REPRODUKSI PRIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA :PUTRI NAZARIAH (1507201106)
M.URUATUL USQA (1507201074)
LISA ZAHARA (1507201098)
RUANG : 2/B
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI PRIA”.
Makalah ini di susun dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran terhadap masalah
anatomi dan fisiologi reproduksi pada pria agar untuk kedepannya perawat dapat mengetahui
organ reproduksi yang ada pada pria.
Kemudian ucapan terima kasih kepada Ns.Luqman S.kep selaku dosen pembimbing
mata kuliah ilmu dasar keperawatan.Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekuranagan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi
kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan
kelestarian jenisnya.Reproduksi pada manusia diawali dengan peleburan sel kelamin jantan(sperma)
dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot.Berdasarkan kepemilikan alat
kelaminnya manusia dikeompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris(satu individu
memiliki satu alat kelamin).
Sistem reproduksi pada laki-laki berkitan terutama dengan kelangsungan keberadaan spesies
manusia.Oleh karena itu,system ini berbeda dengan system organ lainnya dalam tubuh yang
berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan individu.Proses reproduksi pada laki-
laki meliputi,maturasi seksual (perangkat fisiologi untuk reproduksi),pembentukan gamet
(spermatozoa) dan ejakulasi.
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan organ reproduksi pria
2. Menjelaskan peranan fungsi organ reproduksi pria.
3. Menjelaskan rangsangan hormone pada pria.
4. Menjelaskan fisiologi reproduksi pada pria.
1.4 MANFAAT
1. Untuk mengetahui organ reproduksi pada pria.
2. Untuk mengetahui peranan fungsi organ reproduksi.
3. Untuk menjelaskan rangsangan hormon.
4. Untuk mengetahui fisiologi reproduksi pada pria.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b.Organ interna
a.Testis
b.Epididimis
c.Vas deferens
d.Vesikula seminalis
e.Kelenjar prostat
f.Uretra/saluran kencing.
A.ORGAN EKSTERNA
1) Penis
2) Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang berisi testis.Berjumlah
sepasang, yaitu skrotum kanan dan kiri.Dinding skrotum tidak mengandung lemak
subkutan dan rambut tetapi mengandung sedikit otot.Otot ini bertindak sebagai
pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
1) Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki
dibentuk.Testosteron dihasilkan oleh testis,berkembang didalam abdomen sewaktu janin
turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir
kehamilan. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. .Testis terdiri dari belahan-
belahan yang bernama lobulus testis.Di testis, terdiri dari 200-300 lobulus dan setiap
lobulus terdiri dari 3 tubulus seminiferus.Testis dibungkus oleh tunika albuginea dan
tunika vaginalis, yang memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak bebas di
dalam skrotum.
Di dalam tubulus terdapat sel spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli
Diantara tubulus terdapat sel interstisial leydig.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga
hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
Dikirim melalui saluran yang terdapat dibelakang buah pelir dan melewati sebelah
dalam.Di sebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferens.Kelenjar testis menghasilkan
hormone FSH dan LH.Di samping itu testis dapat menghasilkan hormone testosteron.Hormon
testosterone ini disekresi oleh testis,sebagian besar berkaitan dengan protein plasma.Beredar
dalam darah 15-30 menit kemudian disekresi.
Testosterone dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun.Pembentukan ini meningkat
dengan cepat pada permulaan pubertas dan berlangsung hamper sepanjang
kehidupan.Berkurangnya kecepatan produksi setelah umur 40 tahun.Pada umur 80 tahun
menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak.Testosteron meningkat kecepatan
sekresinya oleh beberapa kelenjar utama pada kelenjar sebasea.Pada wajah menimbulkan
jerawat,gambaran yang paling sering pada pubertas.(Syaifuddin,2006)
2) Epididimis
3) Vas deferens
Vas deferens
4) Vesika seminalis
Vesika seminalis ialah kelenjar yang panjangnya 5-10 cm,berupa kantong seperti
huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan
bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energy untuk
spermatozoa.Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir
masuk prostat.Dindingnya tipis,mengandung serabut otot dan mukosa,terbagi menjadi ruang-
ruang dan lekuk-lekuk yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membrane
mukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis.Duktus
vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens.Penggabungan dari kedua
duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatoris yang bermuara pada 2
buah kelenjar tubule alveolaryang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung
kemih.Sekret vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani.Fungsinya
menghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung
spermatozoa.(Syaifuddin,2006)
5) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi dibentuk dari persatuan vas deferens dengan duktus
seminalis Panjangnya kira-kira 2,5 cm.Saluran ejakulasi berjalan melewati prostat
dan bertemu dengan uretra.Dengan demikian saluran ejakulasi merupakan saluran
pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
6) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah
dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan
usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang
terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar
Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
7) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra adalah
bagian terminal dari sistem saluran laki-laki. Ini menyampaikan baik urin dan air mani (pada waktu
yang berbeda), sehingga berfungsi baik kemih dan sistem reproduksi. Tiga daerah adalah (1) dalam
uretra prostat, porsi dikelilingi oleh prostat, (2) membran (atau bagian antara dari) uretra di diafragma
urogenital, dan (3) spons (penis) uretra, yang berjalan melalui penis dan membuka ke luar pada
lubang uretra eksternal. Spons uretra adalah sekitar 15 cm (6 inci) panjang dan menyumbang for75%
dari panjang uretra. Mukosa yang mengandung kelenjar uretra tersebar yang mengeluarkan lendir ke
dalam lumen sesaat sebelum ejakulasi.( Marieb, Elaine N dan Katja Ttoen. 2011)
2.2.1 Testosteron
Testosteron adalah hormone kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstitial.Sel ini
terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferus,testis dibawah rangsangan hormon,juga
dinamakan ICSH (interstitial cel stimulating hormone) dari hipofisis.Pengeluaran testosterone
bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya
jenggot,suara lebih besar,pembesaran genitalia.
2.2.2 Gonadotropin
a. FSH
Menstimulir spematogenesis.
b. LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2.3.1 Spermatogenesis
Proses spermatogenesis
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (badan) dan ekor ( flagella). Pada
bagian kepala terdapat inti sel dan akrosom yang dibentuk dari kompleks golgi, akrosom
menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur. Pada bagian
tengah terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energy
yang digunakan oleh sperma sehingga sperma dapat bergerak aktif.
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16
tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara
serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus
yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya
terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka
spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan
waktu kira-kira 10 hari.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis paling tidak satu kali. Setelah reproduksi, spermatogonia
ini diberi nutrien (makan) oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti selnya
dan mengalami meiosis 9pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik). Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
Sel-sel spermatosit sekunder yang haploid ini sekarang mengalami pembelahan
meiosis kedua untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh hormon luteinisasi (LH)
diperlukan untuk perkembangan stadium berikutnya.
Sel sperma yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan
pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat
reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan
individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel telur yang haploid.
Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel
sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari spermatosit, terjadi pembelahan secara
meiosis yang pertama dan menghasilkan sel anak haploid yang disebut spermatosit
sekunder. Selanjutnya terjadi pembelahann meiosis yang kedua dan menghasilkan sel
spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma.
Langkah-langkah spermatogenesis
Tubulus seminiferus, mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran
kecil sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang terletak dalam dua sampai tiga
lapisan sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Sel-sel ini terus mengalami proliferasi untuk
melengkapi mereka kembali, dan sebagian dari mereka berdiferensiasi melalui stadium-
stadium definitive perkembangan untuk membentuk sperma.
Stadium pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa spermatogonia
menjadi sel yang sangat besar yang dinamakan spermatosit. Kemudian spermatosis
membelah dengan proses meiosis membentuk dua spermatosit, masing-masing
mengandung 23 kromosom. Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama
beberapa minggu untuk menjadi spermatozoa.
Kromosom Seks
Pada setiap spermatogonium, salah satu dari 23 pasang kromosom membawa
informasi genetic yang menentukan seks dari turunan akhir. Pasangan ini terdiri dari satu
kromosom “X”, yang dinamakan kromosom wanita dan satu kromosom “Y”, kromosom pria.
Selama pembelahan mitosis, kromosom penentu seks dibagi diantara spermatid sehingga
separoh sperma menjadi sperma pria yang mengandung kromosom “Y” dan setengah
lainnya sperma wanita yang mengandung kromosom “X”. Kelamin dari keturunan
ditentukan oleh jenis sperma mana yang mengadakan fertilisasi pada ovum.
Pembentukan Sperma.
Bila spermatid pertama kali dibentuk, mereka masih mempunyai sifat umum sel
epiteloid, tetapi segera sebagian besar sitoplasmanya menghilang, dan setiap spermatid
mulai memanjang menjadi spermatozoa, terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Untuk
membentuk kepala, zat inti memadat menjadi suatu massa yang padat, dan membrane sel
berkontraksi sekitar inti. Ini adalah zat inti yang melakukan fertilisasi ovum.
Di depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang dinamakan akrosom, yang
dibentuk dari aparatus golgi serta mengandung hialuronidase dan protease yang memegang
peranan penting untuk masuknya sperma ke dalam ovum. Sentriol mengelompok pada leher
sperma dan mitokondria tersusun berbentuk spiral dalam badan. Yang menonjol ke luar
tubuh adalah ekor panjang, yang merupakan pertumbuhan keluar dari salah satu sentriol.
Ekor hampir mempunyai struktur yang hampir sama seperti silia. Ekor mengandung dua
pasang mikrotubulus yang turun ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun
sekitar pinggir. Ekor diliputi oleh perluasan membrane sel, dan mengandung banyak
adenosine trifosfat, yang niscaya memberi energi pergerakan ekor. Pada pengeluaran
sperma dari saluran genitalis pria ke dalam saluran genitalis wanita, ekor mulai bergerak
bolak-balik dan bergerak spiral pada ujungnya, memberikan pendorongan yang menyerupai
ular yang menggerakkan sperma ke depan dengan kecepatan maksimum sekitar 20
sentimeter per jam.( Verrals, sylvia. 1997)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organ-organ saluran reproduksi pria berasal dari jaringan embrional yang sama
dengan saluran reproduksi wanita. Perkembangan atau penekanan pertumbuhan sel-sel
tertentu ditentukan oleh pola kromosom XX atau XY pada saat fertilisasi. Sebagai contoh,
crypta urethralis dan duktus urethralis pada wanita analog secara rudimenter (sisa-sisa)
dengan prostat pria, sedangkan glans clitoridis dan corpus clitoridis analog dengan penis
pada pria.
Seperti sistem reproduksi wanita, pria mempunyai baik organ reproduksi interna
maupun eksterna.
Organ eksterna :
3. Penis yang dilalui urethra
4. Scrotum yang berisi epididymis dan sebagian vas deferens
Organ interna :
6. Vas deferens selebihnya
7. Vesicula seminalis dan duktus seminalis
8. Duktus ejakulatorius
9. Prostata
10.Glandula bulbourethralis (Cowper)
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16
tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara
serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus
yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya
terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka
spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan
waktu kira-kira 10 hari.
3.2 Saran
Sebagai bahan pembelajaran bagi seorang perawat sepantasnya kita untuk mempelajari lebih
lanjut tentang anantomi dan system reproduksi pada pria.
DAFTAR PUSTAKA