Daftar Isi........................................................................................................................1
Skenario.........................................................................................................................2
Kata Sulit.......................................................................................................................3
Pertanyaan dan Jawaban................................................................................................4
Hipotesa.........................................................................................................................6
Sasaran Belajar...............................................................................................................7
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan........................................8
1.1 Definisi.........................................................................................................8
1.2 Fungsi Cairan dan Larutan...........................................................................8
1.3 Perbedaan Cairan dan Larutan.....................................................................9
1.4 Jenis-Jenis Larutan.................................................
1
KEKURANGAN CAIRAN
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi
pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum
dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,
penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan :
Kadar Natrium : 130 mEq/L (Normal= 135-147), Kalium : 2,5 mEq/L (Normal= 3.5-5,5) dan
Klorida: 95 mEq/L (Normal= 100-106). Setelah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang
dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.
2
KATA SULIT
1. Infus : Pemasukan obat dan sebagainya (berupa cairan) tanpa tekanan istimewa melalui
pembuluh darah rongga dada. (KBBI)
2. Orientasi: Peninjauan untuk penentuan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar. (KBBI)
3. Elektrolit: Substansi yang berisosiasi menjadi ion pada saat mengalami fusi dengan demikian
substansi tersebut dapat menghantarkan listrik. (Dorland, 2008)
4. Cairan: Bahan yang langsung mengalir secara alamiah bukan padat / gas. (Sukmariyah, 2008)
5. Pingsan: Hilangnya kesadaran sementara akibat iskemia cerebral umum. (Dorland, 2008)
3
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMENTARA
6. Apakah yang terjadi bila kadar Natrium, Kalium, Klorida dibawah rata- rata?
7. Adakah gejala lain selain tampak lemas, bibir dan lidah kering pada pasien yang mengalami
kekurangan cairan?
10. Larutan jenis apa yang digunakan untuk mengganti kekurangan cairan?
1 &2 . Kurang minym, pengeluaran tidak sesuai dengan pemasukan, usia (semakin tua semakin sedikit cairan
didalam tubuh), diare, muntah, obat (ginjal mengeluarkan air secara berlebihan), ADH, diabetes insipidus,
aktivitas yang berlebih.
3. Intrasel : + kation: Kalium, Magnesium, Kalsium – anion: Fosfat
Ekstrasel: +kation: Natrium -anion: Klorida
4&7. Lemas, lidah kering, bibir kering, pucat, pusing, pingsan, hilang konsentrasi, suhu badan meningkat, kulit
tidak elastis, keluarnya keringat yang berlebihan.
5. Sumber oksigen, sebagai pelarut, transportasi, nutrient, elektrolit, dan sisa metabolism, sebagai penyeimbang
PH tubuh.
6. Hiponatremia : Kadar natrium dibawah 135 meq/L (diare, muntah, edema)
Hipokalemia : Kadar kalium dibawah 3,5 meq/L (diare, muntah, parlisis, gangguan dalam impuls syaraf)
8. Dianjurkan duduk, membaca basmallah, menggunakan tangan kanan, 3 kali nafas, tidak ditiup.
9. Minum oralit, pemberiam infus, minum air kelapa
10. Larutan isotonik, larutan NaCl
4
11. Menyeimbangkan cairan tubuh.
5
HIPOTESA
Kekurangan cairan disebabkan oleh berkurangnya volume cairan dalam tubuh dan mengakibatkan terganggunya
keseimbangan cairan dan elektrolit. Harus ditangani dengan tepat dan ada banyak cara untuk menanganinya
salah satunya adalah minum sesuai dengan etika islam.
6
SASARAN BELAJAR
1.1 Definisi
1.2 Fungsi Cairan dan Larutan
1.3 Perbedaan Cairan dan Larutan
1.4 Jenis-Jenis Larutan
3.1 Definisi
3.2 Penyebab
3.3 Gejala
3.4 Jenis-Jenis
3.6 Penanganan
4.1 Etika
7
1. Memahami dan Menjelaskan Cairan dan Larutan
8
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup
selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi
untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak berion) Tergolong
kedalam jenis ini misalnya :
1) Larutan Urea
2) Larutan Sukrosa
3) Larutan Glukosa
4) Larutan Alkohol
9
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Cairan dalam Tubuh
Total Body Water, pada orang dewasa 60% dari berat badan dalam kg
Cairan intraseluler (CIS), kurang dari dua pertiga cairan tubuh.
Cairan ekstraseluler (CES), sepertiga cairan tubuh, terdiri dari cairan interstitial yang
berada di sekitar sel, mencapai tiga perempat cairan ekstraseluler. Plasma darah yang
mencapai seperempat cairan ekstraseluler dan cairan transeluler sekitar 1-3% berat
badan, meliputi cairan serebrospinal,cairan dalam peritoium, cairan humour mata dan
lain sebagainya.
Presentasi air tubuh total (Total Body Water) terhadap berat badan berubah sesuai umur,
menurun cepat pada awal kehidupan, yang disajikan dalam tabel :
Bayi prematur 80
3 bulan 70
6 bulan 60
1-2 tahun 59
11-16 tahun 58
Dewasa 58-60
10
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu: cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L.
Persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas.(Guyton&Hall,1997)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah
besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
11
mereabsorbsi sampai 6-8L per hari.
1. Natrium (Na)
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam
bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada
dalam bentuk ion sebagai Na . Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na )
atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum
kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0
gr NaCl/hari).
Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui
urin & keringat. Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di
dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di
dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L.
Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan
konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot
dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium
(Na ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl ) akan memberikan kontribusi
lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
12
2. Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari
total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total
kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascularyang terdapat pada cairan
ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di
dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa
otot (muscle mass).
Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.Di dalam tubuh
kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan
keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ),
kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot.
Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan
dikeluarkan melalui urin serta keringat
3. Klorida (Cl)
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah
elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat
di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/ Kg berat badan dengan
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada
cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga
pankreas.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan
dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai
fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut
berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium
(Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui
keringat.
13
2.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan dalam tubuh
Mekanisme keseimbangan
A. Homoestasis Cairan
Keseimbangan cairan dipertahnkan dengan mengatur volume dan
osmolaritas CES. Perubahan volume CES dalam jumlah kecil tidak akan memberi
reaksi fisiologis. Mekanisme homeostatis air dan elektrolit bertujuan
mempertahankan volume dan osmolaritas cairan ekstrasel dalam batas normal,
dengan mengatur keseimbangan antara absorbsi makanan dan minuman di usus
dan ekskresi di ginjal yang melibatkan system hormonal. Ginjal mengontrol
14
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Kompensasi:
15
1. Mengurangi volume cairan dengan cara:
1) Menurunkan sekresi ADH,sehingga reabsorbsi dan retensi air oleh ginjal
berkurang. Akibatnya air yang berlebihan akan dibuang lewat urin
B. Homeostatis Elektrolit
Kesimbangan elektrolit dengan ketat dijaga oleh tubuh karena elektrolit
berpengaruh pada osmolaritas cairan. Kation yang utama adalah kalium dan
natrium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik CES dan CIS dan langsung
berhubungan dengan fungsi selular.
Pada saat lebih banyak elektrolit terlarut dalam CES, osmolalitas CES
tinggi sehingga cairan intraselular akan keluar menuju cairan ekstaselular.
Akibatnya volume CES meningkat dan kadar elektrolit kembali normal. Sekresi
ADH juga akan ditingkatkan pada keadaan ini sehingga reabsorbsi dan retensi air
meningkat. Bersamaan dengan sekresi ADH, mekanisme haus juga diaktifkan di
hipotalamus sehingga menimbulkan dorongan untuk minum. Pada saat lebih sedikit
16
elektrolit terlarut dalam ces,osmolalitas ces menurun sehingga sekresi ADH
menurun dan kelebihan cairan akan diekresikan bersama urin.
Intake cairan normal pada orang dewasa sehat memasukan cairan 90% intake cairan
perhari (2500cc) dengan 10% didapatkan dari metabolisme.
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar
1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila
aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya
tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal
dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
17
PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR
Urin 1500
(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)
18
Dehidrasi merupakan berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang
sama(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi
hipotonik).
b. Dehidrasi isotonik
Ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas
efektif serum (270-285 mosmol/liter).
c. Dehidrasi hipotonik
Ditandai denganrendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan
osmolalitas efektif serum(kurang dari 270 mosmol/liter.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan dalam tubuh sebesar 5-10%
c. Dehidrasi berat
Kehilangan lebih dari 10% cairan dalam tubuh.
19
a. Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat
dari pada orang yang tidak beraktivitas.
b. Diare
Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah
besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
c. Usia
Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun. Selain itu, kadar air akan semakin
menurun seiring dengan usia.
d. Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang
keluar dengan cara minum.
e. Berkeringat
Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan
menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila
keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh
ke dalam kondisi dehidrasi.
f. Diabetes
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita
diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
g. Luka bakar
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada
pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
h. Kesulitan minum
Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke
kondisi dehidrasi.
i. Gastroenteritis
Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan
semakin mudah terjadi.
j. Stomatitis
Nyeri dapat membatasi asupan oral.
20
menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan
yang intensif.
l. Demam penyakit
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu
makan.
m. Pharyngitis
Ini dapat mengurangi asupan oral
o. Heat stroke
Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi.
p. Cystic fibrosis
Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan pasien pada risiko
hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.
q. Diabetes insipidus
Output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat mengakibatkan kerugian besar air
bebas dan hipernatremia.
r. Tirotoksikosis
Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat.
21
k. Takipnea
l. Penurunan tekanan darah
m. Rasa haus berlebihan
22
2.4.1 Menjelaskan gejala dehidrasi pada orang dewasa
23
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya
glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9
(tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan
terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun yang
berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta
merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala
dehidrasi:
a. Dehidrasi Ringan
Jarang terjadi gejala yang signifikan
Kehilangan cairan mencapai 5% berat badan
Defisit cairan berikar antara 30-50mL/kg
b. Dehidrasi Sedang
Sudah terlihat tanda patologis pada anak, terjadi perubahan kondisi fisik yang
signifikan,
Anak menangis tanpa air mata
Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh
tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian
mulut dan bibir yang kering.
Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan
diantara 5% - 10% berat badan.
Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi.
Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam.
Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti.
Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg
Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38º C bahkan lebih.
c. Dehidrasi Berat
24
Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,
yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini
membuat berat badan anak turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB
asalnya.
Tangan dan kaki yang dingin dan lembab
Ketidakmampuan untuk minum
Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan
Jika menangis tidak ada air mata
Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut
Berkuranganya volume air seni
Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar
hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu
zat ke dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang
ginjal untuk menahan air sebanyak mungkin.
25
Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari
cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan
darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan. Jika tubuh
kelebihan air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon
antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih.
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system
saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan
cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di
hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem
endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah
Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan
reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka
hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .
26
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala. Segala perkara
yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu,
maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah.
Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan
hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang
sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-
Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai
anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu
dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
27
mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau
minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah
tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan
dishahihkan oleh Al-Albani)
10. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA, dia berkata, Rasullullah SAW bersabda: ”Orang-
orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan
ke dalam perutnya api dari neraka.” (HR. Muslim)
11. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian
minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-
tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah
setelah minum”.(HR.Tirmidzi)
28
4.2 Memahami dan Menjelaskan Ayat dan Hadits tentang Etika Minum dalam Islam
1.
Artinya :
“Mereka menanyakan kepada mu (Muhammad) tentang Khamar dan judi. Katakanlah,
“Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi
dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepada mu
(tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah “Kelebihan (dari apa yang
diperlukan)” Demikian lah Allah swt menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar
kamu memikirkan.” (Q.S. Albaqarah: 168)
2. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Karena itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat. Maka maukah kamu berhenti (dan
mengerjakan pekerjaan itu)." (Q.S Al Ma'idah: 90-91)
29
DAFTAR PUSTAKA
Sukmariah, M., & Kamianti, A.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara
30