Waktu :
Tempat :
Diajukan Oleh :
Kepada
KENDARI
2020
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT EKSTRAK BATANG
KADUDI NDOKE DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS ( KLT)
Diajukan Oleh :
Kepada
KENDARI
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN SAMPUL………………………………………………….. i
HALAMAN JUDUL.................................................................................. ii
BAB I.PENDAHULUAN……………………………………………….. vi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
keanekaragaman hayati sangat besar sekali, sekitar 80% penduduk terutama disekitar
optimal baik tumbuhan maupun hewan untuk menjaga kesehatan dan pengobatan
(Chairu dkk, 2003). Ada banyak pengobatan dengan bahan alam sebagai solusi untuk
mengatasi berbagai penyakit salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan
herbal (Kardinan dan kusuma,2004). Salah satu tumbuhan yang telah digunakan
muna Sulawesi tenggara. Kadudi ndoke ini digunakan masyarakat muna secara
lingkungan tempatnya berada. Senyawa metabolit sekunder yang pada umum terdapat
tannin(Harborne, 1987).
komponen diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak yang berbeda tingkat
pendahuluan tentang senyawa metabolit kandudi ndoke ini. Berdasarkan uraian diatas
bahwa tanaman kandudi ndoke sudah banyak dimanfaat dalam pengobatan secara
empiris dimasyarakat muna Sulawesi tenggara maka peneliti tertarik melakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi diri sendiri, menambah pengetahuan dan keahlian terhadap proses identifikasi
A. Rujukan Penelitian
Penelitian yang menjadi rujukan atau referensi dalam penelitian ini antara lain
adalah :
sirsak memiliki gugus fungsi OH, C-H alifatik, C=O, C=C aromatic, CH 3 C-O
lapis tipis ekstrak tanaman patikan kebo(Euphorbia hirta L.) diperoleh hasil
a. Morfologi
kecoklatan, tekstur keras dan memiliki daun yang lonjong berbentuk hati.
b. Kandungan kimia
saponin.
c. Manfaat
tinggi serta memiliki struktur yang relatif sama disetiap organisme, seperti
primer juga merupakan bahan yang diproduksi oleh alam, namun secara umum
tidak disebut sebagai bahan alam, dan lebih dekat sebagai nutrisi atau bahan
pangan (foods) (Nugroho, 2017). Adapun ciri-ciri dari metabolit primer menurut
1) Terlibat langsung dalam fungsi fisiologis normal seperti protein dan enzim.
4) Berat molekul (BM) dari kecil dalam bentuk monomer hingga sangat besar
bahan alam yang dapat didefinisikan sebagai senyawa dengan berat molekul
diri, perlawanan terhadap penyakit atau kondisi kritis, ataupun berperan sebagai
hormon (Nugroho, 2017). Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan
melalui beberapa jalur biosintesis yang bersumber atau berawal dari metabolit
primer yang merupakan hasil proses fotosintesis. Berikut gambar jalur biosintesis
mikro molekul.
1) Alkaloid
nitrogen, yaitu 1 atau 2 atom nitrogen. Alkaloid sering beracun bagi manusia
dan mempunyai efek fisiologis yang menonjol, sehingga sering digunakan
ditemukan dalam molekul alkaloid dan reaksi yang terjadi untuk pengikatan
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,
kristal, seringkali mempunyai titik leleh tinggi dan aktif optik yang umunya
paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid yang mempunyai gugus
hidroksi. Selain dalam bentuk bebasnya, sterol juga sering dijumpai sebagai
glikosida atau sebagai ester dengan asam lemak. Glikosida sterol sering
3) Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah didteksi lebih
dari 90 genus pada tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula
mempunyai satuan gula sampai 5 dan komponen yang umum ialah asam
(Harborne, 1987).
Glikosilasi biasanya terjadi pada posisi C3. Saponin adalah senyawa yang
dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air (karena sifatnya yang
saponin dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam bentuk larutan
yang sangat encer, saponin sangat beracun untuk ikan (Endarini, 2016).
4) Fenol
cincin aromatik dengan satu atau 2 gugus hidroksil. Fenol cenderung mudah
larut dalam air karena berikatan dengan gula sebagai glikosida atau terdapat
dalam vakuola sel (Harborne, 1987). Sebagian besar senyawa organik bahan
alam adalah senyawa aromatik yang disebut fenol. Dari segi biogenetik,
senyawa fenol pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis utama. Yang
pertama adalah senyawa fenol yang berasal dari jalur asetat malonat.
Ditemukan juga golongan senyawa fenol lain yang berasal dari kombinasi
senyawa fenol yang berasal dari jalur sikhimat yang utama adalah
5) Kuinon
seperti kromofor dasar pada benzokuinon, yang terdiri dan 2 gugus karbonil
yang terdiri dari 2 gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap
mungkin secara in vivo terdapat dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai
glikosida atau dalam bentuk kuinon tanpa warna dan terkadang juga dalam
larut sedikit dalam air, tetapi umunya kuinon lebih mudah larut dalam lemak
dan akan terdeteksi dari tumbuhan bersama-sama denan karatenoid dan
6) Flavanoid
warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam
beberapa jenis flavonoid yang bergantung pada tingkat oksidasi rantai propan,
ditambahkan zat basa atau amoniak warnanya akan berubah (Harborne, 1987).
7) Tanin
memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk
tanin yang sangat kompleks mulai dari pengendapan protein hingga penghelat
1992).
3. Uraian Ekstrak
a. Definisi Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh
campuran etanol dan air dapat dilakukan dengan cara maserasi atau
b. Jenis-jenis Ekstrak
1) Ekstrak cair, jika hasil ekstrak masih bisa dituang, biasanya kadar air
c. Definsi Ekstraksi
2) Pemilihan pelarut
d. Jenis-jenis ekstraksi
1) Maserasi
digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala
dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada
sel tanaman.
a) Digesti
d) Maserasi melingkar
2) Perkolasi
bagian bawah.
3) Soxhletasi
labu.
4. Penapisan fitokimia
sifat fisik dan kimia dari senyawa yaitu kecenderungan dari molekul untuk
a. Fase diam
dobbins,1983).
b. Fase gerak
dipisahkan(Waksmunda-hajnos,dkk.2008).
c. Penotolan sampel
d. Pengembangan
e. Metode deteksi
yakni secara kimia dan fisika. Cara kimia yang biasa digunakan adalah
dkk,2008).
Dari kromatogram diukur jarak migrasi dari masing-masing bercak dan
dibandingkan dengan jarak migrasi fase gerak. Nilai ini dikenal dengan istilah
factor retardasi(Rf).
Angka Rf antara 0,00 sampai dengan 1,00 dan ditentukan dalam dua
A. Jenis Penelitian
dengan model one-shot case study yaitu penelitian dengan perlakuan satu model,
B. Desain Penelitian
X O
Keterangan :
X = Treatment (perlakuan) terhadap ekstrak
O = Observasi hasil perlakuan melalui pengamatan hasil yang diperoleh,
pencatatan, penyimpulan.
Table 1 : Desain penelitian
No Pengujian Hasil
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak kadudi ndoke yang telah
diuapkan
Variabel terikat
Variabel bebas
Pengujian identitas kadudi ndoke,penapisan
Ekstrak batang kadudi ndoke fitokimia dan identifikasi senyawa metabolit
dengan metode KLT
F. Variabel Penelitian
2. Ekstrak batang kadudi ndoke adalah ekstrak cair yang diperoleh dari hasil
kualitatif yang terdiri dari reaksi pembentukan endapan dan reaksi warna
H. Prosedur Penelitian
Gelas ukur, Gunting, Kain flanel, Kertas saring, Lakban , Pipet tetes, Pipet
ndoke, Etanol 96%,Etil asetat, FeCl3 1%, FeCl3 5%, Gelatin 1%, HCl 2 N,
a. Pengambilan sampel
5) Deskripsi makroskopik
ditambahkan cairan penyari etanol 96% yang baru sebanyak 250 ml, lalu
diinginkan(Azahra, 2015)
e. Penapisan fitokimia
menggunakan plat siliki gel. Ekstrak dari sampel ditotolkan pada jarak ±
1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler, kemudian dikeringkan dan
15:6:1 dan 10:6:1). Setelah fase gerak naik sampai pada garis atas maka
b) jika timbul noda yang terdapat pada plat KLT berwarna hitam
b) jika timbul noda yang terdapat pada plat KLT berwarna merah
b) Jika timbul noda yang terdapat pada plat KLT berwarna coklat
dalam ekstrak.
b) Jika timbul noda yang terdapat pada plat KLT berwarna kuning
a. Sifat data
b. Sumber data
sekunder yaitu data yang berasal dari literatur yang digunakan sebagai
Data yang telah di analisa akan disajikan dalam bentuk tabel dan
e. Pengelolahan data
deskripsi organoleptik, uji kadar senyawa larut air, uji kadar senyawa
larut etanol dan identifikasi senyawa metabolit setelah itu data yang
Determinasi
sampel
Pembuatan
simplisia
1. Kadudi ndoke dicuci dengan air
mengalir
2. Dikecilkan ukuran dengan
perajangan
3. Dikeringkan dibawah sinar matahari
4. Dilakukan sortasi kering
Simplisia kadudi ndoke
Ekstrak kental
kesimpulan
Daftar pustaka
Volume 3, 165-172.
Hayati, E. K., Fasyah, A. G., Saadah.2010. fraksinasi dan identifikasi senyawa tannin
pada daun belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi L.) jurusan kimia fakultas sains
Yuda putu era sandhi kusuma, erna cahyaningsih dan niluh putu yuni.2017,
Ningsih dian riana,zusfahair dan dwi kartika. 2016, identifikasi senyawa metabolit
sekunder serta uji aktivitas ekstrak daun sirsak sebagai antibakteri. Vol 11.
101-111.