Anda di halaman 1dari 27

LEARNING OBJECTIVE

SEKENARIO 5 BLOK 8

Amalia Maulidia Husna

2013010062
Learning Objective
◦ 1. Anatomi vena?
◦ 2. All about Varises,Ulcus diabetes, CVI, DVT?
◦ 3. Terapi pada pasien?
◦ 4. Pemeriksaan penunjang ?
1. Anatomi vena?
2. ALL ABOUT VARISES,ULCUS
DIABETES, CVI, DVT?
All about varises

• Definisi
Varises adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh peningkatanan tekananvena. Varises ini
merupakan suatu manifestasi yang dari sindrom insufiensi vena dimana padasindrom ini aliran darah dalam vena
mengalami arah aliran retrograde atau aliran balikmenuju tungkai yang kemudian mengalami kongesti.
• Epidemiologi
Prevalensi varises vena tungkai hingga 25 - 40 % dari wanita dan 10 ± 15 % dari pria. Diperkirakan keadaan ini
mempengaruhi hampir 15 ± 20% dari total orang dewasa, terjadi 2-3 kali lebih sering pada perempuan dari laki-
laki. Hamper setengah dari pasien memiliki riwayat keluarga penderita varises, di Eropa sekitar 50 % dari
penduduk dewasa. Angka ini mungkin lebih rendah dari penduduk Asia,namun angka statistik yang pasti
khususnya untuk Indonesia belum ada

◦ JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico


◦ Epidemiologi
Prevalensi varises vena tungkai hingga 25 - 40 % dari wanita dan 10 ± 15 % dari pria.
Diperkirakan keadaan ini mempengaruhi hampir 15 ± 20% dari total orang dewasa, terjadi 2-3 kali lebih sering
pada perempuan dari laki-laki. Hamper setengah dari pasien memiliki riwayat keluarga penderita varises, di Eropa
sekitar 50 % dari penduduk dewasa. Angka ini mungkin lebih rendah dari penduduk Asia,namun angka statistik
yang pasti khususnya untuk Indonesia belum ada.
• Faktor yang mempengaruhi
- Factor genetic / riwayat keluarga,
- Usia,
- Pola hidup (factor berdiri terlalu lama atau duduk lama ),
- Overweight / obesitas
- Konsumsi alkohol,
- Trauma dan faktor hormonal yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi timbulnya varises vena
tungkai

- JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico


• Tanda dan Gejala
- keluhan nyeri,
- kemerahan,
- rasa terbakar,
- gatal,
- kram,
- kejang otot betis serta pembengkakan ringan pada kaki.

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico


Ulkus Diabetikum

◦ Definisi
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien dengan diabetes
mellitus yang tidak terkontrol dengan baik. Biasanya akibat kontrol glikemik yang buruk, neuropati yang
mendasari, penyakit pembuluh darah perifer, atau perawatan kaki yang buruk. Ini juga merupakan salah
satu penyebab umum osteomielitis kaki dan amputasi ekstremitas bawah. Ulkus ini biasanya di area kaki
yang mengalami trauma berulang dan sensasi tekanan.
◦ Etiologi
Penyebab umum yang mendasari adalah kontrol glikemik yang buruk, kapalan, kelainan bentuk kaki,
perawatan kaki yang tidak tepat, alas kaki yang tidak pas, neuropati perifer yang mendasari dan sirkulasi
yang buruk, kulit kering

Singer AJ, Tassiopoulos, Kirsner RS. Evaluation and Management of Lower-Extremity Ulcers. N Engl J Med. 2018 Jan 18;378(3):302-303.
◦ Epidemiologi
Insiden tahunan ulkus kaki diabetik di seluruh dunia adalah antara 9,1 hingga 26,1 juta.Sekitar 15 sampai 25%
pasien dengan diabetes mellitus akan mengembangkan ulkus kaki diabetik selama hidup mereka.Karena jumlah
penderita diabetes yang baru didiagnosis meningkat setiap tahun, kejadian ulkus kaki diabetik juga pasti
meningkat.

Ulkus kaki diabetik dapat terjadi pada semua usia tetapi paling sering terjadi pada pasien diabetes melitus usia 45
tahun ke atas. Latin, Afrika Amerika, dan penduduk asli Amerika memiliki insiden tertinggi ulkus kaki di AS.

Armstrong DG, Boulton AJM, Bus SA. Diabetic Foot Ulcers and Their Recurrence. N Engl J Med. 2017 Jun 15;376(24):2367-2375
◦ Patofisiologi
diawali adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluhh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbai
perubahan pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak
kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus
Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabakan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor
aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan ulkus diabetikum. Awal proses
pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek pada saraf perifer, kolagen, keratindan suplai
vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban
terbesar. Neuropati sensoriperifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan
jaringan area kalus. Selanjutnya akan terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan
kulit dan menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan luka abnormal menghalangi
resolusi.Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan
closed space infection.Akhirnya sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteri sulit dibersihkan dan
infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya
◦ Faktor Risiko
1.Jenis kelamin
2.Lama penyakit DM
3.Neuropati
4.Peripheral Artery Disease
5.Perawatan kaki
CVI

◦ Definisi Chronic Venous Insufficiency (CVI) adalah gangguan aliran balik darah dari tungkai ke jantung. CVI
merupakan kondisi mengenai sistem vena ekstremitas bawah yang dapat menyebabkan berbagai patologi,
meliputi nyeri, bengkak, perubahan kulit, dan ulserasi. CVI terjadi jika katup vena tidak berfungsi dengan
baik dan terjadi gangguan sirkulasi darah pada vena tungkai.

Gambaran tungkai dengan CVI dan tungkai normal


• Epidemiologi
Prevalensi varises diperkirakan antara 5-30% populasi dewasa, lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan
pria (3:1), meskipun studi saat ini menunjukkan prevalensi lebih besar pada pria.2 The San Valentino Screening
Project menemukan bahwa di antara 30.000 subjek yang dinilai secara klinis dan ultrasonografi duplex,
prevalensi varises sebesar 7% dan CVI simptomatik 0,86%. Dari Framingham Heart Study diperkirakan bahwa
insiden tahunan varises pada perempuan 2,6% dan pada pria 1,9%
• Faktor Risiko
- Usia (di atas 30 tahun)
- Jenis kelamin
- Riwayat varises dalam keluarga
- Obesitas
- Riwayat cedera tungkaifaktor lingkungan atau perilaku terkait dengan CVI, seperti berdiri dan duduk terlalu
lama.
◦ Patofisiologi

Vena mempunyai daun katup untuk mencegah darah mengalir mundur (retrograde atau refluks aliran). Pompa vena
otot tungkai mengembalikan darah ke jantung. Jika pembuluh darah menjadi varises, katup vena tidak berfungsi
lagi (inkompetensi katup).

Kegagalan katup dapat primer akibat kelemahan dinding pembuluh darah atau daun katup yang sudah ada,
sekunder terhadap cedera langsung, flebitis superfisial, atau distensi vena berlebihan akibat efek hormonal atau
tekanan yang tinggi.
Manifestasi klinis
◦ Faktor resiko

Faktor risiko terkait CVI meliputi usia (di atas 30 tahun), jenis kelamin, riwayat varises dalam keluarga, obesitas,
kehamilan, menopause, flebitis, dan riwayat cedera tungkai.
◦ Diagnosis

CVI terutama didiagnosis dengan pemeriksaan fisik. Akurasi pemeriksaan fisik dapat ditingkatkan dengan
bantuan alat Doppler, sehingga pemeriksan dapat mendengarkan aliran darah. Namun, pemeriksaan paling akurat
dan rinci adalah dengan venous duplex ultrasound yang dapat memberikan gambaran vena, sehingga adanya
hambatan akibat bekuan darah atau gangguan fungsi vena dapat dideteksi.
◦ Tatalaksana
Medikamentosa :
• Flavonoid
- Konservatif • Hesperidin

• Stoking kompresi - Edukasi :


• Menghindari berdiri lama
• Elevasi kaki • Saat duduk kaki harus diatas paha
- Pembedahan terbuka • Menghindari menyilang kaki
• BMI ideal
• Stripping • Terapi jalan
• Ligasi • Terapi kompresi
• Bypass vena dalam
- Bedah endovenous
• EVLA
• RFA
• Skleroterapi
• Cryoablasi
◦ Prognosis

Prognosis insufisiensi vena kronik tergantung dari bagaimana derajat penyakit dan apakah mendapat
penatalaksanaan yang adekuat. Hal ini karena insufisiensi vena kronik adalah penyakit yang bersifat
progresif dengan morbiditas tinggi bila hipertensi vena dan refluks tidak segera diatasi.
DVT

Definisi Trombosis Vena Dalam (DVT) merupakan penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh balik
(vena) sebelah dalam.Terhambatnya aliran pembuluh balik merupakan penyebab yang sering mengawali
TVD. Penyebabnya dapat berupa penyakit pada jantung, infeksi, atau imobilisasi lama dari anggota gerak.

Epidemiologi DVT terjadi pada kurang lebih 0,1% orang/tahun. Insidennya meningkat 30 kali lipat
dibanding dekade yang lalu. Insiden tahunan DVT di Eropa dan Amerika Serikat kurang lebih 50/100.000
populasi/tahun.
◦ Faktor Resiko DVT antara lain faktor demografi/lingkungan (usia tua, imobilitas yang lama), kelainan
patologi (trauma, hiperkoagulabilitas kongenital, antiphospholipid syndrome, vena varikosa ekstremitas
bawah, obesitas, riwayat tromboemboli vena, keganasan), kehamilan, tindakan bedah, obat-obatan
(kontrasepsi hormonal, kortikosteroid)
◦ Patogenesis Berdasarkan “Triad of Virchow”, terdapat 3 faktor yang berperan dalam patogenesis terjadinya
trombosis pada arteri atau vena yaitu kelainan dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah dan perubahan
daya beku darah. Trombosis vena adalah suatu deposit intra vaskuler yang terdiri dari fibrin, sel darah merah dan
beberapa komponen trombosit dan lekosit. Patogenesis terjadinya trombosis vena adalah sebagai berikut :
1. Stasis vena
2. Kerusakan pembuluh darah
3. Aktivitas faktor pembekuan

◦ Manifestasi klinis
Trombosis vena terutama mengenai vena-vena di daerah tungkai antara lain vena tungkai superfisialis, vena
dalam di daerah betis atau lebih proksimal seperti v poplitea, v femoralis dan v. iliaca.
◦ Keluhan dan gejala trombosis vena dalam dapat berupa :
1. Nyeri
2. Pembengkakan
3. Perubahan warna
4. Sindroma post-trombosis.

• Pengobatan trombosis vena diberikan pada kasus-kasus yang diagnosisnya sudah pastidengan menggunakan pemeriksaan yang objektif,
oleh karena obat-obatan yangdiberikan mempunyai efek samping yang kadang-kadang serius.Berbeda dengan trombosis arteri, trombosis
vena dalam adalah suatu keadaan yangjarang menimbulkan kematian. Oleh karena itu tujuan pengobatan adalah :
1.Mencegah meluasnya trombosis dan timbulnya emboli paru
2.Mengurangi morbiditas pada serangan akut
3.Mengurangi keluhan post flebitis
4.Mengobati hipertensi pulmonal yang terjadi karena proses trombo emboli.

Anda mungkin juga menyukai