Anda di halaman 1dari 6

Judul Praktikum

: Efek Non Terapi Kafein Pada Sistem Kardiovaskuler

Tanggal Praktikum

: 21 Januari 2015

Tujuan Praktikum

: Untuk mengetahui efek kafein terhadap tekanan darah dan


denyut jantung.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Definisi Kafein
Kafeina atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina
berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang
psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan
Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah
"kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut
guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada
mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama
merujuk pada senyawa kimia yang sama.
B. Sifat Kimia Kafein
Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine
bersama sama senyawa tefilin dan teobromin, berlaku sebagai perangsang
system saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah serbuk putih pahit dengan
rumus kimianya C6H10O2 dan struktur kimianya 1,3,7- trimetilxantin.
C. Sumber Kafein
Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di didalam
makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitide)
guarana, dan mate. Teh adalah sumber kafein yang lain, dan mengandung
setengah dari kafein yang dikandung kopi. Beberapa tipe teh yaitu teh
hitam mengandung lebih banyak kafein dibandingkan jenis teh yang lain.
Teh mengandung sedikit jumlah teobromine dan sedikit lebih tinggi
theophyline dari kopi.

Kafein juga merupakan bahan yang dipakai untuk ramuan minuman


non alkohol seperti cola, yang semula dibuat dari kacang kola. Soft drinks
khususnya terdiri dari 10-50 miligram kafein. Coklat terbuat dari kokoa
mengandung sedikit kafein. Efek stimulan yang lemah dari coklat dapat
merupakan kombinasi dari theobromine dan theophyline sebagai kafein.
D. Farmakodinamik Kafein
Kafein mempunyai efek relaksasi otot polos , terutama otot polos
bronchus, merangsang susunan saraf pusat, otot jantung, dan meningkatkan
diuresis.
a. Jantung, kadar rendah kafein dalam plasma akan menurunkan denyut
jantung, sebaliknya kadar kafein dan teofilin yang lebih tinggi
menyebabkan tachicardi, bahkan pada individu yang sensitif mungkin
menyebabkan aritmia yang berdampak kepada kontraksi ventrikel
yang premature.
b. Pembuluh darah, kafein menyebabkan dilatasi pembuluh darah
termasuk pembuluh darah koroner dan pulmonal, karena efek langsung
pada otot pembuluh darah.
c. Sirkulasi Otak, Resistensi pembuluh darah otak naik disertai
pengurangan aliran darah dan PO

di otak, ini diduga merupakan

refleksi adanya blokade adenosine oleh Xantin.


E. Farmakokinetik Kafein
Kafein diabsorpsi secara cepat pada saluran cerna dan kadar puncak dalam
darah dicapai selama 30 hingga 45 menit. Pada orang dewasa yang sehat
jangka waktu penyerapannya adalah 3-4 jam, sedangkan pada wanita yang
memakai kontrasepsi oral waktu penyerapan adalah 5-10 jam. Pada bayi dan
anak memiliki jangka waktu penyerapan lebih panjang (30 jam). Kafein dapat
melewati plasenta dan lapisan darah-otak dikarenakan sifatnya yang
hidrofobik . Molekul kafein secara struktural mirip dengan adenosin, dan
mengikat reseptor adenosin pada permukaan sel tanpa mengaktifkan mereka
(sebuah antagonis mekanisme tindakan). Oleh karena itu, kafein bertindak

sebagai inhibitor kompetitif.


Kafein diuraikan dalam hati oleh sistem enzim sitokhrom P 450 oksidasi
kepada 3 dimethilxanthin metabolik, yaitu :
a. Paraxanthine (84%), mempunyai efek meningkatkan lipolisis, mendorong
pengeluaran gliserol dan asam lemak bebas didalam plasma darah
b. Theobromine (12%), melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan
volume urin. Theobromine merupakan alkaloida utama didalam kokoa
(coklat)
c. Theophyline (4%), melonggarkan otot saluran pernafasan, digunakan pada
pengobatan asma.
F. Farmakologi Kafein
Kafein adalah stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme,
digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik
dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan sehingga rasa ngantuk
dapat ditekan. Kafein juga merangsang sistem saraf pusat dengan cara
menaikkan tingkat kewaspadaan, sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan
koordinasi badan menjadi lebih baik.

G. Efek Kafein
Efek jangka Pendek Kafein
Mencapai jaringan dalam waktu 5 (lima) menit dan tahap puncak
mencapai darah dalam waktu 50 menit, frekuensi pernafasan ; urin, asam
lemak dalam darah ; asam lambung bertambah disertai peningkatan
tekanan darah. Kafein juga dapat merangsang otak (7,5-150 mg) dapat
meningkatkan aktifitas neural dalam otak serta mengurangi keletihan), dan
dapat memperlambat waktu tidur.

Efek Jangka panjang Kafein


Pemakaian lebih dari 650mg dapat menyebabkan insomnia kronik,
gelisah, dan ulkus. Efek lain dapat meningkatkan denyut jantung dan
berisiko terhadap penumpukan kolesterol, menyebabkan kecacatan pada
anak yang dilahirkan.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Gelas
2. Sendok
3. Spigmomanometer
4. Stetoskop
5. Stopwatch
6. Tissue
B. Bahan
1. Kopi kapal api
2. Kopi torabika
3. Kopi Tubruk
CARA KERJA
1. Kelompok probandus pertama terdiri dari 2 orang, laki-laki dan perempuan.
Masing-masing probandus diukur tekanan darah awal, kemudian diberi zat
uji (kopi kapal api) dan diukur tekanan darah probandus setelah pemberian
kopi pada selang waktu 20, 40 dan 60 menit.
2. Kelompok probandus kedua terdiri dari 2 orang, laki-laki dan perempuan.
Masing-masing probandus diukur tekanan darah awal, kemudian diberi zat
uji (kopi torabika) dan diukur tekanan darah probandus setelah pemberian
kopi pada selang waktu 20, 40 dan 60 menit.
3. Kelompok probandus ketiga terdiri dari 2 orang. Masing-masing probandus
diukur tekanan darah awal. Probandus pertama di beri kopi tubruk.

Probandus kedua diberi air putih sebagai kontrol, kemudian ukur tekanan
darah pada selang waktu 20, 40 dan 60 menit.
4. Nilai, amati dan catat hasilnya.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


NO

Nama
Probandus

Andhie

Ayu

3
4
5
6

Hafis
Ratu
Aprija
Aklima

Zat Uji
Kopi Kapal
Api
Kopi Kapal
Api
Kopi Torabika
Kopi Torabika
Kopi Tubruk
Air Putih

Tekanan
Darah Awal
(mmHg)
90/60

TD Setelah Diberi Zat


Uji(mmHg)
20`
40`
60`
100/80
100/80
90/60

110/80

120/80

120/90

110/80

130/80
110/70
110/80
120/90

140/90
120/80
120/80
120/70

140/90
120/80
120/80
120/70

130/90
110/70
110/80
120/70

Dari hasil pengamatan didapatkan tekanan darah awal propandus berbedabeda dan tidak ada hasil yang menunjukkan tekanan darah awal propandus lakilaki lebih tinggi daripada tekanan darah awal propandus perempuan ataupun
sebaliknya. Setelah lima orang propandus sudah diminumkan kopi dengan jenis
kopi yang berbeda dan satu orang propandus diminumkan air putih, maka tekanan
darah awal para propandus meningkat 20 menit kemudian kecuali propandus yang
diminumkan air putih. Tekanan darah propandus yang diminumkan kopi terus
meningkat pada menit ke empat puluh, lalu turun pada menit ke 60. Sedangkan
propandus yang diminumkan air putih tekanan darahnya tetap.
Jumlah yang tepat dari kafein yang diperlukan untuk menghasilkan efek
berbeda dari orang ke orang, tergantung pada ukuran tubuh dan tingkat toleransi
terhadap kafein. Selain dari efek kafein, ada faktor lain yang akan mempengaruhi
kerja jantung propandus sehingga mempengaruhi juga tekanan darahnya,
diantaranya aktivitas propandus yang banyak dan suhu ruangan yang panas.

KESIMPULAN
Kafein akan memberikan efek meningkatkan metabolisme kerja jantung sehingga
tekanan darah dan denyut jantung juga akan meningkat. Konsumsi kafein tidak
boleh berlebihan dan tetap dalam komposisi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Katzung G B. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit Salemba
Medica.
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Tim Penyusun. 2015. Buku Penuntun Praktikum Farmakologi. Lampoh Keudee,
Aceh Besar: Bagian Laboratorium Farmakologi FK UNAYA.

Aceh Besar,

2015

Pembimbing

Koreksi / Catatan

Anda mungkin juga menyukai