Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 7 RESPIRASI
“SKENARIO 3’’
“Kenapa ya dok, sudah minum obat tapi belum sembuh?”

Tutor : dr. Yuhantoro BHS,Sp.B,M.Kes

Ketua : Ramadhan Faishal Badar 2013010059


` Notulen : Najwa Shatila Fatimatuzzahra 2013010066
Scriber : Reza Amaliya 2013010060
Anggota : Priya Suciani 2013010061
Amalia Maulidia Husna 2013010062
Yusuf Rino Mawardi 2013010063
Rizki Fitriani 2013010065
Salma Nurjehan 2013010067
Try Anfi 2013010068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan pelaksanaan tutorial dan laporan “Tutorial 2”. Laporan
ini kami buat dalam rangka pertanggungjawaban, pembelajaran, dan kerja sama antara anggota
kelompok atas tutorial yang telah dilakukan. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran Program Studi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Laporan ini disusun untuk menjelaskan berbagai hal terkait pelaksanaan tutorial. Laporan ini
membahas tentang penyakit Asthma, PPOK, Covid-19, dan beberapa diagnosis bandingnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan tutorial dan penyusunan laporan tutorial. Terimakasih kami ucapkkan kepada
dr. Yuhantoro BHS,Sp.B,M.Kes selaku tutor atas bimbingan dan pengarahannya.
Kami yakin laporan tutorial ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan ini kami
sambut dengan senang hati. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1
BAB 1...........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................2
STEP 1..........................................................................................................................................................3
KLASIFIKASI ISTILAH.....................................................................................................................3
STEP 2....................................................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
STEP 3....................................................................................................................................................5
PERNYATAAN PENDAPAT...............................................................................................................5
STEP 4....................................................................................................................................................8
ANALISIS MASALAH.........................................................................................................................8
STEP 5..................................................................................................................................................13
LEARNING OBJECTIVE..................................................................................................................13
STEP 6..................................................................................................................................................14
BELAJAR MANDIRI.........................................................................................................................14
BAB VII................................................................................................................................................15
STEP 7: HASIL DISKUSI BELAJAR MANDIRI............................................................................15
BAB III........................................................................................................................................................31
PENUTUP...................................................................................................................................................31
KESIMPULAN....................................................................................................................................31
SARAN.................................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................32

1
BAB 1
PENDAHULUAN

SKENARIO 3
Kenapa ya dok, sudah minum obat tapi belum sembuh?
Seorang laki-laki, 47 tahun dibawa keluarganya ke klinik pratama dengan keluhan
sesak napas yang semakin memberat sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai demam dan
batuk berdahak . Pasien mempunyai sesak yang sering kambuh sejak kecil, biasanya timbul
karena udara dingin dan rutin kontrol ke rumah sakit. Pasien perokok aktif sejak usia 20
tahun, namun sejak 5 tahun lalu kuantitas nya berkurang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan tampak sesak, berkomunikasi beberapa kata,
tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 86 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, suhu
38,50C, tampak napas cuping hidung . Pemeriksaan toraks pergerakan dada simetris,
perkusi sonor di kedua hemithorax, retraksi intercostal, auskultasi suara ronki dibasal
kedua hemithoraks , wheezing kedua hemithoraks. Jantung, abdomen dan ekstremitas
dalam batas normal.

2
STEP 1
KLASIFIKASI ISTILAH

1. Sesak
 Sesak adalah sensasi subyektif yang dialami individu dengan perasaan
tidak enak dan tidak nyaman. (Danasantoso, 2
 Pernafasan yang sukar atau sesak. (Dorland, 2010)
2. Wheezing
Wheezing / Mengi adalah istilah untuk menggambarkan suara bernada tinggi yang
terdengar saat sedang bernapas. (Al-Shamrani, A., et al., 2019)
3. Napas cuping hidung
Merupakan napas dengan kedua hidung kembang kempis. (Eni Yulvia, 2017)
4. Perokok aktif
Orang yang menkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu
hanya 1 batang dalam sehari. (RSUP Wahidin, 2019)
5. Retraksi Intercostal
Retraksi interkostal adalah ketika saluran udara mengalami penyempitan atau
penyumbatan di mana hal ini kerap disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti
pneumonia maupun asma. (Maria Arlene, 2019)
6. Sonor
Suara paru normal dari toraks pada lapangan paru yang didapat dengan cara
perkusi (flexor). (Bickley, 2014)

3
STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Interpretasi pemeriksaan fisik pada pasien ?


2. Mengapa sesak napas pada pasien semakin memberat sejak 2 hari yang lalu ?
3. Mengapas sesak napas pada pasien kambuh saat berada diudara dingin ?
4. Bagaimana mekanisme dispneu atau sesak napas ?
5. Apa hubungan sesak disertai batuk berdahak pada skenario ?
6. Bahan bahan bahaya berbahaya yg berada didalam rokok ?
7. Apa diagnosis yang memungkinkan pada skenario ?
8. Mengapa ada bunyi wheezing pada hemithoraks ?
9. Mengapa pasien terjadi retraksi otot intercostal ?
10. Apakah ada hubungannya pasien yang merokok dengan yang pasien alami ?
11.

4
STEP 3
PERNYATAAN PENDAPAT

1. Interpretasi pemeriksaan fisik pada pasien ?


 Anamnesis :

jenis kelamin : perempuan


Usia : 47 tahun
Keluhan utama : sesak napas
Onset : 2 hari yang lalu
Keluhan lain : Demam dan batuk berdahak
 RPD : pasien punya sesak yang sering kambuh sejak kecil, biasanya timbul
karena udara dingin dan rutin kontrol ke rumah sakit.
 Riwayat kebiasaan : Pasien perokok aktif sejak usia 20 tahun, namun sejak 5
tahun lalu kuantitas nya berkurang.
 Pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum : kesan tampak sesak
 berkomunikasi beberapa kata
 TD : 130/80 mmHg (Takikardi)
 Denyut nadi : 86 x/menit (Normal)
 frekuensi napas : 28 x/menit (Takipneu)
 suhu : 38,5 C (Normal)
 tampak napas cuping hidung
 Pemeriksaan toraks :
pergerakan dada simetris
perkusi sonor di kedua hemithorax
retraksi intercostal
auskultasi suara ronki dibasal kedua hemithoraks
wheezing kedua hemithoraks
Jantung, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.

2. Mengapa sesak napas pada pasien semakin memberat sejak 2 hari yang lalu ?

Ketika mengalami sesak napas, otot-otot pernapasan dada lebih sering digunakan
untuk bernapas dibandingkan otot pernapasan perut. Kontraksi otot pernapasan dada
yang terus-menerus mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan otot dada yang
mengakibatkan ketidakefektifan kerja otot pernapasan terutama pada dada sehingga
menyebabkan sesak semakin memberat. (Suyatno, 2018)

5
3. Mengapas sesak napas pada pasien kambuh saat berada diudara dingin ?

Cuaca dingin dapat menyebabkan ketidak mampuam fungsi pada individu dengan
penyakit pernafasan. Hal ini karena suhu rendah dan kelembapan udara rendah akan
mempengaruhi epitel pernafasan dan menyebabkan hipperesponsif dan penyempitan
saluran pernapasan ( Hykar et Al, 2018 )
4. Bagaimana mekanisme dispneu atau sesak napas ?

Adapun mekanisme sesak nafas (dyspnea) yaitu berawal dari aktivasi sistem sensorik
yeng terlibat dalam sistem respirasi lalu kemudian informasi sensorik sampai pada
pusat pernapasan di otak dan memproses respiratoryrelated signals dan menhasilkan
pengaruh kognitif, kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi dyspnea.
5. Apa hubungan sesak disertai batuk berdahak pd skenario ?

Sesak nafas disertai batuk berdahak disebabkan adanya penyempitan saluran napas
karena adanya mukus yang hipersekresi. Mukus yang terbentuk berlebihan akhirnya
akan tertimbun. Saat membran mukosa yang terangsang dan dipantulkan keluar
sebagai sputum dan menyebabkan batuk berdahak.
6. Bahan bahan berbahaya yg berada di dalam rokok ?

Nikotin, Tar, Karbonmonoksida

7. Apa diagnosis yang memungkinkan pd skenario ?

Asthma bronkiale, PPOK


8. Mengapa ada bunyi wheezing pada hemithoraks ?

Mengi disebabkan oleh penyempitan dan peradangan saluran pernapasan di


tenggorokan maupun yang menuju ke paru-paru. Mengi juga bisa muncul karena
alergi infeksi, atau iritasi pada jalan napas. Pada beberapa kasus, benda asing yang
tidak sengaja terhirup juga dapat memicu terjadinya mengi.
9. Mengapa pasien terjadi retraksi otot intercostal ?

Otot intercostal menempel pada tulang-tulang rusuk dimana saat menghirup udara
otot2 tersebut akan berkontraksi dan menggerakan tulang rusuk ke atas.
10. Apakah ada hubungannya pasien yang merokok dgn yg pasien alami ?

Setiap asap rokok yang dihisap akan menyebabkan kerusakan silia pada saluran napas.
Semakin banyak jumlah paparan asap rokok maka akan semakin banyak jumlah silia
yang rusak. Partikel di dalam asap rokok akan mengendap dalam lapisan mukus yang
melapisi mukosa bronkus sehingga aktivitas silia akan terhambat. Pergerakan) gerakan

6
cairan yang melapisi mukosa juga akan berkurang dan menyebabkan iritasi pada sel
epitel mukosa. Gangguan aktivitas silia dapat mengakibatkan munculnya gejala batuk
kronik dan ekspetorasi. (nadyah, 2009)

7
STEP 4
ANALISIS MASALAH

1. Interpretasi pemeriksaan fisik pada pasien ?

Pada pemeriksaan fisik pasien asma, tanda yang ditemukan tergantung dari derajat
obstruksi saluran napas. Tanda yang dapat dijumpai pada pasien asma adalah ekspirasi
memanjang, mengi, hiperinflasi dada, pernapasan cepat, dan sianosis. Untuk menegakkan
diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang karena sering dijumpai pasien bukan asma
yang mempunyai mengi.
2. Mengapa sesak napas pada pasien semakin memberat sejak 2 hari yang lalu ?
Sesak nafas disebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas. Penyempitan ini terjadi
karena adanya hipersensitivitas. Dari saluran nafas terhadap berbagai macam rangsang
sehingga menyebabkan spasme otot polos mukosa dan hipersekresi mukus sehingga di
dalam saluran napas tersebut akan menyebabkan sulitnya udara untuk melewatinya. Maka
penderita akan cenderung melakukan pernapasan pada volume paru yang tinggi dan
membutuhkan kerja keras dari otot-otot pernapasan dada maka berakibat terjadinya
hambatan saat mengeluarkan nafas dan semakin memberat dari hari ke hari. (Sundaru,
2015)

3. Mengapas sesak napas pada pasien kambuh saat berada diudara dingin ?
Kondisi cuaca yang berlawanan seperti temperatur dingin, tingginya kelembaban dapat
menyebabkan sesak lebih parah, epidemik yang dapat membuat sesak menjadi lebih parah
berhubungan dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik. Dimana
partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara. Perubahan
tekanan atmosfer dan suhu memperburuk sesak dengan serangan sesak napas dan
pengeluaran lendir yang berlebihan. Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi, hujan,
badai selama musim dingin. Udara yang kering dan dingin menyebabkan sesak di saluran
pernafasan. (Beasley B, Holt S, Fabian D, Masoli M, 2012)

4. Bagaimana mekanisme dispneu atau sesak napas ?

8
5. Apa hubungan sesak disertai batuk berdahak pada skenario ?

Saluran nafas yang menghasilkan lendir ini akan dikeluarkan dengan proses batuk. Batuk
secara terus menerus, menyebabkan tekanan di paru-paru dan dada meningkat sehingga dada
terasa sesak. Selain itu penyebab dada terasa sesak selain karena batuk diantaranya :
• Penyempitan saluran nafas bawah akibat serangan asma
• Sesak nafas diikuti dahak kuning kehijauan, demam tinggi akibat infeksi bakteri atau virus
pada pneumonia.
• Peradangan pada bronkus yang disebut dengan bronkitis akibat infeksi bakteri.
• Peningkatan asam lambung yang memberikan sensasi tidak nyaman, panas, dan terbakar di
dada.
• Infeksi paru-paru akibat kuman yang memberikan gambaran batuk lama disertai darah,
demam ringan, keringat saat malam hari, dan penurunan berat badan. (Lidya Hapsari, 2020)

6. Bahan bahan berbahaya yg berada didalam rokok ?

• Karbon monoksida
Salah satu kandungan rokok yang merupakan gas beracun adalah karbon monoksida.
Senyawa yang satu ini merupakan gas yang tidak memiliki rasa dan bau. Jika terhirup terlalu
banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibanding
dengan oksigen. Akibatnya fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini akan menyebabkan
kelelahan, lemas, dan pusing.

9
Dalam skala besar, seseorang yang menghirupnya bisa mengalami koma atau bahkan
kematian. Janin, penderita gangguan jantung, dan penderita penyakit paru-paru merupakan
kelompok yang paling rentan terhadap racun ini.
• Nikotin
Kandungan rokok yang paling sering disinggung-singgung adalah nikotin. Nikotin memiliki
efek candu seperti opium dan morfin. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf
otak yang menyebabkan berbagai reaksi biokimia, termasuk efek menyenangkan dan
menenangkan.
Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, kemudian merangsang
tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan. Efek yang mungkin muncul
akibat paparan nikotin adalah muntah, kejang, dan penekanan pada sistem saraf pusat.
• Tar
Kandungan rokok lainnya yang bersifat karsinogenik adalah tar. Tar yang terhirup oleh
perokok akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini berisiko tinggi menyebabkan
penyakit pada paru-paru, seperti kanker paru-paru dan emfisema.
Tidak hanya itu, tar akan masuk ke peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya
diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan
(https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-bagi-kaum-pria). Tar dapat terlihat melalui
noda kuning yang tertinggal di gigi dan jari. Karena tar masuk secara langsung ke mulut, zat
berbahaya ini juga dapat mengakibatkan masalah gusi dan kanker mulut. (WHO, 2014)

7. Apa diagnosis yang memungkinkan pada skenario ?

 Asthma Bronkiale
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Batuk
 Mengi (wheezing)
 Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga
 Suara sengau
 Menghela napas terus-terusan
 Rasa gelisah yang tidak biasa
(Mims, JW, 2015)

10
 PPOK
 Batuk tidak kunjung sembuh yang dapat disertai dahak
 Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan aktivitas fisik
 Berat badan menurun
 Nyeri dada
 Mengi
 Pembengkakan di tungkai dan kaki
 Lemas

(Mims, JW, 2015)

8. Mengapa ada bunyi wheezing pada hemithoraks ?

penyebab mengi berikut ini:


• Asma
• Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
• Bronkitis
• Benda asing yang terhirup
• Bronkiolitis
• Reaksi anafilaktik
• Pneumonia
• Gagal jantung
• Penyakit asam lambung
• Gangguan pita suara
• Sleep apnea
• Kanker paru-paru
• Merokok
(Al-Shamrani, A., et al, 2019)

9. Mengapa pasien terjadi retraksi otot intercostal ?

11
Dimana pasa saat otot2 yang akan berkontraksi dan akan menggerakan tukang rusuk keatas
akan terjadi secara bersamaan diagragma turun dan paru2 akan terisi udara jika teejadi
penyumbatan parsial dibagian atas otot, saluran udara kecil di paru2 udara tidak dapat
mengalir dengan bebas. Sgh menyebabkan penurunan tekanan akibatnya otot intercostal
tertarik ke dalam. (gill, 2019)

10. Apakah ada hubungannya pasien yang merokok dengan yang pasien alami ?

nikotin, tar, karbon monoksida yang dimana zat-zat tersebut sangat mengganggu sistem
pernapasan. menyebabkan sesak napas.
Sesak napas adalah suatu kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan pasokan udara yang cukup
pada paru-paru sehingga membuat perasaan tidak nyaman.

Penyebabnya adalah karena adanya gangguan jantung dan paru-paru sehingga kurang dalam
mengedarkan oksigen ke tubuh. Selain itu, penyakit yang dapat menyebabkan sesak nafas
adalah asma, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), gangguan jantung, obesitas,
pneumonia, pneumothoraks, anemia, serangan jantung, keracunan monoksida. (Ester, 2019)

12
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE

1. Definisi dan etiologi dari PPOK , Asma bronkial , covid19


2. Patofisiologi dan faktor resiko dari PPOK , Asma bronkial , covid19
3. Manifestasi klinis PPOK , asma bronkial ,covid19
4. Pemeriksaan penunjang pd skenario , asma bronkial ,covid19
5. Tatalaksana dari PPOK, asma bronkial ,covid19
6. Diagnosis banding skenario
7. Foto thoraks dari DD

13
STEP 6
BELAJAR MANDIRI

14
BAB VII
STEP 7: HASIL DISKUSI BELAJAR MANDIRI

1. Definisi dan etiologi dari PPOK , Asma bronkial , covid19


 Asma Bronkiale
 Definisi : Asma adalah penyakit yang umum dan memiliki berbagai
tingkat keparahan, mulai dari mengi yang sangat ringan, sesekali hingga
penutupan saluran napas akut yang mengancam jiwa. (Muhammad F.
Hashmi, Maryam Tariq, Mary E. Cataletto, 2021)
 Etiologi : genetik, khususnya riwayat atopi pribadi atau keluarga
(kecenderungan alergi, biasanya terlihat sebagai eksim, demam, dan
asma). Asma juga dikaitkan dengan paparan asap tembakau dan gas
inflamasi lainnya atau materi partikulat. (Muhammad F. Hashmi, Maryam
Tariq, Mary E. Cataletto, 2021)
 PPOK
 Definisi : Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit umum
dan dapat diobati yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara
progresif dan kerusakan jaringan. (Anuj K. Agarwal, Avais
Raja, Brandon D. Brown, 2021)
 Etiologi : disebabkan oleh kontak yang terlalu lama dengan partikel atau
gas berbahaya. Perokok aktif, perokok pasif, paparan lingkungan dan
pekerjaan, dan defisiensi antitripsin alfa-1 (AATD). (Anuj K.
Agarwal, Avais Raja, Brandon D. Brown, 2021)
 Covid-19
 Definisi : Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19), penyakit yang sangat
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2
(SARS-CoV-2). (Marco Cascella, Michael Rajnik, Abdul Aleem, et al,
2021)
 Etiologi : Disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Jenis-jenis virusnya ada :
Alphacoronavirus (alphaCoV)

15
Betacoronavirus (betaCoV)
Deltacoronavirus (deltaCoV)
Gammacoronavirus (gammaCoV)
(Marco Cascella, Michael Rajnik, Abdul Aleem, et al, 2021)

2. Patofisiologi dan faktor resiko dari PPOK , Asma bronkial , covid19

 Patofisiologi Asma Bronkiale

16
 Patofisiologi PPOK

17
 Patofisiologi Covid-19

18
- ACE 2 dapat ditemukan di mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus,
usus besar, sumsum tulang, limpa, hati, ginjalotak, otot polos
- Translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
- Replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari
kompleks replikasi virus
- Perakitan dan rilis
- Setelah jadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epitel
saluran napas atas/ melakukan siklus hidup
- Menyebar ke saluran napas bawah, pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran
napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa
- Waktu di sel gastrointestinal
- Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari

19
 Faktor Resiko

ASTHMA BRONKIALE PPOK COVID-19

• Riwayat keluarga • Kebiasaan COVID-19 dapat menginfeksi


• Faktor lingkungan meliputi: merokok siapa saja, tetapi efeknya akan
tungau, debu rumah, binatang, kecoa, (perokok aktif lebih berbahaya atau bahkan
tepung sari bunga, jamur msupun pasif) fatal bila menyerang
• Makanan-makanan tertentu: • Polusi udara • orang lanjut usia
Seperti ikan laut, udang, kedelai, telur, • Faktor genetik • ibu hamil
susu, minuman bersoda, serta makanan • Asthma • Perokok
yang mengandung bahan pengawet, • penderita penyakit tertentu
penyedap dan pewarna makanan. • orang yang daya tahan
• Obat-obatan tertentu seperti aspirin, tubuhnya lemah, seperti
antibiotic, steroid penderita kanker.
• Parfum dan bau-bauan yang
merangsang.
• Ekspresi emosi yang berlebihan.
• Asap rokok
• Polusi udara dari luar dan dalam
ruangan.
• Infeksi saluran napas.
• Melakukan aktivitas fisik tertentu
• Perubahan cuaca.
(Doremalen, et al, 2020)

20
3. Manifestasi klinis PPOK , asma bronkial ,covid19

ASTHMA BRONKIALE PPOK COVID-19

• Nyeri dada • Batuk tidak kunjung • Demam (suhu tubuh


• Sesak napas sembuh yang dapat di atas 38 derajat
• Batuk disertai dahak Celsius)
• Mengi (wheezing) • Napas tersengal- • Batuk kering
• Badan lemas, lesu, sengal, terutama saat • Sesak napas
dan tidak bertenaga melakukan aktivitas • Diare
• Suara sengau fisik • Sakit kepala
• Menghela napas • Berat badan menurun • Konjungtivitis
terus-terusan • Nyeri dada • Hilangnya
• Rasa gelisah yang • Mengi kemampuan
tidak biasa • Pembengkakan di mengecap rasa
tungkai dan kaki • Hilangnya
• Lemas kemampuan untuk
mencium bau
(anosmia)
• Ruam di kulit
Mims, JW. (2015)

4. Pemeriksaan penunjang pada asma bronkial , PPOK, covid19


 PP Asma Bronkiale
1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma umujnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan
gambaran hiperinflansi pada paru paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan
rongga intercostalis , serta diafragma yang menurun . Akan tetapi apabila terdapat
komplikasi , maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut :
a. bila terdapat komplikasi eemfisema ( COPD ) maka gambaram radiolusen akan
semakin bertambah
b. bila disertasi bronkitis , maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

21
c. bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.
2. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alegri dengan berbagao alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yang positif pada asma.
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat terbagi menjadi 3
bagian , dan disesuaika dengan gambaran yang terjadi pada emfisema , yaitu :
1. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right aixs devisiai dan clockwise
rotation
2. terdapatnya tanda-tanda hipertrofi otot jantung , yakni terdapatnya RBB ( right bundle
branch block )
3. tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST Negative
4. Foto sinus prasanalis
Diperlukan jika asma sulit terkontrol untuk melihat adanya sinusitis.
5. Spirometri
Dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol , golongsn adrenergik.
Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma.
Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20% . Pemeriksaan spirometri tidak
saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat
obstruksi dan efek pengobatan
( Medicaframa,2008 )

 PP PPOK
1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan bakteriologi Gram pada sputum diperlukan untuk mengetahui pola kuman
dan memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab
utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia.

2. Pemeriksaan Darah rutin

22
Pemeriksaan darah digunakan untuk mengetahui adanya faktor pencetus seperti
leukositosis akibat infeksi pada eksaserbasi akut, polisitemia pada hipoksemia kronik.

3. Foto Torak PA dan Lateral

Foto torak PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit paru lain.
Pada penderita emfisema dominan didapatkan gambaran hiperinflasi, yaitu diafragma
rendah dan rata, hiperlusensi, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, dan
jantung yang menggantung/penduler (memanjang tipis vertikal). Sedangkan pada
penderita bronkitis kronis dominan hasil foto thoraks dapat menunjukkan hasil yang
normal ataupun dapat terlihat corakan bronkovaskuler yang meningkat disertai sebagian
bagian yang hiperlusen

4. Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan Electrocardiogram (EKG) digunakan untuk mengetahui komplikasi pada


jantung yang ditandai oleh kor pulmonale atau hipertensi pulmonal. Pemeriksaan lain
yang dapat namun jarang dilakukan antara lain uji latih kardiopulmoner, uji provokasi
bronkus, CT-scan resolusi tinggi, ekokardiografi, dan pemeriksaan kadar alpha-1
antitryipsin

 PP Covid-19
1. Pemeriksaan radiologi : foto thoraks , CT-scan thoraks, USG toraks Pada penderita dapat
menunjukkan : opasitas bilateral , konsolidasi subsegmental , lobar atau kolaps paru , atau
nodul.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
- saluran napas atas dengan swab tenggorokan ( nasofaring dan orofaring )
- Saluran napas bawah ( sputum , bilasan bronkus BAL , bila menggunakan endotrakeal
tube dapat berupa aspirat endotrakeal )
3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah

23
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan bahan saluran napas ( sputum , bilasan
bronkus, cairan pleura ) dan darah 26,27 kultur darah untuk bakteri dilakukan , idealnya
sebelum terapi antibiotik.
7. Pemeriksaan feses urin ( untuk investigasi kemungkinan penularan )
(PDPI,2020)

5. Tatalaksana dari PPOK, asma bronkial ,covid19

 Asma Bronkiale

(GINA, 2019)

24
 PPOK

25
 Covid-19

6. Diagnosis banding skenario


Diagnosis banding asma antara lain sbb :

1. Dewasa

26
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik

• Bronkitis kronik

• Gagal Jantung Kongestif

• Batuk kronik akibat lain-lain

• Disfungsi larings

• Obstruksi mekanis (misal tumor)

• Emboli Paru

2. Anak

• Benda asing di saluran napas

• Laringotrakeomalasia

• Pembesaran kelenjar limfe

• Tumor

• Stenosis trakea

• Bronkiolitis

(PDPI, 2003)

7. Foto thoraks dari DD


 Asma Bronkiale

Secara spesifik, tidak ada perubahan yang bisa diamati pada penderita asma saat dilakukan
pemeriksaan rontgen thorax. Sebagian besar penderita asma akan menunjukkan hasil
pemeriksaan rontgen dada yang normal, jika tidak ada kondisi penyulit lainnya.
- Hiperinflasi paru
- Penebalan dinding bronkus
- Edema paru
(Nadia Nurotul, 2019)

27
 PPOK
Ditemukan :
- Bayangan luscent, corakan paru bertambah atau masih ada
- Dinding toraks membesar
- Jantung kelihatan kecil (tear drop appearance)
- Puncak inspirasi diafragma > ICS V.
(Josephine Widya, 2012)

28
 Covid-19
Ditemukan : Ground glass opacity adalah suatu kondisi abnormal pada paru yang
ditandai dengan warna putih/ abu-abu pada hasil foto thorax. Ground glass opacity
dapat muncul pada seseorang yang mengalami infeksi paru misalnya pneumonia
viral/ bacterial, edema paru, interstitial lung disease, perdarahan alveolar dan
lainnya.

29
30
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Asma adalah penyakit yang umum dan memiliki berbagai tingkat keparahan, mulai dari
mengi yang sangat ringan, sesekali hingga penutupan saluran napas akut yang mengancam
jiwa. Etiologi genetik, khususnya riwayat atopi pribadi atau keluarga (kecenderungan alergi,
biasanya terlihat sebagai eksim, demam, dan asma). Asma juga dikaitkan dengan paparan
asap tembakau dan gas inflamasi lainnya atau materi partikulat.

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit umum dan dapat diobati yang
ditandai dengan keterbatasan aliran udara progresif dan kerusakan jaringan Etiologi :
disebabkan oleh kontak yang terlalu lama dengan partikel atau gas berbahaya. Perokok aktif,
perokok pasif, paparan lingkungan dan pekerjaan, dan defisiensi antitripsin alfa-1 (AATD).

SARAN

Berdasarakan diskusi kelompok kami pada skenario ini ternyata kami kurang dalam hal
memperluas literature untuk lebih mudah memahami scenario dan mempermudah jalannya
diskusi. Selama tutorial berlangsung, sebaiknya mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap skenario
yang dipelajari, mengenai etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis banding dan
penatalaksanaan. Pada tutorial pertemuan kedua inå²5qai ketika kita memaparkan materi
harapanya jangan hanya memaparkan saja melainkan kita harus paham betul dengan materi
tersebut dan bisa diaplikasikan dalam kasus yang ada di scenario.

31
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad F. Hashmi, Maryam Tariq, Mary E. Cataletto. 2021. Asthma. US ; StatPearls


Publishing LLC
Anuj K. Agarwal, Avais Raja, Brandon D. Brown. 2021. Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. US ; StatPearls Publishing LLC
Marco Cascella, Michael Rajnik, Abdul Aleem, et al. 2021. Features, Evaluation, and
Treatment of Coronavirus (COVID-19). US ; StatPearls Publishing LLC
Buku Pintar Posbindu PTM, Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko,2016
Kim, et al. (2019). Effects of Aging and Smoking Duration on Cigarette Smoke-Induced
COPD Severity. Journal of Korean Medical Science, 34(Suppl 1), pp. e90.
Doremalen, et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared
with SARS-CoV-1. The New England Journal of Medicine, 382(16), pp. 1564-7.
Mims, JW. (2015). Asthma: Definitions and Pathophysiology. International Forum of
Allergy and Rhinology, DOI: 10.1002/alr.21609
Lippi, G., & Henry, B. (2020). Chronic Obstructive Pulmonary Disease is Associated
with Severe Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Respiratory Medicine, 167, 105941
Huang, et al. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in
Wuhan, China. The Lancet, 6736(20), pp. 1-10
PDPI. 2003. ASMA. Sumatra Utara : PDPI

32
Skenario Kata kunci Daftar Diagnosis Rencana
masalah dan DD Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Kenapa ya dok, sudah - laki-laki, 47 Penyakit - Asth - Asth - Inha Penilaian - Menghindar
minum obat tapi tahun paru ma ma ler klinis i paparan
belum sembuh? - keluhan yang bronk bronk pere berkala polutan dan
Seorang laki- sesak napas belum iale iale da antara 1 - 6 alergen
laki, 47 tahun dibawa yang diketahu - PPO - Inha bulan dan (debu, asap
keluarganya ke klinik semakin i secara K ler monitoring rokok)
pratama dengan keluhan memberat jelas, - Covid pen asma oleh - Menghindar
sesak napas yang sejak 2 hari namun -19 cega penderita i hewan
semakin memberat sejak yang lalu dipicu h sendiri peliharaan
2 hari yang
lalu. - Keluhan asap - yang
Keluhan disertai demam disertai rokok, mengandun
dan batuk berdahak . demam dan debu, g alergen
Pasien mempunyai batuk bulu seperti
sesak yang sering berdahak . binatang kucing dan
kambuh sejak
kecil, - Pasien , anjing.
biasanya timbul karena mempunyai aktivitas - Menghindar
udara dingin dan rutin sesak yang fisik, i paparan
kontrol ke rumah sakit. sering udara asap rokok
Pasien perokok aktif kambuh dingin, pada ibu
sejak usia 20 tahun, sejak kecil, infeksi hamil dan
namun sejak 5 tahun biasanya virus, bayi terbukti
lalu kuantitas nya timbul atau mengurangi
berkurang. karena bahkan kejadian
Pada udara dingin terpapar asthma pada
pemeriksaan fisik - zat anak
Pasien
didapatkan kesan kimia. - Suplementas
perokok
tampak sesak, i vitamin D
aktif sejak
berkomunikasi beberapa pada ibu
usia 20
kata, tekanan darah hamil
tahun,
130/80 mmHg, denyut memiliki
namun sejak
nadi 86 x/menit, kemungkina
5 tahun lalu
frekuensi napas 28 n dapat

33
x/menit, suhu 38,50C, kuantitas mencegah
tampak napas cuping nya asthma pada
hidung . Pemeriksaan berkurang. bayi.
toraks pergerakan dada - kesan
simetris, perkusi sonor tampak
di kedua hemithorax, sesak,
retraksi intercostal, berkomunik
auskultasi suara ronki asi beberapa
dibasal kedua kata,
hemithoraks , wheezing tekanan
kedua hemithoraks. darah
Jantung, abdomen dan 130/80
ekstremitas dalam batas mmHg,
normal. denyut nadi
86 x/menit,
frekuensi
napas 28
x/menit,
suhu
38,50C,
tampak
napas
cuping
hidung .
Pemeriksaa
n toraks
pergerakan
dada
simetris,
perkusi
sonor di
kedua
hemithorax,
retraksi

34
intercostal,
auskultasi
suara ronki
dibasal
kedua
hemithoraks
, wheezing
kedua
hemithoraks

35

Anda mungkin juga menyukai