Anda di halaman 1dari 19

15

PROPOSAL PENYULUHAN TENTANG ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK


ELEKTRIK

A. Latar belakang

Rokok merupakan masalah kesehatan dunia. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia (2011) menjelaskan lebih dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan
perokok dan terpapar asap rokok atau sebagai perokok pasif. Laporan WHO terbaru tahun
2011 prevalensi perokok usia 10 tahun ke atas di Indonesia sebesar 46,8% pada laki-laki
dan 3,1% pada perempuan, dengan jumlah perokok mencapai 62,8 juta dimana 40 persen
di antaranya berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah (Kemkes RI, 2015).
Rokok elektrik (vape) adalah alat yang berfungsi untuk mengubah zat-zat kimia
menjadi uap dan mengalirkannya ke paru-paru, di mana zat kimia tersebut merupakan
campuran zat seperti nikotin dan propylene glicol (Kemkes RI, 2014). Rokok elektrik
(vape) terdiri dari 3 bagian yaitu baterai, atomizer (bagian yang memanaskan dan
menguapkan nikotin), dan catridge (berisi larutan nikotin). Kandungan yang terdapat
dalam rokok elektrik (vape) yaitu berupa nikotin, propylene glicol, gliserol, air, dan
berbagai bahan perasa (BPOM, 2015).
Bulen (2011: 2017) menjelaskan bahwa rokok elektronik terlihat seperti rokok
tembakau, namun tidak mengandung tembakau. Sebagai gantinya, mereka terdiri dari
selubung logam di mana pembawa energi bertenaga baterai menghasilkan uap untuk
menghirup dari selubung yang mengandung humektan (propilen glikol atau gliserol),
flavours, nikotinorinasease dari obat lain (rimonabant, amino-tadala fill). Rokok elektrik
merupakan rokok yang terdiri dari baterai, alat penyemprot dengan elemen pemanas, dan
peluru yang berisis nikotin dan perasa. Saat dipanaskan alat itu mengeluarkan aerosol
dan uap air dari pemanas (Bushore & Pizacani, 2014: 2). Forbes (2016: 4) menjelaskan
bahwa rokok elektronik atau vaporizers adalah perangkat elektronik yang sangat
sederhana yang menggunakan baterai yang dapat diisi ulang untuk menyalakan elemen
pemanas (koil) yang memanaskan eliquid menjadi uap tidak beracun untuk dihirup.
Di peredaran, rokok elektronik identik dengan istilah vape, personal vaporizer (PV),

e-cigs, vapor, electrosmoke, green cig, smartcigarette, dll. Cairan isi dalam katrid

diistilahkan e-juice, e-liquid, dll. Sementara aktivitas merokok


dengan menggunakan rokok elektronik diistilahkan dengan vaping. Sedangkan menurut

National Institute on Drug Abuse (2018: 1) menerangkan rokok elektrik (vape) terdiri dari

empat komponen yang berbeda, termasuk katrid yang berisi larutan cair berupa nikotin,

perasa, dan bahan kimia lainnya, elemen panas (alat penyemprot), baterai, dan corong yang

biasanya digunakan sebagai alat penghisap.

Kandungan dalam rokok elektrik (vape) berbeda-beda, namun pada

umumnya berisi larutan yang terdiri dari 4 jenis campuran yaitu nikoin, propilen, glikol, air,

dan flavoring (perisa). Kandungan kadar nikotin dalam liquid rokok elektrik bervariasi,

yaitu dari kadar rendah sampai kadar kadar tinggi. Namun, seringkali kadar nikotin yang

tertera pada label tidak sesuai secara signifikan dari kadar yang sebenarnya (BPOM, 2015:

4).

Propelin glikol yang terdapat pada cairan rokok elektrik (vape) merupakan suatu zat

dalam kepulan asap buatan yang biasanya dibuat dengan “fog machine” diacara panggung

treatikal atau disebut juga antifrezee, pelarut obat dan pengawet makanan (BPOM, 2015:

4). Beberapa senyawa yang berbahaya lainnya yang ditemukan antara lain:

1. Tobacco-specific nitrosamine (TSNAs).

2. Diethylene glycol (DEG).

3. Logam: partikel timah, perak, nikel, aluminium, dan kromium di dalam uap rokok

elektrik dengan ukuran yang sangat kecil (nano-partikel) sehingga dapat sangat mudah

masuk ke dalam saluran napas di paru-paru.

4. Karbonil: karsinogen potensial antara lain formaldehida, asetaldehida, dan akrolein.

Juga senyawa organik volatil (VOCs) seperti toluena dan pm-xylene.

5. Zat lainnya: kumarin, tadalafil, rimonabant, serat silika.


Rokok konvensional adalah jenis rokok yang paling banyak dikonsumsi di
kalangan masyarakat. Asap rokok konvensional diketahui mengandung kurang lebih
sejumlah 4000 jenis bahan kimia berbahaya, antara lain karbon monoksida, nitrogen
oksida, nitrosamin, nitrosopirolidin, formaldehid, piridin, benzopirin, nikel, arsen,
nikotin, fenol dan tar. Zat-zat tersebut diketahui merupakan substansi berbahaya yang
dapat mencederai jaringan paru.
Tiap tahunnya jumlah perokok semakin meningkat. Jumlah perokok di seluruh
dunia meningkat hamper 1 miliar orang dan sejumlah negara termasuk Indonesia dan rusia
lebih dari separuh jumlah penduduk laki-laki merokok setiap hari. Peningkata jumlah
perokok terjadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk yang meningkat 2 kali lipat
selama 50 tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru ini, jumlah perokok di seluruh dunia
meningkat hamper 250 juta orang (Marie,2014).
Kandungan Rokok Konvensional Nikotin
Kandungan terbesar pada rokok tembakau yaitu nikotin.
Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana
tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat
adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan dan efek kecanduan.16 Nikotin pada
asap rokok yang berasal dari rokok non filter lebih besar daripada rokok
yangssss mempunyai filter.
1. Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika
yangn bersifat karsinogenik. Senyawa hidrokarbon aromatik (benzena) secara
kronik dapat menghasilkan pengaruh toksik terhadap sumsum tulang yang
menimbulkan anemia aplastik, leukopenia, pansitopenia atau trombositopenia

Karbonmonoksida (CO) merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat
pada rokok dengan kandungan 2-6%. CO pada paru-paru mempunyai afinitas dengan
hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dibandingkan dengan afinitas yang terdapat pada
HbO2, sehingga setiap menghirup asap tembakau sel darah merah akan semakin
kekurangan O2 karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2. Hal ini disebabkan karena
tidak terdapatnya filter yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari rokok.
Di dalam asap tembakau terdeteksi setidaknya terdapat beberapa logam berat
diantaranya nikel, arsen, kadmium, kromium, dan timbal. Arsenik sendiri merupakan
asam kuat yang dapat menimbulkan kematian. Kini kadar arsen dalam tembakau semakin
tinggi akibat penggunaan pestisida berbahan aktif arsen. Kadmium juga terdapat dalam
pupuk fosfat yang diaplikasikan pada tembakau.
Rerata batang rokok yang di hisap per hari penduduk Indonesia umur 10 tahun
adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Proposi terbanya perokok aktif setiap hari paa
umur 30-34 tahun sebesar 33,4%, pada laki-laki lebih banyak dari pada perokok
perempuan (47,5% banding 1,1%) (Riskesdas,2013
1

Rokok konvensional yang dibakar berdampak negatif bagi tubuh.


Beberapa tahun terakhir, banyak dari perokok yang beralih ke rokok
elektrik. Rokok elektrik yang biasa disebut vape ini diklaim mampu
membantu pecandu rokok tembakau untuk mulai berhenti merokok.
Bahkan, ada yang percaya rokok elektrik dapat menghindari risiko
penyakit jantung dan kanker seperti pada penggunaan rokok tembakau.
Rokok elektrik dirancang untuk menghantarkan nikotin pada
perokok dalam bentuk uap, pertama kali dipasarkan di Cina pada tahun
2004.2 Penyebarannya sangat cepat, pada tahun 2011 di Amerika sekitar
21% orang dewasa yang merokok sigaret konvensional juga telah
menggunakan rokok elektrik.
Perokok konvensional mempunyai risiko sama dengan perokok
lainnya jika memakai merek rokok yang sama, tapi tiap perokok rokok
elektrik mempunyai resiko berbeda dengan perokok elektrik lainnya. Hal
ini disebabkan karena banyaknya merek produk (kurang lebih 500)
dengan 8000 bahan aroma (flavours) yang berbeda-beda.3 Risiko tidak
hanya tergantung dari merek atau batch rokok elektrik, tapi tergantung
aroma, pemanasan dan kebersihan rokok elektrik, dan faktor perokok itu
sendiri.
Rokok elektrik makin popular sebagai pengganti rokok konvensional
dengan persepsi sebagai alternatif yang aman.3 Persepsi umum yang
menganggap rokok elektrik tidak berisiko adalah tidak benar karena
banyaknya komposisi cairan dalam rokok elektrik.
Kandungan rokok elektrik (e-cigarettes):
1. Golongan glikol antara lain propilen glikol dan gliserin.

2. Nikotin dengan berbagai kadar.

3. Partikel-partikel halus, dimana partikel yang berdiameter lebih kecil


dari 2,5 mikrometer (PM2,5) dapat meningkatkan resiko penyakit
jantung, paru-paru dan asthma.
4. Logam-logam antara lain kadmium, air raksa, timbal dan arsen.
5. Tobacco-specific nitrosamines(TSNAs) yang bersifat karsinogenik.
6. Karbonil seperti formaldehid, asetaldehid, aseton, propionaldehid dan
butiraldehid.yang bersifat toksik dan karsinogenik.
2

7. Senyawa organik yang mudah menguap dan bersifat karsinogenik


seperti benzena, stirena, etil benzena dan toluena.
8. Senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik yang bersifat karsinogenik
seperti benzopirena.

Dampak rokok elektrik terhadap kesehatan.


Penelitian di Cina terhadap 45000 pelajar berumur 12-18 tahun
yang menggunakan rokok elektrik menemukan berpengaruh pada saluran
nafas. Pengguna rokok elektrik dilaporkan mempunyai gejala- gejala
seperti iritasi mulut dan tenggorokan, batuk, vertigo, sakit kepala,
gangguan saluran cerna, dan mual. Tapi ada juga yang melaporkan efek
positif seperti melegakan pernafasan, mengurangi batuk, dan tiduk lebih
nyenyak. Reaksi yang tidak diinginkan pada penggunaan 13 minggu
dengan rokok elektrik lebih tinggi dari nikotin patch. Dermatitis kontak
sering terjadi karena kandungan nikel dalam rokok elektrik ini. Penelitian
pada manusia yang terpapar uap rokok elektrik ini menyebabkan obstruksi
paru-paru dan peningkatan cotinine. Absorbsi nikotin pada orang yang
terpapar uap rokok elektrik secara pasif hasilnya sama dengan asap rokok
biasa. Rokok sigaret yang diduga menjadi pencetus kanker kandung kemih
juga dikhawatirkan bahan pencetus tersebut terdapat dalam rokok elektrik.
Analisis urin pengguna rokok elektrik mengungkapkan adanya dua
senyawa karsinogenik, o-toluidin dan 2- naftilamin, dengan rata-rata 2,3
dan 1,3 kali lipat lebih tinggi dari rokok konvensional. Bahan-bahan
tambahan seperti mentol dan sinamon dapat bersifat sitotoksik.Nikotin
dapat menyebabkan stres oksidatif. Ekspresi gen yang terpapar nikotin
dalam rokok konvensional sama dengan rokok elektrik. Uji viabilitas sel
memperlihatkan penurunan kecepatan proliferasi sel yang diinkubasi
dengan nikotin atau berbagai bahan aroma dari rokok elektrik mengalami
penurunan dibandingkan dengan kontrol. Paparan nikotin pada rokok
konvensional dan rokok elektrik terhadap saluran nafas menghambat
reflek batuk. Pengaruh rokok elektrik pada sistim kardiovaskular adalah
peningkatan denyut nadi dan tekanan darah diastol.
3

Kebiasaan merokok di Indonesia merupakan suatu pemandangan


yang sudah tidak asing lagi. Merokok merupakan salah satu kekwatiran
terbesar yang di hadapi dunia kesehatansaat ini karena menyebabkan
hamper 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5 juta orang
meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu orang
meninggal karenan terpapar asap rokok. Walaupun dampak yang di
timbulkan dapat menyebabkan kematian, namun merokok tetap membuat
seseorang ketagihan.
Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan pengguana tembakau
terbesar ketiga di dunia, serta menempati peringkat pertama di asia
tenggara. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 62.800.000 jiwa saat ini
lebih dari sepertiga (36,3%) masyarakan Indonesia merupakan perokok
aktif. Pravelensi perokok laki-laki di Indonesia berjumlah 56.8600.457
orang, sedangkan pravelensi perokok perempuan sudah meningkat 400%
dalam 20 tahun terakhir yaitu sejumlah 1.890.135 orang. Hasil penelitian
menunjukan, setiap hari ada 616.881.205 batang di Indonesia atau
225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap tahunnnya.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan para peserta didik mampu
memahami tentang vape/rokok elektrik dan rokok konvensional.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan promosi kesehatan, diharapkan keluarga dapat :
a. Peserta didik dapat mengetahui pengertian rokok elektri dan rokok
konvensional.
b. Peserta didik dapat mengetahui dampak dari rokok konvensional
dan rokok elektrik.
C. Jenis Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan
D. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal :
4

Tempat :
Jam :
E. Metode Pengorganisasian
1. Leader : Teofila Denaviola Altura
2. Tugas :
a. Membuka acara
b. Memimpin kegiatan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Penyampaian materi
3. Co-leader : Yuni Ardianti
Tugas :
a. Mendampingi dan membantu leader menjalankan tugasnya
b. Mengambil alih tugas leader jika leader pasif
4. Fasilitator :
1. Klaudia Cencen
2. Benedikta Fitri
3. Risa Paskalia
4. Sisi
5. Monsius Meilianus Yopaniko
6. Gabriel Jeremi Oraplen
Tugas :
a. Mempertahankan keikutsertaan klien
b. Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk antusias dalam
penyuluhan
7. Obsever :
1. Desi Ulandari
2. Maria Era
3. Novi Trisa Ardita
Tugas :
a. Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non verbal,
kejadian penting dalam penyuluhan
5

b. Mengidentifikasi isu penting selama penyuluhan


c. Memberikan umpan balik selama proses kegiatan mulai dari
persiapan sampai selesai
F. Denah Penatalaksanaan

Keterangan
1. Leader : Hijau
2. Co-leader : Pink
3. Fasilitator : Kuning
4. Observer : Orange
5. Pasien : Biru

G. Pelaksanaan
1. Persiapan alat
a. Liflet
b. Panci ukuran sedang
6

c. Gelas minum
d. Sendok makan
2. Langkah-langkah Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Promotif Kegiatan Metode


Kegiatan Peserta
1 Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan  Menjawab salam Ceramah dan
salam  Mendengarkan Tanya jawab
2. Memperkenalkan  Memperhatikan
diri  Brainstorming
3. Menjelaskan tujuan mengenai
kegiatan yang akan Hipertensi
dilakukan
2 Kegiatan 30 1. Menjelaskan  Mendengarkan Ceramah dan
Menit pengertian Tanya jawab
Hipertensi
2. Menjelaskan  Memperhatikan.
penyebab
Hipertensi
3. Menjelaskan tanda  Menyimak
dan gejala
Hipertensi
4. Menjelaskan  mempraktikkan
mengenai
pengobatan
tradisional
hipertensi.
5. Menjelasakan dan
mempraktekkan
Penatalaksanaan
pengobatan
tradisional
7

hipertensi
(Rebusan/seduhan
air daun seledri)
3 Terminasi 15 1. Memberi  Mendengarkan. Ceramah dan
menit kesempatan pada Tanya jawab
pasien untuk  Memperhatikan.
bertanya.
2. Beri pujian  Menjawab salam
3. Menyimpulkan
hasil promosi
kesehatan
4. Mengucapkan
salam.

H. Antisipasi Masalah
1. Klien tidak aktif
a. Memberikan klien yang tidak aktif pertanyaan seputar hipertensi
dan pencegahan, pengobatan secara tradisional.
b. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
c. Selingi dengan candaan

2. Klien meninggalkan ruangan tanpa izin


a. Menanyakan kepada klien alasan ingin meninggalkan ruangan.
b. Berikan liflet pada klien yang meninggalkan ruangan.

I. Evaluasi
1. Semua anggota keluarga kooperatif dalam mengikuti kegiatan promosi
kesehatan, dan mempraktikkan tindakan merebus/menyeduh air seledri
untuk pengobatan hipertensi.
8

2. Terjalin kerjasama yang baik antara kelompok pemberi promosi


kesehatan (Leader, Co-leader, Observer dan Fasilitator).

TINJAUAN TEORITIS

Macam-Macam Jenis Vape (Rokok Elektrik) Plus Risiko Bahayanya


yang Perlu Anda Tahu





Bahaya vape alias rokok elektrik dianggap lebih ringan dibanding rokok tembakau
biasa. Apalagi, belakangan ini muncul tren rokok elektrik di Indonesia. Katanya,
penggunaan vape bertujuan untuk mengurangi penggunaan rokok tembakau, atau
bahkan untuk membuat perokok berhenti merokok. Beberapa orang mengatakan
bahwa penggunaan vape lebih aman daripada rokok tembakau.

Akibatnya, banyak orang yang beralih ke rokok elektrik karena percaya


dapat menghindarinya dari risiko penyakit jantung dan kanker yang berhubungan
dengan penggunaan rokok tembakau. Namun, apakah benar bahaya vape lebih
rendah dibandingkan dengan rokok tembakau? Simak ulasan lengkap tentang
bahaya vape dalam artikel ini.

Apa itu vape?

Vape atau rokok elektrik adalah salah satu jenis dari penghantar nikotin
elektronik. Rokok jenis ini dirancang untuk membantu pecandu rokok tembakau
mulai berhenti merokok. Dengan beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik,
secara perlahan mereka belajar untuk berhenti merokok.

Rokok jenis ini terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran, tetapi terdapat tiga
komponen utama dalam rokok elektrik, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung
yang berisi cairan (cartridge). Cairan dalam tabung ini mengandung nikotin,
propilen glikol atau gliserin, serta penambah rasa, seperti rasa buah-buahan dan
cokelat. Beberapa rokok elektrik memiliki baterai dan cartridge yang dapat diisi
ulang.
9

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada dalam tabung
dan kemudian menghasilkan uap seperti asap yang umumnya mengandung
berbagai zat kimia. Pengguna mengisap zat kimia ini langsung dari corongnya.

Apa yang terkandung dalam rokok elektrik (vape)?

Dalam cairan rokok elektrik mengandung propilen glikol atau gliserin, nikotin,
dan penambah rasa.

 Propilen glikol atau gliserin berfungsi untuk memproduksi uap air.


Penelitian menunjukkan bahwa menghirup propilen glikol dapat menyebabkan
iritasi saluran pernapasan pada beberapa individu.
 Nikotin ditemukan dalam konsentrasi yang berbeda-beda, antara 0-100
mg/ml dalam satu rokok elektrik.
 Penambah rasa, seperti rasa cokelat, vanila, buah-buahan, dan lainnya,
sehingga perokok elektrik dapat menikmati sensasi rasa tertentu dalam setiap
hisapannya.
 Komponen lainnya yaitu tobacco-specific nitrosamine (TSNA). TSNA
merupakan senyawa karsinogen yang ditemukan dalam tembakau dan rokok
tembakau. Nitrosamin dalam jumlah sedikit ditemukan dalam cairan rokok
elektrik. Semakin tinggi kadar nikotin, semakin tinggi juga kadar TSNA. Selain
TSNA, juga ditemukan kandungan senyawa logam, seperti kromium, nikel, dan
timah.

Jenis-jenis rokok vape

Rokok vape pada dasarnya memiliki banyak jenis. Anda dapat menemukan rokok
elektrik ini dengan berbagai bentuk dan ukuran. Berikut ini jenis-jenis rokok
elektrik yang harus Anda ketahui.

1. Jenis pen
10

Seperti namanya, rokok elektrik satu ini berbentuk seperti pulpen dan merupakan
vape terkecil dibanding dengan jenis vape lainnya. Cara kerja vape jenis ini pada
dasarnya sama dengan jenis lainnya, yaitu dengan memanaskan cairan vape agar
dapat menghasilkan uap. Ada dua jenis elemen pemanas yang bisa dipilih untuk
memanaskan cairan vape jenis pen, yaitu:

 Atomizer. Ini adalah elemen pemanas untuk memanaskan cairan vape


yang mengandung nikotin. Atomizer biasanya harus diganti jika panas yang
dihasilkan sudah berkurang kualitasnya. Pasalnya, hal tersebut membuat rasa vape
jadi tidak enak lagi. Dekat dengan atomizer, terdapat tank sebagai tempat bahan
yang akan dipanaskan.
 Cartomizer. Ini adalah kombinasi dari cartridge dan atomizer. Pada
pengaturan ini, komponen yang dipanaskan bersentuhan langsung dengan elemen
pemanas.

Untuk memanaskan elemen pemanas tersebut, vaporizer pen membutuhkan


baterai sebagai energi. Baterai ini bisa diisi ulang dan biasanya mempunyai
tegangan sebesar 3,7 V, tapi ada juga baterai yang bisa diatur tegangannya.

Baterai ini bisa mempunyai kekuatan sampai 1300 mAh. Hati-hati dengan baterai
vape karena bisa meledak dan membahayakan Anda. Hindari alat ini dari
jangkauan anak-anak.
11

2. Jenis portable

Vaporizer jenis ini bentuknya lebih besar dibanding dengan vaporizer jenis pen.
Meski begitu, vaporizer portable masih bisa dimasukkan ke kantung Anda. Tidak
jauh berbeda dengan vaporizer pen, vaporizer jenis ini juga mempunyai
komponen elemen pemanas dan baterai.

Namun pada vaporizer portable, cairan vape tidak kontak langsung dengan elemen
pemanas, sehingga menghasilkan rasa yang lebih baik dan asap yang lebih sedikit.
Sementara daya tahan baterai vaporizer portable biasanya kuat bertahan 2-3 jam
atau bahkan lebih.

3. Jenis desktop
12

Sumber foto: http://www.leafscience.com/wp-content/uploads/2015/05/extreme-


q.jpg

Di antara jenis vaporizer yang sudah disebutkan di atas, vaporizer desktop adalah
yang terbesar. Ya, rokok elektrik satu ini memiliki bentuk yang besar dan tidak
dapat dibawa ke mana-mana. Anda hanya menggunakannya di rumah atau di satu
tempat. Selain itu, vaporizer desktop juga membutuhkan permukaan yang datar
untuk menempatkannya, serta memerlukan pasokan energi yang konstan agar
dapat berfungsi dengan baik.

Nah, karena mendapatkan pasokan energi yang stabil, hal ini membuat vaporizer
desktop menghasilkan panas yang lebih maksimal, rasa yang lebih tajam, dan uap
yang lebih banyak daripada jenis vaporizer lainnya.

Semakin tajam rasa vape dan semakin banyak uap yang dihasilkan mungkin
membuat pengguna vape merasa puas. Namun, hati-hati semakin banyak uap yang
dihasilkan, semakin tinggi juga risiko kesehatan yang bisa dialami.

Pada dasarnya, seberapa banyak uap yang bisa dihasilkan dari alat vape
tergantung dari daya baterai, seberapa banyak elemen pemanas atau kawat yang
ada di atomizer (biasanya 0,5 Ohm sudah cukup optimal untuk menghasilkan
panas), dan komposisi dalam cairan vape (semakin tinggi kadar vegetable
glycerin, semakin banyak uap yang bisa dihasilkan). Namun, panas tinggi yang
bisa dihasilkan dari alat vape bisa meningkatkan risiko vape untuk meledak.

Ingat, cairan vape pastinya mengandung nikotin. Selain itu, juga mengandung
bahan dasar dan perasa. Bahan dasar ini terdiri dari propylene
glycol dan vegetable glycerin yang kadarnya bervariasi.

Propylene glycol lebih cair dan berair, sedangkan vegetable glycerin lebih kental


dan mempunyai rasa lebih manis. Namun, kedua bahan dasar tersebut dapat
menyebabkan Anda mengalami reaksi alergi.

Apakah bahaya vape sama dengan rokok tembakau?


13

Bahaya terbesar dari rokok tembakau adalah asap, dan rokok elektrik tidak
membakar tembakau sehingga tidak menghasilkan asap melainkan uap air.
Penelitian menunjukkan bahwa kadar bahan kimia berbahaya yang ada dalam
rokok elektrik adalah sebagian kecil dari kandungan yang ada dalam rokok
tembakau. Tetapi kandungan bahan berbahaya ini dapat bervariasi.

Penelitian menemukan bahwa sel-sel endotel di arteri jantung menunjukkan


respon stres yang jelas ketika terpapar asap rokok tembakau, tetapi tidak untuk
rokok elektronik. Hal ini menunjukkan bahaya dari rokok elektrik lebih sedikit
dibandingkan dengan rokok tembakau. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih
lanjut. Para ahli masih memperdebatkan apakah rokok elektrik lebih baik atau
lebih buruk dari rokok tembakau.

Rokok elektrik juga mengandung nikotin yang merupakan salah satu zat adiktif


yang juga terdapat dalam rokok tembakau. Ketika Anda berhenti
menggunakannya, Anda akan merasa ingin selalu memakainya lagi, dan dapat
menimbulkan perasaan mudah marah, depresi, gelisah, dan cemas. Hal ini
berbahaya bagi orang yang menderita penyakit jantung.

Tetap saja, menggunakan rokok elektrik tidak membuat tubuh Anda aman dari
bahaya kesehatan yang ditimbulkannya. Menggunakan rokok elektrik maupun
rokok tembakau, keduanya menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan Anda,
entah dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada dasarnya, satu-satunya cara untuk menjaga kesehatan Anda adalah


dengan berhenti merokok, jenis rokok apapun itu. Merokok satu kali saja dalam
sehari bahkan dapat membahayakan kesehatan Anda. Mungkin sekarang para
pengguna rokok elektrik belum mengalami gangguan kesehatan, tetapi untuk
dampak jangka panjangnya mungkin ada. Dampak kesehatan dari rokok baru
muncul dalam waktu beberapa tahun ke depan.
14

Seberapa bahaya vape untuk tubuh kita?

Di lain sisi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik jauh dari kata
tidak berbahaya. Berdasarkan data yang diperoleh Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) Amerika Serikat, beberapa penelitian menunjukkan bahwa:

 Nikotin dalam rokok elektrik diserap oleh tubuh penggunanya dan orang-
orang di sekitarnya.
 Nikotin sangat berbahaya bagi pengguna rokok elektrik yang masih muda
karena berdampak negatif bagi perkembangan otak.
 Nikotin sangat membahayakan kesehatan wanita hamil dan janin yang ada
dalam kandungannya. Menggunakan rokok elektrik atau bahkan hanya berada di
sekitar orang yang menggunakan rokok elektrik dapat membuat wanita hamil
terpapar nikotin dan zat kimia beracun lainnya yang ada dalam rokok elektrik.
 Uap yang dihasilkan dari rokok elektronik bukan merupakan uap air. Ini
mengandung nikotin dan dapat mengandung zat kimia lainnya yang dapat
mengganggu kesehatan dan mencemari udara.
 Uap yang dihasilkan rokok elektrik dan cairan yang ada dalam rokok
elektrik berbahaya. Anak-anak dan orang dewasa dapat keracunan karena
menelan, menghirup, atau menyerap cairan tersebut melalui kulit atau mata.
 Bahan kimia tambahan yang berbahaya atau mungkin berbahaya telah
ditemukan pada beberapa rokok elektrik. Bahan kimia ini, seperti yang
mengandung logam, senyawa organik yang mudah menguap, dan nitrosamin.
Kadar ini cenderung lebih rendah daripada rokok tembakau, tetapi tidak ada cara
untuk mengetahui seberapa besar kandungan berbahaya dari rokok elektrik karena
belum diatur.
15

Penelitian lainnya juga menunjukkan bahaya vape. Dilansir


dari sciencenews, penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia dalam rokok
elektrik dapat merusak jaringan paru-paru dan mengurangi kemampuan sel paru-
paru untuk menjaga paru-paru dari kuman dan zat berbahaya lainnya. Hal ini
karena kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan sel paru-paru menjadi
mudah ditembus oleh zat dari luar tubuh.

Tidak hanya itu, bahaya vape dapat mendorong budaya merokok pada anak-anak,
seperti yang diterangkan oleh Jessica, pemimpin studi dari University of Southern
California, Amerika Serikat.

Bahkan, karena bahaya vape tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak-anak,
ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik.

Jadi, apakah Anda masih ingin tetap merokok setelah mengetahui bahaya vape?
Sayangilah tubuh Anda dan orang-orang sekitar Anda.

Waspada! rokok elektrik rawan meledak

Selain memiliki bahaya untuk kesehatan, rokok elektrik juga nyatanya dapat
meledak. Ya, segala sesuatu yang elektrik pasti memerlukan listrik untuk
mengoperasikannya. Begitu juga dengan vape, aliran listrik yang didapat dari
baterai juga berisiko meledak atau terbakar. Bahkan, beberapa ledakan yang
ditimbulkan dari vape terbilang cukup parah.

Dikutip dari NBC News, dr. Anne Wagner dari University of Colorado Hospital
(UCH) Burn Center, mengungkapkan bahwa timnya telah telah menangani kasus
luka bakar akibat ledakan rokok elektrik. Ledakan tersebut cukup fatal, beberapa
orang bahkan membutuhkan transplantasi kulit.

Baterai dari rokok elektrik ini dapat meledak kapan saja dan di mana saja. Dalam
banyak kasus, rokok elektrik meledak ketika disimpan di kantong celana para
penggunanya. Beberapa pengguna memang tidak menyadari hal tersebut. Tidak
hanya itu, vape juga bisa meledak ketika Anda sedang asyik vaping.

Lantas, mengapa vape bisa meledak?

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan baterai rokok elektrik Anda meledak.
Beberapa di antaranya karena pemakaian yang terlalu sering atau membiarkan
baterai terus tersambung ke listrik, padahal sudah terisi penuh. Bisa juga karena
salah menggunakan charger.

Penggunaan yang tidak apik akan mengarah pada panas berlebihan vape Anda.
Ada beberapa produsen yang memang menawarkan proteksi terhadap panas yang
berlebihan. Namun, tidak menutup kemungkinan ledakan masih akan
16

terjadi. Selain itu, kegagalan dalam produksi vape juga bisa jadi penyebab rokok
elektrik yang Anda gunakan meledak.

Baterai vape sendiri berjenis lithium-ion, jenis ini termasuk baik untuk portable
devices, atau yang mudah untuk dibawa-bawa. Jenis baterai ini juga sering
digunakan pada ponsel. Sebenarnya, baterai jenis ini cukup aman digunakan dan
jarang ditemukan terbakar atau meledak.

Namun, pada vape, lithium-ion memiliki struktur yang berbeda, yaitu berbentuk
silinder. Ketika penyegel baterai pecah, tekanan pada vape silinder meningkat.
Karena kegagalan baterai dan kontainer, maka ledakan pun bisa terjadi.

Venkat Viswanathan, asisten dosen teknik mesin di Carnegie Mellon University


yang dikutip NBC News, menjelaskan bahwa elektrolit di dalam baterai setara
dengan bensin. Jadi ketika terjadi arus singkat, ada lonjakan panas yang
menyebabkan elektrolit mudah terbakar.

Oleh sebab itu, pemakaian yang tepat perlu Anda lakukan. Misalnya seperti
menjauhkan rokok elektronik Anda dari benda metal dan menjauhkannya dari
panas matahari.

Anda perlu berhati-hati, temperatur 10 hingga 46 derajat Celcius sudah termasuk


ke dalam temperatur yang ekstrem. Perlu Anda ketahui, ledakan bisa terjadi tanpa
peringatan atau tanda-tanda.

Anda mungkin juga menyukai