Anda di halaman 1dari 23

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

DOKTER KELUARGA

KELOMPOK B-11

Ketua : Syarafah Dara Gifari W 1102014260

Sekretaris : Putri Justicarici N 1102014213

Anggota : Lusti Amelia Bahar 1102014149

Rayyan Fitriasa 1102014223

Rizkya Farhan Katresna A 1102014233

Sidqi Shakur Ahmad 1102014247

Wiwin Rianas 1102014284

Muhammad Faisal Alvianto 1102013179

Yovi Sofiah 1102013314

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2017/2018
SKENARIO

DOKTER KELUARGA

Seorang perempuan berumur 45 tahun dating ke klinik Pratama untuk berobat penyakit
darah tinggi yang sudah 5 tahun dideritanya. Pasien dating ke klinik ini atas saran temannya.

Menurut temannya, klinik Pratama pelayanannya sangat bagus, baik cara pendekatannya
maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang berpraktek di klinik ini adalah dokter
keluarga yang agak berbeda dengan dokter umum biasa.

Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien di klinik,
tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan dan
memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.
KATA SULIT

1. Dokter Keluarga:
Dokter yang memberikan pelayanan pada komunitas baik secara aktif (dokter
mengunjungi rumah) maupun pasif (pasien mengunjungi klinik) dan didiagnosis secara
holistik dan komperehensif.
PERTANYAAN

1. Perbedaan dokter umum dan dokter keluarga?


2. Program dokter keluarga?
3. Syarat dokter keluarga?
4. Tugas dokter keluarga?
5. Kelebihan dokter keluarga dibandingkan dokter umum?
6. Bagaimana pembagian cakupan dokter keluarga?
7. Siapa yang membantu dokter keluarga dalam memberi penyuluhan dan pembinaan pada
masyarakat?

JAWABAN

1. Dokter keluarga: memberi pelayanan secara aktif dan pasif.


Dokter umum: secara pasif.
2. Promotif, preventif, rehabilitatif, kuratif.
3. Mengikuti pelatihan PDKI dari paket A-D.
4. Penyelenggaraan kesehatan, melakukan home visit, memantau pasien yang telah di rujuk,
memantau pasien dari awal pengobatan sampai akhir, penyuluhan, pembinaan.
5. Mengobati dari segala aspek.
6. Dibagi menurut region dari tempat dokter.
7. Bidan, koas, perawat -> Tenaga kesehatan
HIPOTESIS

Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan pada komunitas baik
secara aktif (dokter mengunjungi rumah) maupun pasif (pasien mengunjungi klinik) dan
didiagnosis secara holistik dan komperehensif. Selain itu tugas dari dokter keluarga
adalah melakukan penyelenggaraan kesehatan, melakukan home visit, memantau pasien
yang telah di rujuk, memantau pasien dari awal pengobatan sampai akhir, penyuluhan,
pembinaan dan menjalan program promotif, preventif, rehabilitatif, kuratif sesuai dengan
region tempat prakteknya. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh bidan bidan,
perawat dan koas (tenaga kesehatan).

SASBEL

1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga


1.1 Definisi
1.2 Latar belakang dan perkembangan dokter keluarga
1.3 Perbedaan dokter keluarga dan dokter umum
1.4 Syarat dokter keluarga
1.5 Peran dokter keluaga terhadap layanan primer

2. Memahami dan Menjelaskan Standar dan Prinsip Dokter Keluarga


3. Memahami dan Menjelaskan Batasan / Terminologi Dokter Keluarga
4. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi Dokter Keluarga
1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
1.1 Definisi
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga (IKK FKUI, 1996).
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu,
berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota satu
unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah kesehatan
khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai koordinator dalam konsultasi dan atau
rujukan pada dokter ahli yang sesuai (AAFP, IDI, Singapura).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya
menggunakan pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu
prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan
yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu
komprehensif artinya dokter keluarga sebagai dokter praktek umum melayani 4 ranah
pelayanan yaitu preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah
kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat
penting, the continuity of care, atau kesinambungan pelayanan.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter
keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan
kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan
rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan
pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-
faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971;
McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI/ Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem
pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi
tanpa memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan
sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan
dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan
menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan,
serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan
yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.
1.2 Latar belakang dan perkembangan dokter keluarga
Sejarah
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok
Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI.
Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun
1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990,
setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga
Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia
(KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam
Kongres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang
anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.
Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran
Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter Indonesia dan Masyarakat
Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).
Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga.
Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah
menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun
1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum
secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada
tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan
nama World of National College and Academic Association of General Practitioners /
Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili
oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran
keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 masalah pokok
pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi

1.3 Perbedaan dokter keluarga dan dokter umum

Dokter Praktek Umum Dokter Keluarga


Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna,
bukan sekedar yang
dikeluhkan
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan
sepanjang hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan,
penyakit tertentu tanpa mengabaikan
pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan
dilibatkan
Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Hubungan dokter- Dokter pasien Dokter pasien teman
pasien sejawat dan konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
komunitas dan lingkungan
Prinsip dan standart pelayanan Kedokteran keluarga
Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut :
1. Dokter kontak pertama (first contact) : DK adalah pemberi layanan kesehatan
(provider) yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya
2. Layanan bersifat pribadi (personal care) : DK memberikan layanan yang bersifat
pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga
3.Pelayanan paripurna (comprehensive) : DK memberikan pelayanan menyeluruh
yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi
dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.
4. Pelayanan bersinambungan (continuous care) : Pelayanan DK berpusat pada
orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered)
5.Mengutamakan pencegahan (prevention first) : Karena berangkat dari paradigma
sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin
6.Koordinasi : Dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan
disiplin ilmulainnya
7.Kolaborasi : Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya,
DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang
berkompeten
8.Family oriented : Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9.Community oriented : DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap
memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya
Prinsip kedokteran keluarga:
1) Continuity of Care (Pelayanan yang Berkesinambungan)
2) Comprehensive of Care (Pelayanan yang Menyeluruh)
3) Coordination of Care (Pelayanan yang Terkoordinasi)
4) Community (Masyarakat)
5) Prevention (Pencegahan)
6) Family (Keluarga)

1.4 Syarat dokter keluarga


Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga
dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas
kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk
mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter
yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa family medicine selayaknya diintegrasikan
dalam pendidikan community medicine karena kedekatannya. Akan masih diperlukan
waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni
dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga
karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang
saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter
keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan
bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan
upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui
melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan
kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi
empat paket, yaitu :

Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,


Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan usia

1.5 Peran dokter keluaga terhadap layanan primer


Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul STANDAR KOMPETENSI
DOKTER yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :

1. Area Komunikasi efektif : mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat,masyarakat dan
profesi lain.

2. Area Keterampilan Klinis: melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah


kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.

3. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteran : mengidentifikasi, menjelaskan, dan


merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

4. Area Pengolahan Masalah Kesehatan: mengelola masalah kesehatan individu,


keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif,
dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

5. Area Pengelolaan Informasi : mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan


dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau
mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri : melakukan praktik kedokteran
dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah
emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan
memantau perkembangan profesi secara sinambung.

7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien


: berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan;
bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik
kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.

Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :


1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan
2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara
3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku
danepidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan
bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
6. Mau belajar sepanjang hayat
7. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professionalMemiliki ilmu dan
ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah,penyakit dalam,
kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dankelamin,
psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas,Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut
:
1.Ketrampilan melakukan health screening
2.Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3.Membaca hasil EKG
4.Membaca hasil USG
5.ACLS, ATLS, dan APLS
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru lahir,
bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
- Memahami epidemiologi penyakit
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
- Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
- Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
- Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
- Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhangizi
- Memahami pokok masalah perkembangan normal
- Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
- Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
- Menyelenggarakan layanan paliatif
- Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
- Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau
pasien,pembinaan dan konseling keluarga )
- Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan
epidemiologi,pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan
sumber dayamasyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi
ataupembelaan kepentingan kesehatan masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia dan
penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,kelainan kardiovaskular, kelainan
kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan salurancerna, kelainan perkemihan dan
kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakitinfeksi, kelainan musculoskeletal,
kelainan neoplastik, kelainan neurologi, danpsikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan ( menyusun dan
menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,pemecahan masalah
konflik, peningkatan kualitas).

2. Memahami dan Menjelaskan Standar dan Prinsip Dokter Keluarga


Standar pelayanan dokter keluarga
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi
khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan
kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.
1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran
keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan
oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat
ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan
dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan
dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang
tepat untuk itu.
5. Kuratif medic
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan
kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama,
termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau
dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan
rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan
atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial
pasien dan keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik
kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care).


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien
(patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien,
kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh
keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik
secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional,
efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa
diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.
4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence
based).
5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan
untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap
perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas
kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau
dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
8. Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan
tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9. Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang
rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan
demi kepentingan pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan
pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila
adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga,
termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli
bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan
spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
1. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia
yang seutuhnya.
2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian
dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat
mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.
3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan
pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang
pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1. Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien
yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun
bersama antar dokter pasien - dokter spesialis / rumah sakit.
2. Mitra dokter pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan
pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.
3. Mitra lintas sektoral medic
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan
dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medic
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan, memperhatikan kebutuhan dan perilaku
pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan
kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung,
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus
menerus demi kesehatan pasien.
1. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.
2. Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang,
digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai
untuk pasien yang bersangkutan.
3. Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan
efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4. Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga
menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan
pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)


a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan
pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
1. Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara
untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2. Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya
adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup
untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan
fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan
penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.
3. Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh
tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan,
konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan
pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas
dan terinformasi.
4. Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.
5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter
termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners


relationship in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan
manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1. Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional
dalam suasana kekeluargaan.
2. Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan
pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.
3. Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri
dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen
yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)


Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga
hubungan baik secara profesional.
1. Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan
profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.
2. Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter
lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa
merugikan nama dokter lain.
3. Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan
profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi
pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge


and skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan
pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
1. Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara
teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti
pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.
2. Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan / atau
bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.
3. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga,
dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau
pelatihan dokter.
4. Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha
untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran,
demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.
5. Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan / atau
pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard


as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala
kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada
setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
1. Menjadi anggota perkumpulan social
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter
keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan
pergaulan.
2. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya,
pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
tersebut.
3. Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan
dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang
kesehatan.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)


a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas
kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau
pelatihannya.
1. Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang
bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal
perilaku kesehatan.
2. Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3. Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4. Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti
pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)


Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan
profesional.
1. Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang
umum dan bersifat transparansi.
2. Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga
dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-
for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)


Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang
disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1. Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2. Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job
training) terlebih dahulu.
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)


a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama
yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sekitarnya.
1. Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien,
pegawai dan dokter yang berpraktik.
2. Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.
3. Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau
semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata
pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4. Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.
5. Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh
organisasi profesi.
b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).
1. Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata
pertama.
2. Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
pelayanan strata pertama.
3. Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata
pertama.

c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports


process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang
kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medic
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam
medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem oriented
medical record).
2. Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain
management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang
mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah,
baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi
masyarakat sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah
sehingga aman digunakan.
6. Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur
yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.

3. Memahami dan Menjelaskan Batasan / Terminologi Dokter Keluarga


Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang
dipandang cukup penting adalah :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur
pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang
menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya
pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga
adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial.
Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat
mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan
psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang
komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang
dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila
kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu
ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American
Board of Family Practice, 1969).
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan
total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau
beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang
tersedia, sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan
tanggung jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta
bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk
perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien,
yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American
Academic of General Practice, 1947).
5. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,
tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait
dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore
College of General Practitioners, 1987).
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The
American Academy of Family Physician, 1969).
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari
suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu
penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta
ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu,
diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu
mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan
penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat
bertindak sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan
(The American Academy of Family Physician, 1969).
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The
American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang
pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk
kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih
menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan
dan pelatihan.
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family
physician). Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter keluarga
disebut dengan nama ilmu kedokteran keluarga (family medicine). Batasan tentang ilmu
kedokteran di antaranya adalah :
1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,
keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan
sosial budaya (PB IDI, 1983).
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter
keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk
rnemenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab
(Charmichael, 1973).
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai
dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus
(Wonca, Manila, 1979).
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi
serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan
kesehatan perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (Whinney, 1969).
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu
menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga (Sargent, 1967).
Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan dengan ilmu kesehatan
keluarga (family health). Sekalipun sasaran keduanya adalah sama, yakni keluarga
(family), tetapi ilmu kedokteran keluarga tidak sama dengan ilmu kesehatan keluarga.
Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kedokteran (medical
sciences), sedangkan ilmu kesehatan keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu
kesehatan masyarakat (public health sciences). Karena adanya perbedaan yang seperti
ini, tidaklah mengherankan jika ruang lingkup pelayanan kesehatan keluarga lebih
terkait pada masalah-masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah
kesehatan masyarakat. Misalnya, masalah kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana, pencegahan penyakit dan kecelakaan, tumbuh kembang, dan atau masalah
gizi ibu hamil, bayi dan anak yang terdapat dalam suatu komunitas dan atau masyarakat.
Sedangkan ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-
masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni, masalah
sehat-sakit yang dihadapi oleh perseorangan sebagai bagian dari anggota keluarga.
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P (2000),
Dokter Keluarga adalah:
Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan
kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang
mungkin dimiliki pasien.
Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun
karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia
dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien.
Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis,
pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu
biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.
Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai
Dokter.

4. Memahami dan Menjelaskan Kompetensi Dokter Keluarga


Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di
tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit
rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan
dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
holistik,koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga
dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika
disederha-nakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok
yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
a) Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat.
b) Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun
terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan
berkesinambungan (continu).
c) Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
d) Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi
saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokte
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang


agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum
dan atau dokter spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek
dokter keluarga pada umumnya :
a) lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab
mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut
menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka
pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih
aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.
b) Lebih lengkap dan bervariasi
c) Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang
ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada
umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan
jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat
misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah
kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.
d) Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter
spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium
awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik,
karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga,
tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang
dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk
penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. The
family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be
expected to treat all common diseases as best possible.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar A, Gan GL, Wonodirekso S. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore:
Singapore International Foundation
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999. Kumpulan Materi
Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran Bersinambung. IDI.
Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007
Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya.. Diakses melalui:
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf pada 13
Desember 2012
Qomariyah. 2015. Sekilas Kedokteran Keluarga . Jakarta : IKALIPSI.

Anda mungkin juga menyukai