapat mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan
yang dimilikinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan
mereka. Konsep larutan penyangga bukan hanya sekedar konsep hafalan rumus-
rumus melainkan konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan larutan penyangga dalam kehidupan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa saja peranan larutan penyangga dalam kehidupan.
2. Untuk memenuhi tugas pelajaran kimia kelas 11 semester genap TP 2020–
2021
3. Untuk mengetahui tentang larutan penyangga dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup


 Larutan Penyangga Darah
Dalam Keadaan normal, darah manusia mempunyai pH antara 7,35 – 7,45.
Apabila Ph darah manusia di atas 7,8 maka, organ tubuh manusia menjadi rusak,
sehingga harus dijaga kisaran pH nya dengan larutan penyangga.
pH tersebut dipertahankan oleh penyangga darah yaitu penyangga karbonat,
penyangga fosfat, dan penyangga hemogoblin.
- Penyangga Hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2
sangat sensitive terhadap pH.Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut.
HHb+ + O2 <=> H+ + HbO2
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H+,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada peruraian H2CO3 merupakan
asam yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bias membentuk
senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan
H+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan
O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+)
- Penyangga karbonat
Berperan dalam mengontrol pH darah, reaksi kesetimbangannya adalah :
H+(aq) + HCO3-(aq) <=> H2CO3(aq) <=>H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk
mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 - yang relative jauh lebih
banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah
lebih banyak bersifat asam. Kondisiasi dosis, yaitu penurunan pH darah yang
disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisiasi dosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar
oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat,
sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO2 dapat larut
dalam air menghasilkan H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-
kadang karena cemas dan histeris).
- Penyangga Fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asaml emah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO4 2-.
Jika dari proses metabolism sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan
segera bereaksi dengan ion HPO4 2-
HPO4 2-(aq) + H+(aq) <=> H2PO4-(aq)
Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion
OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
H2PO4-(aq) + OH-(aq) <=> HPO4 2-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO4 2-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap. Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu,
penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme
pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH
darah turun di bawah 7,0 atau naik keatas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalahpenyakit jantung, penyakit
ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan
berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat
terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan
pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas
terlalub erlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di
ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang
mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah
mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan
oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
 Larutan Penyangga pada Sistem Pernapasan

Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3– Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah


naik, berarti pH-nyaturun.

H3O+ + HCO3– <=> H2CO3 + H2O

Bila pH turun makapusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita


bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.
Sedangkan bila konsentrasi OH– naik

H2CO3 + OH– <=> HCO3 – + H2O

Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3 –
paling baik untuk tubuh.

 Larutan Penyangga pada Ginjal

Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar
tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga
pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.

 Larutan Penyangga pada Air Ludah

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang
rusak dapat menyebabkan kuman masuk kedalam gigi. Air ludah dapat
mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga
fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa
makanan.
B. Peranan Larutan Penyangga dalam Industri

 Industri Farmasi

Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam
keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut
berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-
obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.

 Industri Tanaman

Menjaga keseimbangan pH tanaman. Suatu metode penanaman dengan media selain


tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air
yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik. Setiap tanaman memiliki pH tertentu
agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar
pH dapat dijaga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, dapat saya simpulkan bahwa peranan larutan
penyangga dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak sekali diantaranya larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup contoh larutan penyangga darah yang
meliputi penyangga karbonat, fosfat dan hemoglobin.
Disamping itu berperan juga dalamb idang industry misalnya industry farmasi,
industry sampo bayi, industry kosmetik, industry pengolahan logam dan lain -lain.
Dan larutan penyangga ini bisa berguna dalam ilmu kedokteran dan lain lain.

B. Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya selalu mencopy apa yang ada dalam
makalah ini, karena masih banyak sember sumber yang didapat dari internet dan
sumber lainnya. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi
mengenai Peranan Larutan Penyangga dalam Kehidupan. Saya tentunya masih
menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Saya akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

-https://adityapurnamacn.blogspot.com/2015/04/penggunaan-larutan-
penyangga-dalam.html?m=1
-http://kimia-dimana-mana.blogspot.com/2014/01/peranan-larutan-penyangga-
dalam-tubuh.html
-http://agusqrana.blogspot.com/2013/04/artikel-kimia-tentang-peranan-
larutan.html
-https://www.studiobelajar.com/larutan-penyangga/

Anda mungkin juga menyukai