Oleh :
Kinasih Wahyu Ningtyas1161050067
Adella Swethari Samosir 1161050242
Jessica Levina1261050028
Rangga Ivananda Darmawan 1261050037
Daniel Dionisius Sianipar 1261050043
Ni Komang Ayu Tamara 1261050049
Andi Athaya Tenri Ampareng 1261050065
Faras Afif Berlian 1261050089
Pembimbing:
dr. Gilbert W. Simanjuntak, Sp.M
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Warna memiliki makna dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan
organisme.Bukan hanya manusia tetapi juga binatang dan tumbuhan berkepentingan dengan
warna.Manusia dapat memanfaatkan warna baik untuk berbagai kepentingan kehidupan sehari-
hari maupun untuk menggali ilmu dan pengetahuannya.Warna dapat dilihat oleh manusia karena
Dalam kehidupan sehari-hari warna sering digunakan untuk menarik perhatian misalnya
di dalam dunia perdagangan, periklanan digunakan kombinasi warna agar suatu produk menjadi
warna agar dapat mengaburkan penglihatan musuh.Bahkan warna dan kombinasinya dapat
murung, sedih dan marah.Manusia menggunakan warna pakaian agar dapat menarik perhatian,
bahkan kombinasi warna yang digunakan untuk merias wajahpun yang sering digunakan
Dahulu orang memilih warna hanya berdasarkan kepada perasaannya saja, tetapi masa
sekarang dengan kemajuan teknologi memilih warna merupakan pengetahuan tersendiri yang
Di dalam teori warna dikenal istilah warna dasar yang terdiri dari merah, kuning dan biru,
warna ini disebut dengan warna primer.Selain istilah tersebut dikenal juga warna sekunder,
warna tersier, lingkaran warna, hue, warna monokromatis, warna analog, warna komplementer
dan warna kontras.Warna-warna tersebut sering dipilih oleh manusia untuk memenuhi “rasa”
Penglihatan warna merupakan salah satu fungsi visual yang sangat penting dalan
fungsi penglihatan warna yang normal. Pekerjaan-pekerjaan tertentu juga sangat membutuhkan
daya beda warna yang baik, misalnya pekerja yang berhubungan dengan sinyal warna, pelukis,
lukisan dengan warna yang sedikit banyak agak khas karena kompensasi pemberian warna.
Fenomena penglihatan warna normal telah dijelaskan secara singkat untuk memahami
Teori penglihatan warna telah lama diusulkan oleh Helmholtz. Menurut teori ini ada tiga
jenis kerucut di retina, yaitu kerucut merah,hijau dan biru. Masing-masing kerucut memiliki
absorbansi maksimum untuk warna merah, hijau, dan biru masing-masing, namun kurva
dalam persepsi warna dapat menyebabkan beberapa kerugian.Kekurangan dalam persepsi warna
Teori penglihatan warna telah lama dikemukakan oleh Young dan Helmholtz. Teori ini
mengatakan bahwa pada mata terdapat 3 macam konus, yaitu konus merah, hijau, dan biru, yang
berturut-turut mempunyai penyerapan maksimum untuk warna merah, hijau, dan biru. Di
samping itu ketiga konus mempunyai spektrum penyerapan yang tumpeng tindih.Teori ini telah
banyak di uji oleh Para ahli, dan teori ini merupakan teori penglihatan warna yang sampai
sekarang dianut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fotoreseptor yang terdiri dari sel-sel kerucut yang berfungsi untuk penglihatan warna, dan sel-sel
batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih dan penglihatan di dalam
gelap. Bila sel batang ataupun kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melalui lapisan sel
saraf yang berurutan dalam retina itu sendiri dan pada akhirnya ke dalam serabut nervus optikus
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya.Karena
adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip cincin dalam
aqueous humor.Iris memiliki berbagai bercak, garis yang bersifat unik bagi setiap
Sinar atau cahaya, adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket
energi yang dinamai foton yang berjalan dalam bentuk gelombang.Jarak antar dua puncak
elektromagnetik berkisar dari 10-14 m hingga 104 m. Selain memiliki panjang gelombang yang
bervariasi, energy cahaya juga bervariasi dalam intensitasnya, yaitu amplitudo atau tinggi
gelombang. Fotoreseptor di mata, hanya peka dalam panjang gelombang antara 400 dan 700
nm.Karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spectrum elektromagnetik total.Sinar
dari berbagai panjang gelombang dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-beda.
Baik sel batang maupun sel kerucut, mengandung bahan kimia yang akan terurai bila
terpajan cahaya dan akan merangsang serabut-serabut saraf yang berasal dari mata. Bahan kimia
peka cahaya dalam sel batang disebut rodopsin, sedangkan dalam sel kerucut disebut pigmen
Bila retina mendadak mendapatkan cahaya, akan terjadi hiperpolarisasi sementara. Pada
sel batang proses ini berlangsung selama lebih dari 1 detik dan mencapai puncaknya dalam
waktu kurang lebih 0,3 detik. Sedangkan dalam sel kerucut proses tersebut berlangsung 4 kali
Retina mengandung sel batang tiga puluh kali lebih banyak daripada sel kerucut (100 juta
sel batang dibandingkan dengan 3 juta sel kerucut per mata).Sel kerucut lebih banyak di macula
lutea dibagian tengah retina, sedangkan sel batang banyak terdapat dibagian perifer.Sel batang
memberi penglihatan hanya dalam bayangan abu-abu, sementara sel kerucut memberi
penglihatan warna.Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap cahaya, tetapi sel ini
memiliki ketajaman (kemampuan membedakan dua titik yang berdekatan) tinggi.Oleh karena itu,
sel kerucut digunakan untuk penglihatan siang hari, yang berwarna dan tajam.Sebaliknya sel
batang memiliki ketajaman rendah tetapi sensitivitasnya tinggi, sehingga sel ini berespon
Sensitivitas mata terhadap cahaya bergantung pada jumlah fotopigmen peka cahaya yang
ada di sel batang dan sel kerucut.Saat kita berpindah dari tempat terang ke gelap, rhodopsin yang
terurai sewaktu pajanan sinar matahari secara bertahap dibentuk kembali.Akibatnya, sensitivitas
mata perlahan meningkat sehingga dapat melihat di dalam keadaan yang gelap.Sebaliknya saat
kita berpindah dari tempat gelap ke tempat terang sel batang, yang sedemikian peka terhadap
cahaya, maka rhodopsin diuraikan sehingga fotopigmen sel batang tidak lagi dapat berespon
terhadap sinar.Selain itu, mekanisme adaptif sentral mengubah mata dari sistem batang ke sistem
kerucut.Dengan demikian hanya sel batang yang kurang peka yang digunakan untuk penglihatan
terang.(Sherwood)
Persepsi visual sangat dipengaruhi oleh struktur anatomi mata.Korneadan lensa bekerja
bersama seperti lensa kamera untuk memfokuskan bayangan sehingga dapat ditangkap oleh
retina yang terletak di belakang mata, yang bertindak seperti film pada kamera.Struktur-struktur
Bayangan yang masuk ke bola mata akan diproyeksikan ke retina. Retina merupakan
lapisan setipis lembaran jaringan yang terletak dibagian belakang bola mata berisi sel-sel
fotoreseptor seperti sel batang dan kerucut yang akan mengubah bayangan yang masuk menjadi
impuls-impuls saraf yang akan diteruskan ke otak. Di bagian inilah, proses penglihatan warna
berlangsung.
Terdapat bagian saraf retina yang terdiri dari tiga lapisan sel yang peka rangsang :
1. Lapisan paling luar (paling dekat dengan koroid) yang mengandung sel batang dan sel
kerucut,
3. Lapisan dalam sel ganglion. Akson-akson sel ganglion menyatu membentuk saraf optik,
yang keluar dari retina tidak tepat di bagian tengah. Titik di retina tempat saraf optik
keluar dan pembuluh darah berjalan disebut diskus optikus (Sherwood, 2011)
penting antara sel batang dan kerucut adalah fungsinya.Fungsi sel batang adalah untuk melihat
dalam kondisi kurang cahaya sedangkan sel kerucut bertugas untuk penglihatan dengan cahaya
yang cukup.Fovea terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci.Fovea sentralis dengan
diameter hanya 0,3 milimeter, hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel kerucut (Guyton dan Hall,
2010). Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, di sini fotoreseptornya adalah sel
kerucut, dan bagian retina paling tipis (Riordan-eva dan Witcher, 2010). Daerah tepat di sekitar
fovea, makula lutea juga memiliki konsentrasi sel kerucut yang tinggi dan ketajaman lumayan.
Namun, ketajaman makula lebih rendah daripada fovea, karena ada lapisan sel ganglion dan
bipolar di atasnya.
Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Segmen luar (paling dekat dengan koroid), bagian ini mendeteksi rangsangan cahaya.
Segmen ini, berbentuk batang pada sel batang dan kerucut pada sel kerucut,
2. Segmen dalam, yang terletak di bagian tengah fotoresetor. Bagian ini mengandung
3. Terminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan bagian interior mata, menghadap ke
sel bipolar. Bagian ini menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor karena stimulasi
kimiawi ketika diaktifkan oleh sinar.Perubahan yang dipicu oleh cahaya dan pengaktifkan
fotopigmen ini melalui serangkaian tahap menyebabkan terbentuknya potensial reseptor yang
akhirnya menghasilkan potensial aksi.Potensial aksi menyalurkan informasi ini ke otak untuk
pemprosesan visual.
2. Retinen, suatu turunan vitamin A yang terikat di bagian dalam molekul opsin. Retinen
Terdapat empat fotopigmen berbeda, satu di sel batang dan masing-masing satu di ketiga
jenis sel kerucut.Keempat fotopigmen ini menyerap panjang gelombang sinar yang berbeda-beda
(Sherwood, 2011).Bahan kimia yang peka cahaya dalam sel batang disebut rodopsin; tiga bahan
kimia peka cahaya dalam sel kerucut, disebut pigmen warna merah, hijau dan biru, mempunyai
komposisi sedikit berbeda dari rodopsin (Guyton dan Hall, 2010). Substansi rodopsin pada sel
batang merupakan kombinasi dari protein skotopsin dengan pigmen karotenoid retinal. Retinal
tersebut merupakan bentuk tipe khusus yang disebut 11-cis retinal.Bentuk cis retinal adalah
bentuk yang penting sebab hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan skotopsin agar
dapat bersintesis menjadi rodopsin. Prinsip-prinsip fotokimiawi pada siklus penglihatan rodopsin
dan penguraiannya oleh energi cahaya , yang sama pula dapat diterapkan pada pigmen sel
Retina mengandung sel batang 30 kali lebih banyak daripada sel kerucut (100 juta sel
batang dibandingkan 3 juta sel kerucut per mata).Sel kerucut lebih banyak di makula lutea pada
bagian tengah retina.Dari titik ini keluar, konsentrasi sel kerucut berkurang dan konsentrasi sel
batang meningkat.Sel batang paling banyak di perifer.Perbedaan antara sel batang dan sel
kerucut adalah sel kerucut memberi penglihatan warna sedangkan sel batang memberi
penglihatan hanya dalam bayangan abu-abu.Sel kerucut memiliki sensitivitas rendah terhadap
cahaya, “dinyalakan” hanya oleh sinar terang siang hari, tetapi sel ini memiliki ketajaman
untuk penglihatan siang hari, yang berwarna dan tajam.Sel batang memiliki ketajaman rendah
tetapi sensitivitasnya tinggi sehingga sel ini berespons terhadap sinar temaram malam hari
(Sherwood, 2011).
Setiap jenis sel kerucut sensitif terhadap panjang gelombang yang berbeda.Berdasarkan
sedangkan sel batang hanya terdiri dari satu tipe sel. Penamaan ini berdasarkan pada sensitivitas
sel terhadap panjang gelombang cahaya short wavelength, middle wavelength, dan long
wavelength.
a. 420 nm: sel kerucut biru atau "S" kerucut untuk panjang gelombang pendek (short-
wavelength light),
b. 530 nm: sel kerucut hijau atau "M" kerucut untuk panjang gelombang menengah (middle-
wavelength light),
c. 560 nm: merah kerucut atau " L" kerucut untuk gelombang panjang (long-wavelength
Ada juga yang menamakan panjang gelombang ini sebagai RGB (red, green, dan blue)
namun, penamaan SML dirasa lebih tepat. Pada sel kerucut, terdapat 3 tipe yang menampilkan
warna, sedangkan sel batang hanya satu macam, menunjukkan bahwa sel batang tidak mampu
mengidentifi kasi warna.Sel S tersebar merata pada seluruh retina, namun tidak terdapat di
1. Teori trikromatik
Pada teori ini, dikenal 3 reseptor yang sensitive terhadap 3 spektrum warna yaitu merah, hijau,
dan biru. Gambaran warna muncul karena rasio signal dari 3 reseptor warna yang dikirim ke otak
dibandingkan sampai menampilkan warna. Teori trikromatik ini tidak diragukan, tetapi tidak
transmisi ke otak.
Hering mengajukan teori lawan warna dengan observasinya meliputi penampilan warna,
kontras warna, foto setelah jadi, dan defi siensi penglihatan warna. Hering mencatat
penemuannya bahwa warna tertentu tidak terjadi secara bersamaan, contohnya kemerahan-
kehijauan dan kekuningankebiruan. Hering menemukan bahwa kontras warna ikut berpengaruh
Teori ini bertentangan dengan teori trikromatik. Teori ini menyatakan bahwa warna yang
diterima di reseptor warna dikirim ke retina untuk diubah sinyalnya dan baru dikirim ke otak
Penglihatan warna, presepsi berbagai warna, bergantung pada berbagai rasio stimulasi
ketiga tipe sel kerucut terhadap bermacam-macam panjang gelombang tertentu dari sinar yang
matahari, api, dan lampu pijar, mengeluarkan cahaya, tetapi bagaimana bias melihat benda
seperti kursi, pohon, dan orang yang tidak mengeluarkan cahaya? Pigmen- pigmen di berbagai
benda secara selektif menyerap panjang gelombang tertentu sinar yang sampai kepada mereka
dari sumber cahaya, dan panjang gelombang yang tidak diserap dipantulkan dari permukaan
benda.Berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang memungkinkan untuk melihat benda- benda
tersebut.Panjang gelombang ini juga merupakan panjang gelombang untuk puncak sensitivitas
cahaya untuk setiap tipe sel kerucut, yang dapat mulai digunakan untuk menjelaskan bagaimana
retina dapat membedakan warna (Guyton dan Hall, 2010). Misalnya panjang gelombang yang
terlihat sebagai biru tidak merangsang sel kerucut merah atau hijau sama sekali tetapi
merangsang sel kerucut biru secara maksimal( presentase stimulasi maksimal untuk sel kerucut
merah, hijau, dan biru masing-masing adalah 0:0:100). Sensasi kuning, sebagai perbandingan,
berasal dari rasio stimulasi 83:83:0, dengan sel kerucut merah dan hijau masing-masing
dirangsang hingga 83% maksimal, sementara sel kerucut biru tidak sama sekali. Rasio untuk
hijau adalah 31:67:36, dan demikian seterusnya, dengan berbagai kombinasi menghasilkan
sensai warna yang berbeda-beda. Putih adalah campuran semua panjang gelombang cahaya,
Derajat eksitasi masing-masing sel kerucut terkode dan ditransmisikan dalam jalur-jalur
dengan menyertakan obyek dalam perbandingan dengan latar belakangnya.Karena itu konsep
warna berada dalam konsep pikiran masing-masing. Sebagian besar dari subjek yang berbeda
dapat sepakat tentang warna apa yang dilihat karena memiliki jenis sel kerucut yang sama seta
tersebut.Namun kadang-kadang seseorang tidak memiliki sel kerucut jenis tertentu, sehingga
penglihatan warna mereka adalah produk diferensial dari hanya dua jenis sel kerucut, suatu
keadaan yang dinamai buta warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini tidak saja
mempresepsikan warna secara berbeda, tetapi mereka juga tidak mampu membedakan antara
Bila panjang gelombang elektromagnetik yang diterima terletak di antara kedua pigmen
sel kerucut, maka akan terjadi penggabungan warna (Ilyas, 2008). Masukan-masukan warna
tersebut di kombinasikan dan diproses pada pusat penglihatan warna di korteks penglihatan
primer pada otak dan inilah yang akan menghasilkan presepsi warna (Sherwood, 2011).
BAB III
KESIMPULAN
Pengelihatan warna merupakan salah satu fungsi visual yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu fungsi bagian pada mata yang dapat memberikan warna yaitu
pada Retina. Retina mengandung fotoreseptor yang terdiri dari sel-sel kerucut yang berfungsi
untuk pengelihatan warna, dan sel-sel batang terutama berfungsi untuk pengelihatan hitam dan
putih dalan dalam gelap. Bila sel batang ataupun kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan
melalui lapisan sel saraf yang berurutan dalam retina itu sendiri dan pada akhirnya ke dalam
Bila panjang gelombang elektromagnetik yang diterima terletak di antara kedua pigmen
sel kerucut, maka akan terjadi penggabungan warna (Ilyas, 2008). Masukan-masukan warna
tersebut di kombinasikan dan diproses pada pusat penglihatan warna di korteks penglihatan
primer pada otak dan inilah yang akan menghasilkan presepsi warna (Sherwood, 2011).
Teori penglihatan warna telah lama diusulkan oleh Helmholtz. Menurut teori ini ada tiga
jenis kerucut di retina, yaitu kerucut merah,hijau dan biru. Masing-masing kerucut memiliki
absorbansi maksimum untuk warna merah, hijau, dan biru masing-masing, namun kurva
dalam persepsi warna dapat menyebabkan beberapa kerugian.Kekurangan dalam persepsi warna
dikenal sebagai buta warna. Pada Penderita buta warna mereka pada uumumnya tidak mampu
adalah produk diferensial dari hanya dua jenis sel kerucut, suatu keadaan yang disebut sebagai
buta warna. Orang dengan gangguan penglihatan warna ini tidak saja mempresepsikan warna
secara berbeda, tetapi mereka juga tidak mampu membedakan antara merah dan hijau.
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang mekanisme pengelihatan warna yaitu
Teori Trikromatik (3 reseptor yang sensitive terhadap 3 spektrum warna yaitu merah, hijau, dan
biru dan langsung transmisi ke otak), Teori Hering’s opponent colors (warna tertentu tidak
modern opponent colors (warna yang diterima di reseptor warna dikirim ke retina untuk diubah
sinyalnya dan baru dikirim ke otak, Teori ini bertentangan dengan teori trikromatik).
Teori penglihatan warna telah lama dikemukakan oleh Young dan Helmholtz. Teori ini
mengatakan bahwa pada mata terdapat 3 macam konus, yaitu konus merah, hijau, dan biru, yang
berturut-turut mempunyai penyerapan maksimum untuk warna merah, hijau, dan biru. Di
samping itu ketiga konus mempunyai spektrum penyerapan yang tumpeng tindih.Teori ini telah
banyak di uji oleh Para ahli, dan teori ini merupakan teori penglihatan warna yang sampai
sekarang dianut.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA