Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH OLAHRAGA

NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD KAL EL HARTONO

MUHAMMAD RAY SHAUMA SUPRIYADI

MUHAMMAD DIMAS YUSUF

MARCHA HANNA MARRIETTA SITOHANG

MUHAMMAD FAZA ARIFIN

NAILAH KAYANA FAISHA

MUHAMMAD FITRAH HAFIDZ

MOPPIE WIDYANA ANGGONO

SMAN 2 BOGOR
JL.KERANJI UJUNG NO.1, RT.04/RW.04, BOGOR , JAWA BARAT 16165
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…….......…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………....1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………...1
1.2 ASAL USUL NARKOBA……………………………………………………………………..1
1.3 NEGARA PENGHASIL NARKOBA…………………………………………………………3
1.4 INDONESIA BERADA DI PERINGKAT KEBERAPA PECANDU NARKOBA…………..3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….5
2.1 PENGERTIAN NARKOBA…………………………………………………………………...5
2.2 PENGERTIAN PSIKOTROPIKA……………………………………………………………..5
2.3 PERBEDAAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOBA………………………………………...5
2.4 JENIS JENIS NARKOBA……………………………………………………………………..6
2.5 GEJALA SESEORANG YANG MENGGUNAKAN NARKOBA…………………………...6
2.6 PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN PENGOBATAN NARKOBA……………...8
2.7 DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT………………………………..15
2.8 UUD TENTANG NARKOBA……………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………….18
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………….18
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………….18
BAB IV DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………19
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bogor,16 November, 2019

Muhammad Kal El Hartono


Ketua Kelompok III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat obatan terlarang,Narkoba bisa
digunakan untuk dijadikan obat-obatan untuk penyakit tertentu bila narkoba atau narkotika
tersebut digunakan sesuai dosisnya atau sesuai dengan batas wajar,Contoh narkotika yang
berguna dalam bidang kedokteran adalah LSD untuk mengobati depresi dan sakit kepala,Ekstasi
yang digunakan untuk meringankan gejala Parkinson’s,dll.

Namun narkoba ataupun narkotika sering kali disalah gunakan oleh oknum oknum yang
menggunakan narkotika dengan dosis diatas dosis aman atau bahkan tanpa menggunakan dosis
dosis tertentu,Efek atau rasa yang ditimbulkan dari menyalah gunakan narkoba atau narkotika
adalah rasa mabuk,Halusinasi,dll.

1.2 Asal Usul Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya, narkoba jika ditarik dari
sejarah penggunaannya sebenarnya merupakan satu jenis obat penghilang rasa sakit yang sudah
dikenal sejak 50.000 tahun yang lalu terbuat dari sari bunga opium (Papauor Samnifertium) yang
diketemukan sekitar 2000 SM oleh bangsa Sumeria digunakan untuk membantu orang-orang
yang sulit tidur dan meredakan rasa sakit.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1805, seorang dokter berkebangsaan Jerman
bernama Friedrich Wilhelm menemukan senyawa opium amaniak yang kemudian diberi nama
morfin (morphine) dimana nama morphine sendiri diambil dari nama dewa Yunani yaitu
Morphius yang berarti dewa mimpi. Morfin diperkenalkan sebagai pengganti dari opium yang
merupakan candu mentah. Di India dan Persia, Candu di perkenalkan oleh Alexander The Great
pada 330 SM, dimana pada waktu iu candu digunakan sebagai tambahan bumbu pada masakan
yang bertujuan untuk relaksasi tubuh.
Pada tahun 1898 narkotika di produksi secara massal oleh produsen obat ternama Jerman,
Bayer. Pabrik itu memproduksi obat untuk penghilang rasa sakit dan kemudian memberi nama
obat itu dengan sebutan heroin. Pada tahun itulah narkotika kemudian digunakan secara resmi
dalam dunia medis untuk pengobatan penghilang rasa sakit.
Ditemukan dan dikembangnya narkotika tidak lain dan tidak bukan pada dasarnya adalah
untuk kepentingan medis (pengobatan), namun seiring berkembangnya hubungan internasional
yang menyangkut di dalamnya dunia politik, berkembangnya narkotika tidak lepas menjadi
sasaran politik orang-orang yang ingin meraup keuntungan, menjadikan narkoba sebagai lahan
bisnis yang menguntungkan dengan menambah zat-zat adiktif yang berbahaya yang tentu dapat
mengancam kehidupan masyarakat, terihat jelas dengan menambahkan zat adiktif menandakan
awal mulanya penyalahgunaan narkoba yang tadinya dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit
kemudian menjadi obat yang membuat seseorang mengalami ketergantungan. Penambahan zat
adiktif berbahaya dapat memicu sesorang menjadi berhalusinasi semakin tinggi dan kecanduan
yang dapat merusak jaringan syaraf dan organ-organ tubuh seseorang sehingga pada akhirnya
berimbas pada kematian.
Pada tahun 1906, dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba, Amerika turut serta dalam
membuat undang-undang yang meminta farmasi memberikan label yang jelas untuk setiap
kandungan dari obat yang di produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kandungan opium yang ada dalam obat yang di produksi tersebut. Pada tahun 1914, dibuatlah
peraturan yang mengharuskan peraturan pemakai dan penjual narkoba wajib untuk membayar
pajak, melarang memberikan narkotika kepada pecandu yang tidak ingin sembuh serta menahan
paramedis dan menutup tempat rehabilitasi. Pada tahun 1923, Amerika juga melarang penjualan
bentuk narkotika terutama heroin. Dilarangnya penjualan narkotika inilah yang menjadi awal
penjulan/perdagangan gelap terhadap narkotika yang berdiri di Chinatown, New York.
Perdagangan gelap narkotika seiring berkembangnya pasar global maka pada akhirnya menyebar
ke seluruh penjuru dunia termasuklah ke Indonesia.
Di Indonesia, pada awalnya narkoba merupakan permasalahan kecil dan pemerintah Orba
pada saat itu memandang bahwa masalah narkoba tidak akan berkembang karena melihat dasar
Indonesia yaitu Pancasila dan Agamais. Pandangan pemerintah itu telah membuat pemerintah
dan seluruh bangsa Indonesia lengah terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba.
Dalam mengatasi permasalahan narkoba yang semakin menunjukkan intensitasnya,
Pemerintah Indonesia dengan Dewan Perwakilanan Rakyat mengesahkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika. Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah membentuk Badan
Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999.
BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang kemudian berubah nama
menjadi Badan Narkotika Nasional. Untuk propinsi dan kabupaten dalam menangani
permasalahan narkoba, maka dibentuklah Badan Narkotika Propinsi dan Badan Narkotika
Kabupaten. Penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi dari badan narkotika kiat digencarkan untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba yang mengancam
kehidupan orang banyak.
Sampai tahun 2012 ini saja penggunan narkoba di Indonesia mencapai 5 juta orang.
Penggunaan narkoba akan semakin meningkat setiap tahunnya jika tidak ada penanggulangan
terhadap penggunaan narkoba, kerja keras pemerintah serta kesadaran masyarakat akan bahaya
penggunaan narkoba harus selalu dilakukan dengan cara terus berkerjasama dalam memberantas
penyalahgunaan narkoba yang semakin hari terus bertambah dan mengancam jiwa manusia.
1.3 Negara Penghasil Narkoba
Salah satu Negara penghasik narkoba adalah Afghanistan.Juara dunia penghasil narkoba
terbesar di Dunia diraih oleh Afghanistan.Afghanistan adalah negara yang terletak di Asia
Selatan.Afghanistan adalah penghasil narkoba terbesar di dunia terutama opium.Afghanistan
juga memiliki kebun Opium terbesar di dunia seluas 225.000 hektare.Bukan hanya sebagai
penghasil.Afghanistan juga memiliki prestasi sebagai negara dengan pemakai Opium tertinggi di
Dunia.Pasar utama Afghanistan ada lah benua Asia dan benua Amerika

Negara selanjutnya adalah Jamaika. Posisi kedua direbut oleh Jamaika.Jamaika adalah
negara yang terletak di Kepulauan Karibia.Negara ini juga terkenal sebagai negara Ganja dan
juga negara asal Bob Marley. Jamaika adalah negara penghasil narkoba terbesar ke dua di dunia
terutama ganja. Jamaika juga merupakan titik perdagangan untuk kokain dari Amerika Selatan
hingga Amerika Utara dan Eropa. Selain pusat perdagangan ganja, Jamaika juga dikenal dengan
kejahatan dan aksi kekerasan berupa penembakan.

Negara selanjutnya adalah Guatemala. Yang ketiga ada negara Guatemala.Guatemala


adalah negara yang terletak di benua Amerika Tengah.Guatemala adalah negara penghasil
narkoba terbanyak ke tiga di dunia,terutama kokain.Target utama dari kartel narkoba Guatemala
adalah Amerika Serikat.

Negara selanjutnya adalah Pakistan.Kemudian di nomor empat ada tetangga dekat


Afghanistan,Pakistan.Pakistan adalah negara yang terletak di Asia Selatan.Negara ini disebut-
sebut sebagai negara dengan penegakan hukum paling lemah terkait perdagangan obat-obat
terlarang di dunia.Selain dikenal sebagai negara yang sering menjadi sasaran aksi terorisme,
negara ini merupakan daerah transit penting perdagangan obat-obatan dari Afghanistan, seperti
heroin, opium, morfin, dan ganja.Negara ini juga berada pada posisi ke enam dengan ladang
opium terbesar didunia yatu 2.300 hektare.

Negara selanjutnya adalah Mexiko. Dan terakhir ada negara Mexico.Mexico adalah
negara yang terletak di Amerika Tengah.Mexico juga sudah terkenal sebagai negara perdagangan
narkoba yang besar di dunia.Geng narkoba juga banyak beredar di negara ini.Bukan hanya
sebagai penghasil,Mexico juga masuk ke dalam 5 Negara Pengedar Narkoba Terbesar Di
Dunia.Narkoba yang banyak di hasilkan negara ini adalah Kokain dan Meth.

1.4 Indonesia Berada Di Peringkat Ke Berapa Pengguna Narkoba


Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (Kabag Humas BNN)
Sumirat Dwiyanto menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tidak berada pada peringkat terbesar
negara yang penduduknya sebagi pengguna Narkoba. Dalam buku PBB yang menjadi
pedomannya, nama Indonesia tidak tertera di dalamnya dalam pengonsumsi narkoba terbesar di
dunia.
"Indonesia kalau di tingkat dunia itu posisinya ada di bawah, rankingnya saya tidak tahu
persis. Tapi ada di bawah, karena di buku UN itu tidak ada tertulis Indonesia menjadi tingkat
penyalahangunaan terbesar narkoba itu," ungkap Sumirat usai melakukan pemusnahan ribuan
gram shabu di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (4/1).

Namun, Sumirat mengatakan, pihaknya tetap selalu waspada untuk menangkal


terjadinya penyebaran barang haram tersebut di seluruh kawasan Indonesia. Apalagi Indonesia
merupakan negara yang memiliki kawasan terbesar dan penduduk terbesar pula di Asia
Tenggara.

"Jadi kita tetap waspada karena kita negara besar dan penduduknya juga besar. Jadi
kalau dibandingkan dari wilayah yang besar dan penduduk yang besar itu seperti Iran dari 80 juta
penduduknya, 5 juta pemakainya. Kalau di Indonesia, 250 juta penduduknya sekitar 3,8 juta
pemakainya," jelasnya.

Sumirat menceritakan, berdasarkan pengalaman dunia dari tahun-tahun sebelumnya,


yang diutamakan dalam mengeliminasi narkoba tersebut, yakni melalui program pemberantasan.
Contohnya adalah Amerika Serikat yang melakukan pemberantasan secara gencar dengan
anggaran tak terhingga.

"Tapi buktinya pemberantasan itu tidak bisa memecahkan masalah karena kalau
pasarnya masih ada mereka masih bisa memasok. Oleh karena itu, kita lakukanlah ketiga
kegiatan itu yaitu pemberantasan, penyuluhan dan rehabilitasi untuk bisa menangkal dan
memutus jaringan narkoba tersebut," pungkasnya. (MEL)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Narkoba
Menurut UU No.22 Tahun 1997, Narkoba merupakan zat atau obat yang berasal dari
tumbuhan atau bukan tumbuhan baik sintetis ataupun semi sintetis yang bisa menyebabkan
penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan bisa menimbulkan ketergantungan.
Istilah Narkoba atau narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain istilah narkoba istilah lain yang
diperkenankan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu Napza yaitu
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Dari beberapa istilah diatas mengacu pada kelompok senyawa yang sering memiliki risiko
kecanduan untuk penggunanya. Di tahun 2015 ada 35 jenis narkoba yang dikonsumsi oleh
pengguna narkoba di Negara Indonesia dari yang paling murah sampai yang paling mahal seperti
LSD. Di dunia ada sekitar 354 jenis dari Narkoba.
2.2 Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, alamiah ataupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif dengan pengaruh selektif pada susunan sarat pusat yang mengakibatkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.3 Perbedaan Antara Narkoba Dengan Psikotropika
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktifa. Begitu banyak
sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya jenis obat terlarang ini. Perbedaan keduanya
adalah sebagai berikut.
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, dan menghilangkan
rasa nyeri. Bahkan pengguna narkotika tidak dapat merasakan apa-apa karena narkotika
memengaruhi susunan saraf.
Narkotika juga dapat menimbulkan ketergantungan. Jenis-jenis narkotika yaitu tanaman
papaver, opium, morfin, kokain, ganja.
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Cara kerja psikotropika yaitu memengaruhi susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental serta perilaku disertai halunasi, ilusi, dan gangguan cara
berpikir.
Jenis-jenis psikotropika yaitu sedatin, rohypnol, valium, amfetamine, metakualon,
feobarbital, shabu-shabu, dan ekstasi.
Beberapa jenis obat yang disebutkan di atas memang digunakan dalam ilmu kedokteran,
namun harus dalam batas pengawasan dokter dan tidak boleh digunakan secara sembarangan
karena dapat membahayakan organ tubuh bahkan kematian.

2.4 Jenis Jenis Narkoba


1. Golongan I , Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Ganja, Sabu-sabu,

Kokain,Opium, Heroin, dll;


2. Golongan II, Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Morfin, Pertidin

dll;
3. Golongan III, Jenis Narkotika yang secara umum dikenal masyarakat antara lain Kodein, dll.

2.5 Gejala Seseorang Yang Menggunakan Narkoba


Gejala gejala fisik yang dialami seorang pecandu narkoba adalah sebagai berikut:
-Mata memerah, pupil yang mengecil atau lebih besar dari normal
-Mual muntah
-Pilek tanpa sebab
-Sering sakit
-Keluhan mulut sakit, timbul bintik-bintik di sekitar mulut
-Sakit kepala
-‘Mulut kapas’, sering membasahi bibir atau rasa haus berlebihan
-Depresi
-Keringat berlebih
-Luka di kulit atau memar
-Sering mimisan, yang terkait dengan obat yang dihisap melalui hidung (seperti
methamphetamine atau kokain)
-Perubahan nafsu makan atau pola tidur. Kenaikan atau penurunan berat badan mendadak dan
drastis
-Kejang tanpa riwayat epilepsi
-Penampilan dan kebersihan pribadi yang menurun: tampak kumal, berantakan, menunjukkan
kurangnya kepedulian mengenai penampilan
-Gangguan koordinasi, cedera/kecelakaan/memar yang mereka tidak mau/bisa beri tahu Anda
sebabnya, atau bahkan mereka sendiri tidak tahu penyebabnya
-Bau aneh yang tercium dari napas, tubuh, atau pakaian
-Gemetar, tremor, bicara melantur atau tidak dapat dipahami. Koordinasi yang rusak atau tidak
stabil
Wajah dan pipi memerah
-Bekas suntikan atau jeratan di lengan atau kaki (bisa disembunyikan dengan memaksa memakai
lengan panjang, bahkan di hari yang sangat panas)
-Luka bakar atau gosong pada jari atau bibir (dari bakaran rokok ganja atau menghisap substansi
lainnya)
Ada pula dampak psikologis penggunaan narkoba yaitu sebagai berikut:
-Membolos sekolah, nilai rapor menurun, sering bermasalah di sekolah
-Motivasi menurun, baik secara akademik maupun ekstrakurikuler, hobi, olahraga, atau seni
-Laporan keluhan dari guru atau teman-teman lainnya
-Kehilangan uang, barang berharga, obat resep, meminjam dan mencuri uang
-Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas mencurigakan
-Berontak dengan nilai dan prinsip keluarga
-Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan menghindari kontak mata
-Perubahan mendadak pada hubungannya dengan pacar, teman, tempat bermain favorit, atau
hobinya
-Selalu terlibat dalam masalah (argumen, pertengkaran, kecelakaan, aktivitas ilegal)
-Rutin menggunakan parfum, pembersih ruangan, atau dupa aromaterapi, untuk
menyembunyikan bau asap atau obat-obatan
-Rutin menggunakan obat tetes mata, untuk menyembunyikan mata merah dan pupil yang
membesar
-Mengertakkan gigi, mengunyak permen karet untuk menyembunyikan bau mulut
-Peningkatan nafsu makan, atau ngemil lebih sering
-Selalu pergi di malam hari
-Mengemudi sembrono
-Tidak bisa menahan diri
-Perubahan mood atau ketidakstabilan emosi
-Perilaku yang menjengkelkan, keras
-Kikuk dan canggung tidak seperti biasanya, kurang koordinasi dan keseimbangan
-Murung, menarik diri, tertekan
-Kelelahan yang tidak biasa
-Sikap bermusuhan, mudah marah, perilaku tidak kooperatif
-Menipu atau penuh rahasia
-Membuat alasan yang tidak ada habisnya
-Gerakan lesu atau bengong terus menerus
-Berbicara melantur, cadel, atau sangat cepat, hingga tidak dapat dimengerti
-Kesulitan untuk fokus
-Hiperaktif
-Terlihat sangat takut, paranoid, atau gugup
-Luar biasa gembira
-Periode sulit tidur atau energi tinggi, diikuti oleh periode tidur terus menerus
-Pergi tanpa diketahui keberadaannya dalam waktu yang lama
-Perubahan sikap dan perilaku secara umum

2.6 Pencegahan,Penanggulangan Dan Pengobatan Narkoba

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang
Ini (Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika). Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya digunakan dalam bidang
farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini sering kali ditemukan pada
kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa.

Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak
menuju ke dewasa. Masa remaja disebut masa yang paling rawan dihadapi individu sebagai anak.
Dari yang tadinya anak-anak mereka mengalami perkembangan secara fisik maupun psikis dengan
beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan menghadapi hal ini di kala
membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja akan mengalami perubahan sesuai dengan
pertumbuhan moral seorang anak. Jika kontrol dari orang tua dan orang terdekat anak kurang,
maka seringkali terjadi penyimpangan pada anak tersebut. Penyimpangan ini cenderung kearah
negatif yang sering disebut dengan kenakalan remaja. Ada banyak jenis kenakalan remaja, seperti
perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, seks
bebas bahkan narkoba. Salah satu bentuk kenakalan remaja yang saat ini dapat dikategorikan
mengkhawatirkan adalah penyalahgunaan narkoba.
Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional yang
dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa. Karena itu
pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas penyalahgunaan Narkoba. Di
negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan narkoba semakin lama semakin meningkat.
Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga semakin beragam, serta usaha untuk
mengatasi penyalahgunaan Narkoba merupakan langkah yang tidak mudah untuk dilaksanakan.
Penyalah guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Ketika
seseorang melakukan penyalagunaan Narkotika secara terus-menerus, maka orang tersebut akan
berada pada keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan
Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang
sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.
Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan
komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi Penyebab terjadinya
penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi satu
sama lain, yaitu: 1) Faktor letak geografi Indonesia; 2) Faktor ekonomi; 3) Faktor kemudahan
memperoleh obat; 4) Faktor keluarga dan masyarakat; 5) Faktor kepribadian; 6) Faktor fisik dari
individu yang menyalahgunakannya.
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif dan
mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah
represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.

1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat
yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh
program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini
menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk
memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga,
seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-
lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka
mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila
dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional terkait,
lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk dan
agenda kegiatan dalam program preventif ini:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada para
pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah
garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.Informasi ini biasa disampaikan oleh para tokoh
asyarakat.Kampanye ini juga dapat dilakukan melalui spanduk poster atau baliho.Pesan yang ingin
disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih
dala mengenai narkoba.
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat
memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya
jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah untuk
mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya
dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam program
ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun
sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar upaya
menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada
program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan
simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan menolong penderita.
Program ini biasa dilakukan dilebaga pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan
narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga profesional.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi, Departemen
Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan,
Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya tidak beredar
sembarangan didalam masyarakat namun melihat keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas,
program ini masih belum dapat berjalan optimal.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan
dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter
yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan
menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala
menjalaninya.Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien
dan keluarganya.
Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba (detoksifikasi);
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;
d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti HIV/AIDS,
Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya. Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang
sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah besar karena
keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini tergantung ada jenis narkoba yang dipakai,
kurun waktu yang dipakai sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran
penderita, sikap keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar.
Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi, walaupun bisa
sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga tidak
dapat dikatakan berhasil.

4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan
kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak
memakai
dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba.
Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut
menghampiri para pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program
rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh
bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus asa setelah dirinya
tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya
sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara
menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over
Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari
ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan
pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri
sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program rehabilitasi ini,
kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja sama antara penderita,
keluarga dan lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan adalah mencegah
datingnya
kembali kambuh (relaps) setelah penderita menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan
oleh keinginan kuat akibat salah satu sifat narkoba yang bernama habitual.Cara yang paling efektif
untuk menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara mental dan fisik.Untuk
pemakaipsikotropika biaanya tingkat keberhasilan setlah pengobatan terbilang sering berhasil,
bahkan ada yang bisa sembuh 100 persen.

5. Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar
dan
Pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi peerintah yang
berkewajiban
mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba.Selain itu juga berupa
penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang
terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga
kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait tersebut Masyarakat juga
harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang
terkait dengan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi
masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke
polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa
dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor.
Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba seperti ini tentu saja secara tidak langsung ikut
mebahayakan keselamatan si pelapor, karena sindikat narkoba tentu tak ingin kegiatan mereka
terlacak dan diketahui oleh aparat. Karena itu sudah jadi tugas polisi untuk melindungi
keselamatan jiwa si pelapor dan merahasiakan identitasnya. Masalah penyalahgunaan narkoba
adalah masalah yang kompleks yang pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor
individu, faktor lingkungan/sosial dan faktor ketersediaan, menunjukkan bahwa pencegahan
penyalahgunaan narkoba yang efektif memerlukan pendekatan secara terpadu dan komprehensif.
Pendekatan apa pun yang dilakukan tanpa mempertimbangkan ketiga faktor tersebut akan
mubazir. Oleh karena itu peranan semua sektor terkait termasuk para orangtua, guru, tokoh
masyarakat, tokoh agama, kelompok remaja dan LSM di masyarakat, dalam pencegahan narkoba
sangat penting.
1. Peran remaja
a. Pelatihan keterampilan.
b. Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang seperti : kegiatan olahraga, kesenian dan lainlain.
2. Peran orangtua
a. Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih saying dan komunikasi terbuka.
b. Mengasuh, mendidik anak yang baik.
c. Menjadi contoh yang baik.
d. Mengikuti jaringan orang tua.
e. Menyusun peraturan keluarga tentang keluarga bebas narkoba.
f. Menjadi pengawas yang baik.
3. Peran Tokoh Masyarakat
a. Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-undang.
b. Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
c. Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
Masyarakat mempunyai peran penting didalam usaha pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba. Untuk itu tokoh masyarakat dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut
:
1) Pahami masalah penyalahgunaan narkoba, pencegahan dan penanggulangannya.
2) Amati situasi dan kondisi lingkungan.
3) Galang potensi masyarakat yang dapat membantu pelaksanaan penanggulangannya,
terutama orangtua, para remaja, sekolah, organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat di sekitar
lingkungan.
4) Arahkan, dorong dan kendalikan gerakan masyarakat tersebut.
Cara menggerakkan masyarakat dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1) Tatap muka dan berbicara secara terbuka maksud gerakan tersebut.
2) Adakan rapat untuk menyusun program kerja.
3) Libatkan tokoh-tokoh masyarakat, organisasi sosial, tokoh agama dan potensi-potensi
masyarakat yang ada.
4) Beri pengertian tentang masalah penyalahgunaan narkoba dimana masalah tersebut bukan hanya
menjadi tanggungjawab pemerintah tapi juga masyarakat. Adapun strategi pencegahan
penyalahgunaan narkoba di masyarakat dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a. Pelatihan dan Pendidikan
Merencanakan dan melaksanakan kursus pelatihan untuk berbagai kelompok masyarakat
seperti orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, kelompok remaja tentang strategi-strategi pencegahan,
keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk anak-anak remaja dan lainlain.
b. Kebijakan dan Peraturan
Masyarakat perlu menyusun kebijakan dan peraturan tentang penanggulangan dan
pencegahan narkoba dan zat adiktif lainnya.
c. Kegiatan Kemasyarakatan
Tokoh-tokoh masyarakat dapat mendorong dan menggerakkan masyarakat terutama para
remaja untuk bergiat dalam kegiatan-kegiatan yang positif fan kegiatan kemasyarakatan seperti
kerja bakti, pemeliharaan kebersihan, kesehatan, dan penghijauan lingkungan.
d. Promosi Hidup Sehat
Tokoh-tokoh masyarakat dapat menyusun program-program yang mengutamakan pada
pengembangan hidup sehat seperti : gerak jalan, lomba olahraga, senam bersama, rekreasi
bersama, dll.

E. Sistem Rujukan
Tokoh-tokoh masyarakat bisa membantu mereka yang rawan atau yang korban narkoba
untuk mendapatkan pelayanan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem
rujukan atau tata cara yang disepakati.
f. Pembentukan Kelompok Konseling Pembentukan kelompok konseling dari warga masyarakat,
tokoh-tokoh masyarakat atau organisasi sosial masyarakat, sebagai relawan untuk memberikan
konsultasi/konseling kepada warga atau remaja-remaja yang memiliki masalah pribadi atau
memiliki kerawanan atau telah menjadi korban narkoba.
g. Organisasi
Penetapan prosedur hubungan kerjasama antara organisasi sosial masyarakat yang satu
dengan yang lainnya dan dengan tokoh-tokoh masyarakat formal/informal sangat penting untuk
memperlancar dan meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan dan pencegahan
penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Di daerah yang kena wabah narkoba, akibatnya sudah
amat jelas.Selain orang yang terkena narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya amat
membebani bahkan menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan lingkungan, dan
memicu aksi-aksi kejahatan di masyarakat. Keadaan buruk ini sudah menimbulkan
masyarakat benar-benar cemas dan merasa muak dan masyarakat sudah mulai perang melawan
narkoba.
Pengalaman pencegahan penyalahgunaan narkoba diluar dan didalam negeri menunjukkan
bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba yang fektif memerlukan peranan aktif dari segenap
lapisan
masyarakat termasuk para orang tua, tokoh masyarakat dan agama, kelompok remaja dan
kelompok masyarakat lainnya. Partisipasi dan kolaborasi oleh segenap lapisan masyarakat adalah
strategi yang sangat diperlukan untuk merespon secara multi disiplin pada permasalahan
penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleks.Kita menyadari bahwa permasalahan
penyalahgunaan narkoba merupakan hasil interaksi berbagai faktor seperti tersedianyanarkoba
sendiri aspek kepribadian dan perilaku individu.

2.7 Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat


Dampak buruk penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga dan masayarakat adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatnya kejahatan

Banyaknya pengedar narkoba akan menyebabkan banyaknya kejahatan seperti penyelundupan,


pembunuhan dan penyuapan terhadap aparat keamanan.

2. Meningkatnya kemiskinan

Banyaknya pengguna narkoba akan menyebabkan meningkatnya pengangguran. Karena


pengangguran ini tidak bisa produktifdan bekerja, akan timbul kemiskinan dimasyarakat.

3. Biaya penegakan hukum dan pengobatan meingkat

Banyaknya kejahatan dan orang yang kecanduan narkoba akan mengakibatkan biaya yang
diperlukan untuk penegakan hukum dan pengobatan pengguna narkoba akan naik. Ini akan
membebani rakyat yang harus membayar pajak untuk membiayai penegakan hukum dan dana
kesehatan.

4. Rusaknya lingkungan

Pembuatan narkoba secara ilegal akan merusak lingkungan, ini karena biasanya pengedar
narkoba akan membuang limbah narkoba ke sungai atau perairan dan akan mencemari perairan
ini.

2.8 UUD Tentang Narkoba

Narkotika, menurut Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(“UU 35/2009”), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.
Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
(“UU 5/1997”), pengertian psikotropikaadalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Kemudian, menjawab pertanyaan Anda apakah UU 35/2009 hanya menggantikan Undang-


Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (“UU 22/1997”), atau juga menggantikan UU
5/1997. Mengenai hal itu, kita dapat merujuk pada ketentuan Pasal 153 UU 35/2009yang
menyebutkan bahwa:

Dengan berlakunya Undang-Undang ini:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3698); dan

Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum


dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang
ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Berdasarkan ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 tersebut, dapat diketahui bahwa UU 35/2009
mencabut UU 22/1997, dan tidak mencabut UU 5/1997. Akan tetapi, Lampiran UU 5/1997
mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II telah dicabut, karena telah ditetapkan
sebagai Narkotika Golongan I dalam UU 35/2009.

Di dalam penjelasan umum UU 5/1997 disebutkan bahwa psikotropika terbagi menjadi 4


golongan. Dengan berlakunya UU 35/2009, UU 5/1997 beserta Lampirannya masih berlaku,
kecuali Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II.

Dasar hukum:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;

2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 atentang Narkotika


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah narkoba adalah sebuah zat/benda yang berbahaya
dan memiliki banyak dampak buruk untuk kesehatan fisik dan juga kesehatan jasmani pengguna
narkoba.

Orang yang sudah kecanduan narkoba akan menghalalkan segala cara yang bisa ia
lakukan untuk mendapatkan barang haram itu,hal ini disebut juga dengan sakau.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untung menangggulangi,mencegah dan


menghapuskan penyalahgunaan narkoba yaitu dengan cara pendekatan,rehabilitasi,dll

Ada beberapa undang undang dasar yang mengatur di bagian narkotika dan
psikotropika,pengguna dan pengedar pun akan mendapatkan hukuman.

3.2 Saran
Semoga kedepannya penyalahgunaan narkoba dikurangi atau bahkan dihapuskan di
Indonesia,karena penyalahgunaan narkoba tidak hanya berdampak pada diri sendiri namun juga
berdampak kepada orang orang disekitar si pecandu tersebut.

Kami mem berikan saran kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya remaja untuk
“Katakan tidak pada narkoba! “ dan mencegah seluruh peredaran narkoba keluar ataupun masuk.
Demi generasi penerus yang lebih baik dan masa depan yang cemerlang.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.tribunnews.com/tribunners/2012/05/12/sejarah-narkoba-dan-pemberantasannya-
di- indonesia

[2] https://www.kaskus.co.id/thread/5abfce28e052279b498b4570/5-negara-penghasil-narkoba-
terbesar-di-dunia/

[3] https://www.liputan6.com/news/read/370585/indonesia-tak-termasuk-pengguna-narkoba-
terbesar

[4] https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-narkotika-psikotropika-zat-
adiktif-contoh-manfaat-dampak-penggunaan.html

[5] https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3045767/perbedaan-antara-narkotika-dan-
psikotropika

[6] https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a799bc2a041a/jenis-golongan-dan-penerapan-
pasal-yang-dikenakan-pada-uu-narkotika-oleh--eric-manurung/

[7] https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/ciri-pengguna-narkoba-kapan-harus-waspada/

[8] http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-penyalahgunaan-
narkotika

[9] http://news.rakyatku.com/read/60644/2017/08/12/dampak-narkoba-bagi-pemakai-dan-
lingkungan-

[10}http://dadmodifications.blogspot.com/2013/08/narkoba.html

Anda mungkin juga menyukai