Anda di halaman 1dari 92

I.

METABOLISME

Metabolisme (bahasa Yunani:metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang


terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme
memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
 katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekulsenyawa organik untuk
mendapatkan energi
 anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul
tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut
sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada setiap arah metabolisme, reaksi
kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-
jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang
reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino,
dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan
seperti: sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi
kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-
zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan
tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai
keperluan antara lain: sumber energi, menggangti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb
Semua bahan makanan seperti: glukosa, asam amino, dan asam lemak dapat
dimetabolisme menjadi sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas

1
otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis
substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan
reparasi jaringan tubuh.

A. Sintesis Karbohidrat
Anabolisme/Asimilasi/Sintesis,
Anabolisme adalah proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan
energi tinggi.
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil (glukosa)

a. Fotosintesis
 Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi energi,
yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia
sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan
bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam
suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi
endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm. Reaksi eksergonik
adalah reaksi kimia spontan di mana produk berada pada tingkat energi yang lebih
rendah dibandingkan reaktan; Reaksi ini melepaskan energi.
 Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang
ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecahkan air menjadi hidrogen dan
oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang). H2 yang terlepas akan diikat
oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas.
Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh

2
NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2
akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya :
Reaksi terang : 2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2
atau
2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2
b. Kemosintesis

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai


sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat
mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi
kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa
tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri).

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara


mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan
reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus

B. Sintesis Lemak

Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme,

3
ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs (Krebs Cycle). Sebagian besar
pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu
Asetil Ko- enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi
sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut.

Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk
dari lemak dan protein dan seterusnya.

Sintesis Lemak dari Karbohidrat :


Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak ———> lemak.

Sintesis Lemak dari Protein:


Protein ————————> Asam Amino
protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu
memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat 
Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam
pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk
lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi
daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram
karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

C. Sintesis Protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan

4
Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar
akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu
polipeptida.

Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu


yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi
karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting
sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA
dan RNA.

Katabolisme (Dissimilasi),

yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan
dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 kkal. (energi kimia)

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi
sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi,
reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi
eksoterm.

Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga


molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah

melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi


tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan


pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP
menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang

5
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan
cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen
(anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688 kkal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan.

Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H1206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur (siklus) Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.

6
II. KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil energi. Setiap gram karbohidrat jika dibakar menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari
sebagai bahan makanan pokok bagi penduduk di negara-negara yang sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan konsumsi
karbohidrat di negara maju sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan
sumber lemak maupun sumber protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan
sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
PENGERTIAN
KARBOHIDRAT yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum (pati)
melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat
sehingga tergantung tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi
yang terjadi melalui proses metabolisme.
Sumber karbohidrat non-nabati dalam bentuk glikogen hanya dijumpai pada otot dan
hati dan karbohidrat serta dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil).
Reaksi fotosintese
s.matahari

7
6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 + 6 O2

Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan


menggunakan energi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari
udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di
dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian.
KLASIFIKASI
Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan sebagai Karbohidrat
yang tersedia yaitu karbohidrat yang dapat dicerna, diserap serta dimetabolisme sebagai
karbohidrat dan Karbohidrat yang tidak tersedia yaitu karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat diabsorpsi (diserap).
Karbohidrat yang dapat dicerna terdiri dari:
 Monosakarida
 Disakarida
 Polisakarida (amilum/pati, dekstrin, glikogen)
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna terdiri dari:
 Polisakarida (selulosa, hemiselulosa, agar-agar, pektin, jelly, lignin
Berdasarkan jumlah molekulnya, karbohidrat diklasifikasikan sebagai:
1.Monosakarida
Heksosa (mengandung 6 buah karbon)
 Glukosa
 Fruktosa
 Galaktosa
Pentosa (mengandung 5 buah karbon)
 Ribosa
 Arabinosa
 Xylosa
2.Disakarida

8
 Sukrosa
 Maltosa
 Laktosa
3.Polisakarida
 Amilum (pati)
 Dekstrin
 Glikogen
 Selulosa, Hemiselulosa, Agar-agar, Pektin, Jelly, Lignin.
MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut
juga gula. Penamaan kimianya selalu berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis
monosakarida yang penting yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.

1. Glukosa
Glukosa sering juga disebut sebagai gula anggur ataupun dekstrosa. Glukosa
banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh, glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum (pati),
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Gula Darah) dan berfungsi sebagai
penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar
Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Jika Kadar gula darah meningkat melebihi normal disebut
hiperglikemia. Hiperglikemia dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.

2. Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling
manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di
dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.

9
3. Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam tubuh
merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.

DISAKARIDA
Disakarida merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida. Di dalam bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
1. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang dipergunakan sehari-hari sehingga sering disebut sebagai
gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga sebagai gula invert. Sukrosa
mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan
satu molekul fruktosa. Sumber sukrosa adalah tebu (100% sukrosa), bit, gula nira (50%
sukrosa), jam, jelly.
2. Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa.
Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih mudah dicema dan
rasanya lebih enak dan nikmat.
.
3. Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa
dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air. Laktosa hanya terdapat
pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi 4-5%
-asi 4-7%
Laktosa dapat menimbulkan intoleran (lactose intollerance) yang disebabkan oleh
karena kekurangan enzim laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa
berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak, dan orang dewasa, baik untuk
sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah diare, gembung,
flatus dan kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan pemberian formula rendah

10
laktosa atau bebas Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu lama
(maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk pertumbu ban sel-sel otak.

POLISAKARIDA
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks yang dapat mengandung
lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin,
glikogen dan selulosa.
1. Amilum (zat pati)
Merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa seluruh penduduk dunia,
terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan
makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilumjuga mengandung protein,
vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat
dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai
pada umbi dan akarnya.
Sumber amilum adalah umbi-umbian, serealia, dan biji-bijian yang mudah didapat
untuk di konsumsi. Jagung, beras, dan gandum mengandung amilunsekitar 70%,
sedangkan kacang-kacangan mengandung amilum sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas membentuk
cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut "gelatinisasi".
Pemberian iodium pada amilum akan menimbulkan warna warna biru. Amilum
terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah kan dengan air panas):
a. Amilosa
 larut dengan air panas
 mempunyai struktur rantai lurus
b. Amilopektin
 tidak larut dengan air panas

11
 mempunyai sruktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia; Contohnya
beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya,
semakin lekat nasi tersebut. Beras pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras
mengandung amilosa > 2%. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat
dibagi menjadi 4 golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 09-20%
-amilosa sangat rendah < 9%
2. Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih sederhana,
lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah menjadi wama merah.
3. Glikogen
Glikogen merupakan "pati hewani", terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di
dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan iodium akan
menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan.
Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian glikogen
dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sebagai cadangan enersi, yang sewaktu-
waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa bila dibutuhkan.
4. Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah selulosa,
karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan.
Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak ada enzim untuk
memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber
serat yang dapat memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan, makin
tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang
semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli sepakat bahwa serat

12
merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat,
mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar), haemorrhoid (ambeyen),
divertikulosis, kanker pada usus besar, appendicitis, diabetes penyakit jantung koroner
dan obesitas.
PENCERNAAN
Pencemaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut;
makanan dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan
makanan lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
a. Pencernaan di mulut
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim
amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti
amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa.
Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan.
Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam mulut, oleh karena
makanan sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya
makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak pemecahan
amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik, makanan ditelan melalui
kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
b. Pencernaan dalam lambung
Proses pemecahan amilum diteruskan di dalam lambung, selama makanan belum
bereaksi dengan asam lambung.
c. Pencernaan dalam usus
Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan maupun
dari hasil penguraian karbohidrat karbohidrat kompleks akan diubah menjadi mono
sakarida dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat di usus halus.
ABSORBSI
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif,
sedangkan fruktosa dengan jalan difusi.

13
Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal
ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan laktosa dalam urine apabila
mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi
glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme.

METABOLISME
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae.
Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga kadar
gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3)
akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan
dalam bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah

14
menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi
tersebut, simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak.
Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan enersi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Skema. 2 Perubahan karbohidrat di dalam tubuh

Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen yang
telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam
jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap- tahap itulah enersi dilepaskan
sedikit demi sedikit, untuk dapat digunakan selanjutnya.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi
asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam

15
metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses
pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO2 dan H2O dan terlepas enersi
dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin
Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP
(Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan selanjutnya
menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini hanya terdapat di dalam
hati, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga glikogen.
Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat selain di
pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon Insulin yang
dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang perananan
penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan, merangsang perubahan
glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini terjadi apabila kadar
glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen
hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan menaik kembali. Insulin juga
merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak atau protein menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar suprarenal merupakan
pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat.
Enzim sangat diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat makanan.
vitamin-vitamin sebagian dari enzim, secara tidak langsung berpengaruh pada metabolisme
karbohidrat ini. Tiamin (vitamin B1) diperlukan dalam proses dekarboksilase karbohidrat.
Kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase,
sehingga asam piruvat dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh. Penyakit yang ditimbulkan
akibat defisiensi vitamin B1 itu dikenal sebagai penyakit beri-beri.
Regulasi Kadar Gula Darah
Tanpa bantuan hormon, kadar gula darah akan mengalami fluktuasi yang besar. Kadar
gula darah akan segera meningkat sesudah makan, dan sebaliknya bila tidak ada asupan
makanan pada periode tertentu, kadar gula darah akan turun sangat rendah. Untuk mencegah

16
terjadinya fluktuasi yang membahayakan ini, tubuh akan meregulasi glukosa darah dengan
menggunakan hormon insulin dan glukagon.
Hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pankreas apabila kadar gula darah
meninggi (hiperglikemia), yang biasanya terjadi sesudah rnakan, seperti nasi, roti, gula, dan
lain sebagainya. Peninggian kadar gula darah ini, akan merangsang sekresi insulin dari sel-sel 
pulau Langerhans pankreas. Sekresi Insulin ini berlangsung dalam dua rase, pada rase pertama
kadar insulin melonjak tinggi seketika. Hal ini terjadi 10 menit sesudah kenaikan kadar gula
darah, dan dimungkinkan karena ada simpanan insulin dalam granula. Kemudian terjadi rase
ke dua yang bersifat lambat, berlangsung selama lebih dari 10 menit sampai 2 jam. Dalam jam
pertama sesudah makan, gula darah meningkat sampai 160 11 mg%, dan kemudian menurun
lagi berkat pengaruh insulin, sehingga 2 jam sesudah makan kadar gula darah normal kembali,
yakni 120 mg%. Insulin akan merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan dan kemudian
memecahnya menjadi enersi, menyimpannya dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
menjadi lemak. Dengan proses tersebut diatas, kadar gula darah akan menurun dan kembali
normal 2 sampai 2 ½ jam sesudah makan.

Sebaliknya bila kadar gula darah rendah, hormon glukagon yang dihasilkan sel-sel pankreas
akan menstimulasi sintesa glukosa dari asam amino, menyebabkan terlepasnya glikogen
dari hati/hepar, yang akan rneninggikan kadar gula darah. Jadi, aktifitas hormon insulin dan

17
glukagon berlawanan satu sama lain.
Ada juga hormon lain yang dapat membantu meninggikan kadar gula darah, salah satu yang
paling penting adalah epinefrin (adrenalin) yang merangsang pembebasan glukosa dari
glikogen. Hormon epinefrin ini akan disekresikan pada situasi dimana tubuh dalam keadaan
stress ataupun dalarn keadaan bahaya. Peningkatannya akan menaikkan kadar gula darah yang
diperlukan oleh tubuh untuk berkelahi atau berlari langkah seribu.

18
III. LANGKAH-LANGKAH DALAM METABOLISME KARBOHIDRAT
GLIKOLISIS
Glukosa merupakan senyawa golongan karbohidrat yang merupakan sumber energi
utama bagi makhluk hidup karena glukosa berasal dari proses fotosintesis yang
mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Energi yang terkandung dalam
senyawa glukosa selanjutnya akan ditransformasi melalui serangkaian reaksi katabolisme
yang dinamakan glikolisis. Glikolisis terjadi di dalam sitosol di dalam sel yang
menghasilkan senyawa luruhan dan energi konversi dalam bentuk senyawa kimia yang
lain (ATP).

Proses glikolisis terjadi pada semua organisme. Proses ini berfungsi untuk menukarkan
glukosa menjadi piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen. Glikolisis

19
dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada rantainya (C6H12O6)
dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat yang masing-masing memiliki 3 atom karbon
(C3H3O3) yang merupakan hasil akhir bagi proses ini.
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui proses ini,
satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat, dua
molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin dinukleotida) radikal yang
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-tahun penelitian melelahkan dalam
biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin.
Berikut adalah berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan glukosa
sebagai bahan baku utama.
Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan membentuk produk pada setiap tahap
dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di setiap tahap
menawarkan entry point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung
mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang reaktan pada tahap yang langsung tersedia.

Tahap1: Fosforilasi Glukosa


Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa 6-
fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang merupakan mata uang energi tubuh, digunakan
dan akan ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat), karena pemisahan satu kelompok
fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai berikut:

Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP

20
Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat
Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari enzim
phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari tahap sebelumnya, glukosa 6-fosfat dan
berubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul yang
berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi susunan berbeda dari atom). Reaksi seluruh
diringkas sebagai berikut:

Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Fosfat


(C6H11O6P1)

Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat
dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dimungkinkan oleh fosfofruktokinase enzim
yang memanfaatkan satu molekul ATP lebih dalam proses. Reaksi ini diringkas sebagai berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-difosfat
(C6H10O6P2)

21
Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat
Pada tahap keempat, adolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat
menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang
terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton. Reaksi berjalan sebagai
berikut:
Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) +
Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)

Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa


Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Secepat itu dibuat, itu akan diubah
menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, tahap
keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + Triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

22
Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric
Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH dari
NAD + (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim dehydrogenase fosfat
triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul gliseraldehida
fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Reaksi keduanya adalah sebagai berikut:

Fosfat dehidrogenase Triose (Enzim) + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH (Reduced nicotinamide


adenine dinucleotide) + 2 H + Triose fosfat dehidrogenase gliseraldehida fosfat + 2
(C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) → 2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2)

23
Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam
Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul 3-
fosfogliserat asam dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk 1,3-
diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + + 2ADP phosphoglycerokinase → 2
molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + 2ATP (Adenosine Triphosphate)

Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor


Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua
dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat. Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul
asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)

Tahap 9: Penghapusan Air


The enolase enzim datang ke dalam bermain dan menghilangkan sebuah molekul air dari
2-fosfogliserat acid untuk membentuk asam yang lain yang disebut asam phosphoenolpyruvic

24
(PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang terbentuk pada tahap
sebelumnya.

2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase (enzim) -> 2 molekul asam


phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + H2O 2

Tahap 10: Pembentukan piruvat Asam & ATP


Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari aksi kinase piruvat enzim pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer dari atom fosfor dari asam
phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin trifosfat).

2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + 2ADP kinase piruvat (Enzim) →


2ATP + 2 molekul asam piruvat.

25
Seperti yang Anda lihat, semua tahap sebagian besar melibatkan manipulasi kelompok
fosfat dan kemudian atom fosfor yang dimungkinkan oleh berbagai enzim dalam sitoplasma.
Enzim seperti katalis yang membuat reaksi mungkin dan kemudian melepaskan diri.

Ringkasan
Semua langkah pada akhirnya dalam bentuk yang tepat. Seluruh proses melibatkan
pemecahan satu molekul glukosa dan menghasilkan 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul
air dari air dan 2 molekul asam piruvat. Produk glikolisis selanjutnya digunakan dalam asam
sitrat atau siklus Krebs yang merupakan bagian dari respirasi selular.
Glukosa (C6H12O6) + 2 [NAD] + + 2 [ADP (Adenosin difosfat)] + 2 [P] i —> 2 [C 3H3O3] –(Piruvat) +
2 [NADH] (reduksi Nikotinamida adenin dinukleotida) + 2H + + 2 [ATP] (Adenosin trifosfat) + 2
H2O

26
Setiap langkah tersebut adalah perubahan energi yang dimungkinkan oleh berbagai enzim yang
ada didalam sitoplasma yang bekerja dalam koordinasi. Presisi masing-masing reaksi terus
berlanjut dengan cara sinkronisasi yang sangat menakjubkan. Jika masuk lebih dalam ke
biokimia, kita akan semakin dapat menghargai keajaiban dari kehidupan.

27
IV. GLIKOGENESIS, GLIKOGENOLISIS, GLUKONEOGENESIS

A. GLIKOGENESIS
Glikogenesis merupakan lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi
glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormon
insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena

kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di
dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat
didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa
otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa
mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Dalam sintesis glikogen, satu ATP diperlukan per glukosa dimasukkan ke dalam
struktur polimer bercabang glikogen. sebenarnya, glukosa-6-fosfat adalah senyawa lintas
jalan. Glukosa-6-fosfat disintesis secara langsung dari glukosa atau sebagai produk akhir
dari glukoneogenesis.

STRUKTUR GLIKOGEN
Glikogen  merupakan bentuk penyimpanan glukosa. Glikogen adalah polisakarida
glukosa bercabang yang terdiri dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan α-
1,4 dengan cabang α-1,6 di setiap 8-10 residu.
Dalam molekul dengan struktur bercabang–cabang lebat ini, hanya satu residu
glukosil yang memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke residu glukosa lainnya.
Karbon anomerik di awal rantai melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada rantai itu
disebut ujung nonpereduksi. Struktur yang bercabang-cabang ini memungkinkan
penguraian dan sintesis glikogen secara cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa
rantai sekaligus dari ujung-ujung non-pereduksi.
Glikogen terdapat dalam jaringan sebagai polimer berberat molekul sangat besar
(107-108) yang bersatu dalam partikel glikogen. Enzim yang berperan dalam sintesis dan
penguraian glikogen dan sebagai enzim pengatur, terikat ke permukaan partikel glikogen.

28
 FUNGSI GLIKOGEN PADA OTOT RANGKA DAN HATI
Glikogen terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian diubah menjadi
glukosa 6-fosfat. Di otot rangka dan jenis sel lain, glukosa 6-fosfat masuk ke dalam jalur
glikolitik. Glikogen adalah sumber bahan bakar yang sangat penting untuk otot rangka
saat kebutuhan akan ATP meningkat dan saat glukosa 6-fosfat digunakan secara cepat
dalam glikolisis anaerobik.
Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen hati
merupakan sumber glukosa yang pertama dan segera untuk mempertahankan kadar
glukosa darah. Di hati, glukosa 6-fosfat yang dihasilkan dari penguraian glikogen
dihidolisis menjadi glukosa oleh glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya terdapat di
hati dan ginjal. Dengan demikian, penguraian glikogen merupakan sumber glukosa darah
yang dimobilisasi dengan cepat pada waktu glukosa dalam makanan berkurang atau pada
waktu olahraga dimana terjadi peningkatan penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu
sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar
guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah
12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot
hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.

 TUJUAN GLIKOGENESIS
Proses glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan,
maka dirangkai menjadi glikogen untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh
sebagai cadangan makanan jangka pendekmelalui proses glikogenesis.
Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di
simpan sebagai sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi
terutama dalam sel otot dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah
dan proses ini di stimulasi oleh insulin yang disekresi dari pangkreas.

PROSES GLIKOGENESIS
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisis oleh
heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

29
Heksokinase (otot)
ATP + D-glukosa -----------------------→ D-glukosa 6- fosfat + ADP
    Glukokinase (hati)

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan


katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi
dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang
intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat ( glukosa 1,6-bisfosfat b ertindak
sebagai koenzim).
fosfoglukomutase
Glukosa 6-fosfat -------------------------→ Glukosa 1- fosfat
Enz-P + Glukosa 1-fosfat→ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat →Enz-P + Glukosa 6-fosfa
c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc pirofosforilase
UTP + Glukosa 1-fosfat -------------------------------- UDPGlc + PPi

d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi ke arah kanan persamaan reaksi
e. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul
glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer
protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n ----------------------UDP + (C6)n+1
                               Glikogen       Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1,4 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintetase. Pada otot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati
terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.

f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa


tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk

30
cabang memindahkan bagian dari rantai 1,4 (panjang minimal 6 residu glukosa)
pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1,6 sehingga
membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh
dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan cabang
selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah
total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis.

B. GLIKOGENOLISIS (PEMECAHAN GLIKOGEN)


Dalam proses glikogenolisis, glikogen yang tersimpan di dalam hati dan otot, pertama
dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat. Dua hormon
yang mengendalikan glikogenolisis adalah glukagon dari pankreas dan epinefrin dari
kelenjar adrenal.
Glukagon dilepaskan dari pankreas dalam merespon pada waktu kadar glukosa
darah rendah dan epinefrin dilepaskan sebagai respon terhadap adanya ancaman atau
stres. Kedua hormon bertindak atas enzim glikogen fosforilase yang merangsang dimulainya
glikogenolisis dan menghambat sintesis glikogen (glikogenesis berhenti).
Glikogen adalah struktur polimer bercabang yang mengandung glukosa sebagai
monomer dasar. Pertama, molekul glukosa secara individu dihidrolisis dari rantai, diikuti
dengan penambahan gugus fosfat pada C-1. Pada langkah selanjutnya, fosfat tersebut akan
dipindahkan ke posisi C-6 menjadi glukosa 6-fosfat, suatu senyawa antara (intermediate).
Glukosa-6-fosfat adalah awal dari jalur glikolisis jika diperlukan adanya sumber
karbohidrat dan energi yang lebih lanjut. Jika energi tidak segera digunakan maka glukosa-6-
fosfat diubah menjadi glukosa dan distribusikan melalui darah ke berbagai sel-sel seperti
sel-sel otak.
Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim
fosforilase, maka fosfat anorganik dilepaskan dari residu glukosa non-pereduksi di ujung
satu persatu untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis merupakan
proses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung pada
proses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar,

31
tetapi jarang ada molekul glikogen yang dipecah secara sempurna. Glikogen tidak pernah
kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi glikogen
baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85% dalam
bentuk D-glukose 1-fosfat sedangkan yang 15% dalam bentuk glukose bebas.
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk
memulihkan glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal,
mengkonversi metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi
glukosa. Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di dalam
darah sangat penting bagi beberapa jaringan tertentu karena glukosa merupakan bahan
bakar yang wajib tersedia, misalnya otak dan eritrosit.
Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam
laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur Embeden-
Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua
fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase
kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan
antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam
kedua fase tersebut.
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada
organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi
aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan
melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil pada asetil
koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam
sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui piruvat pada hewan
aerobik sel dan tumbuhan.
Glukosa dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia
melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa
terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebut
berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob)
mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim-A, yang dapat memasuki siklus

32
asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan
melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.

C. GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari sumber non-karbohidrat.
Senyawa awal proses glukoneogenesis adalah asam piruvat, namun asam oksaloasetat dan
fosfat dihidroksiaseton juga dapat menjadi senyawa awal. Asam laktat serta beberapa asam
amino dari protein dan gliserol dari lemak dapat diubah menjadi glukosa.
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat
dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui
serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa berasal dari katabolisme
asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan
anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis
mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika
dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga
tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya.
glukokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP

fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP

piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP

33
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang irreversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis
glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama
glukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan
organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat
sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.
Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat
(PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan
dalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk
oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat
karboksilase. Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO 2, pada reaksi
ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh malat
dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan
dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat
sitoplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan
GTP (guanosin trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.
Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-
bisfosfatase mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik
reaksi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada
permulaan metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan
mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas.
Dengan penggantian reaksi-reaksi pada glikolisis yang secara termodinamika
ireversibel, glukoneogenesis secara termodinamika seluruhnya menguntungkan dan diubah
dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan energi. Dua
fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP. ATP tambahan
digunakan untuk melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat.
Diperlukan satu NADH pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi gliseraldehida-3-fosfat.

34
Karena 2 molekul piruvat digunakan pada sintesis satu glukosa, maka setiap molekul
glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis, sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH.
Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu,
ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan
bakar lain, terutama asam lemak.
Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk glukoneogenesis, tetapi
lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakan sebagai substrat.
Ini sebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling banyak pada manusia
yaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasi
menjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat,
tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoA
tidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk
glukoneogenesis. Bila oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti, kapasitas
pembentukan ATP dari sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu
selama glukoneogenesis karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melalui reaksi piruvat
karboksilase.
Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh
katabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami
degradasi menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui reaksi
piruvat karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari
siklus asam sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan oksaloasetat dan
malat mitokondria. Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalam protein, hanya leusin
dan lisin yang seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat
menyediakan substrat untuk glukoneogenesis.

PENGATURAN GLUKONEOGENESIS
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa
melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua
lintasan ini bekerja serentak.Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas

35
metabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa
dan menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis
diatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin
dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan
jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan
peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara
serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama
alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis.
Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan
mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh
siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan
menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah
menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi
menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai
oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan
pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi
dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan
untuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan
berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan
fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak
maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan
glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan
yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.

36
V. JALUR-JALUR METABOLISME KARBOHIDRAT

Jalur-jalur metabolisme karbohidrat


Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam
sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (dipecah)
menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2.  Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP.
3.  Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4.  Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi, maka glukosa tidak dipecah
tetapi akan dirangkai menjadi polimer glukosa yang disebut glikogen (glikogenesis). Glikogen
ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5.  Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
(glikogenolisis) menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6.  Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi
non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi.
 
GLIKOLISIS
Glikolisis adalah katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitosol semua sel,
menjadi:

37
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi asetil-KoA,
selanjutnya dioksidasi dalam siklus asam sitrat menjadi CO2.
Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
 hasil tingkat substrat                                       = + 4P
 hasil oksidasi respirasi                                    = + 6P
 jumlah                                                            = +10P
 dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P = - 2P
= + 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
 hasil tingkat substrat                                     = + 4P
 hasil oksidasi respirasi                                             = + 0P
 jumlah                                                         = + 4P
 dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P  = - 2P
             = + 2P
OKSIDASI PIRUVAT
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan
siklus Kreb’s. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan
sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat
Rangkaian reasi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiaminediphosphate), piruvat didekarboksilasi
menjadi hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik
dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil
lipoamid, selanjutnya TDP lepas.

38
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA,
dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein
tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi.

SIKLUS ASAM SITRAT


Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s atau siklus asam trikarboksilat
dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir bersama
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi
katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen
atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi (proses
fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan
oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:
1. Kondensasi asetil Ko-A dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir sitrat
sintase.
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+. Konversi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi
sis-akonitat dan rehidrasi menjadi isositrat.
 Isositrat mengalami dehidrogenasi menjadi oksalosuksinat dibantu enzim isositrat
dehidrogenase, yang bergantung NAD+.
3. Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi µ–ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh
enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ berperan penting dalam reaksi
dekarboksilasi.

39
4. µ–ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi suksinil KoA dengan
bantuankompleks µ–ketoglutarat dehidrogenase, dengan kofaktor misalnya TDP,
lipoat, NAD+, FAD serta Ko-A.
5. Suksinil KoA berubah menjadi suksinat dengan bantuan suksinat tiokinase (suksinil
KoA sintetase).
6. Suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi fumarat dengan peran suksinat
dehidrogenase yang mengandung FAD. Suksinat + FAD « Fumarat + FADH2
7. Fumarat mendapatkan penambahan air menjadi malat dengan bantuan
enzim fumarase (fumarat hidratase). Fumarat + H2O « L-malat
8. Malat mengalami hidrogensi menjadi oksaloasetat dengan katalisator malat
dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.

ENERGI YANG DIHASILKAN DALAM SIKLUS ASAM SITRAT


Pada proses oksidasi asetil Ko-A, dihasilkan 3 molekul NADH dan 1 FADH2. Sejumlah
ekuivalen pereduksi dipindahkan ke rantai respirasi dalam membran interna mitokondria.
Ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi (esterifikasi ADP
menjadi ATP). FADH2menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi juga
dihasilkan pada tingkat siklus (tingkat substrat) saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan                  : 3 X 3P                  =  9P


2. Satu molekul FADH2, menghasilkan                 : 1 x 2P                   =  2P
3. Pada tingkat substrat                                                                  =  1P
Jumlah                                                                                        = 12P

Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P    = 12P. Kalau kita
hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1
mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai
berikut:

40
1.      Glikolisis                                    :  8P
2.      Oksidasi piruvat (2 x 3P)             :  6P
3.      Siklus Kreb’s (2 x 12P)                 : 24P
Jumlah                                          : 38P

Siklus Cori,
Siklus Cori disebut berdasarkan penemunya yaitu Carl Cori dan Gerty Cori, adalah siklus
energi yang dibentuk antara lintasan yang menghasilkan tiga senyawa yaitu asam laktat, asam
piruvat dan alanina, dengan lintasan glukoneogenesis. Siklus Cori yang pertama ditemukan
terjadi antara jaringan otot dan hati yang membentuk siklus. Asam laktat yang disintesis oleh
sel otot di lintasan glikolisis akan diserap oleh hati dan diubah menjadi glukosa. Sekresi glukosa
oleh hati pada lintasan glukoneogenesis kemudian diserap oleh sel otot untuk diubah kembali
menjadi asam laktat.
Dalam tiap sel, kedua lintasan, glukoneogenesis dan glikolisis berada dalam koordinasi
sedemikian rupa sehingga salah satu lintasan akan relatif tidak aktif pada saat lintasan yang lain
menjadi sangat aktif.] Jika kedua lintasan melakukan aktivitas tinggi pada saat yang bersamaan,
hasil akhir akan berupa hidrolisis terhadap 2 ATP dan 2 GTP untuk tiap siklus reaksi. Namun
sejumlah enzim dengan kadar dan aktivitas yang berbeda dari tiap lintasan dikendalikan agar
hal tersebut tidak terjadi. Lagipula, laju lintasan glikolisis juga ditentukan oleh kadar gula darah,
sedangkan laju lintasan glukoneogenesis ditentukan oleh asam laktat dan
beberapa senyawa prekursor glukosa. Sehingga lintasan glikolisis dalam satu sel akan
berpasangan dengan lintasan glukoneogenesis dalam sel lain melalui mediasi plasma darah dan
membentuk satu siklus yang disebut siklus Cori.
Siklus Cori biasa terjadi antara sel otot lurik dan organ hati, oleh karena otot lurik, pada saat
berkontraksi, akan mendifusikan asam laktat dan asam piruvat keluar ke dalam sirkulasi darah.
Asam laktat lebih banyak disekresi oleh karena rasio NADH:NAD+ saat kontraksi otot akan
mengubah sebagian asam piruvat menjadi asam laktat. Asam laktat akan terdifusi masuk ke
dalam hati oleh karena rasio NADH:NAD+ yang rendah, untuk dioksidasi menjadi asam piruvat
dan kemudian dikonversi menjadi glukosa.

41
VI. METABOLISME LIPID

A. PROSES DAN TRANSPORTASI LIPID


1. Triasilgliserol yang berasal dari makanan tidak larut DI dalam air. Untuk mengangkutnya
menuju usus halus dan agar dapat dihidrolisis/dipecah oleh enzim yang dapat larut di air
seperti lipase maka triasilgliserol tersebut diemulsi oleh garam empedu seperti kolat
dan glikolat untuk membentuk misel.
2. Di usus halus, enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak
dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.
3. Di dalam mukosa usus, asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol
4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan
protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.
5. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.
6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi
asam lemak dan gliserol.
7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.
8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk menghasilkan energi,
sedangkan di dalam sel adiposa (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan
sebagai triasilgliserol.
Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah energi simpanan. Asam
lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan ditransport ke myocyte oleh serum
albumin untuk didegradasi menghasilkan energi.
Ada 3 sumber asam lemak untuk metabolisme energi pada hewan, yaitu:
 suplai triasilgliserol dari makanan
 sintesis triasilgliserol dalam hati jika sumber energi internal melimpah
 simpanan triasilgliserol dalam adipocytes.

42
METABOLISME LIPID PADA JARINGAN ADIPOSA

Untuk proses lipogenesis (sintesis lipid) di jaringan adiposa, triasilgliserol disuplai dari hati
dan usus dalam bentuk lipoprotein, VLDL dan kilomikron. Asam lemak dari lipoprotein
dilepaskan oleh lipoprotein lipase yang berlokasi pada permukaan sel-sel endotelial pembuluh
kapiler darah. Asam lemak kemudian diubah mejadi triasilgliserol.
Proses lipolisis (degradasi lipid) pada jaringan adiposa dikatalisis oleh
Hormonesensitivelipase, yang dikontrol oleh hormon, dengan mobilisasi sebagai berikut:
1. Jika glukosa dalam darah rendah, akan memicu pelepasan epinefrin atau glukagon.
Kedua hormon akan keluar dari aliran darah dan kemudian mengikat molekul reseptor
yang ditemui di dalam membran adipocyte atau sel lemak.
2. Hal ini menyebabkan adenilat siklase melalui protein G mengubah ATP menjadi cAMP.
3. cAMP kemudian mengaktifkan protein kinase. Protein kinase aktif mengaktifkan
triasilgliserol lipase (Hormone-sensitive lipase) melalui forforilasi.
4. Protein kinase aktif juga akan mengkatalisis fosforilasi molekul perilipin pada permukaan
butiran lemak (lipid droplet) sehingga triasilgliserol lipase dapat mengakses permukaan
butiran lemak.
5. Selanjutnya triasilgliserol diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh
triasilgliserol lipase.
6. Molekul asam lemak yang dihasilkan dilepaskan dari adipocyte dan diikat oleh protein
serum albumin dalam darah untuk diangkut melalui pembuluh darah menuju myocyte
(sel otot) yang membutuhkan. Jumlah asam lemak yang dilepaskan oleh jaringan
adiposa tergantung pada aktivitas triasilgliserol lipase. Hanya asam lemak rantai pendek
yang dapat larut di dalam air, sedangkan asam lemak rantai panjang tidak. Oleh karena
itu untuk mengangkut asam lemak rantai panjang diikatkan pada serum albumin.
7. Asam lemak tersebut dilepaskan dari albumin dan masuk ke myocyte melalui transport
khusus.
8. Di myocyte asam lemak mengalami ß-oksidasi yang menghasilkan CO2 dan energi ATP.

43
DEGRADASI ASAM LEMAK DI DALAM HATI

Jaringan menangkap asam lemak dari aliran darah untuk dibangun kembali menjadi lipid
atau untuk memperoleh energi dari oksidasinya. Metabolisme asam lemak intensif khususnya
di dalam sel hati (hepatocytes)
Proses terpenting dari degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi yang terjadi di dalam
mitokondria. Asam lemak dalam sitoplasma diaktifkan dengan mengikatkannya pada coenzyme
A (Ko-A), kemudian dengan sistem transport karnitin masuk ke mitokondria untuk didegradasi
menjadi acetyl-CoA melalui proses ß-oksidasi. Residu acetyl hasil dapat dioksidasi lanjut
menjadi CO2 melalui TCA dan rantai respirasi dengan menghasilkan ATP.
Jika produksi acetyl-CoA melebihi kebutuhan energi sel hepatocyte akan diubah menjadi
keton bodi untuk mensuplai energi pada jaringan lain. Hal ini terjadi jika suplai asam lemak
dalam plasma darah tinggi, misal dalam kondisi kelaparan atau diabetes mellitus.

BIOSINTESIS LIPID DALAM HATI.


Biosintesis asam lemak terjadi di sitoplasma, khususnya di hati, jaringan adiposa, ginjal,
paru-paru, dan kelenjar mammae. Pensuplai karbon yang paling penting adalah glukosa. Akan
tetapi prekursor asetyl-CoA yang lain seperti asam amino ketogenik dapat digunakan. Mula-
mula acetyl-CoA dikarboksilasi menjadi malonil CoA, kemudian dipolimerisasi menjadi asam
lemak. Asam lemak selanjutnya diaktivasi dan disintesis menjadi lipid (triasilgliserol) dengan
gleserol 3-fosfat. Untuk mensuplai jaringan lain, lipid tersebut dipak ke dalam kompleks
lipoprotein (VLDL) oleh hepatocyte dan dilepaskan ke dalam darah.

B. KATABOLISME ASAM LEMAK


DEGRADASI ASAM LEMAK: ß-OKSIDASI
Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap:
Tahap 1 : aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan
menggunakan satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A
menghasilkan asam lemak-CoA, AMP, dan pirofosfat inorganik.

44
Tahap 2 : Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan
bantuan molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran
mitokondria.

Tahap 3 : Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)
hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan)
1. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada
di dalam mitokondrion oleh enzim acyl-CoA dehidrogenase, mengha-
silkan senyawa enoyl-CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin
dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2.
Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pemafasan,
suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul ATP.
2. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoyl- CoA dihidratasi menjadi 3-
hidroxyacyl- CoA oleh enzim enoyl-CoA hidratase.
3. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoA oleh enzim ß-
hidroxyacyl-CoA dehidrogenase dengan NAD+sebagai koenzimnya
menjadi ß-ketoacyl-CoA. NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat
dioksidasi kembali melalui mekanisme fosforilasi oksidatif yang
dirangkaikan dengan rantai pernafasan menghasilkan tiga molekul ATP.
4. Tiolasi, yaitu pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase.
Pada reaksi ini satu molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul
asetyl-CoA dan sisa rantai asam lemak dalam bentuk CoA-nya, yang
mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari semula.

Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme ß-oksidasi


secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi molekul
acetyl-CoA. Dengan demikian satu molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul acetyl-
CoA (C2) dengan melalui 6 kali ß-oksidasi.

45
JALUR MINOR DEGRADASI ASAM LEMAK

Jalur utama degradasi asam lemak adalah ß-oksidasi, yaitu untuk asam lemak jenuh
beratom C genap. Akan tetapi ada juga jalur-jalur khusus yang lain yaitu untuk degradasi asam
lemak tak jenuh, degradasi asam lemak dengan atom C ganjil, serta alfa- dan gamma-oksidasi.
Asam lemak tak jenuh di alam (misal asam oleat) mempunyai ikatan rangkap pada konfigurasi
cis. Karena pada ß-oksidasi enzimnya spesifik untuk enoyl-CoA dengan konfigurasi trans, maka
diperlukan enzim enoyl-CoA isomerase untuk mengubah konfigurasi cis menjadi trans.
Adapun mekanisme oksidasi asam lemak tak jenuh berlangsung sama seperti ß-oksidasi
untuk asam lemak jenuh. Karena terdapat satu ikatan tak jenuh, maka dalam proses
degradasinya, asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme reaksi tambahan yaitu reaksi
isomerisasi bentuk cis ke trans yang dikatalisis oleh enzim enoyl-CoA isomerase .
Sebagai contoh: jalur ß-oksidasi asam linoleat, C17H31COOH (C18:2 cis,cis-D9: D12) Pada
asam lemak tak jenuh, ada siklus ß-oksidasi yang tidak melalui reaksi dehidrogenasi I yang
menghasilkan FADH2, yaitu pada pmotongan 2 C yang mengandung ikatan rangkap. Dengan
demikian jumlah ATP yang dihasilkan pada ß-oksidasi asam lemak tak jenuh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleh ß-oksidasi asam lemak jenuh dengan
jumlah atom C yang sama.

BETA-OKSIDASI ASAM LEMAK DENGAN ATOM C GANJIL


Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan acetyl-CoA (2C)
sisanya adalah residu propionyl-CoA (3C). Propionyl-CoA ini masuk ke siklus Krebs lewat
Succinyl-CoA. Dalam hal ini propionyl-CoA dikarboksilasi menjadi D-metylmalonyl-CoA,
kemudian diubah menjadi Succinyl-CoA melalui intermediet L- metylmalonyl-CoA. Jumlah
energi yang dihasilkan dalam 1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya sebesar 6 ATP
Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA, maka degradasi asam lemak dengan atom
C ganjil lebih cepat dibandingkan dengan degradasi asam lemak dengan atom C genap. Hal ini
penting untuk memberikan konsumyi pada orang atau makhluk hidup yang membutuhkan
energi dengan cepat, misal orang Eskimo.

46
Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B, kerja enzim
methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-Methylmalonyl-CoA tidak bisa diubah
menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan L-methylmalonyl-CoA maupun
propionyl-CoA dalam jumlah yang besar.

ALFA- DAN GAMMA-OKSIDASI


Alfa–oksidasi adalah degradasi senyawa asam karboksilat dengan melepaskan 1 atom
karbon pada ujung karboksilnya. Asam lemak yang bagian ujungnya mempunyai cabang metil
tidak bisa langsung didegradasi melalui mekanisme ß-oksidasi, melainkan harus dioksidasi
terlebih dahulu melalui mekanisme alfa–oksidasi. Dalam mekanisme alfa–oksidasi, gugus
karboksilat dilepaskan sebagai CO2 dan atom karbon-alfa dioksidasi oleh hidrogen peroksida
menjadi gugus aldehida. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim peroksidase asam lemak, tidak
membutuhkan CoA-SH dan tidak menghasilkan ATP. Gugus aldehid yang terbentuk selanjutnya
dioksidasi dengan menggunakan NAD+ menjadi asam karboksilat. Dengan demikian asam lemak
yang dihasilkan dalam satu kali reaksi alfa–oksidasi telah berkurang dengan 1 atom C. Selain itu
gugus aldehid tersebut dapat dioksidasi menjadi gugus alkohol, membentuk senyawa alkohol
asam lemak. Senyawa ini banyak terdapat dalam lilin tumbuhan.
Pada kasus syndrom Refsum, pasien yang mempunyai gangguan dalam reaksi alfa-
oksidasi, tidak mampu mangoksidasi asam fitanat yang berasal dari makanan tumbuhan. Asam
fitanat mengandung gugus metil (-CH3) pada karbon-ß yang dapat menghambat reaksi ß-
oksidasi.
Gamma-oksidasi adalah oksidasi atom C pada ujung asam lemak. Reaksi ini dimulai
dengan hidroksilasi gugus –CH3 yang dikatalisis oleh monooksigenase membentuk –CH2OH dan
dilanjutkan dengan oksidasi membentuk gugus karboksilat -COOH. Hasilnya adalah asam lemak
dikarboksilat yang dapat mengalami ß-oksidasi dari kedua ujungnya sampai diperoleh asam
dikarboksilat C8 (asam suberat) atau C6 (asam adipat) yang dapat diekskresi dalam urin. Kedua
asam ini dijumpai pada urin penderita ketotik dikarboksilat asiduria. w-oksidasi dilakukan oleh
enzim-enzim hidroksilasi yang memerlukan sitokrom P-450 dalam mikrosom.

47
SS-OKSIDASI DI PEROKSISOM

Bentuk modifikasi ß-oksidasi terjadi di peroksisom hati, yang dikhususkan untuk degradasi
asam lemak berantai panjang (n > 20). Dua perbedaan pokok ß-oksidasi di mitokondria dan di
peroxisome adalah:
1. Pada tahap reduksi 1, flavoprotein acyl-CoA oxidase di peroxisome memasukkan
elektron secara langsung ke O2 menghasilkan H2O2, yang segera diubah menjadi H2O
dan O2 oleh katalase. Energi yang dihasilkan tidak disimpan sebagai ATP tetapi dibuang
dalam bentuk panas. Dalam mitokondria elektron yang dihasilkan pada tahap reduksi 1
dimasukkan ke O2 menghasilkan H2O melalui rantai respirasi yang digabungkan
dengan pembentukan ATP.
2. Dalam sistem perosisomal, ß-oksidasi lebih aktif dilakukan terhadap asam lemak
berntai panjang, seperti asam hexakosanoat (26:0), dan asam lemak bercabang, seperti
asam fitanat dan asam pristanat. Pada mamalia konsentrasi lemak yang tinggi dalam
diet akan menaikkan sintesis enzim ß-oksidasi peroxisomal hati. Karena peroxisome
hati tidak mempunyai enzim-enzim untuk siklus TCA dan tidak dapat mengkatalisa
oksidasi acetyl-CoA menjadi CO2, maka asam lemak berantai panjang atau bercabang
tersebut dikatabolisme menjadi produk asam lemak yang lebih pendek, selanjutnya
dieksport ke mitokondria untuk dioksidasi secara sempurna.
Dalam kasus sindrom Zellweger, asam lemak rantai panjang tidak dapat didegradasi
karena peroksisomal rusak.

C. ANABOLISME LIPID
Hati adalah tempat penting untuk pembentukan asam lemak, lemak, keton bodi, dan
kolesterol. Meskipun jaringan adiposa juga mensintesis lemak, tetapi fungsi utamanya adalah
menyimpan lipid.
Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat dan asam amino.
Dalam keadaan absorpsi, hati mengubah glukosa menjadi asam lemak melalui asetyl-CoA.

48
Hati dapat juga mendapatkan kembali asam lemak dari suplai lipid dengan kilomikron dari
usus. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian dikonversi menjadi lemak netral dan
fosfolipid.

BIOSINTESIS KETON BODIES


Tujuan pembentukan keton bodies adalah: (1) untuk mengalihkan sebagian acetyl-CoA
yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya, dan (2) untuk
mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (salah satu
cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam tubuh)
Dalam keadaan paska absorpsi, khususnya selama puasa atau kondisi lapar, atau
menderita dibetes melitus (DM), ada pergeseran dalam metabolisme lipid. Pada penderita DM
jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah, akibatnya hati lebih banyak
menguraikan asam lemak yang diperolehnya dari jaringan adiposa sebagai bahan bakar.
Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam mitokondria hati tinggi,
maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi membentuk acetoacetyl-CoA, penambahan
satu gugus acetyl selanjutnya menghasilkan 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA (HMG-CoA), dan
pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan acetoacetate. Ketiga senyawa hasil
dari reaksi 1, 2, dan 3, yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA, dan
acetoacetate disebut sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-
hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone. Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke
darah. Dalam kondisi lapar, keton bidies dalam darah naik.
Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam lemak digunakan sebagai sumber
energi untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak. Sedangkan aceton yang tidak diperlukan
dikeluarkan melalui paru-paru.
Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini
akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin
(ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka
dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).

49
BIOSINTESIS ASAM LEMAK
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan, karena
mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses
ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.

BIOSINTESIS ASAM LEMAK JENUH


Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat
berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvat hasil glikolisis atau degradasi asam
amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari
mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak.
Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat).
Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut
homodimer. Masing-masing dari 2 rantai peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres
tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam
palmitat. Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah.
Keuntungan tersebut antara lain:
(1). reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
(2). reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
(3). lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi
rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya
secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH. Ada dua gugus
–SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada ß-ketoacyl-ACPSynthase
dan 4´-phosphopantetheine (Pan-SH). Pan-SH, yang mirip dengan Koenzim A (CoA-SH), diikat
dalam suatu domain enzim yang disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan
yang panjang yang melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya.

50
Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase dilokasikan
dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada katalisis reaksi 2a,
2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan malonyl-CoA yang diikuti
dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2 mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu
reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam lemak, dehidratase, dan reduksi kedua.
Sedangkan domain 3 atau domain tiolase mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak
setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).

REAKSI BIOSINTESIS ASAM LEMAK JENUH (ASAM PALMITAT)


Biosintesis asam lemak jenuh, dalam hal ini sebagai pokok bahasan adalah biosintesis
asam palmitat, karena proses metabolisme sudah banyak diketahui. Reaksi ini dibagi dalam tiga
tahap, yaitu tahap aktivasi, tahap elongasi, dan tahap tiolasi atau pelepasan produk akhir.
Tahap aktivasi:
Reaksi 1. Asetil-CoA + oksaloasetat  sitrat + KoA-SH
(mitokondria) (masuk ke sitoplasma)
Acetyl-CoA dibawa masuk dari mitokondria ke sitoplasma dengan mengubahnya
menjadi sitrat oleh aktivitas enzim Sitrat sintetase
Reaksi 2. Sitrat + ATP + KoASH  Asetil-KoA +Oksaloasetat + ADP + Pi Acetyl-CoA dibentuk
kembali dari sitrat dalam sitoplasma dengan enzim ATPsitrat liase.
Reaksi 3. Acetyl-CoA + CO2 + ATP  malonyl-CoA +ADP + Pi
karboksilasi acetyl-CoA menjadi malonyl-CoA sebagai molekul yang menambahkan
2 atom C pada pemanjangan asam lemak dengan melepaskan CO2. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim acetyl-CoA karboksilase dengan bantuan Biotin.
CO2 yang digabungkan dengan acetyl-CoA berasal dari HCO3 dari buffer darah.
Tahap elongasi :
Reaksi 1: pembentukan acetyl-ACP sebagai starter atau molekul pemula Transfer residu acetyl
dari Acetyl-CoA ke gugus SH dari molekul ACP pada sistem enzim kompleks asam
lemak synthase merupakan reaksi pemula dalam mekanisme biosintesis asam lemak.
Kedua atom karbon ini akan menjadi atom karbon ujung (atom karbon nomor 15 dan

51
16) dari asam palmitat yang terbentuk. Reaksi ini dikatalisis oleh salah satu dari enam
enzim kompleks asam lemak synthase, Acetyl-CoA-ACP transacylase.
Reaksi 2: transfer residu acetyl ke Cys-SH dari enzim & residu malonyl ke Pan-SH dari ACP
Residu acetyl dari molekul ACP kemudian ditransfer (translokasi) ke gugus –SH dari
residu cystein pada ß-ketoacyl-ACP-Synthase (Gambar 3.17, reaksi 2a). Secara
bersamaan gugus malonyl dari malonyl-CoA dipindah ke Pan-SH dari ACP membentuk
malonyl-ACP oleh enzim malonyl-CoA- ACP-transferase (Gambar 3.17, reaksi 2b).
Reaksi 3: Reaksi kondensasi pembentukan acetoacetyl-S-ACP Gugus acetyl yang diesterkan
pada enzim ß-ketoacyl-ACP-Synthase ditransfer ke atom C nomer 2 pada malonyl-ACP
dengan pelepasan CO2 yang berasal dari HCO3 - (lihat Gambar 3.17, reaksi 3 pada
tahap aktivasi) oleh enzim ß-ketoacyl-ACP-Synthase membentuk acetoacetyl-S-ACP.
Dengan demikian dalam reaksi karboksilasi acetyl-CoA, CO2 dari HCO3 -tersebut
memegang peran katalitik karena dilepaskan kembali sebagai CO2.
Reaksi 4: Reaksi reduksi pertama Acetoacetyl-S-ACP direduksi oleh NADPH membentuk D-b-
hydroxybutyryl-ACP, yang dikatalis oleh b-ketoacyl-ACP reductase. Struktur
intermediet yang dihasilkan adalah D, bukan L. Berbeda dengan struktur isomer
selama oksidasi asam lemak, yaitu memiliki konfigurasi L (Gambar 3.5).
Reaksi 5: Reaksi dehidratasi D--hydroxybutyryl-ACP selanjutnya didehidratasi oleh enoyl-ACP
hidratase menjadi alfa,-trans-butenoyl-ACP atau trans-delta 2- butenoyl-ACP atau
disebut crotonyl-S-ACP.
Reaksi 6: Reaksi reduksi kedua Trans-delta 2- butenoyl-ACP direduksi oleh enoyl ACP reductase
menghasilkan butyryl-ACP. NADPH digunakan sebagai reduktor pada E coli dan
jaringan hewan.
Pembentukan butyryl-ACP berarti menyempurnakan satu siklus dari 7 siklus dalam
pembentukan palmitoyl-ACP. Untuk memulai siklus berikutnya, dilakukan proses translokasi,
yaitu gugus butyryl dari butyryl-ACP ditransfer ke gugus–SH dari enzim b-ketoacyl-ACP
synthase. ACP kemudian diesterkan dengan gugus malonyl dari molekul-molekul malonyl-CoA
lain oleh malonyl-CoA-ACP transferase.

52
Kemudian siklus diulang, yang mana pada tahap berikutnya kondensasi malonyl-ACP
dengan butyryl-b-ketoasyl-ACP synthase menghasilkan b-ketohexanoyl-ACP dan CO2. Setelah 7
siklus dihasilkan palmitoyl-ACP sebagai produk akhir dari sistem enzim kompleks asam lemak
synthase .
Tahap tiolasi:
Reaksi 7: Pelepasan asam palmitat Palmitoyl-ACP dapat dilepaskan menjadi asam palmitat
bebas oleh kerja enzim palmitoyl thioesterase (Domain 3) (Gambar 3.16. B), atau
ditransfer dari ACP ke CoA atau digabungkan secara langsung ke asam fosfatidat
dalam jalur yang menuju fosfolipid dan triasilgliserol.

Pada kebanyakan organisme, sistem enzim kompleks asam lemak synthase berhenti pada
produk asam palmitat dan tidak menghasilkan asam stearat. Hal ini karena:
(1) spesifitas panjang rantai maksimum yang dapat diakomodasi oleh sistem enzim
kompleks asam lemak synthase adalah gugus tetradecanoyl (C14), gugus hexadecanoyl
(C16) tidak diterima oleh sistem ini;
(2) palmitoyl-CoA merupakan penghambat feedback sistem enzim kompleks asam lemak
synthase.

BIOSINTESIS ASAM LEMAK JENUH DENGAN JUMLAH ATOM C GANJIL


Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil banyak terdapat pada organisme laut. Asam
lemak ini juga disintesis oleh sistem enzim kompleks asam lemak synthase. Sintesisnya dimulai
dari molekul propionyl-ACP bukan acetyl-ACP. Penambhahan 2 atom C dilakukan melalui
kondensasi dengan malonyl-ACP, sama pada biosintesis asam lemak jenuh beratom C genap.
Dari uraian tentang jalur ß-oksidasi asam lemak (katabolisme) dan biosintesis asam lemak
(anabolisme) terdapat lima perbedaan yang dapat diamati, yaitu:
1. Lokasi intraseluler: ß-oksidasi terjadi di mitokondrion, biosintesis di sitoplasma
2. Tipe pembawa gugus acyl: dalam ß-oksidasi adalah CoA, dalam biosintesis adalah
ACP

53
3. Dalam ß-oksidasi asam lemak sebagai akseptor elektron (oksidator) adalah FAD,
sedangkan dalam biosintesis asam lemak NADPH sebagai donor elektron
(reduktor)
4. Senyawa intermediet yang terbentuk pada reaksi hidratasi mempunyai
konfigurasi L, pada reaksi dehidrasi dalam biosintesis asam lemak senyawa
intermedietnya mempunyai konfigurasi D
5. Malonyl-CoA berperan sebagai prekursor penambahan unit C2 dalam biosintesis
asam lemak, sedangkan dalam ß oksodasi pengurangan unit C2 dalam bentuk
acetyl-CoA.
Selain kelima perbedaan di atas, pada ß-oksidasi dihasilkan energi sedangkan pada
biosintesis asam lemak diperlukan energi.

BIOSINTESIS ASAM LEMAK SETELAH ASAM PALMITAT


Sistem enzim kompleks asam lemak synthase hanya mampu mensintesis asam lemak
dengan jumlah atom C maksimum 16. Untuk sintesis asam lemak yang beratom C lebih dari 16
digunakan asam palmitat sebgai precursor. Proses ini disebut elongasi asam lemak jenuh yang
dapat terjadi di mitokodria dan mikrosom (retikulum endoplasma).
1. Elongasi asam lemak jenuh di mitokondria
Di dalam mitokondrion penambahan 2 atom C dengan acetyl-CoA pada ujung
karboksilat (dan bukan dengan malonyl-ACP seperti yang digunakan dalam proses de
novo biosintesis palmitat). Proses elongasi palmitat menjadi stearat (C18:0) mengikuti
reaksi seperti pada ß-oksidasi, dengan urutan reaksi seperti pada gambar 3.19. Untuk
reaksi reduksi pertama dan kedua digunakan NADPH bukan NADH.
2. Elongasi asam lemak jenuh
Di dalam mikrosom mekanisme elongasi asam lemak jenuh identik dengan yang terjadi
pada biosintesis asam palmitat, yaitu penambahan 2 atom C dengan malonyl-CoA,
kemudian diikuti dengan reduksi 1, dehidratasi, dan reduksi 2 untuk menghasilkan
stearoyl-CoA.

54
BIOSINTESIS ASAM LEMAK TAK JENUH (ASAM MONOENOAT)
Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunya ikatan rangkap tunggal (asam
monoenoat) dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam
palmitat dan asam stearat digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak
jenuh terutama, asam palmitoleat (C16:1 cis-D9) dan asam oleat (C18:1 cis-D9). Ikatan rangkap
yang terjadi selalu pada posisi D9 dan berbentuk cis.

BIOSINTESIS ASAM POLIENOAT


Asam polienoat adalah asam lemak tak jenuh yang tingkat ketidakjenuhannya besar,
mempunyai ikatan rangkap lebih dari dua. Sebagai precursor adalah palmitoleate, oleate,
linoleate, atau linolenate. Elongasi terjadi pada ujung karboksil, sedangkan pembentukan ikatan
rangkap melalui reaksi desaturasi yang dikatalisis oleh asam lemak-CoA desaturase.
Pada vertebrata atau organisme aerobik, 1 molekul O2 digunakan sebagai akseptor 2
pasang elektron, yaitu 1 pasang berasal dari substrat asam-lemak-CoA dan 1 pasang berasal
dari NADPH. Transfer elektron dalam reaksi kompleks ini merangkai reaksi transport elektron
dalam mikrosom yang membawa elektron dari NADPH ke Cyt b5 melalui Cyt b5 reductase.

PENGENDALIAN BIOSINTESIS ASAM LEMAK


Biosintesis asam lemak tergantung pada kecepatan enzim acetyl-CoA carboxylase
mengubah acetyl-CoA menjadi malonyl-CoA. Jika konsentrasi acetyl-CoA dan ATP di dalam
mitokondria naik, cytrate ditransport keluar mitokondria masuk ke sitosol. Cytrate ini menjadi
precursor acetyl-CoA sitosol sekaligus sebagai isyarat alosterik (modulator positif) untuk
mengaktifkasi acetyl-CoA carboxylase dalam pembentukan malonyl-CoA. Jika konsentrasi
malonyl-CoA meningkat maka pembentukan palmitoyl-CoA juga meningkat. Oleh karena
palmitoyl-CoA merupakan penghambat (modulator negatif) bagi enzim acetyl-CoA carboxylase,
maka proses ini akan diatur secara alosterik sampai keadaan menjadi normal kembali.
Biosintesis asam lemak juga diatur oleh beberapa hormon. Hormon insulin memicu aktivasi
enzim cytrate lyase, sedangkan glucagon dan epinephrine memicu penginaktifan enzim acetyl-
CoA carboxylase melaui fosforilasi.

55
VII. METABOLISME PROTEIN

A. PENDAHULUAN
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian (polimer)
dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (NH2) dan gugus
karboksil (COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:

1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.


2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
Asam amino esensial adalah golongan asam amino yang harus tersedia dalam diet
karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, sedangkan asam amino non-esensial adalah
golongan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh (dalam hati). Terdapat 8 jenis asam
amnio esensial yaitu: Isoleucin, Leucin, Lysin, Phenylalanine, Threonine, Tryptophan,
Valine, dan Methionin (mengandung unsur sulfur).
Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:
1. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.
2. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa usus.
3. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.
4. Mensintesis asam amino nonesensial dengan menggabungkan asam keto
melalui proses transaminasi oleh hati.
5. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.

B. PROSES PENCERNAAN PROTEIN


Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa usus, akan tetapi setelah
dalam bentuk asam amino dapat diserap dengan baik.

56
• Pencernaan protein di mulut dilakukan secara mekanis, sedangkan secara
enzimatis belum terjadi.
• Pencernaan protein di lambung dilakukan oleh sel mukosa lambung. Sel
parietal (Chief cell) mensekresikan asam lambung (HCl), sedangkan sel
zymogen mensekresikan proenzim pepsinogen. Proenzim pepsinogen
oleh HCl diaktifkan menjadi enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi
oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim pepsin menjadi peptida
sederhana.
• Pencernaan di usus halus dilakukan oleh getah pankreas yang
mengandung proenzim trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim
trypsinogen dan chymotrypsinogen diaktifkan menjadi enzim trypsin dan
chymotrypsin oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh sel-sel
mukosa usus halus. Enzim trypsin dan chymotrypsin berperan memecah
polipeptida menjadi peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut
dipecah menjadi asam amino oleh enzim peptidase (erepsin). Enzim
peptidase dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan aktivitasnya
yaitu enzim aminopeptidase memecah gugus amina dari polipeptida dan
karboksipeptidase memecah gugus karboksil dari polipeptida. Nuklease
memecah asam nukleat (DNA dan RNA) menjadi nukleotida.
• Absorpsi protein dilakukan setelah peptida menjadi asam amino dengan
cara difusi yang difasilitasi melalui mukosa yeyunum dan ileum.
Asam amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh
selanjut dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool (gudang penimbunan asam
amino) yaitu darah dan cairan jaringan (interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan
untuk:
 biosintesis protein tubuh di dalam ribosom,
 mengganti jaringan yang rusak, dan
 jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber energi.

57
C. METABOLISME ASAM AMINO
KATABOLISME ASAM AMINO
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh, tidak seperti halnya karbohidrat dan
lipid. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain
(karbohidrat dan lemak) maka tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi.
Asam-asam amino diperlukan untuk membentuk protein. Sebagian asam amino harus
dipasok dari makanan disebut sebagai asam amino esensial karena tidak sapat dibentuk tubuh.
Sisanya adalah asam amino non-esensial yang berasal dari makanan, tetapi juga dapat dibentuk
dari zat-zat antara metabolic melalui proses transaminasi dengan menggunakan nitrogen
amino dari asam amino lain. Setelah mengalami deaminasi, nitrogen amino diekskresikan
sebagai urea, dan kerangka karbon yang tersisa setelah transaminasi dapat
(1) dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat;
(2) digunakan untuk membentuk glukosa (glukoneogenesis); atau
(3) untuk membentuk badan keton.

Asam amino memerlukan untuk pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang
karena bersifat toksik bagi tubuh. Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
2. Deaminasi oksidatif

Transaminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino
lain. Proses transaminasi didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk
asam keto, secara skematik digambarkan sebagai berikut:

Alanin + -ketoglutarat  piruvat + glutamat

Transaminasi terjadi pada berbagai jaringan. Selain itu, transaminasi juga terjadi di
dalam sirkulasi darah akibat adanya kerusakan pada jaringan karena proses patologik,
sebagai contoh SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase) yang meningkat akibat

58
infark miokard (kerusakan otot jantung karena adanya sumbatan pembuluh darah yang
mensuplai kebutuhan otot jantung).
Transaminasi saling mengkonversi pasangan-pasangan asam α-amino dan asam α-keto.
Semua asam amino protein kecuali lisin, treonin, prolin dan hidroksiprolin ikut serta dalam
transaminasi. Transaminasi berlangsung reversible, dan aminotransferase juga berfungsi dalam
biosintesis asam amino.
Alanin - piruvat aminotransferase (alanin aminotransferase ) dan glutamate–α-
ketoglutarat amino transferase (glutamate aminotransferase) mengatalisis pemindahan gugus
amino ke piruvat (membentuk alanin) atau ke α-ketoglutarat membentuk glutamate. Masing-
masing aminotransferase bersifat transferase bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat,
tetapi tidak spesifik untuk pasangan lain.

Deaminasi Oksidatif
Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi asam

+
keto dan ammonia (NH4 ), secara skematik digambarkan sebagai berikut:

Asam amino  (deaminasi)  2 NH3 + CO2  CO(NH3)2 + H2O

Ammonia urea

 CHO  asetil Co-A

Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen dan nonnitrogen.


1. Senyawa non-nitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya diubah
menjadi asetil Co-A untuk sumber energi melalui jalur siklus Kreb’s atau disimpan
dalam bentuk glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih dahulu menjadi
ureum.
Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada gangguan fungsi
hati (liver) kadar NH3 meningkat. Pengeluaran (ekskresi) urea melalui ginjal dikeluarkan

59
bersama urin.
Satu asam imino dibentuk oleh dehidrogenase, dan senyawa ini dihidrolisis menjadi
asam keto, dengan menghasilkan NH4. Flavin terduksi mengalami reoksidasi oleh oksigen
molecular, dan membentuk hydrogen peroksida (H2O2), yang kemudian terurai menjadi O2
dan H2O oleh katalase.
SINTESIS ASAM AMINO
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam
amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak
melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi
3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam
amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino
yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau
asetoasetil KoA
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan tirosin
bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan
penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan
untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di
dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Selebihnya
adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini dinamakan
asam amino non-esensial.

60
D. JALUR METABOLIK DIBERBAGAI TINGKAT SUSUNAN

Ditingkat Jaringan Dan Organ, Sirkulasi Darah Mengintegrasikan Metabolisme


Asam amino yang berasal dari pencernaan protein makanan dan glukosa yang berasal
dari pencernaan karbohidrat diserap melalui vena porta hati. Hati memiliki peran mengatur
konsentrasi berbagai metabolit larut air dalam darah. Pada kasus glukosa, hal ini dicapai dengan
menyerap glukosa yang melebihi kebutuhan saat ini dan mengubahnya menjadi glikogen atau
lemak (lipogenesis). Di antara waktu makan, hati bekerja mempertahankan kadar glukosa darah
dari glikogen (glikogenolisis) dan bersama dngan ginjal, dengan mengubahn metabolit
nonkarbohidarat, seperti laktat, gliserol, dan asam amino menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Hati juga membentuk berbagai protein plasma utama (albumin) dan mendeaminasi asam
amino yang melebihi kebutuhan dan membentuk urea yang diangkut ke ginjal untuk
diekskresikan.

Di Tingkat Subselular, Glikolisis Berlangsung di Sitosol dan Siklus Asam Sitrat di Mitokondria
Peran sentral mitokondria terlihat jelas karena organel ini bekerja sebagai focus
metabolisme karbohidarat, lipis dan asam amino. Mitokondria mengandung enzim-enzim siklus
asam sitrat, oksidasi-β asam lemak dan ketogenesis serta rantai resipiratorik dan ATP sintase.
Pada glukoneogenesis substrat seperti laktat dan piruvat yang terbentuk di siitosol
memasuki mitokondria untuk menghasilkan oksaloasetat sebagai precursor untuk sintesis
glukosa.

E. KREATIN DAN KREATININ


Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot skelet,
kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber energi
penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi oksidatif. ATP
bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar posfokreatin. Kreatinin
dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara normal dapat terjadi
pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah melahirkan. Pada laki-laki sangat

61
jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki
biasanya terjadi akibat kelaparan, tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan
otot (myopati).
F. ASAM URAT
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu
purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah dicerna, kemudian diabsorpsi
dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin sebagian kecil
dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat
normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian
98% direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan.
Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan
menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah
metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:
1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi
asam urat meningkat.
2. Gout sekunder terjadi karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan
produksi asam urat yang diakibatkan oleh meningkatnya penghancuran sel darah
putih yang banyak mengandung asam urat seperti pada penyakit ginjal, leukemia,
dan pneumonia.
3. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan biasanya dengan diuretik
thiazide, colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.

G. PERUBAHAN PROTEIN SEBAGAI SUMBER ENERGI


Protein dapat digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses deaminasi di
hati. Perombakan protein menjadi sumber energi disebut mekanisme glukoneogenesis.
Senyawa non-nitrogen yang mengandung atom C, H, dan O diubah menjadi asetil Co-A
untuk sumber energi.

62
VIII. GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT
          
Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan
terganggunya keseimbangan hormon dan enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang
dan melakukan proses metabolisme.
Karbohidrat terdiri dari karbohidrat yang dapat dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat
dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (selulosa, pektin, gelatin, agar-agar, lignin) tidak
dapat dikategorikan sebagai zat gizi. Sedangkan karbohidrat yang dapat dicerna adalah gula
yang merupakan sumber tenaga bagi manusia. Karbohidrat yang dapat dicerna mempunya 2
klasifikasi yaitu gula sederhana dan gula kompleks. Sukrose (gula meja) dibuat dari dua gula
yang lebih sederhana yaitu glukosa dan fruktosa. Laktose (gula susu) terbuat dari glukosa dan
galaktose. Baik sucrose maupun laktose harus dipecahkan ke dalam gula pembentuknya dengan
enzim sebelum badan bisa menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat kompleks terdapat
pada roti, pasta, padi, dan makanan lain yang berisi rangkaian panjang molekul gula sederhana.
Molekul-molekul gula harus dibongkar di dalam sel untuk dijadikan energi. Proses metabolisme
karbohidrat menjadi energi diatur oleh hormon dan enzim Pada kondisi patologis tertentu
terjadi gangguan produksi ataupun kinerja hormon dan enzim sehingga menimbulkan masalah
kesehatan

1. DIABETES MELITUS
Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia
yang berfungsi untuk mengatur proses kehidupan atau metabolisme pada tubuh. Dalam tubuh
manusia terdapat banyak sekali hormon yang masing-masing bekerja secara spesifik.
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh kelenjar pankreas. Ketika makan, pankreas membuat
insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-
sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan
energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula
darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk
menciptakan energi.

63
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme karbohidrat yang diakibatkan
oleh gangguan produksi ataupun kinerja hormon insulin. di mana glukosa darah tidak dapat
digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan
kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita
komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan
kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan
penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease).
Menurut American Diabetes Association (ADA, 2013), klasifikasi diabetes meliputi empat
kelas klinis :
a. Diabetes mellitus tipe 1 
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset
diabetes, juvenile diabetes). Diabetes mellitus tipe 1 juga dissebut sebagai insulin-
dependent diabetes mellitus (IDDM) yaitu diabetes yang terjadi karena berkurangnya
rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-
pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan
dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki
kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu,
sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita
diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Diabetes ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Diabetes
tipe ini disebabkan kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi
otoimun.
Pada pulau Langerhans kelenjar pankreas terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β,

64
sel α dan sel σ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel-sel α memproduksi glukagon,
sedangkan sel-sel σ memproduksi hormon somastatin. Namun demikian serangan
autoimun secara selektif menghancurkan sel-sel β.
Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau Langerhans kelenjar pankreas langsung
mengakibatkan defesiensi sekresi insulin. Defesiensi insulin inilah yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1. Selain defesiensi insulin, fungsi sel-sel
α kelenjar pankreas pada penderita DM tipe 1 juga menjadi tidak normal. Pada penderita
DM tipe 1 ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans.
Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon, tapi hal ini tidak
terjadi pada penderita DM tipe 1, sekresi glukagon akan tetap tinggi walaupun dalam
keadaan hiperglikemia, hal ini memperparah kondisi hiperglikemia. Salah satu manifestasi
dari keadaan ini adalah cepatnya penderita DM tipe 1 mengalami ketoasidosis diabetik
apabila tidak mendapatkan terapi insulin.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor
pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal
sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic
ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan
juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari
pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump,
yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis
yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang
dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan
insulin melalui "inhaled powder".
Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke
angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke
140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih
rendah, seperti "frequent hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l)
seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering

65
sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya
membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat
glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran.
b. Diabetes mellitus tipe 2 
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related
diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes
mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β,
gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh
disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormonresistin yang menyebabkan sel jaringan,
terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan
penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh
hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi padakromosom 19 yang merupakan kromosom
terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan
hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesis pada hati,  penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi
esterifikasi pada hati. NIDDM juga dapat disebabkan
oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia
dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap
insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit,
sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.
Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya
resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya

66
suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan di kira-kira
90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain
meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus
meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes
tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet
(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini
dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban
adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama
ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,,
perawatan dengan lisan [[ antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon
insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di
kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g.,
sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh
hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin),
dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika
ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara
normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang
cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan
perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.
Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-
baru ini diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2.
Seperti zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka
peluang bagi perkembangan sel tumor maupun kanker.
Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah
defisiensi metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya,
hormon tri-iodotironina menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan
meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c
oksidase pada kompleks IV, menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres

67
oksidatif, sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam
mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I,
III dan IV. Bersama dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang
mengatur fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi
lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko
defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.
Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti
dengan pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedahbypass usus. Hal ini diketahui
sebagai akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat
menentukan apakah metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan
perubahan homeostasis glukosa.
c. Diabetes mellitus tipe 3 (Gestasional Diabetes mellitus / GDM)
Diabetes mellitus gestasional disebut juga gestational diabetes, insulin-resistant
type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require
injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, atau
diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan,
dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan
sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan.
GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan.
GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama
masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi
meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan
dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin
janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom
gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah

68
merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum
terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular.
Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi
sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan
resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.
d. Diabetes mellitus tipe lain 
Diabetes yang disebabkan oleh adanya kerusakan genetika, infeksi, keganasan
(kanker), penggunaan obat-obatan, antara lain:
1) Cacat/kerusakan genetik fungsi sel beta:
2) Cacat/kerusakan DNA mitokondria.
3) Cacat/kerusakan genetik kerja insulin.
4) Penyakit eksokrin pankreas :
a) Pankreatitis.
b) Tumor/ pankreatektomi.
c) Pankreatopati fibrokalkulus.
5) Endokrinopati.
a) Akromegali.
b) Sindroma Cushing.
c) Feokromositoma.
d) Hipertiroidisme.
6) Karena obat/ zat kimia.
7) Pentamidin, asam nikotinat.
8) Glukokortikoid, hormon tiroid.
2. GALAKTOSEMIA
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan oleh
kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan kelainan
bawaan.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Patofisiologis awalnya,
pasien tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya
akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti.

69
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino,
terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya, seorang
wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktose
selama kehamilan.
Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami
keterbelakangan mental. Banyak yang menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya tidak
diketahui. Pasien dengan galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung galaktosa dari karbohidrat seumur hidupnya, seperti susu yang kaya akan
galaktosa.
3. GLIKOGENOSIS
            Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan
yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah
gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa(untuk Glikogenosis digunakan
sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di
dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan (biasanya
otot atau hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang.
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya. Untuk membantu mencegah
turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam
porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah
ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang
pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung.
Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang
dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali perlu
diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas
anak harus dibatasi.

70
4. INTOLERANSI FRUKTOSA HEREDITER
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak
dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase. Sebagai
akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di
dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen
menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Gangguan penggunaan fruktosa menjadi energi dalam jumlah yang banyak dapat
menyebabkan:
 hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
 tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
 linglung
 mual
 muntah
 nyeri perut
 kejang (kadang-kadang)
 koma.
5. FRUKTOSURIA
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya yaitu pada waktu fruktosa
dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang
sifatnya diturunkan.  Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di
dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.
Fruktosuria tidak memerlukan pengobatan khusus.
6. PENTOSURIA
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya
gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk
mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang Yahudi. Pentosuria
tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa
menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan
khusus.

71
IX. Penyakit Gangguan Metabolisme Lemak

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Tubuh menyimpan lemak secara
konstan diuraikan dan dibentuk kembali untuk menyeimbangkan kebutuhan energi tubuh
dengan persediaan makanan. Kelompok enzim khusus membantu tubuh menguraikan dan
memproses lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa menyebabkan
bertambahnya zat-zat lemak yang secara normal akan diuraikan oleh enzim.
Sepanjang waktu, penumpukan bahan-bahan ini bisa membahayakan banyak organ
tubuh. Gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut lipidosis. Kelainan enzim lain
dihasilkan di tubuh menjadi tidak dapat mengkonversi lemak menjadi energi dengan baik.

GANGGUAN OKSIDASI ASAM LEMAK


Beberapa enzim membantu menguraikan lemak sehingga mereka kemungkinan diubah
menjadi energi. Kelainan karena kekurangan salah satu enzim ini membuat tubuh kekurangan
energi dan produk hasil pemecahan lemak, seperti acyl-CoA, menumpuk. Enzim yang paling
sering kekurangan adalah rantai medium acyl-CoA dehydrogenase (MCAD). Kekurangan MCAD
adalah salah satu gangguan keturunan pada metabolisme yang paling umum, terutama pada
orang keturunan Eopa Utara.
Gejala biasanya terjadi antara kelahiran dan usia 3 tahun. Anak lebih mungkin mengalami
gejala-gejala jika mereka tidak makan untuk jangka waktu tertentu (yang menghabiskan sumber
energi lainnya) atau yang kebutuhan kalorinya meningkat karena olahraga atau sedang sakit.
Kadar gula di dalam darah menurun secara signifikan, menyebabkan pusing atau koma. Anak
tersebut menjadi lemah dan bisa mengalami muntah atau serangan. Dalam jangka waktu yang
lama, anak mengalami hambatan perkembangan mental dan fisik, pembengkakan hati, otot
jantung lemah, dan detak jantung tidak beraturan. Kematian tiba-tiba bisa terjadi.
Di beberapa negara dilakukan skrining terhadap kekurangan MCAD pada bayi yang baru
lahir dengan cara tes darah. Pengobatan darurat adalah dengan infus glukosa. Untuk
pengobatan jangka panjang
 anak harus seringkali makan,

72
 jangan pernah melewatkan makan, dan
 mengkonsumsi makanan tinggi karbohidat dan rendah lemak.
 Tambahan asam amino carnitine kemungkinan sangat membantu.
Hasil jangka panjang biasanya baik.

DISLIPIDEMIA
Penyakit dislipidemia adalah gangguan yang terjadi pada darah yang mengalami
kelebihan lipid (lemak). Dislipidemia berupa kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma(darah). Kelainan fraksi lipid yang
paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida
serta penurunan kadar HDL.
Dislipidemia menyebabkan lapisan tunika intima media dalam pembuluh darah menebal,
termasuk di arteri karotis yang menuju leher. Akibatnya, aliran darah yang membawa nutrisi
dan oksigen ke otak terganggu.
Kolesterol terutama disintesisi di dalam hati adalah hasil metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein. Penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah adalah faktor keturunan dan
asupan lemak tinggi. Asupan lemak total berhubungan dengan kegemukan, yang merupakan
faktor resiko utama untuk terserang aterosklerosis.
Secara umum dislipidemia ada dua klasifikasi, yaitu:
1. Dislipidemia primer
Merupakan kelainan kolesterol pada kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
kadar kolsterol HDL. Bisa dikatakan, seseorang yang mengalami dislipidemia pasti
memiliki kadar kolesterol yang tidak normal, yang memicu penumpukan plak pada
pembuluh darah tertentu sehingga aliran darah tidak bisa mengalir. Pada kondisi ini
seseorang biasanya akan mengalami serangan jantung. Pada kategori primer, penyakit
ini disebabkan oleh factor genetic atau turunan. Jadi, jika orangtua menderita penyakit
ini, maka anaknyapun akan lebih beresiko untuk menderita penyakit yang sama.
2. Dislipidemia sekunder

73
Serangan jantung umumnya dipicu karena penyakit kronis seperti diabetes, dan efek
buruk merokok, alkohol serta obesitas . Kondisi itu bisa terjadi karena semua penyakit
dan kebiasaan buruk itu memicu resistensi insulin dalam tubuh, sehingga peredaran
pembuluh darah terganggu.dan memicu gangguan pada penyakit jantung dan pembuluh
darah. Sedangkan pada kategori sekunder, penyakit ini disebabkan karena pola hidup
tidak sehat, kurang olahraga, dan masih banyak lagi. Dislipidemia sekunder pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit dasar antara lain; Gagal ginjal, sindroma
nefrotik, diabetes mellitus, sepsis, hipotiroidisme, sirosis hati.
Seseorang yang sudah memiliki dislipidemia harus cepat beralih ke gaya hidup sehat
sebab kondisi tersebut sudah merupakan pertanda akan terjadi masalah dengan jantung atau
pembuluh darah.
Gejala dislipidemia. Sebagian besar hiperlipidemia atau dislipidemia tidak memberikan
gejala dan tanda klinis. Berikut gejala penyakit dislipidemia:
 Nyeri perut
 Pusing
 Stroke
 Nyeri Dada
 Sakit Kepala
 Sesak Napas
 Penyakit Jantung
 Penurunan Berat Badan
 Nafsu Makan Berkurang
 Nyeri Betis Saat Berjalan
Penyebab. Penyakit dislipidemia dapat disebabkan oleh:
 Diabetes
 Obesitas
 Kolesterol
 Kerusakan Pada Ginjal
 Pola Hidup tidak Sehat

74
 Penurunan Aliran Darah ke Otak
 Efek Samping dari Obat Tertentu
 Kekurangan Suplai Darah ke Usus
 Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Berlebihan
Lemak, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan komponen utama dari sel-
sel hidup. Kolesterol dan trigliserida adalah lipid yang tersimpan dalam tubuh dan berfungsi
sebagai sumber energi.
Faktor risiko. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi nya kadar lipid yaitu:
 Genetik
 Obesitas
 Merokok
 Kurang olahraga
 Obat-obatan (kortikosteroid, retinoid, penghambat adrenegik beta dosis tinggi)
Pencegahan. Beberapa tips agar terhindar dari dislipidimea atau bagi yang sudah terkena:
 Memantau kadar kolesterol
 Menjalani diet
 Olahraga teratur
 Menjaga pola hidup sehat
 Mengatur asupan gizi pada makanan
 Berhenti merokok
 Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol
 Konsumsi buah dan sayur
 Menjaga berat badan ideal.

HIPERLIPIDEMIA
Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak (kolesterol,
trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningkat sebagai manifestasi kelainan metabolisme
atau transportasi lemak/lipid. Lipid atau lemak adalah zat yang kaya akan energi, yang berfungsi
sebagai sumber utama dalam proses metabolisme.

75
Untuk mengetahui adanya gangguan hiperlipidemia dalam diri seseorang maka perlu
dilakukan pengukuran profil lemak darah. Profil lemak darah diperoleh melalui pengukuran
level lipoprotein darah. Lipoprotein terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan phospholipida.
Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperlipidemia memiliki lebih dari satu kriteria berikut:
1. Peningkatan kolesterol total (TC : Total Cholesterole)
2. Peningkatan low density lipoprotein (LDL)
3. Peningkatan trigliserida (TG)
4. Penurunan High density lipoprotein (HDL)
Penyakit jantung koroner berkorelasi langsung dengan level TC dan LDL. Lebih dari 50%
penduduk dewasa Amerika Serikat memiliki total kolesterol darah lebih dari 200 mg/dL,
sehingga hampir 50% pasien penyakit jantung koroner juga menerima terapi penurunan
kolesterol darah. Terapi obat penurun lemak darah telah terbukti mampu menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler/cerebrovaskuler.
Hiperkolesterolemia menyebabkan faktor-faktor nonlipid seperti kebiasaan merokok,
diabetes melitus, hipertensi, rendah LDL, dan abnormalitas elektrokardiografi sebagai faktor
resiko yang memberatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner
menyebabkan resiko infark miokard terulang dengan kemungkinan 5 sampai 7 kali lebih besar
pada pasien yang pernah mengalami infark miokard. Level LDL darah merupakan prediktor
penting dalam memprediksi morbiditas/mortalitas seseorang.
Kolesterol pada dasarnya adalah suatu senyawa lipid yang dibutuhkan tubuh dalam
sintesis membran sel dan hormon dalam jumlah kecil. Namun jika kadar kolesterol ini
berlebihan, maka akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Dalam sirkulaasi melalui
peredaran darah, lipid tak beredar dalam bentuk bebasnya, melainkan berikatan dengan
protein membentuk lipoprotein. Dalam plasma darah terdapat 3 golongan lipoprotein, yaitu:
1. Kilomikron, merupakan lipoprotein dengan kerapatan kurang dari 0,94 g/ml, dengan
kandungan protein sekitar 1-2% saja, kandungan terbesar berupa trigliserida
sebesar 80-85%.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang membawa sekitar 10-15% total
kolesterol, sekitar 50% dalam bentuk trigliserida.

76
3. LDL (Low Density Lipoprotein) yang membawa 60-70% kolesterol. Banyaknya
kolesterol yang diangkut oleh lipoprotein jenis ini, sehingga LDL sering disebut
sebagai kolesterol jahat.
4. HDL (High Density Lipoprotein) hanya sedikit mengangkut kolsterol, sehingga HDL
disebut sebagai kolesterol baik.
VLDL disekresikan dalam hati yang kemudian dikonversi menjadi IDL (intermediate
Density Lipoprotein) yang lebih lanjut menjadi LDL. LDL plasma diikat pada reseptor LDL
apoprotein B-100 yang terdapat di hati, adrenal dan sel-sel perifer. Oksidasi LDL pada dinding
arteri akan memicu respon inflamasi. Monosit ditransformasi menjadi makrofag menghasilkan
akumulasi sel busa. Sel busa merupakan awal pembentukan endapan lemak arteri, yang jika
proses ini berlanjut terus akan memicu terjadinya angina, stroke, atau infark miokard.
Hiperlipidemia dapat diklasifikasikan dalam  kategori berikut:
1. Hiperlipidemia tipe I/hiperkilomikronemia, merupakan hiperlipidemia yang
disebabkan oleh asupan lipid eksogen yang berlebihan ditandai dengan peningkatan
kilomikron yang melebihi batas normal. Hiperlipidemia tipe ini dapat diatasi dengan
diet rendah lipid, tidak memerlukan terapi farmakologi.
2. Hiperlipidemia tipe IIa/ Hiperkolesterolemia familial ditandai dengan peningkatan
LDL darah yang meningkat drastis. Hiperkolesterolemia ini dikatakan heterozigot
jika level kolesterol totalnya berkisar antara 275-500 mg/dl. Hiperkolesterolemia
heterozigot biasanya akan berkembang menjadi xanthomas pada orang dewasa dan
berpeluang menjadi penyakit vaskuler jika ternyata pada golongan usia 30-50
tahun. Sedangkan hiperkolesterolemia dengan level kolesterol total lebih dari 500
mg/dl dikategorikan sebagai hiperkolesterolemia homozigot yang berkembang
menjadi xanthomas pada orang dewasa dan menjadi penyakit vaskuler pada anak-
anak. Selain itu terdapat juga Hiperkolesterolemia defectif Apo B-100 dan Poligenik
hiperkolesterolemia.
3. Hiperlipidemia Tipe IV/ Hipertrigliserida familial yang ditandai dengan peningkata
VLDL melebihi batas normal.

77
4. Hiperlipidemia tipe IIb/ Kombinasi Hiperlipidemia yang ditandai dengan
peningkatan LDL dan VLDL melebihi batas normal. Nilai TG berkisar antara 250-750
mg/dl sedangkan kolesterol totalnya antara 250-500 mg/dl. Hiperlipidemia ini
umumnya besrsifat asimptomatis sampai terjadi perkembangan penyakit vaskuler.
5. Hiperlipidemia tipe III/ Disbetalipoproteinemia, ditandai dengan peningkatan VLDL
dan IDL melebihi batas normal sedangkan nilai LDL normal. TG antara 250-750
mg/dl dan TC antara 250-500 mg/dl. Hiperlipidemia ini juga biasanya asimptomatis
hingga terjadi perkembangan penyakit vaskuler.
Perkembangan penyakit hiperlipidemia atau hiperlipoproteinemia dapat disebabkan oleh
banyak faktor diantaranya faktor abnormalitas genetik dan faktor lingkungan. Pada
hiperlipidemia tipe II sedapat mungkin harus dilakukan pemeliharaan terhadap faktor pemicu
hiperlipidemia tersebut.
Faktor penyakit-penyakit atau abnormalitas tertentu dan obat-obat juga dapat menjadi
pemicu perkembangan hiperlipidemia tipe II. Hiperkolesterolemia dapat dipicu oleh keadaan-
keadaan berikut:
 Hipotiroidism
 Penyakit obstruktif hati
 Sindrome Nefrotik
 Anorexia nervosa
 Porphyria akut
Selain itu hiperlipidemia dapat juga disebabkan oleh obat atau kelompok obat berikut:
 Progestin
 Diuretik tiazid
 Glukokortikoid
 Beta-bloker
 Isotretinoin
 Inhibitor Protease
 Siklosporin
 Mirtazipin

78
 Sirolimus
Hipertrigliseridemia dapat disebabkan oleh kondisi sebagai berikut:
 Obesitas
 Diabetes melitus
 Lipodistropi
 Gangguan penyimpanan glikogen
 Pembedahan bypass jantung
 Sepsis
 Kehamilan
 gammopati monoklonal, multiple myeloma, lymphoma
 Hepatitis akut
 Lupus Eritematosus sistemik
Penggunaan zat-zat yang dapat menyebabkan hiperlipidemia adalah berikut:
 Alkohol
 Estrogen
 Isotretionin
 Beta-bloker
 Glukokortokoid
 Diuretik tiazid
 Asparaginase
 Interferon
 Antifungi azole
 Mirtazipin
 Steroid anabolik
 Sirolimus
Sedangkan hipotrigliseridemia dapat diakibatkan oleh:
1. Malnutrisi
2. Malabsorbsi
3. Penyakit Myeloproliferatif

79
4. Penyakit infeksi kronis
5. Gammopati monoklonal
6. Penyakit hati kronis
Secara umum seseorang yang mulai mengalami hiperlipidemia akan mengalami gejala-
gejala berikut:
 Tanpa gejala, ini biasanya terjadi pada saat-saat awal terjadinya hiperlipidemia
 Nyeri abdomen berat
 Pankreatitis
 Xanthomas eruptif
 Polineuropati perifer
 Hipertensi
 Indeks massa tubuh (BMI>30 KG/M2)

PENYAKIT GAUCHER (GAUCHER DISEASE/GD)


Penyakit Gaucher adalah penyakit genetika (keturunan) yang terjadi akibat penumpukan
glukoserebrosida (produk metabolisme lemak) di dalam jaringan karena defisiensi enzim
glukoserebrosidase. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi dan banyak
ditemukan pada orang-orang Yahudi Ashkenazi (Eropa Timur). Penyakit Gaucher menyebabkan
pembesaran hati dan limpa, serta timbulnya pigmentasi coklat di kulit. Akumulasi
glukoserebrosida pada mata menyebabkan timbulnya bintik-bintik kuning yang disebut
pinguecula. Akumulasi glukoserebrosida di sumsum tulang akan menyebabkan rasa nyeri dan
kerusakan tulang.
Penyakit Gaucher Tipe I (pada orang dewasa, kronis), merupakan penyakit yang bersifat
kronis dan paling sering ditemukan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan limpa,
serta kelainan pada tulang. Hati dapat mengalami gangguan yang berat, sehingga berisiko
terjadinya perdarahan lambung dan esofagus serta kanker hati. Selain itu juga bisa terjadi
gangguan neurologis.

80
Penyakit Gaucher Tipe II (bentuk infantil), terjadi pada masa bayi. Bayi dengan penyakit
ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem saraf yang berat. Bayi biasanya meninggal
pada tahun pertama setelah dilahirkan.
Penyakit Gaucher Tipe III (bentuk juvenil), dapat dimulai kapan saja pada masa kanak-
kanak. Anak-anak yang menderita penyakit ini mengalami pembesaran hati dan limpa, kelainan
tulang, dan gangguan neurologis progresif lambat. Anak-anak yang dapat bertahan hingga masa
remaja akan dapat hidup selama beberapa tahun. Banyak penderita penyakit Gaucher yang bisa
diobati dengan terapi enzim pengganti. Enzim-enzim diberikan melalui pembuluh darah,
biasanya setiap 2 minggu. Terapi enzim pengganti paling efektif pada penderita yang tidak
mengalami komplikasi sistem saraf. 
Pengobatan:
 Dapat dilakukan dengan cara sulih enzim yang disuntikkan melalui intravena
 Untuk mengatasi anemia dilakukan dengan transfusi darah

PENYAKIT TAY-SACHS (TAY-SACHS DISEASE / TSD)


Penyakit Tay-Sachs (TSD) adalah kelainan genetik yang dapat berakibat fatal dan paling
sering terjadi pada anak-anak yang menghasilkan kerusakan progresif pada sistem saraf
mereka. Tay-Sachs disebabkan oleh tidak adanya enzim yang sangat penting yang disebut
hexosaminidase-A (Hex-A). Tanpa Hex-A, zat lemak, atau lipid, yang disebut GM2 ganglioside
menumpuk secara tidak normal pada sel-sel, terutama dalam sel-sel saraf otak. Penumpukan
yang tidak normal tersebut menyebabkan kerusakan progresif sel. Dalam varian yang paling
umum penyakit Tay-Sachs ini menyebabkan kerusakan secara terus menerus (progresif)
terhadap kemampuan mental dan fisik yang dimulai pada usia 6 bulan dan biasanya
menyebabkan kematian pada usia empat tahun.
Penyakit TSD disebabkan oleh cacat genetik dalam gen tunggal dengan satu salinan gen
cacat dari yang diwariskan dari setiap orangtua. Penyakit ini terjadi ketika jumlah berbahaya
dari Gangliosida terakumulasi dalam sel-sel saraf otak, akhirnya mengarah pada kematian dini
sel-sel. Saat ini tidak ada obat atau pengobatan. Penyakit Tay-Sachs adalah penyakit langka.
Gangguan autosomal lain seperti cystic fibrosis dan anemia sel sabit jauh lebih umum.

81
Penyakit ini dinamai setelah dokter mata Tay Warren Inggris yang pertama kali
menggambarkan titik merah pada retina mata pada 1881, dan neurolog Amerika Bernard Sachs
dari Rumah Sakit Mount Sinai yang menggambarkan perubahan seluler Tay-Sachs dan mencatat
peningkatan prevalensi di Yahudi Eropa Timur (Ashkenazi) populasi pada tahun 1887.
Penelitian di akhir abad 20 menunjukkan bahwa penyakit Tay-Sachs disebabkan oleh
mutasi genetik pada gen pada kromosom 15 hexa. Sejumlah besar mutasi Hexa telah
ditemukan, dan yang baru masih sedang dilaporkan. Mutasi ini mencapai frekuensi yang
signifikan dalam beberapa populasi. Perancis Kanada tenggara Quebec memiliki frekuensi
pembawa sama dengan Yahudi Ashkenazi, tetapi mereka membawa mutasi yang berbeda.
Banyak Cajun Louisiana selatan membawa mutasi yang sama yang paling umum dalam Yahudi
Ashkenazi. Kebanyakan mutasi hexa yang langka, dan tidak terjadi pada populasi terisolasi
secara genetik. Penyakit ini berpotensi dapat terjadi dari warisan dua mutasi gen yang tidak
terkait dalam hexa. TSD merupakan gangguan genetik autosom resesif, yang berarti bahwa
ketika kedua orangtua adalah pembawa, ada risiko 25% melahirkan anak yang terkena.
Penyakit TSD tersebut paling sering terjadi pada bangsa Yahudi asli di Eropa Timur. Pada
usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak
mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan, dementia, dan
kebutaan. Anak ini biasanya meninggal di usia 3 atau 4 tahun. Penyakit tay-sachs bisa
diidentifikasikan pada janin dengan contoh chorionic villus atau amniocentesis. Penyakit
tersebut tidak dapat diobati atau disembuhkan.

PENYAKIT NIEMANN-PICK
Penyakit Niemann-Pick terutama menyerang anak-anak, namun juga dapat terjadi pada
semua usia. Semua jenis penyakit Niemann-Pick, jenis A, B dan C, semuanya mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memetabolisme lemak (kolesterol dan lipid) dalam sel. Ketika
kolesterol dan lipid lainnya terakumulasi dalam jumlah besar di dalam sel, akumulasi ini
menyebabkan disfungsi hingga kematian sel. Penyakit Niemann-Pick bisa mempengaruhi otak,
saraf, hati, limpa dan sumsum tulang dan, pada kasus yang berat, juga bisa berdampak pada
paru-paru. Kerusakan progresif otak, saraf dan organ bisa menyebabkan gejala utama.

82
Niemann-Pick adalah penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anak dan belum doketahui
obatnya, tetapi masih terus diteliti.
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus mengakibatkan penumpukan
sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunya
beberapa bentuk, bergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian
penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada
orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok etnis.
Pada bentuk berat yang sering terjadi (jenis A), anak gagal untuk bertumbuh dengan baik dan
mengalami masalah multiple neurologic. Anak ini biasanya meninggal di usia 3 tahun. Anak
dengan penyakit jenis B mengalami pertumbuhan lemak di kulit, daerah berpigmen gelap, dan
pembesaran hati, limpa, dan batang limpa; mereka kemungkinan lambat secara mental. Anak
dengan penyakit jenis C mengalami gejala-gejala di masa kanak-kanak, dengan serangan dan
kerusakan syaraf.
Beberapa bentuk penyakit Niemann-Pick bisa didiagnosa pada janin dengan contoh
chrionic villus atau amniocentesis. Setelah lahir, diagnosa bisa dibuat dengan biopsi hati
(pengangkatan contoh jaringan untuk diteliti di bawah mikroskop). Tidak satupun jenis pada
penyakit Niemann-Pick ini bisa disembuhkan, dan anak cenderung meninggal karena infeksi
atau gangguan progresif pada sistem syaraf pusat.
Pengobatan Penyakit Niemann-Pick. Penyakit ini kemungkinannya kecil dapat diobati
secara total, terbukti banyak anak-anak yang menderita penyakit ini akhirnya meninggal karena
infeksi atau kelainan fungsi sistem saraf pusat yang progresif.

PENYAKIT FABRY
Penyakit Fabry adalah kelainan genetik yang diwariskan, disebabkan oleh cacat pada gen.
Penyakit ini menyebabkan deposit lemak di beberapa organ tubuh. Penyakit ini disebabkan
oleh kekurangan enzim alfa-galaktosidase (melibiazy). Enzim ini bekerja untuk memperoleh zat
lemak, disebut glycosphingolipid (glikolipida) dari tubuh.
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme lemak, menumpuk
pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan langka ini dibawa pada kromosom X,

83
penyakit full-blown terjadi hanya pada pria. Penumpukan glycolipid menyebabkan
pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker (angiokeratomas) untuk terbentuk di
sepanjang bagian bawah tubuh. Kornea menjadi berawan, mengakibatkan pandangan buruk.
Rasa terbakar bisa terjadi pada lengan dan kaki, dan orang tersebut bisa mengalami peristiwa
demam. Orang dengan penyakit fabry segera mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung,
meskipun seringkali mereka hidup ke dalam masa dewasa. Gagal ginjal bisa menyebabkan
tekanan darah tinggi, yang bisa mengakibatkan stroke.
Penyakit Fabry bisa didiagnosa di dalam janin dengan contoh chorionic villus atau
amniocentesis. Penyakit Fabry tidak dapat disembuhkan atau bahkan diobati secara lsngsung,
tetapi peneliti menginvestigasikan sebuah pengobatan dimana kekurangan enzim digantikan
dengan transfusi. Pengobatan terdiri dari penggunaan analgesik untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan demam, orang dengan kerusakan ginjal bisa memerlukan
pencangkokan ginjal.

84
X. GANGGUAN METABOLISME PROTEIN

Protein merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari monomer- monomer asam
amino yang dihubungkan langsung oleh ikatan peptida. Protein berguna bagi manusia sebagai:
1. Enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis.
2. Alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam hemoglobin dapat
mengangkut oksigen dalam eritrosit.
3. Zat pembangun yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan struktur
(sel, jaringan, dan organ).
4. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
5. Menyediakan sumber energi (1 gram protein menghasilkan 4,1 kalori).
6. Mendetoksifikasi zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan panjang rangkaian atau untaian asam amunonya, protein dapat dibedakan
menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Metabolisme protein adalah metabolisme dari asam amino. Kira-kira 75% asam amino
digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita
makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses
kontinu karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti.
Protein merupakan sumberenergi bagi tubuh. Akibat gangguan metabolisme protein
dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan
protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi. Jika dalam makanan yang kita makan
kurang mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi
energi.

85
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN

1. Kreatin dan kreatinin


Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot
skelet, kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber
energi penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi
oksidatif. ATP bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar
posfokreatin. Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin.
Kreatinuria secara normal dapat terjadi pada anak-anak, wanita selama
mengandung dan setelah melahirkan. Pada laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada
kondisi kerja yang berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat
kelaparan, tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).

2. Hiperoksaluria Primer
Hiperoksaluria primer adalah tingginya kandungan asam oksalat dalam urin.
Asam oksalat atau oksalat, terutama kalsium oksalat, dalam urin.
Penyebabnya biasanya kekurangan diwariskan dari enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme asam oksalat, yang terdapat banyak di buahan dan sayuran, atau gangguan
penyerapan lemak di usus kecil. Kelebihan oksalat dapat menyebabkan pembentukan
ginjal kalkuli dan gagal ginjal. Perawatan termasuk piridoksin, cairan paksa, dan diet
rendah oksalat. 

3. Fenilketonuria
Fenilketonuria (PKU) dapat didefinisikan sebagai gangguan metabolik langka
yang disebabkan oleh kekurangan produksi hepatik (hati) enzim fenilalanin hidroksilase
(PAH). PKU adalah bentuk paling serius dari kelas penyakit disebut sebagai
"hyperphenylalaninemia," melibatkan semua yang di atas normal (tinggi) tingkat
fenilalanin dalam darah. Gejala utama PKU yang tidak diobati dapat menyebabkan
keterbelakangan mental, adalah hasil dari mengkonsumsi makanan yang mengandung

86
fenilalanin asam amino,yang merupakan racun bagi jaringan otak. PKU adalah gangguan,
mewarisi resesif autosomal. Ini adalah penyakit genetik yang paling umum melibatkan
"metabolisme asam amino.“PKU tidak dapat disembuhkan, tapi  pengobatan dini yang
efektif dapat mencegah perkembangan ketidakmampuan mental yang serius.
4. Kelainan Metabolisme Protein Sebagai Akibat Kelaparan
Bila pemasukan protein kurang maka akan kekurangan kalori disamping
defisiensi asam2 amino yang diperlukan, mineral dan faktor-faktor lain,misalnya factor
lipotropik. Akibatnya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan
zat anti,dan serum protein akan terganggu.
5. Tirosinosis
Tirosin adalah suatu kondisi langka akibat cacat dalam metabolisme asam
amino dan ditransmisikan sebagai sifat autosom-resesif. Hal ini ditandai dengan ekskresi
jumlah berlebihan asam parahydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin, dalam
urin. Tidak ada pengobatan yang dikenal. Sedangkan Tirosinosis adalah sebuah
gangguan, langka mungkin mewarisi metabolisme tirosin ditandai dengan ekskresi urin
yang disempurnakan metabolit tertentu pada konsumsi tirosin atau kelainan kongenital
dengan terjadinya kesalahan metabolisme sehingga fenilalanin tidak dapat direduksi
menjadi tirosin. Pada kelainan ini dapat terjadi gagal hati. 
6. Sistinuria
Sistinuria adalah suatu penyakit yang jarang terjadi, yang menyebabkan
dikeluarkannya asam amino sistin ke dalam air kemih dan seringkali menyebabkan
pembentukan batu sistin di dalam saluran kemih.
Penyebab sistinuria adalah kelainan pada tubulus renalis yang diturunkan.
Gen penyebab sistinuria bersifat resesif, karena itu untuk terjadinya penyakit ini
seseorang harus mendapatkan 2 gen yang abnormal, masing-masing dari kedua
orangtuanya.
7. Homosistinuria
Homocystinuria adalah kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk
memproses blok bangunan tertentu dari protein (asam amino) dengan benar.

87
8. Kwashiorkor dan Marasmus
Kwashiorkor adalah bentuk gizi buruk karena kekurangan energi dan protein
(KEP) yang terjadi pada anak-anak. Hal ini juga dapat disebabkan oleh infeksi, parasit
atau kondisi lain yang mengganggu penyerapan protein pada saluran pencernaan.

Gejala umum yang bisa diketahui antara lain:


 perubahan dalam pigmen kulit,
 penurunan massa otot,
 diare,
 kegagalan untuk menambah berat badan dan tumbuh,
 kelelahan,
 perubahan rambut (perubahan warna atau tekstur),
 peningkatan dan infeksi yang lebih parah karena rusaknya sistem
kekebalan,

88
 perut besar yang menempel keluar (menonjol),
 kelesuan atau apatis,
 kehilangan massa otot, ruam (dermatitis),
 shock atau koma (tahap akhir),
 pembengkakan (edema).

Marasmus adalah kekurangan energi dan protein (KEP) yang sering dijumpai


pada anak berusia 0 - 2 tahun.

Gejala umum dari marasmus adalah sbb:


 berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya,
 suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang,
 dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya tampak
bagai tulang terbungkus kulit,
 tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol,
 anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)),
 Otot-otot melemah, atropi,
 bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan,
 perut cekung

89
 sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil. 
Untuk penanganannya, penderita kwashiorkor dan marasmus perlu
mendapatkan lebih banyak kalori dan protein (diet energi tinggi protein tinggi).

9. Penyakit Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah kondisi yang langka di mana urin yang dikeluarkan
seseorang berwarna gelap ketika bersentuhan dengan udara. Penyakit ini bersifat
menurun. Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai
pengendali untuk membuat enzim yang disebut homogentisate oksedase. Enzim ini
membantu memecah asam amini fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk
protein yang.penting. Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi,
terutama di tulang belakang.
10. Penyakit Histidinemia
Histidinemia merupakan kondisi yang diwariskan ditandai dengan darah tinggi
tingkat asam amino histidin, sebuah blok bangunan protein paling. Histidinemia
disebabkan oleh kekurangan (defisiensi) dari enzim yang memecah histidin. Histidinemia
biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan kebanyakan orang dengan kadar
tinggi histidin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Kombinasi
histidinemia dan komplikasi medis selama atau segera setelah lahir (seperti kurangnya
sementara oksigen) mungkin meningkatkan kesempatan seseorang mengembangkan
cacat intelektual, masalah perilaku, atau gangguan belajar.
11. Penyakit Imidazolaminoaciduria
Adanya asam amino dalam urin. Jumalah Asam amino dalam urin mungkin
menigkat akibat dari gangguan metabolisme, penyakit hati kronis atau gangguan ginjal.
12. Penyakit Prolinemia
Prolinemia atau Hyperprolinemia, adalah suatu kondisi yang terjadi ketika asam
amino prolin tidak dipecah dengan baik oleh enzim oksidase prolin atau pyrroline-5-
karboksilat dehydrogense, menyebabkan membangun dari prolin dalam tubuh.

90
13. Penyakit Maple Syrup urine disease
Maple syrup urine disease (MSUD) atau Maple sirup penyakit kencing adalah
kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk memproses blok bangunan protein
tertentu (asam amino) dengan benar. Kondisi ini mendapatkan namanya dari bau manis
khas dari air seni bayi yang terkena dampak.
Dimulai pada awal masa bayi, kondisi ini ditandai dengan pemberian makan yang
buruk, muntah, kekurangan energi (kelesuan), dan keterlambatan perkembangan. Jika
tidak diobati, sirup maple penyakit kencing dapat menyebabkan kejang, koma, dan
kematian.
14. Pirai (Gout Arthritis) dan Infark Asam Urat pada Ginjal
Pada kedua kelainan ini terdapat gangguan metabolisme asam urat sehingga
serum meninggi dan terjadi pengendapan urat pada berbagai jaringan.Asam urat ini
merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin . Berasal dari reruntuhan asam2
nukleat menjadi purin dan akhirnya asam urat. Protein ini berasal dari tubuh sendiri dan
dari makanan. Sebagian asam urat ini dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi.
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu purin
dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di pencernaan, kemudian
diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin
sebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. 
Asam urat ini merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin. Sebagian asam
urat ini dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi. Kadar asam urat normal dalam darah
adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi
dan sisanya 2% diekskresikan. Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau
jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang
biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). 
Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan
menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena
adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:
4. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi

91
asam urat meningkat.
5. Gout sekunder terjadi karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan
produksi asam urat yang diakibatkan oleh meningkatnya penghancuran sel darah
putih yang banyak mengandung asam urat seperti pada penyakit ginjal, leukemia,
dan pneumonia.
6. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan, biasanya dengan diuretik
thiazide, colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.

92

Anda mungkin juga menyukai