Anda di halaman 1dari 3

ENDOMETRIOSIS DAN ADENIMIOSIS

Endometriosis uteri adalah suatu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat
diluar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma terdapat di dalam
myometrium ataupun diluar uterus, bila jaringan endometrium terdapat di dalam myometrium disebut
adenomiosis. Endometriosis paling sering ditemukan pada perempuan yang melahirkan di atas usia 30
tahun disertai dengan gejala menoragia dan dismenorea yang progresif. Kejadian adenomiosis bervariasi
antara 8-40% dijumpai pada pemeriksaan dari semua specimen histerektomi. Dari 30% pasien ini
diketemukan adanya endometriosis dalam rongga peritoneum seacra bersamaan.

Patofisiologi

Pertumbuhan endometrium menembus membrane basalis. Pada pemeriksaan histologis sebagian


menunjukkan pertumbuhan endometrium menyambung kedalam fokus adenomiosis, sebagian ada di
dalam myometrium dan sebagian lagi ada yang tidak tampak adanya hubungan antara permukaan
endometrium dengan fokus adenomiosis. Hal ini mungkin disebabkan oleh hubungan ini terputus oleh
adanya fibrosis. Seiring dengan berkembangnya adenomiosis, uterus membesar secara difus dan terjadi
hipertrofi otot polos. Kadang-kadang elemen kelenjar berada dalam lingkup tumor otot polos yang
menyerupai mioma. Kondisi ini disebut sebagai adenomioma. Fundus uteri merupakan tempat yang
paling umum dari adenomiosis. Pola mikroskopik dijumpai adanya pulau-pulau endometrium yang
tersebar dalam myometrium. Endometrium ektopik dapat memperlihatkan adanya perubahan seiring
dengan adanya siklus haid, umumnya jaringan ini bereaksi dengan esterogen tapi tidak dengan
progesterone. Penyebab adenomiosis sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Kemungkinan
disebabkan adanya erupsi dari membrane basalis dan disebabkan oleh trauma berulang, persalinan
berulang, operasi sesar ataupun kuretase.

Diagnosis/Gejala Klinik

Seiring dengan bertambah beratnya adenomiosis gejala yang timbul adalah:

 Sebanyak 50% mengalami menoragia kemungkinan disebabkan oleh gangguan kontraksi


myometrium akibat adanya fokus-fokus adenomiosis ataupun makin bertambahnya
vaskularisasi di dalam rahim.
 Sebanyaknya 30% dari pasien mengeluh dismenorea ini semakin lama semakin berat, hal ini
akibat gangguan kontraksi myometrium yang disebabkan oleh pembengkakan prahaid dan
perdarahan haid di dalam kelenjar endometrium.
 Subfertilitas. Dengan makin beratnya adenomiosis biasanya pasien semakin sulit untuk
mendapatkan keturunan.
 Pada pemeriksaan dalam dijumpai rahim yang membesar secara merata. Rahim biasanya nyeri
tekan dan sedikit lunak bila dilakukan pemeriksaan bimanual sebelum prahaid (tanda Halban).
Pemeriksaan

Ultrasonografi (USG)

Dengan melakukan USG kita dapat melihat adanya uterus yang membesar secara difus dan gambaran
penebalan dinding rahim terutama pada bagian posterior dengan fokus-fokus ekogenik, rongga
endometriosis eksentrik, adanya penyebaran dengan gambaran hiperekoik, kantung-kantung kistik 5 – 7
mm yang menyebar mempunyai sarang lebah.

MRI

Terlihat adanya penebalan dinding myometrium yang difus.

Pemeriksaan Patologi Anatomi

Diagnosis pasti adenomiosis dalah pemeriksaan patologi dari bahan specimen histerektomi. Ditemukan
adanya pulau-pulau endometrium yang tersebar dalam myometrium. Konsistensi uterus keras dan tidak
beraturan pada potongan permukaan terlihat cembung dan mengeluarkan serum, jaringan berpola
trabekula atau gambaran kumparan dengan isi cairan kuning kecoklatan atau darah.

Penanganan Adenimiosis

Secara medic agak sulit. Bila pasien masih ingin mempunyai anak dan usia muda maka pertimbangan
yang perlu dilakukan adalah melakukan pengobatan hormonal GnRH agonis selama 6 bulan dengan/atau
disertai penanganan bedah reseksi minimalisasi jaringan adenomiosis, dilanjutkan dengan program
teknologi reproduksi berbantu.

Penanganan secara medic sehubungan dengan keluhan perdarahan ataupun nyeri dapat
dilakukan dengan :

 Pengobatan Hormonal GnRH Agonis


Diberikan selama 6 bulan, tapi ini bersifat sementara yang dalam beberapa waktu kemudian
akan kambuh kembali.
 Pengobatan dengan Suntikan Progesteron
Pemberian suntikan progesterone depot seperti suntikan KB dapat membantu mengurangi
gejala nyeri dan perdarahan.
 Penggunaan IUD yang mengandung hormone progesterone
Penelitian menunjukkan penggunaan IUD yang mengandung hormone dapat mengurangi gejala
dismenorea dan menoragia seperti Mirena yang mengandung levonorgestrel yang dilepaskan
secara perlahan-lahan ke dalam rongga rahim.
 Aromatase inhibitor
Fungsinya menghambat enzim aromatase yang menghasilkan esterogen seperti anastrazole dan
letrozole.
 Histerektomi
Dilakukan pada perempuan yang tidak membutuhkan fungsi reproduksi.
Prognosis

Adenomiosis merupakan suatu penyakit yang progresif selama masa reproduksi dan akan mengalami
regresi bila memasuki masa menopause. Tidak mempunyai kecendrungan menjadi ganas.

Anda mungkin juga menyukai