Anda di halaman 1dari 2

Nasib bangsa dengan Pendidikan yang rendah

Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh generasi mudanya. Yang tentunya generasi
muda ini merupakan pewaris negara. Dan tentunya juga generasi muda harus memiliki latar
belakang Pendidikan yang baik. Baik Pendidikan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi,
teknologi, dan lain lain. Pendidikan ini dapat dilakukan dimana saja. Dari mulai lingkungan
keluarga,masyarakat hingga sekolah. Melalui keluarga dan masyarakat bisa didapatkan
Pendidikan berupa Pendidikan karakter,moral,sopan dan santun,rohani,dan Pendidikan
lainnya. Di sekolah lah tempat dimana para generasi muda belajar tentang berbagai ilmu
pengetahuan seperti sains, matematika, kewarganegaraan, dan berbagai macam ilmu
pengetahuan lainnya yang akan dapat menuntun generasi muda ke gerbang masa depannya.
Perlu kita ketahui bahwa menerima Pendidikan merupakan hak bagi semua orang,terutama
generasi muda tanpa terkecuali. Pendidikan juga merupakan modal awal bagi seseorang
dalam menjalankan langkah menuju masa depannya. Dengan tujuan untuk membangun
sebuah peribadi yang dapat memimpin masa depan kelak. Tapi sayangnya,hal itu tidak terjadi
di negara ini.Menurut data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016/2017
ada sekitar 39.213 orang anak yang putus sekolah tingkat SD,38.702 orang anak yang putus
sekolah tingkat SMP,36.419 orang anak putus sekolah tingkat SMA,dan ada 72.744 orang
anak putus sekolah tingkat SMK.Dan sekitar 4,1 juta anak berusia 6-21 tahun tidak sekolah.
Tingginya jumlah anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh banyak faktor.Seperti
kesadaran masyarakat akan Pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.Pemerintah
sudah mengeluarkan bahwa masyarakat wajib belajar minimal 9 tahun.Namun bagi Indonesia
sendiri,angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau
di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh fasilitas Pendidikan.Dari HDI (Human
Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata Pendidikan bangsa Indonesia masih pada
angka 5.8 tahun.Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat Pendidikan di Indonesia.
Penyebab lainnya dapat berupa faktor ekonomi dan kurangnya antusiasme masyarakat dalam
mendapatkan Pendidikan.Selain itu adapun penyebab social ekenomi yang kurang akan
membatasi kesempatan belajar sehingga menimbulkan kesulitan pada anak. Dilihat dari
survei Political and Econimic Risk Consultant (PERC) bahwa kualitas Pendidikan di
Indonesia menempati urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.Posisi Indonesia bahkan ada di
bawah Negara Vietnam yang notabene lebih kecil dari Indonesia.Dampak yang dirasakan
oleh Negara ini dari ketinggalannya dalam mutu Pendidikan sangatlah terasa baik formal
maupun nonformal.Salah satunya dengan meningkatnya kemiskinan, kriminalitas,dan
masalah social lainnya.Rendahnya Pendidikan di Negara kita membuat sebagian orang
menjadi kesusahan di dalam kehidupannya.Akibatnya lebih ironis lagi,data yang dilaporkan
oleh The World Economic Forum Swedia (2000),mengungkapkan bahwa Indonesia memilki
daya saing yang terbilang rendah,yaitu dengan menempati urutan ke-37 dari 57 negara-negara
yang telah disurvei. Bahkan Indonesia hanya berpredikat sebagai follower dalam hal
pengembangan teknologi bukan sebagai pemimpin dari 53 negara yang ada di dunia.
Dengan banyaknya permasalahan yang ada di Indonesia,perlu diketahui bahwa
Pendidikan itu merupakan modal utama untuk mengatasi itu semua. Perlulah adanya
kesadaran masyarakat untuk mengetahui seberapa pentingnya Pendidikan itu dalam
kehidupan. Pendidikan juga merupakan suatu sarana untuk dapat memajukan suatu bangsa.
Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 salah satu tujuan Indonesia adalah
untuk “ memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa” maka harus kita
sadari bahwa perlulah adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia agar sumber daya manusia
lebih beradab,bermoral,dan juga tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara
negara lain.

Anda mungkin juga menyukai