Anda di halaman 1dari 18

KONTROL DAN PENCEGAHAN

INFEKSI UNIVERSAL /
UNIVERSAL PRECAUTION

Ns. Ageng Abdi Putra., M.Kep


 Universal precaution adalah tindakan
pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran dan didasarkan pada prinsip bahwa
darah dan cairan tubuh dapat berpotensi
menularkan penyakit baik berasal dari pasien
maupun petugas kesehatan
Infeksi
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai
mikroorganismeke dalam tubuh, yang saat keadaan normal
mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh.
setelah masuk ke dalam tubuh mikroorganisme tersebut
mengakibatkan beberapa perubahan. Mikriorganisme tersebut
memperbanyak diri dengan caranya masing-masingg dan
menyebabkan cedera jaringan dengan berbagai mekanisme yang
mereka punya, seperti mengelurkan toksin, mengganggu DNA sel
normal, dan sebagainya.
Mekanisme Infeksi
Faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh

 Genetik  Anatomi
kerentanan seseorang terhadap penyakit  Hormone
ditentukan oleh gen hla/mch
 Olah raga berlebih
 Umur
 Fisiologis
 Metabolik
 Penylahgunaan antibiotik
 Lingkungan dan nutrisi
antibiotik yang berlebih/ tidak teratur
 Stres akan menyebabkan bakterimenjadi
resisten sehingga ketika bakteri
karena tubuh melepas hormon seperti menyerang lagi sistem kekebalan
neuro-endokrin, glukokortikoid dan tubuh akan gagal melawannya
ketekolamin
Infeksi Nasokomial
• Adalah infeksi yang didapat klien ketika beada di rumah sakit
• Kriteria:
• Pada waktu kllien mulai dirawat di RS tidak didapat tanda-tanda klinis dari
infeksi tersebut
• Pada waktu klien mulai dirawat di RS tidak sedang dalam masa inkubasi dari
infeksi tersebut
• Tanda infeksi baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3x24 jam sejak mulai
perawatan
• Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya
• Bila saat mulai dirawat di rs sudah ada tanda-tanda infeksi , dan terbukti infeksi
tersebut didapat klien ketika dirawat si RS yang sama pada waktu yang lalu,
serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nasokomial.
Pencegahan Infeksi Nasokomial

• Mencuci tangan
• Kebersihan ruangan
• Sistem Isolasi
• Sterilisasi Alat Medis
• Penggunaan sarung tangan
• Lapisan antimikroba
STERILISASI
Adalah tindakan untuk membunuh organisme patogen
pada benda atau instrumen termasuk spora bakteri
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau
menggunakan bahan kimia.
Prinsip-prinsip sterilisasi
• STERILISATOR HARUS DALAMKEADAAN SIAP PAKAI
• PERALATAN HARUS BERSIH DAN MASIH BERFUNGSI
• PERALATAN YANG DIBUNGKUS HARUS DIBERI LABEL (
NAMA, JENIS PERALATAN, JUMLAH,TANGGAL, DAN JAM
DISTERILKAN
• MENYUSUN PERALATAN HARUS SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA SELURUHBAGIAN DAPAT DISTERILKAN
• WAKTU MENSTERILKAN SETIAPJENIS HARUS TEPAT
• TIDAK BOLEH MENAMBAH PERALATAN LAIN DALAM
STERILISATOR, SEBELUM WAKTU MENSTERILKAN SELESAI
• MEMINDAHKAN PERALATAN YANG SUDAH STERIL KE
TEMPATNYA DENGAN KORENTANG STERIL.
• SAAT MENDINGINKAN PERALATAN STERIL DILARANG
MEMBUKA BUNGKUSNYA
• BILA TERBUKA, HARUSDISTERILKAN KEMBALI
Prosedur Cuci
Tangan
Penggunaan APD
• Memasang Masker
• Ambil masker dan pegang tali masker bagian kiridan kanan, masker bagian
kanan lebih berat dari bagian bawah karena ada bagian metalnya
• Tempatkan maasker sehingga menutupi mulutdanhidung
• Letakkan tali masker bagian atas diatas telinga sampaikebelakang kepala
• Letakkan masker bagian bawah padaleher sampai tengkuk / leher
bagianbelakang
• Letakkan bagian metal masker secara tepat untuk melindungi hidung.
Penggunaan APD
• Memakai gaun/schort
• Ambil gaun dengan memegang bagian dalam didekat leher. Biarkan gaun
terbuka, dan selipkan tangan ke lubang lengan gaun. Tahan lengan setinggi
dada dan jauh dari tubuh
• Masukkan tangan dan lengan kedalam lengan gaun. Jika digunakan tehnik
memakain sarung tangan secara tertutup maka lengan tidak boleh melewati
manset gaun steril
• Perawat yang tidak steril berdiri disamping perawat dan menarik gaun kearah
bahu, dan memegang tali pengikat pinggang bagian dalam dan
mengikatnya.hati-hati jngan sampai menyentuh bagian luar gaun
Penggunaan APD
• Memasang Sarung Tangan : Tehnik Tertutup
• Pertahankan tangan didalam manset gaun
• Letakkan sisi telapak sarung tangan pertama diatas tangan lainnya, tangan lain
menutup manset. Jari sarung tangan harus mengarah ke siku
• Pegang manset sarung tangan dengan dengan dimana sarung tangan tersebut
diletakkan,dan dengan tangan lainnya tarik kearah lubang lengan dan manset
• Ketika manset sarung tangan ditarik kebelakang, masukkan jari-jari ke
dalamlubang jari pada sarung tngan
• Letakkan sarung tangan yang belum terpakai diatas lengan lainnya dengan
tangan yang telah memakai sarung tangan, lkukan dengan cara yang sama
dengan no 3 dan 4
Penggunaan APD
• Melepas gaun dan sarung tangan kotor
• Perawat yang tidak sterilmelepas ikatan belakang gaun
• Perawat yang memakai gaun memegang bahu gaun, dan menarik gaun dan lengan
kearah depan dan melewati tangan, membalik gaun bagian dalam ke luar dan
membalikkanmanset sarung tangan
• Lipat gaun dengan bagiandalam ke luar dan gulung hingga seperti bola dan buang
keddalam wadah yang tepat
• Lepaskan sarung tangan dengan meletakkan tangan yang memakai sarung tangan
pada bagian luar sarung tangan yang menutupi tangan kedua. Tarik sarung tangan
agar lepas dari tangan sehingga sarung tangan terbalik dan kulit dan kulit sarung
tangan yang kotor
• Lepas sarung tangan ke dua dengan menempatkan jari tangan yang telanjang ditas
tep sarung tangan sisa yang terbalik, menarik sarung tangan epas dari tangan dan
membaliknya
• Buang sarung tanganke wadah yang tepat.
Proses keperawatan padapasien infeksi
• Pengkajian • Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Identitas pasien
• Kepala
• Penanggung jawab • Leher
• Dada, paru, jantung
• Riwayat kesehatan
• abdomen
• riwayat penyakit sekarang
• Psiko, sosio,budaya, dan spiritual
• Riwayat penyakit dahulu
• Pemeriksaan penunjang
• Riwayat penyakit keluarga

• Pemenuhan kebutuhan dasar


• Aktifitas dan latihan
• Tidur dan istirahat
• Kenyamanandannyeri
• Diagnosa
• Gangguan eliminasi urinarius b/d infeksi saluran kemih
• Nyeri akut b/d agen cedera biologis
• Hipertermi b/d proses infeksi

• Intervensi
• Implementasi
• evaluasi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai