KAFEIN (C8H10N4O2)
Kafein 1,3,7-trimetil-1H-purin-2,6(3H,7H0-dion, rumus molekul C8H10N4O2, merupakan
alkaloid ksantin (purin), terutama di temukan dalam daun teh (Camelia sinensis) dan biji kopi
(Coffee arabica). Kafein memiliki sifat fisis seperti berbentuk Kristal dengan warna putih,
memiliki titik leleh 234C, larut dalam air (15 mg/mL) dan kloroform serta memiliki rasa yang
agak pahit (British Pharmacopeia, 1993).
Kafein merupakan senyawa alkaloid dari keluarga methylxanthine yang dapat ditemukan
dalam daun, biji ataupun buah dari hampir 63 spesies tanaman di dunia. Sumber kafein yang
paling sering ditemukan adalah kopi, biji kokoa, kacang kola, dan daun teh (Wanyika et al,
2010).
Tabel 1. Kandungan Kafein dalam Makanan/Minuman (Purba, 2011)
Produk
Kandungan Kafein
Secangkir kopi
85 mg
Secangkir teh
35 mg
Sebotol Coca-Cola
35 mg
Minuman energy
50 mg
Kafein merupakan stimulan sistem saraf pusat dan stimulan metabolik yang poten, dan
digunakan untuk bersenang-senang atau untuk menghilangkan kecapekan fisik, serta untuk
mengembalikan kewaspadaan mental. Kafein pertama merangsang sistem saraf pusat pada level
yang tinggi menghasilkan kewaspadaan yang meningkat, alir pikiran yang lebih jernih dan lebih
cepat, konsentrasi yang meningkat, dan koordinasi tubuh yang lebih baik. Kafein juga digunakan
dengan ergotamine dalam pengobatan migraine dan sakit kepala, dan juga untuk mengatasi rasa
kantuk yang disebabkan oleh antihistamin (Sarker dan L.Nahar, 2009).
Farmakodinamik Kafein
Kafein mempunyai efek relaksasi otot polos, terutama otot polos bronchus, merangsang
susunan saraf pusat, otot jantung, dan meningkatkan dieresis (Farmakologi UI, 1995).
a. Jantung
Kadar rendah kafein dalam plasma akan menurunkan denyut jantung, sebaliknya kadar kafein
dan teofilin yang lebih tinggi menyebabkan tachicardi, bahkan pada individu yang sensitif
mungkin menyebabkan aritmia yang berdampak kepada kontraksi ventrikel yang premature.
b. Pembuluh darah
Kafein menyebabkan dilatasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah koroner dan pulmonal,
karena efek langsung pada otot pembuluh darah
c. Sirkulasi Otak
Resistensi pembuluh darah otak naik disertai pengurangan aliran darah dan O2 di otak, ini
diduga merupakan refleksi adanya blokade adenosineoleh Xantin
d. Susunan Saraf Pusat
Kafein merupakan perangsang SSP yang kuat. Orang yang mengkonsumsi kafein tidak terlalu
merasa kantuk, tidak terlalu lelah, dan daya pikirnya lebih cepat serta lebih jernih. Tetapi,
kemampuannya berkurang dalam pekerjaan yang memerlukan koordinasi otot halus (kerapian),
ketepatan waktu atau ketepatan berhitung. Efek diatas timbul pada pemberian kafein 82-250 mg
(1-3 cangkir kopi).
e. Diuresis
Kafein dapat menyebabkan diuresis dengan cara meninggikan produksi urin atau menghambat
reabsorbsi elektrolit ditubulus proksimal. Akan tetapi efek yang ditimbulkan sangat lemah.
Farmakologi Kafein
Kafein adalah stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan secara baik
untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat
kewaspadaan sehingga rasa ngantuk dapat ditekan. Kafein juga merangsang sistem saraf pusat
dengan cara menaikkan tingkat kewaspadaan, sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan
koordinasi badan menjadi lebih baik (Ware, 1995).
Konsumsi kafein secara rutin dapat menyebabkan terjadinya toleransi. Tanda-tanda dan
gejala-gejala dari konsumsi kafein secara berlebihan antara lain kecemasan, insomnia, wajah
memerah, dieresis, gangguan saluran cerna, kejang otot, berbicara bertele-tele, takikardia,
aritmia, peningkatan energy dan agitasi psikomotor. Kafein dapat berinteraksi dengan
siprofloksasin dimana mengakibatkan terjadinya penurunan metabolism hepatic kafein sehingga
efek farmakologi kafein dapat meningkat (Sukandar dkk, 2008).
Farmakokinetik Kafein
Kafein diabsorpsi secara cepat pada saluran cerna dan kadar puncak dalam darah dicapai
selama 30 hingga 45 menit (Sukandar dkk, 2008). Pada orang dewasa yang sehat jangka waktu
penyerapannya adalah 3-4 jam, sedangkan pada wanita yang memakai kontrasepsi oral waktu
penyerapan adalah 5-10 jam. Pada bayi dan anak memiliki jangka waktu penyerapan lebih
panjang (30 jam). Kafein dapat melewati plasenta dan lapisan darah-otak dikarenakan sifatnya
yang hidrofobik (Albina et al, 2002).
Kafein diuraikan dalam hati oleh sistem enzim sitokhrom P 450 oksidasi
kepada 3 dimethilxanthin metabolik, yaitu :
a. Paraxanthine (84%), mempunyai efek meningkatkan lipolisis, mendorong pengeluaran
gliserol dan asam lemak bebas didalam plasma darah
b. Theobromine (12%), melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan volume urin.
Theobromine merupakan alkaloida utama didalam kokoa (coklat)
c. Theophyline (4%), melonggarkan otot saluran pernafasan, digunakan pada pengobatan asma.
Hati merupakan tempat utama dalam proses metabolisme kafein. Masing masing dari
hasil metabolisme ini akan dimetabolisme lebih lanjut dan akan dikeluarkan melalui urin
(Stavric dan Gilbert 1990, Arnaud 1999).
Waktu paruh eliminasi berkisar antara 3 -7 jam dan dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, meliputi jenis kelamin, usia, penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan dan merokok. Telah
dilaporkan bahwa waktu paruh kafein pada wanita lebih singkat dibandingkan dengan laki-laki
(Nawrot et al, 2003).
kegunaan kafein
Manfaat kafein tidak sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa penelitian telah menemukan
hubungan antara peminum kopi dan menurunkan potensi untuk timbulnya diabetes tipe 2,
penyakit Parkinson, dan demensia. Menurut penelitian, peminum kopi juga mungkin memiliki
lebih sedikit kasus kanker tertentu,misalnya kanker payudara, masalah irama jantung, dan stroke.
Kafein meningkatkan kesadaran mental. Kafein juga meningkatkan jumlah adrenalin dalam
tubuh, menyebabkan detak jantung berdetak lebih cepat, Kafein hanya memberi tubuh dorongan
umum, dan dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh ketika tubuh lelah.
Inilah manfaat dari kafein lainnya:
-Mencegah gigi berlubang
-Mengurangi derita sakit kepala