Anda di halaman 1dari 7

Withdrawal Syndrome

Diterbitkan: 07 Jul 2021 | Nurul RafiquaDitinjau oleh dr. Karlina Lestari

Withdrawal syndrome bisa memicu mual dan muntah, serta tremor


Pengertian withdrawal syndrome
Withdrawal syndrome adalah serangkaian gejala fisik dan psikologis yang
dialami oleh seseorang, setelah ia berhenti atau mengurangi konsumsi obat-
obatan tertentu ataupun alkohol.Kondisi yang sering disebut gejala putus obat
atau sakau ini biasanya terjadi ketika penghentian atau pengurangan dosis
dilakukan secara tiba-tiba. Akibatnya, penderita mengalami efek kecanduan
yang drastis.Tingkat keparahan dan durasi gejala withdrawal
syndrome bervariasi, tergantung pada tiap individu dan jenis substansi yang
menyebabkannya. Kondisi ini bisa menjadi berbahaya pada beberapa kasus.
Karena itu, penderita sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan atau mengurangi penggunaan obat-obatan tertentu.Substansi
atau obat-obatan yang sering menyebabkan withdrawal syndrome  meliputi
obat jenis opioid (heroin atau methadone), benzodiazepine, kokain, amfetamin,
dan alkohol. 
Withdrawal Syndrome
Dokter spesialis Jiwa

Gejala Nafsu makan berkurang, perubahan mood, hidung berair


Metode diagnosis Pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine

Pengobatan Perubahan pola hidup, obat-obatan, psikoterapi

Obat Clonidine, chlordiazepoxide, diazepam

Komplikasi Gangguan tidur, kejang, masalah keluarga dan sosial

Kapan harus ke dokter? Jika mengalami gejala withdrawal syndrome

Tanda dan gejala withdrawal syndrome


Gejala withdrawal syndrome bisa berbeda-beda dan tergantung pada jenis
substansi yang digunakan oleh penderita. Pada umumnya, tanda dan gejala
putus obat ini meliputi:

 Berkurangnya nafsu makan


 Perubahan emosi (mood)
 Hidung mampet atau berair
 Rasa lelah
 Lebih mudah tersinggung
 Nyeri otot
 Mual
 Muntah
 Sulit tidur
 Gemetaran (tremor)
 Berkeringat
Sementara gejala withdrawal syndrome lain yang lebih berat dapat berupa
halusinasi, kejang, dan delirium.Mungkin saja ada tanda dan gejala withdrawal
syndrome yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan
keluhan tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.Baca Juga: Tidak Hanya
Sakau, Ini Ciri-Ciri Pengguna Narkoba Lainnya 
Penyebab withdrawal syndrome
Penyebab utama withdrawal syndrome adalah berhenti atau mengurangi
konsumsi substansi tertentu yang dilakukan secara mendadak.Ketika
seseorang mengonsumsi suatu substansi atau obat dalam jangka waktu lama,
efek toleransi dan ketergantungan dalam tubuhnya akan terjadi. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya dosis yang dibutuhkan untuk mencapai
efek obat-obatan tersebut. Pasien juga akan mengalami gejala withdrawal
syndrome bila konsumsi obat dihentikan.Pada umumnya, withdrawal
syndrome disebabkan oleh konsumsi obat yang dihentikan tiba-tiba atau
dikurangi dosisnya. Gejala fisik dan psikologis pun dapat dialami oleh pasien.
Diagnosis withdrawal syndrome
Secara umum, dokter akan memastikan diagnosis withdrawal
syndrome dengan cara berikut:

 Tanya jawab. Dokter akan menanyakan riwayat penggunaan obat atau


substansi tertentu, kapan konsumsi dihentikan, ada tidaknya kondisi
serupa sebelum ini, serta gejala yang sedang dirasakan.
 Pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari ada tidaknya gejala-gejala fisik
pada tubuh pasien.
 Pemeriksaan urine
 Tes kadar gula darah
 Tes hitung darah lengkap
 Pemeriksaan panel metabolik
 Analisis gas darah
 Pemeriksaan enzim jantung (cardiac biomarker)
 Waktu pembekuan darah (prothrombin time)
 Skrining toksikologi
Cara mengobati withdrawal syndrome bisa berupa dukungan fisiologis dan
obat-obatan yang dapat meringankan gejala serta mencegah komplikasi lebih
berat. Beberapa langkah penanganannya meliputi:
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan akan bervariasi dan tergantung pada jenis
substansi yang memicu gejala. Pilihan obat yang biasanya digunakan meliputi:

 Clonidine
 Chlordiazepoxide
 Buprenorphine
 Diazepam
 Lorazepam
 Methadone
Obat-obatan jenis lain juga mungkin diresepkan oleh dokter untuk membantu
dalam mengatasi gejala withdrawal syndrome  yang spesifik. Misalnya, obat
anticemas, antikejang, antipsikotik, dan obat lain untuk mual serta gangguan
tidur.
Perubahan pola hidup
Agar proses penyembuhan berjaan lancar, penderita juga perlu melakukan
beberapa langkah berikut:

 Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang


 Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
 Mengatur jadwal tidur agar lebih teratur
 Melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga
Setelah proses pemulihan withdrawal syndrome selesai, dokter dapat
merekomendasikan pasien untuk menjalani penanganan kecanduan yang
dimilikinya. Langkah-langkah ini bisa berupa:

 Psikoterapi

Setelah sembuh dari withdrawal syndrome, pasien bisa disarankan untuk


menjalani psikoterapi. Misalnya pada pasien kecanduan
alkohol atau kecantuan napza (obat-obatan terlarang).Melalui psikoterapi,
psikolog atau psikiater akan membimbing pasien untuk mendeteksi penyebab
kecanduan. Setelah pemicunya diketahui, pasien akan diajari guna mengatasi
pemicu tersebut tanpa lari ke substansi tertentu.

 Support group  dan pusat rehabilitasi

Penderita kecanduan bisa pula bergabung dalam beberapa support group.


Kelompok ini memiliki anggota dengan kecanduan yang serupa. Mereka akan
saling menceritakan pengalamannya dan memberikan dukungan moral, di
bawah bimbingan seorang penyuluh.Khusus untuk penderita kecanduan
narkoba, kini telah tersedia berbagai pusat rehabilitasi narkoba di Indonesia.
Proses rehab ini bisa dilakukan dengan rawat inap atau rawat jalan.Keluarga
dapat mencari tahu fasilitas rehabilitasi mana yang cocok untuk penderita
supaya proses pemulihan bisa berjalan lebih lancar.

Peran keluarga dalam penanganan kecanduan


Dukungan orang terdekat maupun keluarga sangat penting dalam
penyembuhan penderita withdrawal syndrome. Keluarga perlu membujuk dan
mendengarkan sengan saksama agar pengidap bisa lebih terbuka dan
menceritakan masalahnya.Dengan begitu, penderita akan lebih semangat
dalam menjalani pengobatan withdrawal syndrome. Langkah ini juga berperan
dalam mencegah penderita untuk kembali jatuh dalam kecanduan.

Komplikasi withdrawal syndrome
Jika tidak ditangani dengan saksama, withdrawal syndrome bisa memicu
berbagai komplikasi di bawah ini:

 Gangguan tidur yang berkepanjangan


 Masalah keluarga dan sosial, seperti perceraian atau dikucilkan
 Dehidrasi akibat muntah terus-menerus
 Kejang
 Halusinasi
 Delirium
 Kematian jika dehidrasi tidak kunjung ditangani
Baca Juga: Jalan Panjang Rehabilitasi Narkoba yang Mungkin Akan
Ditempuh Jefri Nichol 
Cara mencegah withdrawal syndrome
Pengobatan gejala putus obat atau alkohol hanya berupa penanganan
sementara. Setelah gejala berkurang, pasien tetap perlu mencegah withdrawal
syndrome  dengan cara:

 Mendiskusikan penanganan penyalahgunaan dan ketergantungan


substansi tersebut dengan dokter
 Menjalani psikoterapi dengan psikolog maupun psikiater
 Bergabung dalam support group
 Menceritakan masalahnya dengan keluarga atau orang terdekat
Keluarga dan orang-orang di sekitar penderita pun perlu memberikan
bantuan agar ia tidak lagi terjerumus dalam kecanduan. Contohnya, dengan
menjadi pendengar yang baik dan senantiasa ada untuk penderita. 
Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Segeralah berkonsultasi ke dokter apabila Anda melihat seseorang
menghentikan konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu, lalu mengalami
gejala withdrawal syndrome.Penderita kecanduan alkohol atau substansi lain
umumnya perlu bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk membujuk
mereka memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, mereka jarang menyadari
kondisinya sendiri. 

Apa yang perlu dipersiapkan sebelum berkonsultasi


dengan dokter
Sebelum pemeriksaan ke dokter, keluarga pasien dapat mempersiapkan
beberapa hal di bawah ini:

 Buat daftar seputar gejala yang dirasakan.


 Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami. Demikian pula
dengan riwayat medis keluarga.
 Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi.
 Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan pada dokter.
 Temani pasien saat berkonsultasi ke dokter. Anda bisa memberikan
dukungan moral maupun membantu pasien dalam mengingat informasi
yang disampaikan oleh dokter.
Apa yang akan dilakukan dokter pada saat konsultasi
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

 Apa saja gejala yang di rasakan?


 Kapan gejala pertama kali muncul?
 Apakah pasien rutin mengonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu?
 Apakah pasien menghentikan konsumsi alkohol atau obat-obatan
tersebut?
 Apakah pasien pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja
pengobatan yang telah dicoba?
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan
pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan
diagnosis withdrawal syndrome agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Anda mungkin juga menyukai