Anda di halaman 1dari 20

SISTEM BUFFER

Oleh
Ns. Ageng Abdi Putra., M.Kep
BUFFER
 Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan
PH ketika ditambah sedikit asam atau basa atau
ketika diencerkan
 Buffer terdiri dari asam emah dan garanya /
basa konjugasi dan garamnya/ asam
konugasinya.
 Salah satu contoh larutan buffer adalah darah,
buffer ala darah terdiri dari H2CO3 (asam
lemah, dan HCO3 (basa konjugasinya)
pH Larutan Penyangga (Buffer)
 Larutan penyangga atau dikenaldengan larutan
buffer dibagi dua yaitu arutan penyangga asam
dan larutan penyangga basa.
 Larutan penyangga asam yang berperan dalam
mempertahankan pH larutan dalah sistem
kesetimbangan asam lemah.
 Larutan penyangga basa yang ber peran dalam
mempertahankan pH larutan adalah sistem
kesetimbangan basa lemah.
Sistem Penyangga Asam Dan Basa
Konjugasinya

 Disebut baffer asam


 Bufferasam asamlemah+basa konjugasinya
 Harg pH lebih kecil dari 7 (pH<7)

 Disebut buffer basa


 Bufferbasa basa leah+ asam konjugasinya
 Harga pH lebih besar dari 7 (pH >7)
Fungsi Larutan Penyangga Dalam Kehidupan
Sehari-hari

 Larutan penyangga sangat penting dalam


kehidupan. Seperti dalam analisis kimia, biokimia,
bakteriologi, zat warna, fotografidan industri kulit.
Bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri
engalami proses yang sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia
mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45. bila pH
darah manusia enih dari 7,8 dapat merusak organ
tubuh, sehingga harus dijaga kisaran pHnya
dengan larutan penyangga.
Darah sebagai larutan penyangga
 Faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah :
penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan
penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
 Penyangga karbonat berasal dari campuran asam
karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO3)

 Reaksi :
H2CO3(aq) HCO 3(aq) +H+
 Penyangga karbonat berperan penting
mengontrol pH darah. Pelari dapat
mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan
pH darah disebabkan metaboliseme yang
tinggi yang eningkatkan produksi ion
bikarbonat. Kondisi asidosis ini
mengakibatkan penyakit jantung, ginjal,
diabetes melitus dan diare.
 Pendaki gunung tanpa oksigen tambahan
dapat mengalami alkalosis, yaitu peningkatan
pH darah.
 Kadar oksigen sedikit digunung membuat
pendaki bernafas lebih cepat dan gas
karbondioksida dilepas terlalu banyak. Padahal
CO2 dapat larut dalam air yang menghasilkan
H2CO3. hal ini mengakibatkan pH darah naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan)
b. Penyangga hemoglobin
 pada darah terdapat hemoglobin yang mengikat
oksigen untuk dibawa ke seluruh sel tubuh.
c. Penyangga fosfat
 Airan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat
penting dalammengatur pH darah. Penyangga ini
berasal dari campuran dihidrogen fosfat dengan
monohidrogen.
 Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH
darah 7,4 penyangga diluar sel hanyan sedikit
jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan
penyangga urin.
d. Air ludah sebagai larutan penyangga
 gigi dapat larut jika dimasukkan dilarutan asam
yang kuat, email gigi yang rusak menyebabkan
kuman masuk kedalam gigi. Air ludah
mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8.air
liur mengandung larutan penyangga fosfat yang
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi
sisa-sisa makanan.
e. Menjaga keseimbangan pH tanaman
 Suatumetode penanaman denganmedia selain
tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca
dengan menggunakan mendium air yang berisi
zat hara, disebut dengan hidroponik. Setiap
tanaman memiliki pH tertentu agar dapat
tumbuh dengan baik,oleh karena itu dibutuhkan
larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
f. Larutan penyangga pada obat-obatan
 Asam asetilsalisilat merupakan koponen utama
dari tablet aspirin,merupakan obat penghilang
rasa nyeri. Adanya asam di aspirin menyebabkan
perubahan pH dalam perut.perubahan pH ini
mengakibatkan pembentukan hormon, untuk
merangsang penggumpalan darah terhambat
sehingga perdarahan tidak dapat
dihindarkan.oleh karena itu pada aspirin
ditabahkan mgO yang dapat mentransfer
kelebihan asam.
LARUTAN ISOTONIK,
HIPOTONIKDAN HIPERTONIK
ISOTONIK

 Larutan isotonik adalah suatu larutan yang


mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
(tekanan osmotik yang sama) seperti larutan
yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.
Larutan isotonik yang dengan larutan pada sel
tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul
yang melewati mebran biologis tidak sempuna
 Contoh : normal saline (NaCl 0,9 %), Ringer Laktat
HIPERTONIK
 Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat telarut lebih tinggi (tekanan osmotik
yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air
bergerak keluar sel. Dalam lingkungan hipertonik
tekanan osmotik menyebabkan air mengalir ke luar sel.
Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma
akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga
sel tidak berfungsi.
 Contoh : infur dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari
plasma darah, larutan sirup jagung dan dan glukosa.
 Larutan hipertonik memiliki konsentrasi tinggi
zat terlarut daripada sel dalam. Ketika sel
direndam dalam larutan hipertonik, molekul
air dalam sel akan bergerak di luar larutan, dan
sel menjadi terdistorsi dan keriput.
HIPOTONIK

 Larutan hipotonik adalah suatu larutan


dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
(tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang
lain sehingga air bergerak kedalam sel. Dengan
menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik.
Tekanan osmotik menyebabkan jaringan
mengalirkan ar kedalam sel, sehingga
menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi
 Larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat
terlarut lebih rendah dibagian luar
 Contoh : dekstrosa 5% dan cairan rumatan
(seri KAEN) disebut isotonis karena karena
kandungan glukosanya yang asuk ke dalam
tubuh akan cepat diserap dan dimetabolisme
dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai