Anda di halaman 1dari 8

1.

FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM


BIDANG FARMASI·

Buffer pada bidang farmasi banyak digunakan untuk menetralkan darah atau
biasanya pada kasus keracunan. Contohnya pada keracunan asam jengkolat. Asam
jengkolat yang terbentuk saat kita terlalu banyak mengonsumsi jengkol ini harus
di kurangi karena akan membetk kristal kristal yang menyumbat saluran kecing.
Caranya dengan memasukan larutan bisa Natrium karbonat(biasanya) yang
sifatnya basa yang nantinya akan membentuk garam ketika bereaksi dengan asam
dan kemudian akan keluar melalui urin (karena garam sifatnya adalah mudah larut
dalam air). Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus
berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat
aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes
mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH
untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak
menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat
suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau
asidosis pada darah. Perubahan pH pada larutan obat dapat merusak komposisi,
fungsi, dan efektivitas obattersebut. Oleh karena itu, obat-obatan dalam bentuk
larutan sering kali bertindak sebagai sistem penyangga bagi obat itu sendiri untuk
mempertahankan kadar larutan obat tetap berada dalam trayek pH tertentu.·
Larutan Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen
utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam
pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah,
terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada
aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.

2. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM


BIDANG FOTOGRAFI

Setelah film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya


adalah tahap penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang
berasal dari larutan pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film
pada larutan asam asetat yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk
mencegah adanya efek swelling. pH larutan dijaga pada kondisi 4 - 5,5.
3. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA PADA DARAH

A. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan
melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O 2
sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut.

HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2

Keberadaan oksigen pada reaksi diatas dapat memengaruhi konsentrasi ion H+,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya.Pada reaksi di atas O2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada peruraian H2CO3 merupakan
asam yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air saat metabolisme. Produk
buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa
H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-.Penambahan H+ dalam
tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat
mengikat H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).

B. Penyangga karbonat

Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi


kesetimbangannya adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)

Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk


mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 - yang relatif jauh lebih
banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih
banyak bersifat asam. kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang
disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa
oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah.
Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih
cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat
larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan,
kadang-kadang karena cemas dan histeris).
C. Penyangga fosfat

Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini
adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika
dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan
segera bereaksi dengan ion HPO42-

HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)

Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion
OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.

H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)

Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan


tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu,
penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme
pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH
darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit
ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan
berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat
terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan
pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas
terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di
ketinggian).Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang
mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah
mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan
oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.

4. Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan

Disini dipakai buffer H2CO3/HCO3–Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik,


berarti pH-nya turun.

H3 O+ + HCO3– ⇄ H2CO3 + H2 O

Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas
lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru. Sedangkan
bila konsentrasi OH– naik

H2CO3 + OH– ⇄ HCO3– + H2 O



Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3 paling
baik untuk tubuh.

5. Larutan Penyangga pada Ginjal

Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar
tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH
urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.

6. Larutan Penyangga Pada Air Ludah


Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang
rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat
mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga
fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup,
Berikut ini aplikasi laruatan penyangga pada kehidupan sehari-hari :

A. Larutan Penyangga pada Laboratorium

Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak


menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung
pada suasana asam atau suasana basa.

B. Larutan Penyangga Pada bidang Farmasi


Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan
obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan
pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk
merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat
dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer
kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,
terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti
pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan
ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti
H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun
sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar
7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam
keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut
berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-
obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.

C. Larutan Penyangga Pada Bidang Industri

Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk
menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut
tersusun dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan
hidrogen dan ikatan disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo
yang terlalu tinggi atau rendah akan memutuskan ikatan pada protein rambut.
Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan PH seimbang mengandung larutan
penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut. Bayi memiliki rambut yang
lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan
keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu,
sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang.
Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih
jika terkena mata.

D. Larutan penyangga untuk menjaga keseimbangan pH tanaman

Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam
kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan
hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
E. Larutan penyangga dalam air laut

Air laut juga memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara
yang terlarut dalam air laut. Di dalam air laut terkandung garam-garam natrium,
kalium, magnesium, dan kalsium dengan anion-anion seperti klorida, sulfat, karbonat,
dan fosfat.
Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang
terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) + CO2(g) ⇄ H2CO3(aq)

Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam
natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan
penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:

H2CO3(aq) ⇄ HCO3–(aq) + H+(aq)

Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3–berasal dari
garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam
tercurah ke laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat
asam dan basa maka sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan
kata lain, pH air laut relatif tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang
mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan tahan lama di laboratorium, Anda
dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan penyangga. Nilai pH larutan
penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun waktu yang lama.

7. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM BIDANG


KIMIA ANALISIS

Salah satu aplikasi larutan penyangga ada pada bidang kimia analisis. Didalam
kimia analisis, larutan penyangga atau yang biasa disebut dengan buffer ini sangat
berpengaruh. Sebagai contoh dapat dilihat pada penetapan Fe (II) dalam Garam
Tunjung (FeSO4.7H2O)yang dilakukan secara Gravimetri.
Seperti yang sudah tertera diatas, fungsi dari penggunaan larutan penyangga dalam
penetapan ini adalah untuk mempertahankan nilai pHnya, atau dalam kasus ini agar
pHnya tidak melebihi 10. Karena pH yang dibutuhkan dalam penetapan ini adalah <10
atau =10.

Reaksi:

2 HNO3 → H2O + 2 NO + 3 O

6 FeSO4 + 6 HNO3 + 3 O → 2 Fe2(SO4)3 + 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O

Fe2(SO4)3 + 2 Fe(NO3)3 + 18 NH4OH → 6 Fe(OH)3 + 6 (NH4)2SO4 + 6 NH4NO3

6 Fe(OH)3 → 3 Fe2O3 + 9 H2O

Kita dapat lihat dari reaksi pada baris ketiga:

Fe2(SO4)3 + 2 Fe(NO3)3 + 18 NH4OH → 6 Fe(OH)3 + 6 (NH4)2SO4 + 6 NH4NO3

Dalam reaksi ini terdapat basa lemah (NH4OH) yang bertemu dengan garamnya yang
berasal dari asam kuat (NH4NO3). Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari
garam dengan asam lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Pada saat inilah
larutan buffer terbentuk.
Dengan adanya larutan buffer ini, pH larutan akan tetap stabil dan sesuai syarat yang
dibutuhkan.
KLIPPING
FUNGSI LARUTAN PENYANGGA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DISUSUN
OLEH
NAMA : ANDI RYZKA WIDIASARI RIFAI
KELAS : XI MIPA 3
NIS : 16719
NO. URUT : 12

SMA NEGERI 1 BONE


TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai