Anda di halaman 1dari 4

Aktivitas 4 Mengukur Kortisol dan Hormon Adrenocorticotropic

Tujuan:

1. Untuk memahami istilah kortisol, hormon adrenocorticotropic (ACTH),


corticotropin-releasing hormone (CRH), sindrom Cushing, iatrogenik, penyakit
Cushing, dan penyakit Addison.
2. Untuk memahami bagaimana CRH mengontrol sekresi ACTH dan ACTH mengontrol
sekresi kortisol.
3. Untuk memahami bagaimana mekanisme umpan balik negatif mempengaruhi tingkat
CRH tropik dan ACTH.
4. Untuk mengukur kadar kortisol dan ACTH dalam darah pada lima pasien dan
mengkorelasikan hasil ini dengan gejala dan diagnosis
5. Untuk membedakan antara sindrom Cushing dan penyakit Cushing.

Cara Kerja

Buka PhysioEx dan klik Exercise 4: Endocrine System Physiology. Klik Activity 4:
Measuring Cortisol and Adrenocorticotropic Hormone.

1. Klik Cortisol untuk menyiapkan kolom untuk pemisahan dan pengukuran kortisol.
2. Tarik syringe ke tabung pertama untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi
dari pasien pertama.
3. Tarik syringe ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tabung dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi kortisol dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.
4. Klik record data untuk menampilkan hasil di grid.
5. Klik clean dibawah syringe untuk mempersiapkannya untuk sampel berikutnya. Klik
clean column untuk menghapus sisa kortisol dari kolom.
6. Tarik syringe ke tabung kedua untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi
dari pasien kedua.
7. Tarik syringe ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tabung dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi kortisol dalam pasien akan muncul di layar detektor HPLC.
8. Klik record data untuk menampilkan hasil di grid.
9. Klik clean dibawah syringe untuk mempersiapkannya untuk sampel berikutnya. Klik
clean column untuk menghapus sisa kortisol dari kolom.
10. Prosedur untuk sampel yang tersisa akan selesai secara otomatis. Tarik syringe ke
tabung ketiga untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi dari pasien ketiga.
Ketika konsentrasi kortisol untuk pasien ketiga direcord dalam grid, tarik syringe ke
tabung kelima untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi dari pasien
kelima.
11. Klik ACTH untuk menyiapkan kolom untuk pemisahan dan pengukuran ACTH.
12. Tarik syringe ke tabung pertama untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi
dari pasien pertama.
13. Tarik syringe ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tabung dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi ACTH dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.
14. Klik record data untuk menampilkan hasil di grid.
15. Klik clean dibawah syringe untuk mempersiapkannya untuk sampel berikutnya. Klik
clean column untuk menghapus sisa ACTH dari kolom.
16. Tarik syringe ke tabung kedua untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi
dari pasien kedua.
17. Tarik syringe ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tabung dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi ACTH dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.
18. Klik record data untuk menampilkan hasil di grid.
19. Klik clean dibawah syringe untuk mempersiapkannya untuk sampel berikutnya. Klik
clean column untuk menghapus sisa ACTH dari kolom.
20. Prosedur untuk sampel yang tersisa akan selesai secara otomatis. Tarik syringe ke
tabung ketiga untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi dari pasien ketiga.
Ketika konsentrasi ACTH untuk pasien ketiga direcord dalam grid, tarik syringe ke
tabung kelima untuk mengisi syringe dengan plasma yang diisolasi dari pasien
kelima.
21. Tunjukkan apakah tingkat konsentrasi kortisol dan ACTH untuk setiap pasien tinggi
atau rendah menggunakan breakpoint yang ditunjukkan pada tabel 4.2. Klik deretan
pasien dan kemudian klik high atau low disebelah kortisol dan ACTH.
Hasil Praktikum

Tabel 4.1. Penyakit akibat Kortisol dan ACTH

ACTH level High Low


Cortisol ≥23 mcg/dl <5 mcg/dl
ACTH ≥80 pg/ml <20 pg/ml
Tabel 4.2. Kadar kortisol dan ACTH yang tidak normal

Patient Cortisol High/Low ACTH (pg/ml) High/Low


(mcg/dl)

1 2.40 Low 16.52 Low


2 38.68 High 11.32 Low
3 43.08 High 81.15 High
4 2.35 Low 102.70 High
5 45.65 High 16.97 Low
Tabel pengukuran kortisol dan ACTH

Pada tabel diatas menunjukkan hasil pengukuran kortisol dan ACTH dari kelima sampel
pasien. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel pasien pertama menderita
penyakit hypopituitarism disebabkan oleh kadar Kortisol dan ACTH rendah. Pada sampel
kedua, pasien menderita Sindrom Cushing karena kadar kortisol yang tinggi dan ACTH
rendah. Pada sampel ketiga, pasien menderita penyakit Cushing karena kadar kortisol dan
ACTH yang sama sama tinggi. Pada sampel keempat, pasien menderita penyakit Addison hal
ini disebabkan karena kadar kortisol yang rendah dan ACTH yang tinggi. Pada sampel
kelima, pasien menderita sindrom Cushing karena kadar kortisol yang tinggi dan kadar
ACTH rendah. Saat tubuh sedang stress, kekurangan kortisol dapat berakibat krisis
addisonian yang mengancam jiwa, ditandai dengan tekanan darah rendah. Perawatan pada
penderita melibatkan pemberian hormon untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi
oleh kelenjar adrenal.

Pembahasan

Kortisol adalah hormon yang disekresikan oleh korteks adrenal. Penting dalam respons tubuh
terhadap berbagai jenis stress. Pelepasan kortisol dirangsang oleh adrenocorticotropic hormone
(ACTH), yaitu hormon tropik yang dilepaskan oleh hipofisis anterior. Hormon tropik menstimulasi
sekresi hormon lain. Pelepasan ACTH, pada gilirannya, dirangsang oleh corticotropin releasing
hormone (CRH), sebuah tropik hormon dari hipotalamus. Peningkatan kadar kortisol secara negatif
memberi pengaruh untuk menghambat pelepasan baik ACTH dan CRH.

Sindrom cushing merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat paparan tingkat kortisol yang tinggi
dalam darah, atau hypercortisolism dalam waktu yang lama. Peningkatan ini disebabkan tumor
kelenjar adrenal. Sindrom cushing sering disebut juga sebagai diabetes steroid karena menghasilkan
hyperglycemia. Penyebab paling umum adalah penggunaan obat steroid, tetapi juga dapat terjadi
dari kelebihan kortisol oleh kelenjar adrenal. Sebaliknya, penyakit Cushing adalah hypocortisolism
yang disebabkan oleh tumor pituitari anterior. Penderita penyakit cushing ditunjukkan oleh
peningkatan kadar ACTH dan Kortisol.

Penyakit Addison, juga disebut kekurangan adrenalin kronik. Penyakit ini disebabkan karena
gangguan saat kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon. Kortisol yang rendah
secara langsung disebabkan oleh penghancuran bertahap korteks adrenal dan kadar ACTH
yang biasanya meningkat sebagai efek kompensasi.

Insufisiensi adrenal sekunder atau biasa disebut hypopituitarism adalah kelainan pada
hipofisis yang ditandai dengan sekresi kortisol dalam jumlah rendah, disebabkan oleh
kerusakan pada kelenjar hipofisis anterior. Penderita hypopituitarism akan mengalami
pertumbuhan yag terhambat, malafungsi pada reproduksi, kerapuhan pada tulang, dan
obesitas.

Anda mungkin juga menyukai