Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PEREDARAN DARAH

Nama : Ni Nyoman Puspa Gayatri


NIM : 2008531029
Kelompok :2
Asdos : Tiffany Angelita Putri Mileva
Tanggal : 9 September 2022

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2022
I. Judul
Peredaran Darah Kecebong
II. Tujuan
Memahami sistem peredaran darah pada kecebong sehingga dapat
dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler berdasarkan kecepatan
aliran darahnya.
III. Dasar Teori
Sistem peredaran darah merupakan sistem yang memiliki hubungan
dengan pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan perpindahannya dari satu
tempat ke tempat lain (Merta dkk., 2016). Sistem peredaran darah merupakan
salah satu sistem yang vital dalam keberlangsungan hidup suatu organisme. Darah
yang diedarkan dari jantung menuju ke seluruh tubuh sebagian tersusun atas
plasma darah sebesar 55-60% yang terdiri dari cairan berisi elektrolit, protein, dan
molekul-molekul lainnya. Selain itu, 40-45% dari volume darah yang ada
mengandung eritrosit, leukosit, serta keping darah yang memiliki fungsinya
masing-masing (Aaronson et al., 2020). Sistem ini berperan dalam fungsi
pengangkutan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan seperti oksigen, nutrisi,
dan zat-zat lainnya supaya dapat dialirkan ke seluruh jaringan tubuh (Rousdy dan
Linda, 2018; Singhal, 2013). Selain itu sistem peredaran darah juga berperan
dalam transportasi CO2 dan bahan-bahan hasil akhir metabolisme, seperti urea,
untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. Distribusi air, elektrolit, dan hormon ke
seluruh tubuh, serta menjaga sistem imun dan termoregulasi juga merupakan
fungsi dari sistem ini (Thomas and Sumam, 2016; Sugianto dan Zundi, 2017).
Mesipun demikian, terdapat perbedaan di antara sistem peredaran darah manusia
dan kecebong.
Kecebong merupakan tahap pra-dewasa dalam daur hidup katak.
Kecebong hidup di air dan berespirasi menggunakan insang. Kecebong memiliki
sistem peredaran tunggal tertutup, berbeda dengan manusia yang memiliki
peredaran darah tunggal tertutup. Artinya sistem peredaran darah kecebong
mengalir melalui pembuluh darah dan melewati jantung sebanyak satu kali dalam
setiap peredarannya. Darah masuk dan keluar pada setiap ruang jantung dan
dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (Aaronson et al., 2020).
Pembuluh darah merupakan struktur berbentuk seperti tabung kecil yang akan
mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aliran darah kecebong antara lain bermulai
dari jantung, kemudian menuju ke pembuluh darah arteri, menuju ke pembuluh
darah kapiler insang untuk pertukaran gas, menuju ke pembuluh darah kapiler
sistemik di seluruh tubuh, kembali melalui pembuluh darah vena, dan terakhir
masuk kembali ke jantung. Pembuluh darah terbagi kedalam beberapa jenis,
dibedakan berdasarkan fungsi yang dimilikinya dan karakteristik-karakteristik
yang membedakannya. Terdapat pembuluh darah arteri, kapiler, dan vena di
dalam tubuh.
Arteri memiliki peran dalam membawa darah dari jantung menuju ke
seluruh tubuh. Pembuluh darah ini memiliki ciri-ciri tekanan aliran darah yang
kuat, dinding yang tebal dan elastis, dan tekanan yang kuat (Corada, M., Morini,
M. F., and Dejana, E., 2014). Dinding pembuluh yang tebal dan memiliki lapisan
otot ini mampu membuat darah bergerak menyebar ke seluruh tubuh. Arteri
terbesar di dalam tubuh disebut juga sebagai aorta, sementara cabang arteri yang
lebih kecil disebut arteriol. Kemudian, aliran darah akan dilanjutkan mengalir
menuju ke kapiler. Pada kecebong, tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida terdapat pada pembuluh darah kapiler yang berada di insang.
Selain itu terdapat pula kapiler sistemik yang terdapat di seluruh tubuh kecebong.
Pembuluh darah kapiler memiliki struktur yang sangat sederhana, yaitu
tersusun dari selapis sel endotel. Struktur ini membuat sel darah merah di dalam
kapiler perlu mengalir memasuki kapiler dalam ritme satu persatu. Aliran darah
kapiler memiliki kecepatan yang lambat apabila dibandingkan dengan aorta
(Sherwood, 2012). Maka dari itu, pada pembuluh darah kapiler darah yang
mengalir dapat memiliki kesempatan dalam pertukaran oksigen, nutrisi, dan sisa
metabolisme di dalam jaringan tubuh (Silverthorn 2013). Terakhir, pembuluh
darah vena memiliki fungsi sebagai pembawa darah dari jaringan seluruh tubuh
untuk kembali menuju jantung. Pembuluh darah ini memiliki banyak klep di
sepanjang pembuluh darah yang berfungsi untuk mencegah darah kembali
mengalir ke jarinan (Isnaeni, 2019). Tekanan aliran darah pada pembuluh darah
vena lebih lambat dibandingkan dengan arteri karena fungsinya yang perlu
mengalirkan darah untuk kembali ke jantung.
IV. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum peredaran darah kecebong adalah
gelas arloji, sendok/pinset, dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum peredaran darah kecebong adalah
kecebong.
V. Cara Kerja
Seekor kecebong dipindahkan ke dalam gelas arloji yang berisi sedikit air
menggunakan sendok/pinset. Kemudian, pembuluh-pembuluh darah pada ekor
kecebong diamati menggunakan mikroskop. Arah aliran darah pada pembuluh-
pembuluh tersebut diamati. Rangkaian pembuluh darah digambarkan dan
dibedakan berdasarkan arah aliran, diameter, dan dinding pembuluh darah pada
arteri, vena, arteriol, venule, dan kapiler. Kecepatan aliran darah diperhatikan dan
dicatat yang memiliki hasil konstan dan tidak konstan.
VI. Hasil Pengamatan

No. Gambar Keterangan

1. 1. Aorta
2. Vena
3. Venula
4. Arteriol
5. Kapiler

Perbesaran 10x10
Gambar 1. Hasil pengamatan
menggunakan mikroskop
2. 1. Aorta
2. Vena
3. Venula
4. Arteriol
5. Kapiler

Gambar 2. Hasil menggambar tangan

VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum
“Peredaran Darah Kecebong”, terdapat beberapa hal yang dapat diamati dalam
sistem peredaran tersebut, antara lain arah aliran darah, kecepatan aliran darah,
lokasi pembuluh darah, serta struktur-struktur pembeda lainnya di antara
pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Sesuai dengan penjelasan oleh Corada et
al. (2014), pembuluh darah arteri pada sistem peredaran darah kecebong memiliki
dinding pembuluh yang tebal serta aliran darah yang cepat dan tidak konstan. Hal
ini dikarenakan jantung perlu menginduksi tekanan yang cukup agar aliran darah
dari jantung dapat tersebar ke seluruh tubuh kecebong. Dengan demikian,
pembuluh darah arteri ini memiliki ritme aliran darah yang menyesuaikan dengan
denyut jantung pada kecebong atau tidak konstan. Selain itu, arah aliran darah
pada pembuluh arteri adalah keluar dari jantung menuju seluruh tubuh yang akan
tersebar melalui pembuluh darah kapiler. Hal ini disebabkan pembuluh darah
arteri bertugas untuk membawa darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi dari
jantung pada sumbu tubuh menuju seluruh jaringan pada tubuh kecebong. Setelah
melalui aorta dan arteriol, aliran darah akan dilanjutkan menuju pembuluh darah
kapiler.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang menghubungkan pembuluh
arteri dan vena. Pembuluh darah ini memiliki karakteristik dinding yang paling
tipis, yaitu tersusun atas satu lapis sel endotel. Dinding tipis ini memungkinkan
oksigen, nutrisi, dan limbah untuk lewat menuju dan meninggalkan sel-sel
jaringan demi keseimbangan tubuh kecebong. Pembuluh darah kapiler memiliki
lokasi tersebar di seluruh tubuh serta terhubung pada arteriol dan venula. Akibat
ukurannya yang kecil, alirah darah pada pembuluh kapiler sangat lambat, dan
terlihat mengalir satu persatu. Hal ini memungkinkan terjadinya proses-proses
pertukaran antara nutrisi, oksigen, maupun zat-zat sisa. Aliran darah tersebut
kemudian akan melewati pembuluh darah vena untuk membawa darah
terdeoksigenasi menuju jantung.
Pembuluh darah vena tidak memiliki lapisan otot seperti arteri, namun mereka
bergantung pada katup-katup di sepanjang pembuluh untuk menjaga darah tetap
bergerak searah (Corada et al., 2014). Pada awalnya, vena berupa pembuluh kecil
yang disebut venula, kemudian berkembang menjadi vena ukuran penuh saat
mendekati jantung. Pembuluh darah vena pada sistem peredaran darah kecebong
memiliki dinding pembuluh yang tidak setebal arteri, namun memiliki saluran
yang volumenya lebih besar dibandingkan dengan arteri. Aliran darah yang
dimiliki pada pembuluh darah ini cepat dan konstan. Hal ini dikarenakan vena
secara konstan menerima darah yang berisi karbondioksida dari kapiler di seluruh
tubuh dan perlu mengembalikannya ke jantung. Selain itu, arah aliran darah pada
pembuluh arteri adalah masuk menuju jantung dari seluruh tubuh yang
sebelumnya tersebar di pembuluh darah kapiler. Hal ini disebabkan pembuluh
darah vena bertugas untuk membawa darah yang mengandung karbondioksida
kembali ke jantung pada sumbu tubuh kecebong. Setelah kembali masuk menuju
jantung, darah akan kembali dialirkan menuju arteri, kapiler, dan vena, dalam
satu siklus yang disebut peredaran darah tunggal.
VIII. Kesimpulan
Sistem peredaran darah kecebong memiliki aliran darah yang tunggal dan
tertutup. Artinya, dalam satu siklus peredaran darah, terdapat sebanyak satu kali
aliran kembali menuju jantung. Pembuluh darah pada kecebong memiliki
karakteristiknya masing-masing. Pembuluh darah arteri memiliki dinding yang
tebal dan kecepatan aliran darah yang tidak konstan, pembuluh darah kapiler
memiliki dinding pembuluh yang sangat tipis dan memiliki kecepatan aliran darah
yang lambat atau satu persatu, sementara pembuluh darah vena memiliki dinding
yang lebih tipis dari arteri dan kesepatan aliran darah yang konstan menuju
kembali ke jantung.
DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P. I., J. P. T. Ward , and M. J.Connolly. 2020. The Cardiovascular


System at a Glance Fifth Edition. Wiley Blackwell. England.
Corada, M., Morini, M. F., and Dejana, E. 2014. Signaling Pathways in the
Specification of Arteries and Veins. Arteriosclerosis, Thrombosis, and
Vascular Biology. 34(11): 2372-2377.
Isnaeni, W. 2019. Fisiologi Hewan: Edisi Revisi. PT. Kanisius. Yogyakarta.
Merta, I W., A. R. Syachruddin, I. Bachtiar, dan Kusmiyati. 2016. Perbandingan
antara Frekwensi Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi
Denyut Jantung Mencit (Mus musculus) Berdasarkan Ruang Jantung.
Biota. 1(3): 126-131.
Rousdy, D.W. dan R. Linda.. 2018. Hematologi Perbandingan Hewan Vertebrata:
Lele (Clarias batracus), Katak (Rana sp.), Kadal (Eutropis multifasciata),
Merpati (Columba livia), dan Mencit (Mus musculus). Jurnal Bioma. 7(1):
1-13.
Sherwood, L. 2012. Human Physiology: From Cells to Systems 7th edition.
Thomson Learning. California.
Silverthorn, D. U. 2013. Human Physiology an Integrated Approach 6th edition.
Pearson. United States.
Singhal, M., M. Patel, D. Kapoor, & D. Mittal. 2013. A Research Analysis on
Blood Component Usage and Wastage in Blood Bank and Blood
Component Center. Journals of Physiology and Pathophysiology. 4(2): 23-
28.
Sugianto, C. A., dan T. M. Zundi. 2017. Rancang Bangun Aplikasi Donor Darah
Berbasis Mobile di PMI Kabupaten Bandung. Kopertip. 1(1) : 11-18.
Thomas, B. and K. S. Sumam. 2016. Bood Flow in Human Arterial System-A
Review. Procedia Technology. 24(1): 339-346.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan bahan
Keterangan:
1. Gelas arloji
2. Sendok
3. Kecebong

Gambar 1. Alat dan bahan

Gambar 2. Mikroskop

Gambar 3. Sumbu Tubuh Kecebong


Perbesaran 10x10
Lampiran 2. Scan Hasil laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai