Anda di halaman 1dari 2

Dermatom

(Christian Budiman 1301-1207-0009) Adalah daerah kulit tertentu yang dipersarafi oleh saraf sensible yang berasal dari satu segmen. Fungsi: Untuk menentukan tingginya tempat lesi di medula spinalis. Gangguan sensibilitas yang mengikuti pola dermatom mencerminkan lesi sentral (segmental/radikuler).

Untuk mendeteksi kelainan, perlu terdapat hilangnya beberapa radiks yang berdektan supaya timbul defisit sensorik berdasarkan dermatom. Hal ini disebabkan area yang dipersarafi oleh tiap-tiap dermatom saling tumpang tindih satu sama lain.

Pada orang dewasa medula spinalis lebih pendek dari columna spinalis vertebrae. Hal ini dikarenakan pada saat embrio pertumbuhan vertebrae lebih cepat dari medula spinalis. Akibatnya segmen medulla spinalis tidak sama tinggi dengan vertebrae yang bersangkutan. Ujung kranial medula spinalis terdapat setinggi tepi atas tulang atlas, dan kaudalnya setinggi vertebrae lumbal I-II. Untuk memudahkan dapat dipergunakan rumus sebagai berikut: Segmen Medspin Cervical setinggi Vertebrae Cervical 1 Segmen Medspin Thoracal setinggi Vertebrae Thoracal 2 Segmen Medspin Thoracal 12 dan Lumbosacral setinggi Vertebrae Thoracal 12 hingga Lumbal I

Saraf spinal terdiri dari 30 pasang saraf perifer kanan dan kiri yaitu: Cervical: 8 pasang Thoracal: 12 pasang Lumbal: 5 pasang Sacral: 5 pasang Serat yang membentuk saraf perifer berasal dari berbagai radiks. Jika saraf mengalami kerusakan, serat yang mempersarafi satu bagian dari dermatom, tidak dapat bergabung dengan saraf yang mensuplai dari bagian lain dari dermatom, karena seratserat tersebut berjalan dalam saraf perifer yang berbeda. Akibatnya, hilangnya sensorik yang disebabkan oleh kerusakan saraf perifer memperlihatkan pola yang sangat berbeda dengan kerusakan radiks spinalis. Tumpang tindih daerah sensorik dari saraf yang berdekatan, agak terbatas dibandingkan degan tumpang tindih daerah sensorik radikuler. Keadaan ini sangat mepermudah deteksi adanya ganguan sensorik. Pada daerah dermatomik, regio untuk sensasi raba tumpang tindihnya lebih besardaripad untuk sensasi nyeri. Oleh karena itu, kerusakan hanya satu atau dua radiks, akan menyebabkan penurunan senstivitas raba yang sukar dikenal, sedangkan penurunan sensitivitas nyeri dan suhu, lebih mudah ditemukan. Sehingga pada kecurigaan akan kerusakan radiks, seseorang perlu meneliti dengan cermat adanya hipalgesia atau analgesia.

Jika saraf perifer rusak, daerah hipestesia umumnya lebih besar daripada hipalgesia. Oleh karena itu hipestesia lebih mudah dikenal. Yang menjadi sulit adalah membedakan gangguan sensorik oleh lesi radikuler C8 dari gangguan sensorik yang disebabkan kerusakan saraf ulnaris dan gangguan sensorik lesi radikuler L5 sampai S1 dari gangguan sensorik yang disebabkan kerusakan nervus peronealis. Setiap saraf perifer memiliki daerah yang pasti untuk mengidentifikasi kerusakan saraf melalui pemeriksaan yang cermat.

Anda mungkin juga menyukai