Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................................1
Skenario.........................................................................................................................2
Kata Sulit.......................................................................................................................3
Pertanyaan dan Jawaban................................................................................................4
Hipotesa.........................................................................................................................6
Sasaran Belajar...............................................................................................................7
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan........................................8

1.1 Definisi.........................................................................................................8
1.2 Fungsi Cairan dan Larutan...........................................................................8
1.3 Perbedaan Cairan dan Larutan.....................................................................9
1.4 Jenis-Jenis Larutan.................................................

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Cairan dalam Tubuh......................................10


2.1 Kompartemen Cairan dalam Tubuh dan Komposisi....................................10
2.2 Mekanisme Keseimbangan Cairan dalam Tubuh........................................14
2.3 Input dan Output..........................................................................................17
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi.......................................................18
3.1 Definisi.........................................................................................................18
3.2 Penyebab......................................................................................................19
3.3 Gejala……………………………………………………………………...20
3.4 Jenis-Jenis ...................................................................................................21
3.5 Mekanisme Dehidrasi..................................................................................25
3.6 Penanganan..................................................................................................26
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam.............................27
4.1 Etika……………………………………………………………………….27
4.2 Hadits dan Ayat…………………………………………………………...29
Daftar Pustaka.............................................................................

1
KEKURANGAN CAIRAN
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum
dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,
penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan :
Kadar Natrium : 130 mEq/L (Normal= 135-147), Kalium : 2,5 mEq/L (Normal= 3.5-5,5) dan
Klorida: 95 mEq/L (Normal= 100-106). Setelah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang
dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

2
KATA SULIT
1. Infus : Pemasukan obat dan sebagainya (berupa cairan) tanpa tekanan istimewa melalui
pembuluh darah rongga dada. (KBBI)

2. Orientasi: Peninjauan untuk penentuan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar. (KBBI)

3. Elektrolit: Substansi yang berisosiasi menjadi ion pada saat mengalami fusi dengan demikian
substansi tersebut dapat menghantarkan listrik. (Dorland, 2008)

4. Cairan: Bahan yang langsung mengalir secara alamiah bukan padat / gas. (Sukmariyah, 2008)

5. Pingsan: Hilangnya kesadaran sementara akibat iskemia cerebral umum. (Dorland, 2008)

3
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMENTARA

1. Apakah penyebab kekurangan cairan?

2. Apakah kekurangan cairan disebabkan karena kekurangan minum?

3. Bagaimana mekanisme kekurangan cairan dalan tubuh?

4. Apa saja gejala kekurangan cairan dalam tubuh?

5. Apa fungsi cairan dalam tubuh?

6. Apakah yang terjadi bila kadar Natrium, Kalium, Klorida dibawah rata- rata?

7. Adakah gejala lain selain tampak lemas, bibir dan lidah kering pada pasien yang mengalami
kekurangan cairan?

8. Bagaimana cara minum yang sesuai dengan etika islam?

9. Bagaimana cara mengobati pasien yang kekurangan cairan?

10. Larutan jenis apa yang digunakan untuk mengganti kekurangan cairan?

11. Apakah fungsi infua pada kasus ini?

1 &2 . Kurang minym, pengeluaran tidak sesuai dengan pemasukan, usia (semakin tua semakin sedikit cairan
didalam tubuh), diare, muntah, obat (ginjal mengeluarkan air secara berlebihan), ADH, diabetes insipidus,
aktivitas yang berlebih.
3. Intrasel : + kation: Kalium, Magnesium, Kalsium – anion: Fosfat
Ekstrasel: +kation: Natrium -anion: Klorida
4&7. Lemas, lidah kering, bibir kering, pucat, pusing, pingsan, hilang konsentrasi, suhu badan meningkat, kulit
tidak elastis, keluarnya keringat yang berlebihan.
5. Sumber oksigen, sebagai pelarut, transportasi, nutrient, elektrolit, dan sisa metabolism, sebagai penyeimbang
PH tubuh.
6. Hiponatremia : Kadar natrium dibawah 135 meq/L (diare, muntah, edema)
Hipokalemia : Kadar kalium dibawah 3,5 meq/L (diare, muntah, parlisis, gangguan dalam impuls syaraf)
8. Dianjurkan duduk, membaca basmallah, menggunakan tangan kanan, 3 kali nafas, tidak ditiup.
9. Minum oralit, pemberiam infus, minum air kelapa
10. Larutan isotonik, larutan NaCl

4
11. Menyeimbangkan cairan tubuh.

5
HIPOTESA
Kekurangan cairan disebabkan oleh berkurangnya volume cairan dalam tubuh dan mengakibatkan terganggunya
keseimbangan cairan dan elektrolit. Harus ditangani dengan tepat dan ada banyak cara untuk menanganinya
salah satunya adalah minum sesuai dengan etika islam.

6
SASARAN BELAJAR

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan

1.1 Definisi
1.2 Fungsi Cairan dan Larutan
1.3 Perbedaan Cairan dan Larutan
1.4 Jenis-Jenis Larutan

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Cairan dalam Tubuh

2.1 Kompartemen Cairan dalam Tubuh dan Komposisi

2.2 Mekanisme Keseimbangan Cairan dalam Tubuh

2.3 Input dan Output

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

3.1 Definisi

3.2 Penyebab

3.3 Gejala

3.4 Jenis-Jenis

3.5 Mekanisme Dehidrasi

3.6 Penanganan

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

4.1 Etika

4.2 Hadits dan Ayat

7
1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan

1.1 Menjelaskan dan memahami definisi cairan dan larutan


Cairan
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.Tubuh
manusia sebagian besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat berubahtergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayiusia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar
80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring
dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur
turun yaitu pada laki-lakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat
badan.
Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yangterdiri dari solute
( zat terlarut) dan solvent ( zat pelarut).

1.2 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh

Fungsi cairan tubuh antara lain :


1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam
darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja
otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.
Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Mengatur struktur dan fungsi kulit.
Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh.
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar
karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja
memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini
dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa
embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

8
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup
selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi
untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

1.3 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis larutan

Menjelaskan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik:


1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas:
a. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,
karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion (alpha = 1)
1) Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain.
2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti :
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lain-lain.
b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
1) Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S dam lain-lain.
2) Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain

2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak berion) Tergolong
kedalam jenis ini misalnya :
1) Larutan Urea
2) Larutan Sukrosa
3) Larutan Glukosa
4) Larutan Alkohol

9
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Cairan dalam Tubuh

2.1 Memahami dan Menjelaskan Kompartemen cairan dalam tubuh

Total Body Water, pada orang dewasa 60% dari berat badan dalam kg
Cairan intraseluler (CIS), kurang dari dua pertiga cairan tubuh.
Cairan ekstraseluler (CES), sepertiga cairan tubuh, terdiri dari cairan interstitial yang
berada di sekitar sel, mencapai tiga perempat cairan ekstraseluler. Plasma darah yang
mencapai seperempat cairan ekstraseluler dan cairan transeluler sekitar 1-3% berat
badan, meliputi cairan serebrospinal,cairan dalam peritoium, cairan humour mata dan
lain sebagainya.

Presentasi air tubuh total (Total Body Water) terhadap berat badan berubah sesuai umur,
menurun cepat pada awal kehidupan, yang disajikan dalam tabel :

Usia Cairan Tubuh dalam Kg Berat Badan (%)

Bayi prematur 80

3 bulan 70

6 bulan 60

1-2 tahun 59

11-16 tahun 58

Dewasa 58-60

Dewasa dengan obesitas 40-50

Dewasa kurus 70-75

10
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu: cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L.
Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas.(Guyton&Hall,1997)

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total


Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70kg).
Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total


Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1
tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini
hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES)
dibagi menjadi:
a. Cairan interstisial (CIT)
Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe
termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT)
kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.

b. Cairan intravaskular (CIV)


Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama
pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira
5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3
L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor
oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau
leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang
berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain.
Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
1) pengiriman nutrien (mis: glokusa dan oksigen) ke jaringan
2) transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
3) pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
4) transpor hormon ke tempat aksinya
5) sirkulasi panas tubuh

3. Cairan Transelular (CTS)

Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah
besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan

11
mereabsorbsi sampai 6-8L per hari.

Komposisi ion kompartemen-kompartemen cairan

1. Natrium (Na)
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam
bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada
dalam bentuk ion sebagai Na . Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na )
atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum
kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0
gr NaCl/hari).
Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui
urin & keringat. Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di
dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di
dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L.
Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan
konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot
dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium
(Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan memberikan kontribusi
lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.

12
2. Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari
total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total
kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascularyang terdapat pada cairan
ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di
dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa
otot (muscle mass).
Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.Di dalam tubuh
kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan
keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ),
kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot.
Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan
dikeluarkan melalui urin serta keringat

3. Klorida (Cl)
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah
elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat
di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/ Kg berat badan dengan
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada
cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga
pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan
dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai
fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut
berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium
(Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui
keringat.

13
2.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan dalam tubuh

Mekanisme keseimbangan

Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan


keseimbangan nilai cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses
transpor yaitu difusi, transpor aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).
Difusi adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)
Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak
zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium,
kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino. (Horne, 2001). Filtrasi adalah merembesnya
suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan adalah dari daerah dengan
tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah (Horne, 2001).
Osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
Osmosis dapat terjadi melewati semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua
area berubah (Horne, 2001).

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, yakni:

o Aldosteron, berfungsi sebagai absorbsi natrium yang disekresi kelenjar


adrenal dan tubulus ginjal.
o Prostaglandin, asam lemak yang berfungsi merespons radang, pada ginjal
berfungsi mengatur sirkulasi ginjal.
o ADH, meningkatkan reabsorbsi air sehingga mengendalikan keseimbangan air
dalam tubuh.
o Mekanisme rasa haus, merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan
produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk
mengendalikan rasa haus.

A. Homoestasis Cairan
Keseimbangan cairan dipertahnkan dengan mengatur volume dan
osmolaritas CES. Perubahan volume CES dalam jumlah kecil tidak akan memberi
reaksi fisiologis. Mekanisme homeostatis air dan elektrolit bertujuan
mempertahankan volume dan osmolaritas cairan ekstrasel dalam batas normal,
dengan mengatur keseimbangan antara absorbsi makanan dan minuman di usus
dan ekskresi di ginjal yang melibatkan system hormonal. Ginjal mengontrol

14
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Faktor utama keseimbangan cairan pada saat defisit H2O:


1. Kontrol pengeluaran air oleh vasopresin
2. Kontrol pemasukan air oleh rasa haus

Apabila asupan air berlebihan,mengakibatkan hypervolemia atau volume


cairan berlebihan ditandai dengan meningkatnya volume CES,volume darah dan
disusul dengan meningkatnya tekanan darah. Pada keadaan ini,tubuh kan
berupaya untuk mengurangi volume cairan hingga keadaan normal dan
menurunkan tekanan darah.

Kompensasi:

15
1. Mengurangi volume cairan dengan cara:
1) Menurunkan sekresi ADH,sehingga reabsorbsi dan retensi air oleh ginjal
berkurang. Akibatnya air yang berlebihan akan dibuang lewat urin

2) Merangsang pelepasan ANP (Atrial Natriuretik Peptide) yang berfungsi


menurunkan sekresi renin dan aldosteron,sehingga reabsorpsi dan retensi
Natrium oleh pembuluh darah akan menurun,sehingga natrium yang berlebihan
akan terbuang lewat urin.

2. Menurunkan tekanan darah:


ANP yang dihasilkan oleh dinding atrium kanan jantung akan mengurangi retensi
natrium sehingga terjadilah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah,dan
tekanan darah akan menurun.
Apabila kekurangn asupan air atau terjadi pengeluaran cairan yang
berlebihan seperti diare atau muntah akan mengakibatkan hipovolemia,ditandai
dengan menurunnya volume ces, volume darah dan tekanan darah. Pada keadaan
ini,tubuh akan berupaya untuk mencegah pengeluaran cairan yang lebih
lanjut,menimbulkan mekanisme haus serta meningktkan tekanan darah.
3. Mencegah pengeluaran cairan lebih lanjut:
1) Meningkatkan sekresi ADH, sehingga reabsorbsi dan retensi air yang meningkat
menyebabkan urin lebih pekat dan sedikit.

2) Pengaktifan system Renin-Angiotensin-Aldosteron,yang bertujuan untuk


meningkatkan reabsorbsi dan retensi natrium.

3) Perangsangan mekanisme haus dan dorongan untuk minum agar kekurangan


cairan dapat segera diatasi.

4. Menaikkan tekanan darah:


1) Pengaktifan sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron dapat membuat pembuluh
darah bervasokontriksi menyebabkan tekanan darah meningkat

B. Homeostatis Elektrolit
Kesimbangan elektrolit dengan ketat dijaga oleh tubuh karena elektrolit
berpengaruh pada osmolaritas cairan. Kation yang utama adalah kalium dan
natrium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik CES dan CIS dan langsung
berhubungan dengan fungsi selular.
Pada saat lebih banyak elektrolit terlarut dalam CES, osmolalitas CES
tinggi sehingga cairan intraselular akan keluar menuju cairan ekstaselular.
Akibatnya volume CES meningkat dan kadar elektrolit kembali normal. Sekresi
ADH juga akan ditingkatkan pada keadaan ini sehingga reabsorbsi dan retensi air
meningkat. Bersamaan dengan sekresi ADH, mekanisme haus juga diaktifkan di
hipotalamus sehingga menimbulkan dorongan untuk minum. Pada saat lebih sedikit

16
elektrolit terlarut dalam ces,osmolalitas ces menurun sehingga sekresi ADH
menurun dan kelebihan cairan akan diekresikan bersama urin.

2.3 Memahami dan Menjelaskan Pemasukan dan Pengeluaran cairan tubuh

Intake cairan normal pada orang dewasa sehat memasukan cairan 90% intake cairan
perhari (2500cc) dengan 10% didapatkan dari metabolisme.

Output cairan normal:

Sumber output cairan tubuh

a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar
1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya
tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada
orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-
400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.

c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal
dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

17
PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR

Jalur Jumlah (ml/hari) Jalur Jumlah (ml/hari)

Asupan cairan 1250 Kehilangan tak 900


disadari (dari paru
dan kulit yang tidak
berkeringat)

H2O dalam 1000 Keringat 100


makanan

H2O yang 350 Tinja 100


diproduksi oleh
metabolisme

Urin 1500

Total pemasukkan 2600 Total pengeluaran 2600

PEMASUKAN GARAM PENGELUARAN GARAM

Jalur Jumlah (g/hari) Jalur Jumlah (g/hari)

Ingesti 10,5 Pengeluaran 0,5


obligatorik melalui
kerinat dan tinja

Ekskresi terkontrol 10,0


di urin

Pemasukan total 10,5 Pengeluaran total 10,5

(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi


3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan berupa gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal
ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum).
Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh akibat dari rasa haus yang
tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup. Gangguan kehilangan cairan tubuh
ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.

18
Dehidrasi merupakan berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang
sama(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi
hipotonik).

3.2 Memahami dan Menjelaskan Macam – Macam Dehidrasi


Berdasarkan penyebabnya, dehidrasi terdiri dari:
a. Dehidrasi hipertonik
Ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145mmol/liter) dan peningkatan
osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).

b. Dehidrasi isotonik
Ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas
efektif serum (270-285 mosmol/liter).

c. Dehidrasi hipotonik
Ditandai denganrendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan
osmolalitas efektif serum(kurang dari 270 mosmol/liter.

Berdasarkan tingkat banyak cairan tubuh yang hilang:


a. Dehidrasi ringan
Yaitu kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5%.

b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10%

c. Dehidrasi berat
Kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh.

3.3 Memahami dan Menjelaskan Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi dapat terjadi karena kemiskinan air (water depletion), kemiskinan


natrium (sodium depletion), dan water and sodium depletion bersama-sama. (Staf
Pengajar Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006).
Terdapat banyak sebab kehilangan cairan tubuh dan kandungan elektrolit di
antaranya : (asmadi, 2008)
a. Kehilangan melalui kulit (diaforesis, luka bakar)
b. Kehilangan cairan tubuh melalui saluran pencernaan (muntah, diare, drainase dari
gastrik intestinal)
c. Kehilangan cairan tubuh melalui saluran perkemihan (diuresis osmotik, diabetes
insipidus)

19
a. Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat
dari pada orang yang tidak beraktivitas.

b. Diare
Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah
besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.

c. Usia
Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun. Selain itu, kadar air akan semakin
menurun seiring dengan usia.

d. Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang
keluar dengan cara minum.

e. Berkeringat
Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan
menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila
keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh
ke dalam kondisi dehidrasi.

f. Diabetes
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita
diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.

g. Luka bakar
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada
pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

h. Kesulitan minum
Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke
kondisi dehidrasi.

i. Gastroenteritis
Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan
semakin mudah terjadi.

j. Stomatitis
Nyeri dapat membatasi asupan oral.

k. Diabetic ketoasidosis (DKA)


Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh
kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat

20
menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan
yang intensif.

l. Demam penyakit
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu
makan.

m. Pharyngitis
Ini dapat mengurangi asupan oral

n. Congenital adrenal hiperplasia


berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.

o. Heat stroke
Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi.

p. Cystic fibrosis
Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan pasien pada risiko
hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.

q. Diabetes insipidus
Output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat mengakibatkan kerugian besar air
bebas dan hipernatremia.

r. Tirotoksikosis
Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat.

3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala Dehidrasi


Menurut Muscari, 2005, tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada sesorang yang
mengalami dehidrasi adalah antara lain :
a. Haus
b. Keletihan
c. Penurunan berat badan
d. Membran mukosa kering
e. Penurunan atau hilangnya produksi air mata
f. Turgor kulit tidak elastis dan waktu pengisian kembali kapiler meningkat
g. Mata cekung
h. Depresi fontanel
i. Penurunan haluaran urin
j. Takikardia

21
k. Takipnea
l. Penurunan tekanan darah
m. Rasa haus berlebihan

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :


Tanda-tanda dehidrasi bergantuiung pada derajat dehidrasi

22
2.4.1 Menjelaskan gejala dehidrasi pada orang dewasa

Tanda dan Gejala Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat


Ringan Sedang
Kehilangan berat 3-5 6-9 10 atau lebih
badan (%)
Kondisi umum Haus, sadar, Haus, sadar, Biasanya sadar; ektremitas
gelisah hipotensi dingin, lembab, sianotik,
postural kulit jari tangan dan kaki
berkerut; kejang otot
Nadi radial Kecepatan Cepat dan Cepat, sangat
dan tekanan lemah lemah,kadang tidak teraba
normal
Respirasi Normal Dalam, Dalam dan cepat
mungkin
cepat
Fontanella anterior Normal Cekung Sangat cekung
Tekanan darah Normal Normal atau Rendah, mungkin tidak
sistolik rendah: terukur
hipotensi
ortostatik
Elastisitas kulit Cubitan Cubitan Cubitan tidak segera
segera kembali kembali
kembali perlahan
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
atau
berkurang
Keluaran kencing Normal Jumlah Anuria/oliguria berat
berkurang
dan pekat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan
mata cekung sering tidak jelas.
2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%.
3. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi
dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
4. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-RSCM :
a. Ditemukan aksila lembab/basah,
b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal,
c. Diuresis berkurang,

23
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya
glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9
(tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan
terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.

Gejala dehidrasi pada anak

Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun yang
berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta
merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala
dehidrasi:
a. Dehidrasi Ringan
 Jarang terjadi gejala yang signifikan
 Kehilangan cairan mencapai 5% berat badan
 Defisit cairan berikar antara 30-50mL/kg
b. Dehidrasi Sedang
Sudah terlihat tanda patologis pada anak, terjadi perubahan kondisi fisik yang
signifikan,
 Anak menangis tanpa air mata
 Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh
tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian
mulut dan bibir yang kering.
 Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan
diantara 5% - 10% berat badan.
 Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi.
 Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
 Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.
 Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti.
 Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg
 Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
 Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38º C bahkan lebih.

c. Dehidrasi Berat

 Tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan.


 Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat.
 Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh
menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna.

24
 Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,
yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini
membuat berat badan anak turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB
asalnya.
 Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
 Ketidakmampuan untuk minum
 Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
 Jika menangis tidak ada air mata
 Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
 Berkuranganya volume air seni

3.5 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Dehidrasi

Beberapa mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam


tubuh. Salah satu yang terpenting adalah mekanisme dehidrasi. Jika tubuh memerlukan lebih
banyak air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus akan
bertambah kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang untuk
minum dan memenuhi kebutuhannya akan cairan.

Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar
hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu
zat ke dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang
ginjal untuk menahan air sebanyak mungkin.

25
Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari
cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan
darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan. Jika tubuh
kelebihan air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon
antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih.

Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system
saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan
cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di
hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem
endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah
Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan

reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka
hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .

3.6 Memahami dan Menjelaskan Cara Penanganan Dehidrasi


Koreksi air (rehidrasi) jenis air yang diberikan adalah cairan isotonik mengandung dekstrosa.
Volume air yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan rumus (10%) ditambah dengan
Insensible Water Losses + volume urin 24 jam + volume air yang keluar melalui oral bila pasien
sadar. Kecepatan pemberian air tidak boleh menyebabkan penurunan kadar natrium plasma > 0,5
mEq/jam. (FKUI, 2013)

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan


Asam Basa. Jakarta: Penerbit FKUI.

Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges) :


1. Obat-obatan Antiemetik
Untuk mengatasi muntah.
2. Obat-obatan anti diare
Pengeluaran feses yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta dapat diberikan
oralit.
3. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk mengatasi
ketidakseimbangan yang terjadi.
4. Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena. Larutan
garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar
natrium mendekati normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah pasien
mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk
menyediakan air bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme.
5. Pemberian bolus carian IV
pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah
alirah kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.

26
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

4.1 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum

1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala. Segala perkara
yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu,
maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah.

2. Memulai minum dengan membaca basmallah.

Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan
hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang
sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-
Rahim.

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai
anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu
dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

3. Minum dengan tangan kanan.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak
makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah
minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum
dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

4. Tidak bernafas dan meniup air minum.


Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa
hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari
Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam
wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air
minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut
dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.

5. Bernafas tiga kali ketika minum.


Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga
kali.” Dan beliau bersabda,“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.


Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun
mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau

27
mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau
minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah
tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan
dishahihkan oleh Al-Albani)

7. Minum dengan posisi duduk.


Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri.
Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk
memuntahkannya.” (HR. Ahmad)

8. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.


Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, Dari Ibnu Abas RA
berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan
seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah
‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum.” (HR.
Turmidzi).

9. Menutup bejana air pada malam hari.


Rasulullah bersabda, “Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada
satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup,
ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR.
Muslim)

10. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA, dia berkata, Rasullullah SAW bersabda: ”Orang-
orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan
ke dalam perutnya api dari neraka.” (HR. Muslim)

11. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian
minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-
tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah
setelah minum”.(HR.Tirmidzi)

28
4.2 Memahami dan Menjelaskan Ayat dan Hadits tentang Etika Minum dalam Islam
1.

Artinya :
“Mereka menanyakan kepada mu (Muhammad) tentang Khamar dan judi. Katakanlah,
“Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi
dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepada mu
(tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah “Kelebihan (dari apa yang
diperlukan)” Demikian lah Allah swt menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar
kamu memikirkan.” (Q.S. Albaqarah: 168)
2. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Karena itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat. Maka maukah kamu berhenti (dan
mengerjakan pekerjaan itu)." (Q.S Al Ma'idah: 90-91)

29
DAFTAR PUSTAKA

Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC


Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC

Sukmariah, M., & Kamianti, A.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara

Doenges, Marylin E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasi Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

30

Anda mungkin juga menyukai