Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR PRAKTIK

1. Klik kortisol untuk menyiapkan kolom untuk pemisahan dan pengukuran kortisol.

2. Seret jarum suntik ke tabung pertama untuk mengisi jarum suntik dengan plasma yang
diisolasi dari pasien pertama.

3. Seret spuit ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tubing dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi kortisol dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.
4. Klik rekam data untuk menampilkan hasil Anda di kisi.

5. Klik bersih di bawah jarum suntik untuk menyiapkannya untuk sampel berikutnya.
Klik kolom bersih untuk menghilangkan sisa kortisol dari kolom.
6. Seret jarum suntik ke tabung kedua untuk mengisi jarum suntik dengan plasma yang
diisolasi dari pasien kedua.

7. Seret spuit ke injektor HPLC. sampel akan memasuki tubing dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi kortisol dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.
8. Klik rekam data untuk menampilkan hasil Anda di kisi.

9. Klik bersih di bawah jarum suntik untuk menyiapkannya untuk sampel berikutnya.
klik kolom bersih untuk menghilangkan sisa kortisol dari kolom.

10. Prosedur untuk sampel yang tersisa akan selesai secara otomatis. seret spuit ke tabung
ketiga untuk mengisi spuit dengan plasma yang diisolasi dari pasien ketiga. Ketika
konsentrasi kortisol untuk pasien ketiga dicatat dalam kotak, seret spuit ke tabung
keempat untuk mengisi spuit dengan plasma yang diisolasi dari pasien keempat.
Ketika konsentrasi kortisol untuk pasien keempat dicatat dalam kotak, seret jarum
suntik ke tabung kelima untuk mengisi alat pengering dengan plasma yang diisolasi
dari pasien kelima.
11. Klik ACTH untuk menyiapkan kolom untuk pemisahan dan pengukuran ACTH.

12. Seret jarum suntik ke tabung pertama untuk mengisi jarum suntik dengan plasma yang
diisolasi dari pasien pertama.
13. Seret spuit ke injektor HPLC. sampel akan memasuki tabung dan mengalir melalui
kolom. Konsentrasi ACTH dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor
HPLC.

14. Klik rekam data untuk menampilkan hasil Anda di kisi.


15. Klik bersih di bawah jarum suntik untuk menyiapkannya untuk sampel berikutnya.
klik kolom bersih untuk menghapus sisa ACTH dari kolom.

16. Seret jarum suntik ke tabung kedua untuk mengisi jarum suntik dengan plasma yang
diisolasi dari pasien kedua.
17. Seret spuit ke injektor HPLC. Sampel akan memasuki tubing dan mengalir melalui
kolom. konsentrasi ACTH dalam sampel pasien akan muncul di layar detektor HPLC.

18. Klik rekam data untuk menampilkan hasil Anda di kisi.


19. Klik bersih di bawah jarum suntik untuk menyiapkannya untuk sampel berikutnya.
klik kolom bersih untuk menghapus sisa ACTH dari kolom.

20. Produsen untuk sampel yang tersisa akan diselesaikan secara otomatis. seret spuit ke
tabung ketiga untuk mengisi spuit dengan plasma yang diisolasi dari pasien ketiga.
Ketika konsentrasi ACTH untuk pasien ketiga dicatat dalam gird, seret spuit ke
tabung keempat untuk mengisi spuit dengan plasma yang diisolasi dari pasien
keempat. Ketika konsentrasi ACTH untuk pasien keempat dicatat di grid, seret jarum
suntik dengan plasma yang diisolasi dari pasien kelima.
21. Menunjukkan apakah konsentrasi (kadar) kortisol dan ACTH untuk setiap pasien
tinggi atau rendah dengan menggunakan titik henti yang ditunjukkan pada tabel 4.2.
Klik baris pasien lalu klik tinggi atau rendah di sebelah kortisol dan ACTH.
HASIL PRAKTIKUM

PEMBAHASAN PRAKTIKUM
Kortisol adalah hormone yang disekresikan oleh korteks adrenal, kortisol sangat penting
dalam respon tbuh terhadap stress. Pengeluaran kortisol diatur oleh Adrenocoricotropic
hormone (ACTH), sebuah tropic hormone yang disekresikan oleh hipofisis anterior. Sekresi
ACTH distimulasi oleh Corticotropin Releasing Hormone (CRH), yang merupakan tropic
hormone yang disekresikan oleh hipotalamus.
Meningkatnya kortisol dalam darah dapat menyebabkan hiperkotisolisme yang merujuk pada
Sindrom Cushing’s jika disebabkan oleh tumor pada kelenjar adrenal. Sindrom Cushing’s
juga dapat menjadi Iatrogenic. Sindrom cushing’s juga dapat merujuk pada “diabetes steroid”
karena sindrom ini dapat menyebabkan hiperglikemia. Sebalikanya Penyakit Cushing’s
adalah hiperkotisolisme yang disebabkan oleh tumor pada pituitary anterior. Orang dengan
penyakit cushing’s mengalami peningkatan ACTH dan Kortisol.
Penurunan kortisol dalam darah, atau hiperkotisolisme dapat terjadi karena insufisiensi
adrenal. Insufisiensi adrenal disebut sebagai penyakit Addison’s, kadar kortisol yang rendah
disebabkan oleh kerusakan korteks adrenal.
Adrenocorticotropic Hormon (ACTH) disebut juga corticotropin/adrenocorticotropin
berfungsi merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan hormon steroid yaitu
glukokotikoid.
orticotropin-releasing hormone (CRH), juga disebut corticotropin-releasing factor (CRF),
adalah hormon peptida yang mengaktifkan sintesis dan pelepasan hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dari kelenjar pituitari. Dengan cara ini, CRH memengaruhi
respons kita terhadap stres, kecanduan, dan depresi, antara lain.
Hormon corticotropin-releasing hormone akan menstimulasi kalenjar pituitary anterior
merilis Hormon Adrenokortikotropik, Hormon tersebut akan menstimulasi adrenal cortex
akan mensekresi hormon Kortikosteroid. ACTH termasuk dalam kategori tropic hormone
Karena termasuk kelenjar anterior pituitary yang mengatur berbagai aktivitas tubuh.

JAWABAN SOAL DI PPT


Silahkan mulai Activity 4 dan tempelkan hasil praktikum Anda

SUMBER PHYSIO.EX DAN JAWABAN PADA PPT

Anda mungkin juga menyukai