Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK

SKENARIO KEKURANGAN CAIRAN

KETUA :
ANDI HAKIM (1102017022)
SEKERTARIS :
DANYA MUTIARA LARASATI (1102017060)
ANGGOTA:
ANDI OKTASIVA FERINADA ANDIAN PUTRI
(1102017023)
ANANDA FIRDAUS (1102017021)
ANNISA NUR AINI (1102017032)
BAIQ DWI PRAPTINI EVA FITRI (1102016041)
CLARISZA NADIRA (1102017058)
DEVIYANI PUSPITA SARI (1102017066)
DESITA MUTIARA NENGSIH (1102017063)
DIANDRA AYU DHITA (1102017071)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017/2018
JL.Lenjen. Suprapto, RT. 10/RW. 5, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 10510
Telp. +62 21 4206675 Fax. +62 21 424317
SKENARIO
KEKURANGAN CAIRAN

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah


berolahraga. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum
dibawa ke rumah sakit, temannya sudah memberikan larutan pengganti cairan tubuh.
Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukan : kadar Natrium : 130 mEq/l, Kalium : 2,5
mEq/l dan Klorida : 95 mEq/l. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang
dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

2
KATA SULIT

IGD : Ruangan khusus untuk menangani pasien gawat darurat


Natrium : Kation utama CES
Cairan Elektrolit : Substansi yang berionisasi menjadi ion pada saat mengalami
fusi dan mampu menghantarkan listrik
Kalium : Kation utama CIS
Infus : Memasukkan obat dengan tanpa tekanan melalui pembuluh
darah atau rongga badan
Klorida : Anion utama CES
Larutan : Suatu campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan terlarut
Pingsan : Kehilangan kesadaran
Pemeriksaan Fisik : Sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk mengetahui suatu penyakit
Etika Islam : Ajaran atau aturan yang di anjurkan oleh agama islam
Cairan : Larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut
Elektrolit : Zat kimia yangmenghasilkan partikel partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan

3
BRAINSTORMING

1. Kenapa orang yang kekurangan cairan bisa pingsan ?


2. Mengapa kadar Na+, K+, Cl- menjadi indicator pemeriksaan lab ?
3. Bagaimana fungsi Na+, K+, Cl- dalam tubuh ?
4. Apa fungsi dari infus kristaloid ?
5. Berapa kadar normal Na+, K+, Cl- ?
6. Bagaimana mekanisma tubuh jika kekurangan cairan ?
7. Apa yang membuat keadaan cairan menigngkat ?
8. Apa saja jenis infus ?
9. Apa diagnosis penyakit pasien ?
10. Bagaimaana anjuran minum dalam islam ?
11. Bagaimana keadaan sel pada saat kekurangan cairan ?
12. Apa saja sumber cairan input dan output ?
13. Apa ada efek samping kekurangan cairan terhadap organ – organ vital ?
14. Bagaimana meningkatkan cairan di dalam tubuh ?
15. Apa saja komponen cairan dalam tubuh ?
16. Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ?
17. Bagaimana kondisi fisik saat kekurangan cairan ?
18. Hormon apa saja yang berperan dalam tubuh pada saat kekurangan cairan ?
19. Apa saja jenis – jenis larutan ?
20. Berapa kadar normal cairan dalam tubuh berdasarkan usia ?

JAWABAN

1. Karena input cairan lebih sedikit dari output yang dapat mengalami dehidrasi
2. Karena didalan tubuh pada CIS & CES harus seimbang. Pada CIS kation K+
dan anion PO4-, pada CES kation Na+ anion Cl-. Jadi kita bisa tau kekurangan ion
tertentu kelainannya di CIS/CES
3. Na+ : - mengatur volume darah
- mengatur transmisi saraf dan otot
- aldosterone
- mompa natrium kalium
K+ : - konduksi saraf dan kontraksi otot
Cl- : - komponen utama pada getah lambung
- bersama NaCl mengatur osmolaritas plasma
4. Efektif mengisi volume cairan ke pembuluh darah
5. Kadar normal : Na+ : 135 – 145 mEq/l
K+ : 3,5 – 5 mEq/l
Cl- : 95 – 103 mEq/l
6. Volume darah menurun, tekanan darah menurun, hormone ADH meningkat
7. Input lebih besar dibanding outputnya
8. Kristaloid : ringerlaktat, ringersetat, Nacl 0,9% da nada koloid

4
9. Hipokalemia dan hiponatremia
10. - minum tidak boleh berdiri
- tidak boleh bernafas saat minum
- membaca bismillah
- minum menggunakan tangan kanan
- tidah boleh berlebihan
11. sel darah merah pekat dan tidak maksimal untuk metransfer O2
12. Input : - makanan sehari – hari
- air minum
- air oksidasi
Output : - urine
- fases
- IWL
- air mata
13. Ada, pada organ ginjal akan terjadi gangguan fungsinya yang lebih parah
pada otak jika kekurangan air
14. - pada hiponatremia pengobatan secara oral di beri larutan NaCl
- pada hipernatremia akibat retensi air edemakola: - pengobatan diuretic
- pembatasan cairan
- pada hypokalemia pemberian diuretikum
15. cairan terdiri dari pelarut (solven) dan terlarut (solute)
terlarut : - non elektrolit : glukosa, ureum, dll
- elektrolit : natrium, kalium, dll
16. - usia
- jenis kelamin
- sel – sel lemak
- stress
- sakit
- temperature lingkungan
- diet
17. - bibir kering
- lemas
- kulit kering
18. ADH
kalau ADH meningkat menahan untuk mengeluarkan urine, kalau ADH
menurun mengeluarkan urine banyak, hormon ADH di pengaruhi volume
dan tekanan. Jika volume dan tekanan menurun maka hormone ADH
disekresi dan begitu juga dengan sebaliknya.
19. Berdasarkan sifatnya : - homogen
- heterogen
Berdasarkan daya hantar listriknya : - elektrolit
- non elektrolit
20. Bayi baru lahir : 75%
Pria 20 – 40 tahun : 60%
Wanita 20 – 40 tahun : 50%
Usia lanjut >60 tahun : 45 – 50%

5
HIPOTESA

Cairan dalam tubuh sangat penting yang memiliki komponen CIS&CES


(K , PO4- & Na+, Cl-). Kadar cairan dalam tubuh dewasa 50 - 60%. Apabila
+

kekurangan dapat menyebabkan dehidrasi dikarenakan volume CES berkurang


maka dari itu dibutuhkan pemberian cairan yang dapat berupa isotonic, oralit jika
diare dan pemberian infus saat pemeriksaan laboratorium menunjukan
kekurangan elektrolit.

6
LEARNING OBJECTIVE

1. Memahami dan menjelaskan tentang cairan dan larutan


1.1 Definisi
1.2 Komponen (kompartemen)
1.3 Jenis – jenis
1.4 Mekanisme keseimbangan cairan tubuh
1.5 Input dan output
1.6 Perbedaan dan persamaan
1.7 Faktor – faktor
2. Memahami dan menjelaskan tentang dehidrasi
2.1 Definisi
2.2 Jenis
2.3 Faktor
2.4 Mekanisme
2.5 Efek samping
2.6 Pengobatan / Tatalaksana
3. Memahami dan menjelaskan tentang mineral
3.1 Fungsi
3.2 Kadar Normal
3.3 Gangguan
3.4 Sifat
3.5 Sumber
3.6 Input dan output
3.7 Metabolisme mineral dalam tubuh
4. Memahami dan menjelaskan tentang etika minum dalam ajaran islam
4.1 Al-Quran
4.2 Hadits

7
JAWABAN

1. Memahami dan menjelaskan tentang cairan dan larutan


1.1 Definisi
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat
atau gas. Cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut /zat terlarut.
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam zat yang
terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut).
1.2 Komponen
H2O tubuh tersebar antara dua kompartemen cairan utama: cairan di
dalam sel, atau cairan intrasel (CIS), dan cairan yang mengelilingi sel, atau
cairan ekstrasel (CES). Pada dewasa proporsi cairan dalam tubuh adalah 2/3
tubuh total sekitar 40% sedangkan pada CES adalah 1/3 tubuh total sekitar
20%. CES terbagi lagi menjadi 3 yaitu cairan intravascular (1/5 CES), cairan
interstitial (4/5 CES), dan CES minor (Trans-sel dan Limfe) karena jumlah
cairan ini terlalu sedikit. Pada trans-sel terdapat 5 cairan CES minor yaitu:
 Cairan Serebrospinal : mengelilingi, membentuk bantalan dan
memberi makan otak dan korda spinalis.
 Cairan Intraokular : mempertahankan bentuk dan memberi
makan mata
 Cairan Sinovium : melumasi dan berfungsi sebagai peredam
kejut pada sendi
 Cairan Perikardium, Intrapleura, Peritoneum : masing – masing
melumasi gerakan jantung, paru, dan usus.
1.3 Jenis – jenis
 Berdasarkan fasanya (wujud zat)

8
 Berdasarkan kejenuhannya
Larutan Secara Kualitatif Secara Kuantitatif
Belum jenuh Solute masih bisa larut Qc < Ksp
dalan solvent
Jenuh Keadaannya berada dalam Qc = Ksp
kesetimbangan
Sudah jenuh Mengendap semua (sudah Qc > Ksp
terdapat endapan)

 Berdasarkan kepekatannya
a) Larutan encer : larutan yang mengandung relatif sedikit solute
dalan larutan
b) Larutan pekat : larutan yang mengandung banyak solute dalam
larutan
 Berdasarkan daya hantar :
a) Larutan elektrolit
i. Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak
menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka
harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Yang tergolong elektrolit
kuat :
 Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4,
HNO3 dan lain-lain
 Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali
dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
 Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl,
KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
ii. Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya
hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi
sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung
zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika
larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah :
 Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN,
H2CO3, H2S dan lain-lain
 Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan
lain-lain
 Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl,
CaCrO4, PbI2 dan lain-lain. Basa-basa lemah
seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan
gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas
termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah.

9
Contohnya adalah larutan ammonia, larutan cuka
dan larutan H2S.
b) Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam
pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak mengion ).
Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan
sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain. Tergolong ke
dalam jenis ini misalnya:
 Larutan urea (CO(NH2)2)
 Larutan sukrosa
 Larutan gula (C12H22o11)
 Larutan glukosa (C6H12O6)
 Larutan alkohol (C2H5OH)
1.4 Mekanisme keseimbangan cairan tubuh

Penyimpanan di
dalam tubuh.

Ekskresi Lingkungan
eksternal (melalui
Masukan dari lingkungan ginjal,paru,saluran
eksternal cerna,keringat)
(ingesti,inhalasi,penyera
pan permukaan
tubuh,injeksi) Dalam tubuh
kumpulan
internal
konsentrasi
cairan suatu
bahan.

Dikonsumsi secara
Diproduksi secara metabolik di dalam
metabolik oleh tubuh tubuh (permanen)

Penggabungan
struktur molekul
kompleks

10
Konsep Keseimbangan

“ Pemasukannya melalui ingesti atau produksi metabolic harus seimbang


dengan pengeluarannya melalui eksresi atau konsumsi metabolic.”
 Peranan Ginjal
o Filtrasi di Glomerulus
Agar filtrasi dapat berlangsung, diperlukan tenaga pendorong
untuk memungkinkan filtrat menyebrangi barrier kapsular.
Tenaga filtrasi itu berasal dari tekanan hidrostatik darah.
o Reabsorbsi di Tubulus Proksimal
Cairan filtrat dari glomerulus mengalami reabsorbsi air
(obligatif), protein yang terfiltrasi, glukosa, asam-asam amino dan
elektrolit. Pada umumnya, reabsorbsi ini terjadi melalui difusi
aktif. Dalam keadaan normal sekitar 65% Na+ yang difiltrasi juga
direabsorbsi bersama air. Proses penyerapan ion Na+ dijalankan
melalui pompa Na-K-ATP-ase. Sekitar 90% HCO3- juga
direabsorbsi disini. Sekresi ion H+ terjadi pada bagian distal dari
tubulus proksimal.
o Reabsorbsi di Tubulus Distal
Sel – sel pada tubulus distal memiliki dua peran penting, yaiut :
 Umpan balik tubuloglomerular untuk mengatur laju
filtrasi glomerulus (GFR = glomerular filtration
rate). Sel-sel ini dapat mendeteksi perubahan pada GFR
atau perubahan kadar Na atau Cl. Bila GFR naik, sel-sel
tubuloglomerular akan memeringatkan apparatus
jukstaglomerulus untuk menghasilkan vasokonstriktor
(adenosin atau prostaglandin). Dilepaskannya zat ini
menyebabkan arteri aferen yang menuju glomerulus
mengalami konstriksi sehingga GFR menurun.
 Peran dalam mengatur sekresi renin. Renin adalah
enzim proteolitik yang mengeluarkan angiotensin dari
angiotensinogen. Selanjutnya, enzim kedua yaitu
angiotensin converting enzyme (ACE) akan melakukan
katalisis suatu dipeptida dari angiotensinogen dan
menghasilkan angiotensin II yang merupakan
vasokonstriktor sangat kuat. Jadi dengan meningkatnya
arteri, angiotensin II membantu terjadinya perfusi
organ-organ vital bila organisme mengalami
kekurangan cairan contohnya pada hipovolemia atau
perdarahan.

Pada tubulus distal, terjadi penyesuaian akhir reabsorbsi Na+, sekresi K+, H+,
dan air. Untuk reabsorbsi air diperlukan ADH yang akan memengaruhi
permeabilitas membran terhadap air. Untuk Na+, reabsorbsinya memerlukan

11
hormon aldosteron yang juga berperan untuk mengatur keseimbangan asam-
basa. Sekresi ion H+ merupakan fungsi penting dari tubulus distal yang
merupakan lokasi pengasaman urin.
o Sekresi
 Hormon Anti Diuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan di hipotalamus dan disekresikan
melalui hipofisis posterior ke dalam darah. Organ
sasaran hormon ini adalah sel-sel nefron ginjal. ADH
berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan
dengan mengendalikan ekskresi air oleh ginjal. Hormon
ADH atau arginine vasopressin (AVP) berperan
menurunkan permeabilitas sel-sel nefron distal sehingga
reabsorbsi air meningkat.
 Aldosterone
Aldosteron adalah hormon mineralkortikoid yang
dihasilkan korteks adrenal. Aldosteron berperan pada sel
tubulus distal untuk menurunkan permeabilitas
membran sel agar menyerap kembali natrium. Sekresi
aldosteron diaktifkan oleh angiotensin II yang
dihasilkan ginjal oleh sistem renin-angiotensin.
 Atrial Natriuretik Peptida (ANP)
Peptida ini digolongkan sebagai hormon dan dihasilkan
oleh dinding atrium: menyebabkan diuresis dan
natriuresis. Peningkatan volume cairan ekstrasel akan
meningkatkan volume darah (dan sebaliknya).
Perubahan volume darah memberi efek langsung pada
perubahan tekanan darah, dimana perubahan berbanding
lurus. Dengan adanya rangsangan pada baroreseptor,
akan merangsang pelepasan ANP yang memblokade
sekresi aldosteron diikuti dengan peningkatan
pengeluaran natrium dan air melalui urin.

12
Gambar 1. Peranan Hormon pada Fungsi Ginjal.
 Homeostatis Air
o Bila asupan air terlalu banyak
Air akan segera dikeluarkan dengan mengurangi sekresi ADH
dari hipofisis posterior yang mengurangi reabsorbsi air di
tubulus distal dan duktus koligentes nefron ginjal. Peningkatan
volume plasma akan diikuti dengan venous return yang
meregang dinding atrium. Dengan adanya baroreseptor, akan
merangsang pelepasan atrial natriuretic peptide (ANP) yang
menimbulkan blokade pada sekresi aldosteron dan diikuti
peningkatan pengeluaran Na dan air melalui urin.
o Bila asupan air terlalu sedikit
Terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, dimana volume dan
tekanan darah berkurang. Hal ini menimbulkan rangsangan
pada sistem renin-angiotensin-aldosteron sehingga muncul
restriksi pengeluaran cairan (pengurangan produksi urin),
rangsang haus yang disertai pemasukan cairan, yang kemudian
meningkatkan volume cairan ekstrasel.
 Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (SRAA)
Sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron (SRAA) terlibat dalam
regulasi Na+. Sel granular apparatus jukstaglomerulus mengeluarkan
suatu hormon enzimatik, renin, ke dalam darah sebagai respons
penurunan NaCl, volume CES, dan tekanan darah arteri. Peningkatan
sekresi renin menyebabkan peningkatan reabsorbsi Na+ oleh tubulus
distal dan koligentes. Setelah dieksresikan ke dalam darah, renin
bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan angiotensinogen (yang
disintesis dalam hati) menjadi angiotensin I. Ketika melewati paru

13
melalui sirkulasi paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh
ACE yang banyak di kapiler paru. Angiotensin II adalah perangsang
utama sekresi hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
meningkatkan reabsorbsi Na+ oleh tubulus distal dan koligentes. SRAA
mendorong retensi garam yang kemudian menyebabkan retensi air dan
peningkatan tekanan darah arteri. Melalui mekanisme umpan-balik
negatif, sistem ini menghilangkan faktor-faktor yang memicu
pelepasan awal – renin yaitu, deplesi garam, penurunan volume
plasma, dan penurunan tekanan darah arteri. Selain merangsang sekresi
aldosteron, angiotensin II adalah konstriktor arteriol sistemik, yang
secara langsung meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan
resistensi perifer total tubuh. Selain itu, angiotensin II meningkatkan
rangsangan haus (meningkatkan asupan cairan) dan merangsang
vasopressin (suatu hormon yang meningkatkan retensi H2O oleh
ginjal), keduanya ikut berperan dalam menambah volume plasma dan
meningkatkan tekanan arteri.

Gambar 2. Sistem Renin – Angiotensin – Aldosterone

14
1.5 Input dan Output
Input
Asupan cairan : 1250 ml/hari
H2O dalam makanan : 1000 ml/hari
H2O yang diproduksi : 350 ml/hari
oleh metabolisme
Jumlah : 2600 ml/hari

Output
Urine : 1500 ml/hari
Faeces : 100 ml/hari
Keringat : 100 ml/hari
Insensible water loss : 900 ml/hari
Jumlah : 2600 ml/hari
Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan
1 3 hari 3 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun 54 2200 – 2700

1.6 Perbedaan dan persamaan


Perbedaan: Cairan terdiri dari 1 zat, sedangkan larutan terdiri dari 2 zat
atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent.
Persamaan:
Cairan: fasenya berupa cair
Larutan: fasenya terdapat yang cair
1.7 Faktor – faktor
 Suhu (T)
Umumnya berlaku pada campuran padat-cair. Suhu berbanding lurus
dengan kelarutan.
 Tekanan (P)
Berlaku hanya untuk gas, sesuai dengan hukum Henry. Untuk padat
dan cair, tekanan konstan.

15
 Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.
Contoh : AgCl (s) ↔ Ag+(aq) + Cl-(aq)
Adanya ion Cl- akan menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga
kelarutan akan berkurang
 Sifat zat terlarut dan pelarut
Suatu solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang
sama dengan solute, dimana:
o Solute polar mudah larut dalam solvent polar
o Solute non polar mudah larut dalam solvent non polar
 Penambahan zat lain
Surfaktan umumnya digunakan untuk meningkatkan kelarutan zat.

2. Memahami dan menjelaskan tentang dehidrasi


2.1 Definisi
- Keadaan dimana kurangnya jumlah cairan tubuh dari jumlah normal
akibat kehilangan asupan yang tidak memadai atau kombinasi keduanya.
- Keseimbangan negative H2O

- Input<Output

- Berkurangnya Volume di CES


2.2 Jenis
Berdasarkan tipe:
 Dehidrasi isotonik (isonatremik)
Tipe ini merupakan yang paling sering (80%). Pada tipe ini,
kehilangan air sebanding dengan jumlah natrium yang hilang dan
biasanya tidak mengakibatkan cairan ekstrasel berpindah ke dalam
ruang intraeluler. Kadar. Natrium dalam darah pada dehidrasi ini
135-145 mmol/L dan osmolalitas efektif serum 275-295 mOsml/L.
 Dehidrasi hipotonik (hiponatremia)
Natrium hilang yang lebih banyak daripada air. Penderita tipe ini,
ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (< 135 mmol/L)
dan osmolalitas efektif serum (<270 mOsml/L).
 Dehidrasi hipertonik (hipernatremia)
Hilangnya air lebih banyak daripada ntarium. Dehidrasi ini, ditandai
dengan tingginya kadar natrium serum (>145mmol/L) dan
peningkata osmolalitas efektif serum (>295 mOml/L).
Berdasarkan tingkat:
 Dehidrasi ringan
Penurunan cairan tubuh 5 % BB. Gejala umum yang sering
ditunjukkan yaitu haus, bibir kering, dan lemas

16
 Dehidrasi sedang
Penurunan cairan tubuh antara 5 – 10% BB. Pada tingkat dehidrasi
sedang penderita terlihat haus, buang air kecil mulai berkurang.
Mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir
kering.
 Dehidrasi berat
Penurunan cairan tubuh antara 10 – 15% BB. Gejala nya Selain
gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan dan sedang, pada
keadaan ini juga terlihat napas yang cepat dan dalam, kekenayalan
kulit sangat menurun, kondisi tubuh sangat lemas, kesadaran
menurun, nadi cepat.

2.3 Faktor

Penyebab utama dehidrasi adalah kekurangan zat natrium dan air dalam
tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena:
 diare berat
 muntah-muntah
 demam
 berkeringat yang berlebihan
 tidak ada asupan sama sekali
 paparan panas yang lama
 aktivitas fisik berlebih
 diet yang tidak sesuai
Pada bayi dan anak-anak resiko terjadinya dehidrasi lebih besar
dibandingkan dengan orang dewasa.

17
2.4 Mekanisme Dehidrasi

2.5 Efek samping


Jika dehidrasi Karena kekurangan natrium dan kelebihan air akan
menyebabkan sel di otak membengkak dan akan dilanjutkan ke penyakit
yang lebih serius dan selain otak akan terganggu fungsi-fungsinya pada
organ-organ lain seperti ginjal, paru-paru dll.
2.6 Pengobatan / Tatalaksana
Untuk dehidrasi ringan dan sedang bisa diberikan CRO ( cairan rehidrasi
oral). Pada penderita dehidrasi berat bisa diberikan infus yang sesuai
dengan kebutuhan dehidrasinya. Penatalaksanaannya:
 Berikan maintenance cairan dengan anti cairan yang hilang
 Ganti kehilangan cairan yang masih berlangsung volume per
volume
 Pembagian cairan dibagi rata dalam 24 jam kecuali dalam
keadaan khusus

Jenis air yang diberikan adalah cairan isotonik mengandung dekstrosa

18
3. Memahami dan menjelaskan tentang mineral
3.1 Fungsi
I. Kalsium
-Unsur pembentuk tulang dan gigi
-Pengaturan fungsi saraf dan otot
-Membantu proses pembekuan darah
-Memelihara dan meningkatkan fungsi membrane sel
-Mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormone
-Membantu proses penggumpalan darah
-Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat-zat kimia radioaktif
tertentu
II. Fosfor
-Unsur pembentuk tulang dan gigi
-Unsur pembentuk ATP
-Perantara metabolic fosforilasi asam nukleat
-Mempengaruhi semua proses perombakan dan pembentukan zat
-Membentuk bagian-bagian penting dari plasma sel
-Untuk pembelahan inti sel dan memindahkan sifat-sifat keturunan
-Diperlukan dalam proses pengerutan otot
III. Magnesium
-Unsur pembentuk tulang dan gigi
-Kofaktor enzim
-Sintesis protein
-Respirasi seluler
-Sebagai katalisator dalam beberapa reaksi kimia dan biologis
melibatkan ATP dan ADP
-Unsur penting otot dan sel darah merah
IV. Natrium
-Kation utama dalam cairan intrasel
-Bersama klor membantu pergerakan rangsangan saraf
-Mengatur denyut jantung
-Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nilai osmotic
(keseimbangan air di luar sel tubuh)
-Memelihara keseimbangan pH dan asam-asam

19
-Mengatur permeabilitas sel, fungsi alat dan transmisi impuls-
impuls saraf
V. Kalium
-Memelihara keseimbangan air di dalam sel-sel tubuh
-Transmisi impuls-impuls saraf
-Memelihara keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
-Sebagai katalisator dalam reaksi kimia dan biologis dalam tubuh
-Memelihara denyut jantung
-Mengatur pelepasan insulin dari pancreas
-Membantu dalam kontraksi otot dan pertumbuhan
VI. Klorida
-Memelihara keseimbangan air dan asam basa dalam tubuh
-Berperan dalam pembentukan asam hidroksida
-Berperan sebagai komponen HCl dalam lambung
-Mengatur aktivitas enzim-enzim tertentu
-Memudahkan transfer CO2 dari darah ke paru-paru
-Membantu dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit,
asam basa, dan tekanan (nilai) osmotic dalam bagian-bagian
rongga tubuh.
VII. Kromium
-Kromium trivalent, konstituen :faktor toleransi glukosa”
-Membantu insulin
VIII. Kobalt
-Hanya dibutuhkan sebagai konstituen vitamin B12
IX. Tembaga
-Penting untuk pembentukan hemoglobin sel-sel darah merah
-Sebagai komponen enzin-enzim dan protein
-Mengabsorpsi unsur besi
-Sintesa substansi seperti hormone
-Memelihara fungsi saraf dan kimia darah yang normal
X. Yodium
-Membantu fungsi kelenjar tiroid
-Pembentukan hormone-hormon dalam kelenjar tiroid (tiroksin)

20
XI. Zat besi
-Berperan dalam respirasi seluler sebagai bagian hemoglobin dan
myoglobin, Fe memungkinkan transportasi O2 dan CO2 ke dan dari
sel-sel.
-Mengatur berbagai reaksi kimia dan biologis dalam tubuh
-Membentuk hemoglobin dari sel-sel darah merah
-Metabolisme energy

3.2 Kadar normal

Na: 135-145 mEq/L

K: 3,5-4,5 mEq/L

Cl: 100-110 mEq/L

3.3 Gangguan

 Hipokalemia
o Pemberian kalium melalui oral karena lebih mudah.
o Pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl pada
vena yang besar. Bila pada vena perifer, KCl 60 mEq
dilarutkan dalam NaCl isotonik 1L karena jika melebihi kadar
ini dapat menyebabkan sklerosis vena serta menimbulkan rasa
nyeri
 Hiperkalemia
o Memberikan kalsium intravena untuk mengatasi pengaruh
hypernatremia pada membran sel.
o Memacu masuknya kembali dari ekstrasel ke intrasel, dengan
cara:
 Pemberian insulin untuk mencegah hipoglikemia
 Pemberian NaHCO3 yang akan menaikkan pH sistemik
 Pemberian β2 – agonis untuk merangsang pompa Na-K-
ATP-ase dan kalium masuk kedalam sel
o Mengeluarkan kelebihan kalium, dengan cara:
 Hemodialysis
 Pemberian diuretic loop (furosemide) dan tiazid, tetapi
sifatnya temporer

21
 Hiponatremia
Tahapan tata laksana:
o Kenali tipe hiponatremia akut atau kronik
o Tanda atau penyakit lain harus dikenali, contohnya deplesi
volume, dehidrasi, gagal jantung, gagal ginjal
o Koreksi natrium:
 Hiponatremia kronis : koreksi Na dilakukan secara
perlahan dalam bentuk natrium hipertonik intravena atau
oral
 Hiponatremia akut : koreksi Na dilakukan secara cepat
dalam bentuk natrium hipertonik intravena atau oral
 Hipernatremia
Tahapan tata laksana:
o Menetapkan etiologi hypernatremia. Sebagian besar
penyebabnya adalah defisit cairan tanpa elektrolit akibat
koreksi air yang tidak cukup yang akan menyebabkan
kehilangan cairan tanpa elektrolit melalui saluran cerna, urin
atau saluran napas.
o Menurunkan kadar natrium plasma kearah normal.

22
3.5 Sumber

3.6 Input dan Output

23
3.7 Metabolisme mineral dalam tubuh

4. Memahami dan menjelaskan tentang etika minum dalam ajaran islam


4.1 Al Qur’an
Q.S Al Araf : 31 = “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah
di setiap (memasuki) mesji, makan dan minumlah dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan

4.2 Hadits

 Memulai minum dengan membaca basmallah.


 Dari Amir bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasalam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan
ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang berada didekatmu. (HR Thabrani
dalam Mu’jam Kabir).
 Minum dangan tangan kanan.
 Rasulullah Shalllallahu’alaihi wasalam Bersabda, “Jika salah
seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan

24
tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. (HR.Muslim).
 Tidak Bernafas dan meniup air minum.
 Dari abu Qatadah, Nabi shallallahu’alai wasalam bersabda, “Jika
kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air
minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no.263)
 Minum Dengan Keadaan duduk.
 Disunnahkan minum dengan keadaan duduk, karena dalam hadits
Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya nabi Shallallahu’alaihi
wasalam melarang minum sambil berdiri”. (HR.Muslim).
 Bersyukur dan jangan mencela makanan dan minuman.
 Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman
yang ada, dan jangan sekali sekali mencelanya. Abu Hurairah
Radhiallahu’anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasalam sama sekali tidak pernah mencela
makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia
tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
 Larangan makan dan minum menggunakan emas/perak
 "Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan
jangan (pula) makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas
dari emas dan perak) untuk mereka (non-muslim) didunia dan
untuk kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-tirmidzi,
An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah).
 Larangan makan dan minum dalam posisi bersandar
 "Aku pernah bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam
ketika beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga :
Aku tidak makan dalam posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad,
At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).
 Tidak berlebihan dan kekurangan
 "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

25
DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar Patologi Anatomik FKUI Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia

Murray . R . Kel al ( 2012 ), Biokimia Harper, 29th ed, ab . A . Hartono, Jakarta .


EGC.

Sherwood L ( 2004 ), Human Physiology From Cell to Systems, 5th ed.

Guyton and Hall ( 2015 )

Ganong, 2010

Unhas ( 2016 ) Dasar – dasar terapi cairan dan elektrolit. Available from :
https//www.google.co.id Dasar – dasar terapi cairan dan elektrolit.pdf.

26

Anda mungkin juga menyukai